PEMBAHASAN Perbedaan kualitas hidup anak penderita penyakit ginjal kronis berdasarkan stadium penyakit ginjal kronis

BAB 5. PEMBAHASAN

Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan umum yang serius dengan prevalensinya yang meningkat dibandingkan perkiraan sebelumnya. 2 Namun sebagian besar informasi mengenai PGK berasal dari data penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan terapi pengganti ginjal dialisis atau transplantasi. 6,28 Hanya sedikit data yang tersedia mengenai prevalensi PGK stadium awal karena biasanya bersifat asimtomatik. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data anak-anak yang menderita PGK dari stadium awal hingga stadium akhir. Dari data ini didapatkan bahwa prevalensi terbanyak adalah anak yang menderita PGK stadium 2 35.6, diikuti oleh stadium 1 26.7, stadium 3 17.8, stadium 4 13.3 dan stadium 5 6.7. Walaupun diperkirakan kejadian PGK pada anak adalah kurang dari 2 populasi dewasa, namun belum ada data prevalensi stadium awal PGK dan hubungannya menjadi penyakit ginjal stadium akhir pada anak. 6 1,6 Studi berdasarkan populasi besar seperti the Third National Health and Nutrition Examination Survey NHANES III yang dilakukan pada populasi dewasa melaporkan prevalensi PGK stadium awal stadium 1 sampai 4; 10.8 sekitar 50 kali lebih besar daripada prevalensi penyakit ginjal stadium akhir stadium 5; 0.2. 6 Studi ini menunjukkan bahwa kejadian PGK lebih besar pada anak laki-laki 60 daripada anak perempuan 40. Hal ini sesuai dengan data Universitas Sumatera Utara yang diperoleh dari beberapa negara yang menyatakan bahwa insidensi dan prevalensi PGK baik gagal ginjal kronis maupun penyakit ginjal stadium akhir secara umum lebih besar pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penyakit ginjal kronis menimbulkan masalah pada pasien tidak hanya biologis, tetapi juga sosial dan psikologis yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. 1,6 29 Ada beberapa instrumen yang telah dipergunakan dalam menilai kualitas hidup anak PGK, seperti PedsQL,KDQoL-SF, KINDL, dan TECAVNER. 21,29,30,31 Pada studi ini penilaian kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan kuesioner TECAVNER. Kuesioner ini terdiri dari 14 domain yang ditujukan khusus untuk anak-anak yang menderita PGK. 21 Semakin rendah nilai yang didapatkan menunjukkan kualitas hidup yang semakin buruk. Pada studi ini terlihat adanya perbedaan nilai yang signifikan dari masing-masing domain antar stadium PGK. Terlihat jelas perburukan kualitas hidup terjadi pada anak yang menderita PGK stadium 4 dan 5, terutama pada domain nyeri, kehadiran di sekolah, pembelajaran, kemandirian, hubungan sosial, dan dampak emosi akibat PGK. Meskipun domain hubungan sosial dan dampak emosi akibat PGK memiliki nilai yang sama 25 dan 0, akan tetapi memiliki perbedaan yang signifikan saat dilakukan pengujian secara statistik. Secara keseluruhan dijumpai adanya perbedaan nilai kualitas hidup yang signifikan pada anak-anak PGK dengan stadium yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menilai kualitas hidup anak-anak PGK. Penelitian-penelitian yang ada umumnya membandingkan kualitas hidup anak-anak PGK pra-dialisis, hemodialisis, peritoneal dialisis, transplantasi ginjal ataupun yang mendapat terapi konservatif, 24,31,32 namun belum ada yang menilai kualitas hidup anak PGK berdasarkan stadiumnya. Beberapa studi mendapatkan rendahnya nilai kualitas hidup anak PGK pada hampir seluruh domain, terutama pada anak PGK yang menjalani hemodialisis, namun studi di Turki mendapatkan hasil yang berbeda yang menyatakan bahwa keadaan fisik anak PGK lebih baik daripada kelompok kontrol. 21,28,29 Selain itu, anak yang mendapatkan transplantasi ginjal memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan anak yang menjalani dialisis untuk domain fisik, penilaian diri sendiri, penilaian teman, dan jumlah nilai keseluruhan. 31 Studi di Inggris mendapatkan bahwa perbedaan terapi yang dijalani anak-anak PGK tidak mempengaruhi nilai kualitas hidup mereka, 24 Sementara studi di Australia menyatakan bahwa tidak ada perbedaan nilai kualitas hidup yang signifikan pada anak-anak PGK stadium 3, 4, dan 5. Studi ini tidak membandingkan persepsi kualitas hidup anak dan orang tua atau pengasuh karena sebagian besar studi yang ada menunjukkan perbedaan persepsi antara anak dan orang tua atau pengasuh. Orang tua atau pengasuh terkadang memberikan persepsi yang lebih rendah terhadap anak mereka, meskipun ada juga yang memberikan persepsi lebih tinggi, 28 Universitas Sumatera Utara hal ini mungkin berhubungan dengan kedekatan dan keterlibatan orang tua atau pengasuh dengan anak. Beberapa penelitian membandingkan persepsi kualitas hidup berdasarkan pernyataan anak dan orang tua atau pengasuh. Beberapa mendapatkan adanya perbedaan penilaian antara anak dan orang tua atau pengasuh, 24,29,33 namun ada juga penelitian yang mendapatkan persepsi yang sama antara anak dan orang tua. 23 Penelitian ini masih dijumpai kelemahan yaitu besar sampel pada masing-masing stadium PGK tidak sama dan persepsi setiap sampel penelitian bersifat subjektif. Universitas Sumatera Utara

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN