PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 35 TAHUN 2014.

(1)

G ubernur J awa B arat

PE RATURAN GUBE RNUR JAWA BARAT NOMOR : 35 TAHUN 2014

TE NTANG

RE NCANA KE RJA PE ME RINTAH DAE RAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

DE NGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA E SA GUBE RNUR JAWA BARAT,

Menimbang : bahwa sebagai implementasi dari ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia


(2)

Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan E valuasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E , Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E , Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87); 8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46);

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E , Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64);

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E , Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 86);

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E , Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor …..).

ME MUTUSKAN :

Menetapkan : PE RATURAN GUBE RNUR TE NTANG RE NCANA KE RJA PE ME RINTAH DAE RAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015.

BAB I

KE TE NTUAN UMUM Bagian Kesatu

Definisi Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah.


(3)

3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.

4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. 5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Barat.

6. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah Perangkat Daerah yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang Daerah.

7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat yang selanjutnya disebut Bappeda adalah OPD yang memiliki tugas pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis perencanaan pembangunan dan penyusunan, serta pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan Daerah di Jawa Barat.

8. Kepala Badan adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 20 (duapuluh) tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Daerah dan mengacu pada RPJP Nasional.

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur dan penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJM Nasional.

11. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional atau Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disebut RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk 1 (satu) tahun.

12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah Transisi dan mengacu pada RKP.

13. Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja OPD adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

14. Rencana Kerja dan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah selanjutnya disebut RKA OPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berisi program dan kegiatan suatu OPD, serta pagu anggaran sementara didasarkan atas kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

15. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disebut Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan Daerah.

Bagian Kedua Kedudukan

Pasal 2 RKPD merupakan :

a. dokumen perencanaan Daerah untuk periode tahun 2015, yang dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015; dan


(4)

b. penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat melalui Musrenbang.

Bagian Ketiga Maksud dan Tujuan

Pasal 3

(1) Maksud penetapan RKPD yaitu untuk menetapkan dokumen perencanaan sebagai pedoman dalam :

a. penyusunan Renja OPD;

b. penyusunan KUA, PPAS dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015; dan

c. acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RKPD Tahun 2015.

(2) Tujuan penetapan RKPD adalah untuk :

a. mewujudkan pencapaian visi dan misi Daerah;

b. mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan;

c. mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha; dan

e. mencapai pemanfaatan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

BAB II

ISI DAN URAIAN RKPD Pasal 4

Dokumen RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari :

a. Buku I tentang Kerangka E konomi dan Kebijakan Keuangan Daerah serta Prioritas dan Sasaran Pembangunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini;

b. Buku II tentang Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Organisasi Perangkat Daerah/Biro Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini; dan

c. Buku III tentang Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Kategori Bantuan Tidak Langsung (Bantuan Tidak Langsung OPD/Biro, Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan) dan Subsidi Tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini; dan

BAB III

PE NGE NDALIAN DAN E VALUASI Pasal 5


(5)

Kepala Badan melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

KE TE NTUAN PE NUTUP Pasal 6

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Barat.

Ditetapkan di Bandung pada tanggal

GUBE RNUR JAWA BARAT, ttd

AHMAD HE RYAWAN Diundangkan di Bandung

pada tanggal

SE KRE TARIS DAE RAH PROVINSI JAWA BARAT,

ttd

Ir. WAWAN RIDWAN, MMA Pembina Utama


(6)

BAB I

PE NDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan di Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran seluruh masyarakat Jawa Barat. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui perencanaan pembangunan yang dilaksanakan secara spesifik, terukur, didukung ketersedian sumber daya, serta tepat waktu dalam pelaksanaan. Berdasarkan Perencanaan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 berada pada tahap pengembangan untuk memantapkan Pembangunan secara menyeluruh sebagai upaya menyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat dalam berbagai bidang, hal ini menuntut semua pihak untuk lebih fokus, tepat sasaran, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat. RKPD Tahun 2015 adalah dokumen rencana yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Selain daripada itu, RKPD Tahun 2015 juga merupakan acuan bagi OPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD) Tahun 2015.

RKPD Tahun 2015 diselaraskan dengan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 dan Rencanan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005‐2025, dengan titik berat pada upaya penanggulangan masalah kemiskinan (pro poor), pertumbuhan ekonomi (pro growth), penciptaan lapangan kerja (pro job), dan upaya penanganan masalah lingkungan hidup (pro environment) serta pencapaian target‐target Millenium Development Goals (MDGs). Tantangan Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 44.548.431 jiwa pada tahun 2012, adapun untuk tahun 2013 proyeksi jumlah penduduk Jawa Barat sebesar 45.340,8 ribu jiwa, dengan proyeksi laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,77% (sumber : BPS Provinsi Jawa Barat; Januari 2014). Dengan demikian, jumlah total penduduk Jawa Barat adalah sebesar 18% dari proyeksi total penduduk Indonesia yang berjumlah 245.425.200 jiwa (sumber : BPS). Hal tersebut memberikan konsekuensi terhadap penyediaan dan peningkatan layanan publik serta pemenuhan pangan.

Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 adalah sebagai berikut :


(7)

Gambar 1.1

Bagan Alur Proses Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Prinsip Penyusunan RKPD Berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SISRE NBANG D A), perencanaan pembangunan daerah dilakukan dengan prinsip‐prinsip sebagai berikut:

a). Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional;

b). Perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah;

c). Perencanaan pembangunan daerah dilakukan berdasarkan peran dan kewenangan masing‐masing; d). Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana

pembangunan daerah;

e). Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional;

f). Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara transparan, rensponsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, berkeadilan, dan berkelanjutan;

g). Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan dengan spesifik (specific), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (achievable), memperhatikan ketersediaan sumberdaya (resources availability), dan memperhatikan fungsi waktu (times), yang disingkat SMART.


(8)

1.2 Landasan Hukum

Peraturan perundang‐undangan yang melatarbelakangi penyusunan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang‐Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang‐Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang‐Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang‐Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang‐Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional T ahun 2005‐2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman E valuasi Penyelenggaraan Pemerintahan D aerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang D ekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);


(9)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan E valuasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri D alam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok‐Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009‐2029;

21. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005‐2025;

22. Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran D aerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E );

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010‐2029;

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2013);

25. Peraturan G ubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E).


(10)

1.3. Hubungan Antar Dokumen

RKPD Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan makro tahunan daerah yang disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Sisrenbangda) Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang SISRE NBANGDA. Penyusunan RKPD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, dan hasil evaluasi pembangunan Tahun 2012-2013, serta menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja SKPD, RKPD Kabupaten/Kota, dan menjadi pedoman penyusunan RAPBD 2015.

1.4. Sistematika

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PE NDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

1.2. Landasan Hukum

Menjelaskan Dasar Hukum yang digunakan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Menjelaskan tentang hubungan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dengan dokumen‐dokumen perencanaan lainnya.

1.4. Sistematika

Memuat sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

1.5. Maksud dan Tujuan

Menjelaskan tentang maksud dan tujuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

BAB II. E VALUASI PE LAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CARA PE NCAPAIAN KE RJA PE NYE LE NGGARAAN PE ME RINTAHAN TAHUN 2012-2013


(11)

Menyajikan gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Tahun 2012 dan Tahun 2013.

2.2. E valuasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD Tahun 2008-2013

Menjelaskan realisasi, hasil capaian program dan kegiatan yang direncanakan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 serta pencapaian indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.

2.3 Permasalahan Pembangunan

Menjelaskan dan melakukan Identifikasi permasalahan berdasarkan hasil analisis gambaran umum kondisi daerah serta E valuasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD Tahun 2008-2013.

BAB III. RANCANGAN KE RANGKA E KONOMI DAE RAH DAN KE BIJAKAN KE UANGAN DAE RAH TAHUN 2015

3.1. Arah Kebijakan E konomi Daerah

Menjelaskan arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional dan provinsi Tahun 2014, proyeksi dan tantangan pembangunan ekonomi tahun 2015.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Menjelaskan arah kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan tahun 2015 serta pendanaan pembangunan lainnya.

BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PE MBANGUNAN TAHUN 2015 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Menjelaskan Visi dan Misi yang mencakup tujuan sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan, dan indikator.

4.2 Prioritas Pembangunan Daerah

Menjelaskan isu strategis, prioritas pembangunan daerah yang berasal dari program pembangunan daerah RPJMD Tahun 2013 – 2018 pada tahun berkenaan, serta common goals (tematik sektoral dan kewilayahan), perbatasan antar Provinsi, MDGs, Inpres No 3 Tahun 2010.

4.3 Prioritas Pembangunan Kabupaten/Kota

Menjelaskan prioritas pembangunan setiap Kabupaten/Kota.


(12)

Mengemukakan rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana RKPD Tahun 2015 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD serta pagu indikatifnya.

BAB VI. PE NUTUP

Menguraikan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Pada bagian ini juga memuat antara lain:

a. Keterpaduan dan sinkronisasi penyusunan program dan kegiatan di OPD dan Kabupaten/Kota dengan memperhatikan Kewenangan serta peran/tanggung jawab/tugas OPD;

b. Peranan stakeholder pembangunan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan RKPD;

c. Penegasan RKPD sebagai acuan penyusunan rencana kerja dan APBD;

d. Penegasan tentang kewajiban pemerintah daerah untuk mengevaluasi pelaksanaan program RKPD.

1.5. Maksud dan Tujuan

Dokumen RKPD Tahun 2015 disusun dengan maksud sebagai acuan/pedoman perencanaan dan penganggaran tahunan daerah Tahun 2015. Adapun tujuannya sebagai berikut:

1) Mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan Jawa Barat;

2) Mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan;

3) Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

4) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha, Perguruan Tinggi dan Komunitas; serta 5) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.


(13)

BAB II

E VALUASI H ASIL PE LAKSANAAN RKPD TAH UN 2013 - 2014 DAN CAPAIAN KINE RJA PE NYE LE NGGARAAN PE ME RINTAHAN TAHUN 2013

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Geografis dan Demografi 2.1.1.1. Kondisi Geografis Daerah

Provinsi Jawa Barat memiliki wilayah daratan seluas 3.709.528,44 hektar dengan garis pantai sepanjang 724,85 km. Secara Geografis Provinsi Jawa Barat terletak di antara 104°48" - 108°48" Bujur Timur dan 5°50" - 7°50" Lintang Selatan dengan batas wilayahnya meliputi:

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta; b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah;

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia; d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Banten. K ondisi geografis Jawa Barat dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta dataran rendah di wilayah utara;

b. Memiliki kawasan hutan, berupa 52 kawasan hutan konservasi, taman nasional, cagar alam, kawasan hutan lindung, dan kawasan hutan produksi yang proporsinya mencapai ± 21% dari luas Jawa Barat;

c. Curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/thn dan termasuk wilayah dengan tingkat intensitas hujan tinggi;

d. Memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air permukaan 80 milyar M³/tahun dan air tanah 150 juta M³/tahun.

Secara administrasi pemerintahan, wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten dan 9 kota, yaitu Kabupaten Bogor, K abupaten Sukabumi, K abupaten Cianjur, K abupaten Bandung, K abupaten Bandung Barat, K abupaten Garut, K abupaten Tasikmalaya, K abupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, K abupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, K abupaten Sumedang, K abupaten Indramayu, K abupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, K abupaten K arawang, K abupaten Bekasi, dan Kabupaten Pangandaran yang merupakan Daerah Otonom Baru hasil pemekaran dari Kabupaten Ciamis serta Kota Bogor, Kota Sukabumi, K ota Bandung, Kota Cirebon, K ota Bekasi, Kota Depok, K ota Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar.

2.1.1.2. Gambaran Umum Demografis

Gambaran umum kondisi demografi Provinsi Jawa Barat, tercermin dari Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jawa Barat dalam kurun waktu tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 0,11% yaitu dari 1,66% pada tahun 2012 meningkat menjadi 1,77% pada tahun 2013.


(14)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Tabel 2.1.

Data Kondisi Demografi Jawa Barat 2012-2013

INDIKATOR SATUAN TAHUN

2012 2013

a. Jumlah Penduduk jiwa 44.548.431 45.284.209

a.1 Laki-laki jiwa 22,609,621 23.004,3*

a.2 Perempuan jiwa 21.938,810 22.336,5*

b. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) persen 1.66 1.77

c. Kepadatan Penduduk jiwa per km2

1.198 1.222

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat. Januari 2014 *) dalam ribuan

Selanjutnya, gambaran penduduk Jawa Barat berdasarkan jenis pekerjaan, dapat ditunjukkan dari sebaran penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha, seperti terlihat pada Tabel 2.2. di bawah ini:

Tabel 2.2.

Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja (15 tahun ke atas) Kondisi Agustus 2012-2013

Lapangan Pekerjaan Utama

Kondisi

Agustus 2012 Agustus 2013

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan

dan Perburuan 3,966,550 21.65 3,670,614 19.93

Pertambangan dan Penggalian 191,271 1.04 138,372 0.75

Industri 3,863,392 21.09 3,916,702 21.27

Listrik, Gas dan Air 50,125 0.27 63,150 0.34

Konstruksi 1,287,391 7.03 1,265,248 6.87

Perdagangan, Rumah Makan dan

Jasa Akomodasi 4,595,508 25.08 4,718,798 25.63

Transportasi, Pergudangan dan

Komunikasi 1,054,007 5.75 1,027,045 5.58

Keuangan, Real E state, Usaha

Persewaan dan Jasa Perusahaan 494,222 2.70 538,391 2.92

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan

Perseorangan 2,818,642 15.38 3,075,664 16.70

Total 18,321,108 100 18,413,984 100

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan pada tabel 2.2. di atas, terlihat bahwa dalam kurun waktu 2012-2013, terjadi penurunan yang signifikan dalam jumlah pekerja di bidang pertanian dan pada saat yang sama terjadi peningkatan jumlah pekerja di bidang perindustrian dan jasa. Untuk jumlah pekerja di sektor perdagangan dan lainnya relatif lebih stabil. Ini artinya telah terjadi peningkatan lapangan pekerjaan di sektor industri dan jasa yang menyebabkan berpindahnya pekerjaan masyarakat Jawa Barat yang sebelumnya mayoritas berprofesi sebagai petani sekarang bergeser menjadi pekerja di bidang industri dan jasa.


(15)

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1. Kondisi Umum Kesejahteraan Masyarakat

Kondisi umum kesejahteraan masyarakat Jawa Barat dapat dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selama kurun waktu tahun 2012-2013 komponen indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan daya beli mengalami peningkatan.

Tabel 2.3.

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2012-2013

INDIKATOR SATUAN TAHUN

2012 2013

Indeks Pembangunan Manusia (IPM): poin 73,19 73,40 **

a. Indeks Kesehatan (IK) poin 72,67 72,99

a. 1 Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 68,60 68,80 a. 2 Angka Kematian Bayi per 1000 KH 30 30*** a. 3 Angka Kematian Ibu per 100.000

KH n/a n/a

b. Indeks Pendidikan (IP) poin 82,21* 82,31

b.1 Angka Melek Huruf (AMH) persen 96,39* 96,49 b.2 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tahun 8,08* 8,09

c. Indeks Daya Beli (IDB) poin 64,17 64,89

c. 1 Purchasing Power Parity (PPP) ribu rupiah 637,67 640,80

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat.

*)angk a final 2012 **)angk a perk iraan 2013 ***) angk a SDKI 2012

2.1.2.2. Kesejahteraan dan Pemerataan E konomi

Pemerataan ekonomi di Jawa Barat tidak terlepas dari perkembangan laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, PDRB per kapita, dan indeks gini. Laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dalam kurun waktu tahun 2012-2013 mengalami penurunan sebesar 0,15%, diikuti dengan naiknya tingkat inflasi akibat dari kenaikan harga BBM. Secara umum produktivitas ekonomi Jawa Barat meningkat dan berdampak pada peningkatan PDRB per kapita (ADHB) tahun 2013 sebesar Rp 23,5 juta. Namun demikian kondisi ekonomi tidak berdampak pada perbaikan pemerataan pendapatan, hal ini diindikasikan dengan angka indeks gini yang tetap dan terkategori mempunyai ketimpangan moderat.

Tabel 2.4.

Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2012-2013

NO INDIKATOR SATUAN

TAHUN

2012 2013

1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Nilai PDRB:

a.1 Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) triliun rupiah 946,86 1.070 ,18

a.2 Atas Dasar Harga Konstan (adhk) triliun rupiah 364,41 386,84

b. PDRB per Kapita:


(16)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

NO INDIKATOR SATUAN

TAHUN

2012 2013

b.2 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (adhk) ribu rupiah 8.180 8.531

2 Laju Pertumbuhan E konomi (LPE ) persen 6,21 6,06

3 Inflasi persen 3,86 9,15

4 Indeks Gini poin 0,41 0,41

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat Februari 2014

2.1.2.3. Kesejahteraan Sosial

Aspek pembangunan masyarakat pada bidang sosial diindikasikan dengan Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Sekolah, Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Keadaan kesehatan gizi masyarakat, Pengangguran, Kemiskinan, Jumlah Grup Kesenian, Sarana Prasarana Kesenian, Jumlah Klub Olahraga, dan Sarananya, serta Kondisi Ketenagakerjaan. Dengan berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 terdapat peningkatan angka melek huruf naik menjadi sebesar 96,49%, angka rata-rata lama sekolah naik menjadi sebesar 8,09 sehingga angka partisipasi murni pada tingkat SD/MI telah mencapai 97,10%, angka partisipasi murni pada tingkat SMP/MTs telah mencapai 74,82 dan angka partisipasi murni pada tingkat SMA/SMK/MA telah mencapai 53,28.

Angka Harapan Hidup selama kurun waktu tahun 2012-2013 meningkat 0,2 tahun. Angka Harapan hidup ini ditentukan dari Angka Kematian Bayi/1000 KH yang selama kurun waktu Tahun 2012-2013 tetap, yaitu 30 per 1000 kelahiran hidup. Indikator lainya antara lain Prevalensi Gizi buruk pada tahun 2012 sebesar 0,5%. Demikian juga untuk balita gizi kurang sebesar 9,0% tahun 2012.

Pada kasus penyakit menular seperti prevalensi penyakit untuk HIV/AIDS sebesar < 0,5 pada tahun 2012. Kasus TBC/100.000 penduduk sebesar 226 tahun 2012. Prevalensi kasus malaria/1000 penduduk pada tahun 2012 sebesar 0,357. Incident Rate kasus DBD/100.000 penduduk tahun 2012 sebanyak 50. Kasus AFP rate/100.000 anak di bawah 15 tahun pada tahun 2012 kurang dari 2. Dari sisi sarana dan prasana pelayanan kesehatan dasar puskesmas sampai tahun 2012 sebanyak 1049 puskesmas. Puskesmas yang mampu berfungsi PONED sampai tahun 2012 sebanyak 334 Puskesmas yang telah diperlengkapi dengan paket alat kesehatan PONED, berikut tenaga baik dokter maupun bidan yang terlebih dahulu dilatih PONED. Rumah sakit yang menjadi rujukan di Jawa Barat sampai tahun 2012 terdiri dari 41 Rumah Sakit Daerah dan 227 Rumah Sakit milik swasta dan TNI/POLRI dengan jumlah total Tempat Tidur 25.569 TT.

Dari aspek ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Barat, dapat dijelaskan bahwa Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di Jawa Barat pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,09% dibandingkan dengan tahun 2012. Pada tahun 2013 penduduk yang bekerja tercatat sebanyak 18,41 juta orang, sementara pada tahun 2012 sebesar 18,32 juta orang. Jumlah Pengangguran tahun 2012 sebesar 1,83 juta orang dan tahun 2013 sebesar 1,87 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Barat tahun 2012 sebesar 9,08% mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi sebesar 9,22%. Penyerapan tenaga kerja yang terbesar pada Sektor Perdagangan (25,63%), Industri (21,27%) dan Pertanian (19,93%) pada bulan Agustus 2013. Jika dibandingkan dengan keadaan pada bulan Agustus tahun 2012, jumlah penduduk yang bekerja di Sektor Industri mengalami kenaikan sebesar 0,18% atau sebanyak 53.310 orang, sebaliknya, Sektor Pertanian menurun sebesar 1,72% atau sebanyak 295.936 orang (2,06%).

Prosentase penduduk miskin pada tahun 2012 adalah sebesar 9,89% dan pada tahun 2013 sebesar 9,61% atau berkurang sebesar 0,28%. Jumlah penduduk miskin secara absolut menurun sebesar 40.000 orang (tahun 2012 sebanyak 4,42 juta orang dan tahun 2013 sebanyak 4,38 juta orang).


(17)

Pembangunan di bidang budaya dapat dilihat dari banyaknya sarana dan prasarana untuk memajukan budaya lokal Jawa Barat serta untuk pengembangan budaya sesuai dengan kemajuan zaman. Saat ini jumlah gedung untuk pementasan budaya yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat berjumlah 2 gedung, yaitu Gedung Rumentang Siang dan Yayasan Pusat Kebudayaan. Sebagai bentuk peningkatan apresiasi masyarakat terhadap bahasa, sastra dan aksara daerah telah diberikan Penghargaan Karya Sastra Daerah kepada 26 (dua puluh enam) orang tokoh sastra, terlaksananya 4 (empat) kali lomba bahasa, sastra, dan aksara daerah yang diikuti oleh generasi muda dan 6 (enam) event bahasa, sastra, dan aksara daerah. Dalam upaya pelestarian budaya lokal maka telah diusulkan Kujang sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan Situs Batu Jaya sebagai Heritage.

Pembangunan di bidang kepariwisataan tahun 2011 kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Barat mencapai angka 1.333.512 orang dari target sebesar 885.195 orang dengan persentase capaian kinerja 150,65% dan wisatawan nusantara/domestik sebesar 35.315.020 orang dari target 38.750.000 dengan persentase capaian kinerja 91,14%.

Adapun pembangunan pemuda dan olahraga di Jawa Barat, sebagai indikatornya adalah terdapat lembaga kepemudaan berjumlah 665 lembaga dan adanya gedung olahraga berjumlah 1004 serta jumlah klub olahraga pelajar sebanyak 194 klub olahraga masyarakat 439. Selain itu, dilakukan pembinaan peran serta kepemudaan untuk mengisi wawasan kepemudaan, kewirausahaan pemuda dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

Pembangunan di bidang sosial, diarahkan pada penanganan gelandangan, pengemis, dan orang terlantar, berupa pembinaan mental, sosial, dan keterampilan di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya Cisarua Lembang dan Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial Bina Mandiri Cirebon, pada tahun 2011 sebanyak 300 Gepeng dan tahun 2012 sebanyak 350 Gepeng. Sedangkan kepada orang terlantar sebanyak 1.460 orang diberikan tempat penampungan sementara di Rumah Persinggahan Caringin sebelum dipulangkan ke tempat asalnya atau sebelum dirujuk ke panti/balai terkait.

Pemberdayaan sosial remaja dan anak jalanan, berupa pembinaan mental, sosial dan keterampilan kepada remaja putus sekolah dan anak terlantar dari kabupaten/kota se Jawa Barat, pada tahun 2011 sebanyak 360 orang dan tahun 2012 sebanyak 360 remaja putus sekolah dan anak terlantar.

Akses pelayanan sosial penyandang cacat, berupa layanan dan bantuan pemulihan keberfungsian sosial, pemenuhan alat bantu, peningkatan keterampilan usaha perbengkelan, service HP, warungan, olahan pangan dan jaminan hidup bagi penyandang cacat di Kabupaten/Kota, pada tahun 2011 sebanyak 500 penyandang cacat dan tahun 2012 sebanyak 115 penyandang cacat.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1 Pendidikan

Pelayanan umum yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 ditujukan untuk peningkatan sumber daya manusianya (SDM) yang berkualitas yang merupakan salah satu faktor utama pembangunan. Oleh karena itu dalam peningkatan kualitas SDM terutama difokuskan kepada aksesibilitas masyarakat terutama terhadap bidang pendidikan, kesehatan, dan transportasi.

Pendidikan merupakan salah satu aspek pelayanan yang cukup penting dalam pembangunan manusia Jawa Barat. Pembangunan pendidikan di Jawa Barat terus ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan dalam bidang pendidikan.


(18)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Tabel 2.5.

Kondisi Pelayanan Umum pada Aspek Pendidikan

No URAIAN 2012 2013

Jumlah penduduk 44.548.431 45.340,8

PE NDIDIKAN

1 Rasio jumlah murid dan Guru SD Negeri/swasta non MI

32 N/A

2 Rasio jumlah murid dan Guru SMP negeri/swasta non

tsanawiah 20 N/A

3 Rasio jumlah murid dan Guru SMA negeri/swasta non Aliyah

20 N/A

4 Rasio jumlah murid dan Guru SMK/negeri/ swasta

20 N/A

Sumber: BPS Provinsi Jama Barat 2012 dan 2013, diolah

2.1.3.2 Kesehatan

Tabel 2.6.

Kondisi Pelayanan Umum pada Aspek Kesehatan

No. URAIAN 2012 2013

1. Jumlah penduduk 44.548.431 45.284.209

2. Jumlah puskesmas 1046 1.050

3. Jumlah puskesmas pembantu N/A 1.579

4. Jumlah poskesdes 3.823 3.823

5. Jumlah posyandu 50.266 * 50.298

6. Jumlah rumah sakit 243 272

7. Jumlah puskesmas keliling 789 * 789

8. Jumlah balai pengobatan 3.111 * 3.111

9. Rasio jumlah penduduk per puskesmas 42.589 42.427 10. Rasio jumlah penduduk per puskesmas pembantu N/A 28.213 11. Rasio jumlah penduduk per poskesdes 11.653 11.653 12. Rasio jumlah penduduk per posyandu 886 886 13. Rasio jumlah penduduk per rumah sakit 183.327 163.781 14. Rasio jumlah penduduk per puskesmas keliling 56.462 56.462 15. Rasio jumlah penduduk per balai pengobatan 14.320 14.320

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2012 dan 2013, diolah,

Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi, Kementerian Dalam Negeri RI, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012,


(19)

2.1.3.3 Transportasi

Tabel 2.7.

