1. Kriteria Inklusi : a. Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun
Ajaran 20132014 2. Kriteria Eksklusi :
a. Menderita penyakit metabolik kardiovaskuler b. Riwayat menderita batuk berulang, sesak nafas, atau mengi
4.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian, meliputi
pengukuran indeks massa tubuh dan arus puncak ekspirasi.
Pengumpulan data indeks massa tubuh dilakukan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Sedangkan,
pengumpulan data arus puncak ekspirasi dilakukan melalui wawancara langsung kepada sampel penelitian dengan berpedoman pada instrumen penelitian, instrumen
penelitian akan divalidasi terlebih dahulu. Data pengukuran indeks massa tubuh dan arus puncak ekspirasi yang akan didapat berupa data diskrit kontinu.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu :
Universitas Sumatera Utara
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
dengan mewancarai ulang responden. 2.
Coding Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer SPSS
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisis.
4.5.2. Analisis Data
Analisis data diawali dengan membuat suatu diagram tebar scatter plot guna melihat bagaimana pola hubungan antara kedua variabel numerik tersebut. Data
Indeks Massa Tubuh ditampilkan pada sumbu X axis, sementara data Arus Puncak Ekspirasi disajikan pada sumbu Y ordinat sedemikian sehingga setiap pengamatan
diwakili oleh satu titik. Setelah didapatkan gambaran pola hubungan kedua variabel, analisis
dilanjutkan dengan menguji kekuatan hubungan antara indeks massa tubuh dengan arus puncak ekspirasi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menilai kekuatan hubungan indeks massa tubuh dengan arus puncak ekspirasi digunakan uji korelasi Pearson dengan interval kepercayaan 95 dan batas
kemaknaan P0,05. Uji korelasi Pearson merupakan suatu uji untuk mengukur derajat keeratan suatu hubungan antar urutan jenjang suatu hasil pengamatan suatu variabel
dengan urutan jenjang hasil pengamatan pada variabel yang lain Ibnu, 2009. Koefisisen korelasi r berkisar 0-1 makin mendekati angka 1 maka makin dekat
derajat hubungan. Untuk mengetahui tinggi rendahnya r, dilakukan interpretasi sebagai berikut Wahyuni, 2007:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,0 – 0,199 Sangat rendah
0,2 – 0,399 Rendah
0,4 – 0,599 Sedang
0,6 – 0,799 Kuat
0,8 – 1,0 Sangat Kuat
Tabel 4.1 Interpretasi tingkat hubungan koefisien korelasi r Wahyuni, 2007
Dengan menggunakan bantuan program SPSS akan didapatkan besarnya p value untuk menentukan signifikansi hasil penelitian. Karena penelitian ini
menggunakan tingkat kemaknaan α sebesar 5, maka nilai p 0,05 dinilai bermakna atau dengan kata lain H
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Dari koefisien korelasi r yang didapat, dapat dianalisis lebih lanjut ketergantungan satu variabel dengan variabel lainnya melalui analisis regresi linier
sedemikian sehingga didapatkan suatu persamaan berbentuk: y = a + bx
dimana: y = Arus Puncak Ekspirasi
x = Indeks Massa Tubuh b = konstanta
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian