Permasalahan Pembangunan E VALUASI H ASIL PE LAKSANAAN RKPD TAH UN 2013 - 2014 DAN CAPAIAN KINE RJA

Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 II-19 1 Pemantapan Bela Negara, Fasilitasi Penyelenggaraan Pemeliharaan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat di Jawa Barat, sejak tahun 2008 menghasilkan kesadaran masyarakat dalam bela negara dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta terjalinnya kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Polda Jabar. 2 Secara bertahap dan sistematis telah dilakukan penguatan ketahanan bangsa dalam pencegahan konflik di Jawa Barat, bimbingan pembinaan pada ormas, LSM, dan generasi muda, pemantapan kondisi sosial politik di Jawa Barat, sehingga selama tahun 2008-2012 di Jawa Barat tidak terjadi konflik antar warga, konflik SARA seperti antar pemeluk agama Islam dan Ahmadiyah dapat diselesaikan dengan baik.

2.2.2. E valuasi RKPD Tahun 2013

Berdasarkan hasil evalusi dokumen RKPD Tahun 2013 dengan Dokumen APBD Murni 2013 dapat disimpulkan bahwa: 41,99 judul kegiatan tidak sesuai, 7,52 indikator kegiatan tidak sesuai, 8,9 lokasi kegiatan tidak sesuai.

