Gejala Klinis Diagnosis Gambaran Karakteristik Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia Di RSUP H. Adam Malik Dari Periode Januari Sehingga Desember 2012

2.4 Patofisiologi

Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan . Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia. Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein Y dan Z berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu. Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak disebut Kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada saraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih dari 20 mgdl. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah , hipoksia, dan hipoglikemia.

2.5 Gejala Klinis

Gejala Hiperbilirubinemia dikelompokan menjadi 2 fase yaitu akut dan kronik: Surasmi, 2003 1 Gejala akut a Lethargi lemas b Tidak ingin mengisap c Feses berwarna seperti dempul d Urin berwarna gelap 2 Gejala kronik a Tangisan yang melengking high pitch cry b Kejang c Perut membuncit dan pembesaran hati Universitas Sumatera Utara d Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental e Tampak matanya seperti berputar-putar

2.6 Diagnosis

1 Pendekatan menentukan kemungkinan penyebab Menetapkan penyebab ikterus tidak selamanya mudah dan membutuhkan pemeriksaan yang banyak dan mahal, sehingga dibutuhkan suatu pendekatan khusus untuk dapat memperkirakan penyebabnya. A. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama. Penyebab ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama menurut besarnya kemungkinan dapat disusun sebagai berikut : 1. Inkompatibilitas darah Rh, AB0 atau golongan lain. 2. Infeksi intrauterin oleh virus, toxoplasma, dan kadang-kadang bakteri. 3. Kadang-kadang oleh defisiensi G6PD. B. Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir 1. Biasanya ikterus fisiologis. 2. Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah ABO atau Rh atau golongan lain. Hal ini dapat diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg per 24 jam. 3. Defisiensi enzim G6PD juga mungkin. 4. Polisitemia 5. Hemolisis perdarahan tertutup perdarahan subaponeurosis, perdarahan hepar subkapsuler dan lain-lain. 6. Hipoksia 7. Sferositosis, elipsitosis, dan lain-lain. 8. Dehidrasi asidosis 9. Defisiensi enzim eritrosit lainnya. C. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama 1. Biasanya karena infeksi sepsis Universitas Sumatera Utara 2. Dehidrasi asidosis 3. Defisiensi enzim G6PD 4. Pengaruh obat 5. Sindrom Crigler-Najjar 6. Sindrom Gilbert D. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya 1. Biasanya karena obstruksi 2. Hipotiroidisme 3. “Breast milk jaundice” 4. Infeksi 5. Neonatal hepatitis Pemeriksaan yang perlu dilakukan : a. Pemeriksaan bilirubin direk dan indirek berkala b. Pemeriksaan darah tepi c. Pemeriksaan penyaring G6PD d. Pemeriksaan lainnya yang berkaitan dengan kemungkinan penyebab 2 Ikterus baru dapat dikatakan fisiologis sesudah observasi dan pemeriksaan selanjutnya tidak menunjukkan dasar patologis dan tidak mempunyai potensi berkembang menjadi kern icterus. WHO dalam panduannya menerangkan cara menentukan ikterus dari inspeksi, sebagai berikut: - Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup di siang hari dengan cahaya matahari karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang kurang. - Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna di bawah kulit dan jaringan subkutan. - Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak kuning. Universitas Sumatera Utara 3 Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan diagnosis ikterus neonatorum serta untuk menentukan perlunya intervensi lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pemeriksaan serum bilirubin adalah tindakan ini merupakan tindakan invasif yang dianggap dapat meningkatkan morbiditas neonatus. Umumnya yang diperiksa adalah bilirubin total. Beberapa senter menyarankan pemeriksaan bilirubin direk, bila kadar bilirubin total 20 mgdL atau usia bayi 2 minggu. Tabel 2.1 Hubungan Kadar Bilirubin mgdL dengan Daerah Ikterus Menurut Kramer Daerah ikterus Penjelasan Kadar bilirubin mgdL Prematur Aterm 1 2 3 4 5 Kepala dan leher Dada sampai pusat Pusat bagian bawah sampai lutut Lutut sampai pergelangan kaki dan bahu sampai pergelangan tangan Kaki dan tangan termasuk telapak kaki dan Telapak tangan 4 – 8 5 – 12 7 – 15 9 – 18 10 4 – 8 5 – 12 8 – 16 11 – 18 15 Sumber: Arif Mansjoer.Kapita Selekta Kedokteran jilid 2, Edisi III Media Aesculapius FK UI.2007:504

2.7 Penatalaksanaan