Kondisi Pelayanan pada Bidang Transportasi No

.

URAIAN 2012 2013

1. Jumlah penduduk (orang) 44.548.431 45.284.209 2. Jumlah kendaraan umum roda empat (unit) 134.106 134.106 3. Rasio Jumlah Penduduk per Jumlah kendaraan umum roda

empat (orang/unit)

332 337,67 4. Jumlah kendaraan bukan umum roda empat (unit) 11.056.228 11.056.228 5. Rasio Jumlah Penduduk per Jumlah kendaraan bukan

umum roda empat (orang/unit)

4 4,09

6. Jumlah sepeda motor (unit) 9.626.748 9.626.748 7. Rasio Jumlah Penduduk per Jumlah sepeda motor

(orang/unit)

5 4,70

8. Total panjang jalan Nasional (Km) 1.351,132 1.351,132 9. Total panjang jalan Provinsi (Km) 2.191,29 2.191,29 10. Total panjang jalan Kabupaten/ Kota (Km) 32.438,659 32.438,659 11. Total panjang jalan Non Status di Jalur Horizontal Jawa Barat

Selatan (Km)

210,930 210,930 12. Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap panjang

jalan nasional (unit/Km)

99 99,25 13. Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap panjang

jalan provinsi (unit/Km)

61 61,20 14. Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap

panjang jalan kabupaten/kota (unit/Km)

4 4,13

15. Rasio Jumlah kendaraan umum roda empat terhadap panjang jalan non status (unit/Km)

636 635,78 16. Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat terhadap

panjang jalan nasional (unit/Km)

8.183 8.182,94 17. Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat

terhadap panjang jalan provinsi (unit/Km)

5.046 5.045,53 18. Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat

terhadap panjang jalan kabupaten/ kota (unit/K m)

341 340,83 19. Rasio Jumlah kendaraan bukan umum roda empat

terhadap panjang jalan non status (unit/Km)

52.417 52.416,57 20. Rasio Jumlah kendaraan sepeda motor terhadap panjang

jalan nasional (unit/K m)

7.125 7.124,95 21. Rasio Jumlah kendaraan sepeda motor terhadap panjang

jalan provinsi (unit/Km)

4.393 4.393,19 22. Rasio Jumlah kendaraan sepeda motor terhadap panjang

jalan kabupaten/kota (unit/K m)

297 296,77 23. Rasio Jumlah kendaraan sepeda motor terhadap panjang

jalan non status (unit/Km)

45.640 45.639,54


(20)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Pembanguan Bidang Transportasi memegang peranan penting dalam pembangunan wilayah Provinsi Jawa Barat yang cukup luas dengan topografi cukup bergelombang. Untuk mendukung pergerakan orang, barang di Jawa Barat diperlukan peningkatan pelayanan transportasi. Selama kurun waktu tahun 2012 dan tahun 2013, panjang jalan nasional, provinsi maupun kabupaten/kota tidak mengalami peningkatan.

Tingkat kemantapan jalan (kondisi baik dan sedang) di Provinsi Jawa Barat meningkat dari 97,05% pada tahun 2012 menjadi 97,56% pada tahun 2013, atau meningkat sebesar 0,51%.

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

Kemampuan Jawa Barat untuk bersaing dengan daerah lain secara nasional dalam mencapai pertumbuhan kesejahteraan daerah selama tahun 2012 menunjukan peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya kinerja ekonomi daerah dalam berbagai sektor, meningkatnya fasilitas wilayah atau infrastruktur, dan membaiknya iklim investasi.

Tabel 2.8.

Laju Pertumbuhan Investasi PMTB Tahun 2012-2013

INDIKATOR SATUAN

TAHUN 2012 2013

Investasi (PMTB adhb) triliun rupiah 175,20 194,33 a. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal Tetap Bruto/ PMTB)

adhb

persen 13,84 10,91 b. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal Tetap Bruto/ PMTB)

adhk

persen 8,72 6,6

c. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah:

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (adhb) triliun rupiah 83,2 94,80 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (adhk) triliun rupiah 20,00 21,22

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Februari 2014

2.1.5. Kemampuan E konomi Daerah

Dalam struktur perekonomian yang mempunyai kontribusi terbesar pada pembangunan Jawa Barat adalah sektor industri, perdagangan, dan sektor pertanian (BPS Jawa Barat, 2012). Sehingga ketiga sektor tersebut mencerminkan potensi perekonomian daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat secara berkelanjutan.

Tabel 2.9.