2.3. Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pada Misi Pertama, Permasalahan pada bidang pendidikan adalah 1 masih tingginya angka rawan drop out DO siswa SD, SMP dan SMA, 2 kurangnya sarana dan prasarana pendukung dan penunjang pendidikan, 3 belum optimalnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Pada Bidang Kesehatan adalah: 1 Masih rendahnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat serta masih kurangnya pendekatan preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, 2 kurang meratanya penyebaran tenaga kesehatan di Jawa Barat yang penempatannya masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan, 3 Belum maksimalnya perencanaan sumber daya manusia bidang tenaga kesehatan, sarana dan prasarana baik secara kuantitatif maupun kualitatif, 4 terbatasnya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan kesehatan, menyebabkan analisis masalah kesehatan maupun analisis potensi sumber daya dan perencanaan pembangunan kesehatan kurang optimal. Pada Bidang Kepemudaan dan Olahraga adalah 1 Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda serta peningkatan prestasi olahraga. Pada Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah: 1 Masih rendahnya akses kesempatan usaha dan pendidikan untuk perempuan, 2 Belum optimalnya lembaga sosial masyarakat terhadap perlindungan perempuan dan anak. Pada Bidang Sosial, 1 Adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, 2 Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam penanganan masalah sosial. Pada bidang kebudayaan masih rendahnya ketahanan budaya masyarakat akibat imbas perubahan global dan belum banyaknya pengakuan HAKI terhadap budaya Jawa Barat. Potensi budaya dan keindahan alam di Jawa Barat belum digali dan dikembangkan secara optimal sebagai potensi wisata Jawa Barat. Permasalahan pada misi kedua, Permasalahan pada bidang ekonomi adalah masih rendahnya keterkaitan usaha industri kecil dengan industri besar, masih rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal dan kesempatan kerja di setiap kawasan industri, belum adanya kepastian hukum dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 II-20 kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal, dan masih rendahnya infrastruktur pendukung seperti infrastruktur darat jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan energi. Pada bidang ketenagakerjaan, permasalahan yang mendasar adalah masih tingginya angka pengangguran yang disebabkan antara lain tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga kerja dan tingkat pendidikan tenaga kerja. Permasalahan Pada Misi Ketiga, Pada bidang Pekerjaan Umum: 1 pembangunan infrastruktur strategis pada pembangunan nya belum berjalan optimalsesuai rencana seperti koridor Bandung — Cirebon, Cianjur — Sukabumi— Bogor, Jakarta — Cirebon, Bandung — Tasikmalaya serta Jabar Selatan. Demikian pula, pemecahan kemacetan di kota-kota besar, pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan CISUMDAWU, Soreang-Pasirkoja SOROJA, dan Bandung Intra Urban Toll Road BIUTR, serta perkembangan Bandara Internasional Jawa Barat BIJB Kertajati belum berjalan sesuai yang direncanakan, 2 Masih rendahnya akses masyarakat terhadap prasarana air minum yang memenuhi syarat baik di perkotaan maupun di perdesaan, antara lain disebabkan oleh makin terbatasnya sumber air baku untuk air minum, masih rendahnya komitmen kabupatenkota dalam mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan air minum, masih rendahnya kinerja kelembagaan pengelola Sistem Penyediaan Air Minum SPAM, serta peningkatan jumlah penduduk yang relatif tinggi. 3 Permasalahan dalam pengelolaan air limbah adalah masih kurangnya kinerja pengelolaan air limbah domestik, karena tidak seluruh sarana dan prasarana pengolahan limbah domestik menunjukkan kinerja baik sehubungan anggaran untuk operasional dan pemeliharaan di masing-masing kabupatenkota sangat kurang. 4 Permasalahan pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, antara lain: 1 Pembangunan infrastruktur sumber daya air strategis belum terlaksana secara optimal; 2 Bencana banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi; dan 3 Kondisi jaringan irigasi juga belum optimal mengingat jaringan irigasi dalam kondisi rusak berat dan ringan masih sebesar 38,28. Permasalahan Pada Misi Keempat, Permasalahan bidang penataan ruang adalah tingginya alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan terbangun, capaian kesesuaian pemanfaatan lahan terhadap fungsi kawasan lindung sampai dengan akhir tahun 2013 belum mencapai 45 seperti yang ditargetkan pada RTRW Provinsi Jawa Barat. Permasalahan lainya adalah turunnya kualitas lahan akibat pengelolaan yang tidak ramah lingkungan khususnya pada hulu DAS besar Citarum, Ciliwung, Cimanuk, dan Citanduy. Implementasi pengembangan PKN berdasarkan peran yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat belum optimal, terutama yang terkait dengan kesesuaian dengan konteks kebijakan dan strategi pembangunan wilayah provinsi, skala kegiatan ekonomi, pelayanan infrastruktur, serta daya dukung dan daya tampung ruang. Secara umum hampir seluruh sistem kota memiliki masalah dalam penyediaan sarana dan prasarana minimal, terutama prasarana dasar permukiman khususnya sanitasi yang ditunjukkan oleh banyaknya desakelurahan yang masuk dalam area resiko sanitasi berdasarkan studi E nvironment Health Risk A ssessment di kabupatenkota. Perbedaan ketersediaan sarana dan prasarana antar wilayah, menyebabkan terjadinya kesenjangan antar wilayah terutama antara wilayah Jawa Barat bagian utara dengan bagian selatan, serta antara bagian barat, tengah dan timur. Sementara itu kondisi PKW secara umum menunjukkan masih diperlukan perbaikan dan dukungan bagi peningkatan kinerjanya di Jawa Barat. Secara umum integrasi antar provinsi di PKN dan PKW masih rendah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 II-21 Permasalahan pada bidang lingkungan hidup di Jawa Barat masih ditandai dengan tingginya pencemaran, belum tercapainya fungsi kawasan lindung secara optimal, masih tingginya emisi gas rumah kaca, rusaknya ekosistem Mangrove dan kawasan pesisir serta belum adanya kegiatan terobosanrintisan yang mengintegrasikan solusi lingkungan, ekonomi, dan mitigasi bencana. Permasalahan bidang energi sumber daya mineral pada aspek infrastruktur listrik dan energi adalah penyediaan sumber-sumber energi alternatif seperti Pembangkit Listrik Tenaga PLT mikro hidro, surya, dan angin masih sangat terbatas, demikian pula pada pemanfaatan energi baru terbarukan. Permasalahan Pada Misi Kelima, Permasalahan pada bidang otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian antara lain kualitas pelayanan publik yang masih relatif rendah disebabkan, antara lain: 1 kinerja, budaya dan sistem kepegawaian yang belum mampu mendorong profesionalisme dan kompetensi aparatur, 2 Belum terbentuknya kelembagaan yang ramping struktur, kaya fungsi; dan 3 Sistem dan prosedur kerja belum efisien, efektif, dan berperilaku hemat. Permasalahan lainnya adalah menurunnya budaya taat hukum sebagian besar masyarakat yang ditunjukkan dengan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan hukum, ketertiban, dan keamanan. Selain itu, penegakan hukum masih lemah dan perlindungan hukum dan hak asasi manusia HAM belum diwujudkan di tingkat masyarakat. Pendataan aset belum terselesaikan karena masih adanya aset-aset yang belum tersertifikasi karena berada pada penguasaan perorangan atau masyarakat. Permasalahan pada bidang Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri adalah gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan masyarakat juga masih cukup tinggi yang ditunjukkan, antara lain: tingkat kriminalitas dan pelanggaran hukum masih tinggi, kewibawaan pemerintah daerah berkurang, dan rendahnya respon masyarakat dalam menangkal berbagai friksi sosial politik yang bernuansa kepentingan kelompok atau golongan tertentu. Permasalahan pada bidang perencanaan adalah perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan belum optimal karena: 1 Kebutuhan dan aspirasi masyarakat belum seluruhnya terakomodir dalam perencanaan pembangunan; 2 Kapasitas dan kuantitas sumber daya perencana belum memadai di semua tingkatan; dan 3 Rendahnya konsistensi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan belum optimal. Selanjutnya, permasalahan untuk Pembangunan perdesaan adalah belum optimalnya pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa dalam pembangunan, masih rendahnya kualitas infrastruktur perdesaan, dan belum optimalnya kinerja dan kesejahteraan pemerintahan desa. Mendukung pembangunan perdesaan perlu upaya untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Desa. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 III-1 BAB III RANCANGAN KE RANGKA E KONOMI DAE RAH DAN KE BIJAKAN KE UANGAN DAE RAH

3.1. Arah Kebijakan E konomi Daerah