Obyek Pajak Istilah dan ketentuan umum dalam penghitungan PPh 21

BAB IV PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

1. Obyek Pajak

Penghasilan atau imbalan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan, jasa, jabatan, dan kegiatan. Contoh: gaji, upah, uang lelah, honor, tunjangan kesehatan, tunjangan transport, THR, bonus, komisi, penggantian obattransport, premi asuransi yang dibayar oleh perusahaan, dll. dengan nama dan dalam bentuk apapun. Perhatian Termasuk dalam obyek PPh Pasal 21 adalah naturakenikmatan yang diterima karyawan perusahaan yang pengenaan pajak atas penghasilan usaha pokoknya bersifat FINAL seperti Kontraktor, Real Estat, Persewaan.

2. Cara Hitung

Cara menghitung PPh Pasal 21 tergantung dari status pegawai dan jenis penghasilan yang diterimanya. Secara garis singkat penghitungan PPh Pasal 21 dibagi menjadi 2 cara, yaitu: a. Pegawai Tetap Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh full time dalam pekerjaan tersebut.  Tarif PPh Pasal 17 x Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Bruto – Biaya Jabatan – iuran pensiun yang dibayar pegawai – PTKP

b. Pegawai Tidak Tetap

Pegawai tidak tetaptenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja. 1 YANG MENERIMA UPAH SECARA HARIAN  5 x upah harian – Rp 150.000 → pegawai harian atau pegawai lainnya yang tidak dibayar bulanan  5 x upah harian – PTKP sehari → pegawai harian atau pegawai lainnya yang tidak dibayar bulanan apabila penghasilan sebulan melebihi Rp 1.320.000,-. 2 YANG MENERIMA UPAH SECARA BULANAN  Tarif PPh Pasal 17 x Penghasilan Bruto – PTKP → pegawai tak tetaplepas, pemagang atau calon pegawai

c. Bukan Pegawai

Penerima Penghasilan Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 danatau PPh Pasal 26 sebagai imbalan atas pekerjaan, jasa atau kegiatan tertentu yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan.  Tarif Pasal 17 x [50 x Penghasilan Bruto – PTKP] → Sesuai Per-572009: - BUKAN PEGAWAI yang menerima penghasilan berkesinambungan dan memiliki NPWP serta tidak memiliki penghasilan dari pemberi kerja lainnya 14  Tarif Pasal 17 x 50 x Penghasilan Bruto → Sesuai Per-572009: - penghasilan yang diterima BUKAN PEGAWAI yang perolehannya tidak berkesinambungan - penghasilan diterima BUKAN PEGAWAI secara berkesinambungan tetapi tidak memiliki NPWP atau memiliki penghasilan dari pemberi kerja lainnya  Tarif Pasal 17 x Penghasilan Bruto → Sesuai Per-572009: - Honor dan imbalan yang diterima KomisarisPengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama - Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus yang diterima mantan pegawai - Penghasilan yang diterima peserta kegiatan - Penarikan dana pensiun peserta program pensiun yang disahkan Menkeu oleh pegawai yang masih aktif

3. Istilah dan ketentuan umum dalam penghitungan PPh 21

a. biaya jabatan: biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sebesar 5 dari penghasilan bruto dengan jumlah maksimal yang diperkenankan sebesar Rp 6.000.000 setahun atau Rp 500.000 sebulan. b. Iuran pensiun yang dibayar pegawai: iuran yang terkait dengan gaji yang dibayarkan kepada lembaga dana pensiun atau badan penyelenggara Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu, yang nyata-nyata dibayar oleh karyawan sendiri. c. PTKPpenghasilan tidak kena pajak : besaran tertentu dari jumlah penghasilan yang tidak terkena pajak, yaitu: Keterangan Setahun org Sebulan org a. untuk diri pegawai Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 b. tambahan untuk pegawai yang kawin Rp 1.320.000,00 Rp 110.000,00 c. tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 tiga orang Rp 1.320.000,00 Rp 110.000,00 Catatan: 1 Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri, dan dalam hal tidak kawin pengurangan PTKP selain untuk dirinya sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya sebagaimana dimaksud dalam Ayat 3 huruf c. 2 Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sejumlah Rp 15.840.000,00 setahun atau Rp 1.320.000,00 sebulan dan ditambah PTKP untuk keluarganya sebagaimana dimaksud dalam huruf c. 3 Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwim. Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut dihitung berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan 15

4. Contoh kasus perhitungan PPh Pasal 21