Perkembangan PDRB Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2013

No Indikator Satuan Kondisi/ Capaian

2012 2013

A. Kontribusi

1. Pertanian persen 11,69 11,95

2. Pertambangan & Penggalian persen 1,85 1,74

3. Industri Pengolahan persen

35,69


(21)

No Indikator Satuan Kondisi/ Capaian

2012 2013

4. Listrik, Gas & Air Bersih persen 2,54 2,73

5. Bangunan persen

4,39

4,40

6. Perdagangan, Hotel & Restoran persen 23,88

24,44

7. Pengangkutan & Komunikasi persen 7,77

8,20

8. Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan persen 2,94 3,01

9. Jasa-Jasa persen

9,23

8,98

PDRB persen 100,00 100,00

B. Pertumbuhan

1. Pertanian persen -0,71 3,57

2. Pertambangan & Penggalian persen -7,18 -0,66

3. Industri Pengolahan persen 3,94 5,32

4. Listrik, Gas & Air Bersih persen 7,85 7,05

5. Bangunan persen 13,61 8,37

6. Perdagangan, Hotel & Restoran persen 11,55 7,57

7. Pengangkutan & Komunikasi persen 12,00 9,66

8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan persen 10,22 8,35

9. Jasa-Jasa persen 8,14 5,44

PDRB persen 6,21 6,06

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat. Februari 2014

Bidang perdagangan mencakup aktivitas transaksi barang dan jasa baik secara domestik maupun ekspor impor. Bagi perekonomian Jawa Barat, peran sub sektor perdagangan ini semakin besar. Nilai ekspor selama kurun waktu tahun 2012-2013 mengalami peningkatan begitu pula impor. Berdasarkan Tabel 2.10. di bawah ini, neraca perdagangan Jawa Barat adalah positif.

Tabel 2.10.

Perkembangan Nilai E kspor dan Impor Tahun 2012-2013

NO INDIKATOR SATUAN 2012 TAHUN 2013

1 E kspor:

- E kspor (adhb) triliun rupiah 340,28 389,42 - E kspor (adhk) triliun rupiah 162,1 178,43

2 Impor:

- Impor (adhb) triliun rupiah 270,95 309,96 - Impor (adhk) triliun rupiah 116,65 131,40

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat Februari 2014

Kemajuan sektor perdagangan dalam pembangunan ekonomi Jawa Barat, khususnya perdagangan eksport, dimana terlihat peningkatan akses pasar untuk beberapa jenis/item produk industri Jabar dengan nilai US$ 17,760 milyar dengan volume sebesar 4.617 juta ton.

Pembangunan di bidang pertanian difokuskan pada peningkatan ketahanan pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan cadangan pangan pemerintah daerah dan cadangan pangan


(22)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 masyarakat, pengendalian distribusi dan harga pangan, peningkatan keanekaragaman konsumsi serta penanganan keamanan pangan. Produksi pertanian, khususnya produksi padi Jawa Barat mempunyai peranan penting dalam ketahanan pangan nasional, karena memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi beras Nasional. Pada tahun 2012 kontribusi produksi padi (Gabah Kering Giling) Jawa Barat terhadap nasional adalah 16,33%.

Prestasi Provinsi Jawa Barat sebagai kontributor terbesar dalam penyediaan padi nasional salah satunya ditunjang oleh peningkatan produksi padi secara konsisten selama lima tahun terakhir, sebagai akibat dari pengembangan sumber daya petani, teknologi, penyuluhan dan perbaikan infrastruktur pertanian, serta berbagai peraturan daerah yang mendukung peningkatan produksi pertanian khususnya padi. Untuk mempertahankan posisi Jawa Barat sebagai provinsi kontributor padi tertinggi, maka perlu ditingkatkan produktivitasnya.

2.1.6 Kinerja Pengembangan Wilayah 2.1.6.1 Penataan Ruang

K inerja penataan ruang ditinjau dari penyelenggaraan penataan ruang, yang mencakup kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang. Pada tahun 2013, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan beberapa kegiatan yang meliputi:

1. Pengaturan penataan ruang.

Sebagai pedoman pelaksanaan bidang penataan ruang, telah dilakukan kajian antara lain penyusunan naskah akademis mekanisme insentif dan disinsentif perwujudan kawasan lindung (belum ditetapkan dalam peraturan gubernur). Selain itu, sebagai pedoman dalam menilai rencana rinci tata ruang kabupaten/kota, telah ditetapkan Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Mekanisme Persetujuan Substansi Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota.

2. Pembinaan penataan ruang.

Pelaksanaan pembinaan penataan ruang dilakukan dalam lingkup provinsi dan kabupaten/kota melalui kegiatan koordinasi yang difasilitasi oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi Jawa Barat. Pembinaan BKPRD Kabupaten/Kota masih dilaksanakan secara informal, terutama untuk mengarahkan kewajiban pelaporan BKPRD maupun membina operasionalisasi BKPRD Kabupaten/Kota yang banyak mengalami kendala. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang, telah disediakan media website BKPRD (bkprd.jabarprov.go.id) yang dapat diakses oleh masyarkat luas.

3. Pelaksanaan penataan ruang.

a. Pada aspek perencanaan tata ruang, telah dilakukan penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Provinsi (KSP), hingga tahun 2013 telah disusun 16 (enam belas) materi teknis KSP, dengan 4 (empat) diantaranya sedang dalam proses penyusunan Naskah Akademik. Fasilitasi perencanaan tata ruang juga dilakukan untuk pembahasan RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang ada di Provinsi Jawa Barat, fasilitasi evaluasi gubernur Raperda RTRW kabupaten/kota dan persetujuan substansi RDTR kabupaten/kota. Hingga tahun 2013, 23 (dua puluh tiga) kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat sudah menetapkan Perda tentang RTRW, dan sebagian besar sudah menindaklanjuti perencanaan tata ruang dengan penyusunan rencana rinci tata ruang (RDTR atau RTR KSK) sebagai acuan operasional dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.


(23)

b. Pada aspek pemanfaatan ruang, kegiatan pembangunan sebagai wujud pelaksanaan program pemanfaatan ruang, terinternalisasikan dalam rangkaian penyusunan perencanaan pembangunan jangka menengah maupun tahunan (RPJMD dan RKPD). Selain itu sebagai amanat Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara, pada tahun 2013 telah diberikan rekomendasi gubernur pemanfaatan ruang di KBU untuk 57 pemohon. Sebagai tindak lanjut dari perwujudan indikasi program pemanfaatan ruang RTRW Provinsi Jawa Barat terutama terkait pengembangan sistem perkotaan PKN, PKNp, dan PKW, dilakukan pengelolaan pembangunan dan pengembangan metropolitan dan pusat pertumbuhan di Provinsi Jawa Barat, melalui West Java Province-Metropolitan Development Management (WJPMDM). Keberadaan pengelola ini mengingat perlunya perencanaan pembangunan metropolitan agar terintegrasi bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, tanpa mengurangi kewenangan serta tanggung jawab masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Konsep pengembangan 3 (tiga) Metropolitan dan 3 (tiga) pusat pertumbuhan telah disusun sejak 2012-2013. Selain itu pembentukan kelembagaan Badan Pengembangan Wilayah (BPW) Jabar Selatan dan Forum Jabar Utara, merupakan pendukung pengelolaan pembangunan di Jabar Selatan dan Jabar Utara, terutama dalam mengarahkan pembangunan sesuai penanganan KSP-KSP yang ada di Jabar Selatan dan Jabar Utara.

c. Pada aspek pengendalian pemanfaatan ruang, dilaksanakan kegiatan penyusunan kajian untuk naskah akademis mekanisme dan tata cara pemberian insentif dan disinsentif perwujudan kawasan lindung 45% serta kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan.

4. Pengawasan penataan ruang.

Kegiatan pengawasan khususnya dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang KBU, dilakukan secara rutin dan berkala, baik berdasarkan jadwal pengawasan maupun pelaporan dari masyarakat. Hasil kegiatan ini telah berhasil memproses pelanggaran perizinan pemanfaatan ruang KBU hingga kegiatan penegakan hukum dan sebagian kecil telah memasuki proses pengadilan dan pemberian sanksi.


(24)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Gambar 2.1. Status RTRW Kabupaten/ Kota per 7 Mei 2014

2.1.6.2. Infrastruktur Permukiman

Kinerja infrastruktur permukiman ditinjau dari pencapaian cakupan pelayanan persampahan, air bersih, dan air limbah domestik perkotaan. Pada tahun 2013, realisasi pencapaian cakupan pelayanan persampahan (perkotaan) masih di bawah nilai yang ditargetkan, yaitu 64,70 persen, sedangkan target yang ditetapkan adalah 65-70 persen. Realisasi cakupan pelayanan air minum mencapai 60,52 persen, sedangkan target 60-65 persen. Realisasi cakupan pelayanan air limbah (domestik perkotaan) mencapai 63,40 persen, sedangkan target 67-72 persen.

SUDAH DIPERDAKAN 1. Kab. Bogor

( No. 19/ 2008) 2. Kab. Bandung ( No. 3/ 2008)

3. Kota Bogor( No.8/ 2011) 4. Kota Bekasi

( No. 13/ 2011) 5. Kota Bandung ( No. 18/ 2011) 6. Kota Tasikmalaya

( No. 4/ 2012) 7. Kota Cirebon ( No. 8/ 2012) 8. Kota Sukabumi

( No. 11/ 2012) 9. Kab. Cirebon

( No. 17/ 2011) 10. Kab. Kuningan

( No. 26/ 2011) 11. Kab. Majalengka

( No. 11/ 2011) 12. Kab. Bekasi

( No. 12/ 2011)

13. Kab. Garut(No. 29/ 2011) 14. Kab. Indramayu

( No. 1/ 2012) 15. Kab. Bandung Barat

( No. 2/ 2012) 16. Kab. Sumedang

( No. 2/ 2012) 17. Kab. Tasikmalaya

( No. 2/ 2012) 18. Kab. Sukabumi

( No. 22/ 2012) 19. Kab. Purwakarta

( No. 11/ 2012) 20. Kab. Cianjur

( No. 17/ 2012) 21. Kab. Ciamis

( No. 15/ 2012) 22. Kab. Karawang

( No. 2/ 2013) Kota Cimahi PROSES PENETAPAN PERDA DI DAERAH PROSES PANSUS DPRD KAB/ KOTA PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI MENTERI PU Seluruh Kab/ Kota Telah Mendapatkan Per setujuan Substansi MENTERI PU PROSES REKOMENDASI GUBERNUR Selur uh kab/ kota telah

mendapatk an rekomendasi guber nur PROSES EVALUASI GUBERNUR Pr oses Per baikan

1. Kota Depok

2. Kab. Subang

3. Kota Banjar


(25)

2.1.6.3 Infrastruktur Transportasi

Upaya peningkatan infrastruktur transportasi dilaksanakan melalui peningkatan kinerja jalan dan sarana prasarana perhubungan. Sampai dengan tahun 2013 dari total panjang jalan provinsi sepanjang 2.191,29 Km, kondisi mantap mencapai 97,56%. Dalam rangka mempertahankan kemantapan jalan, dilaksanakan Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan serta Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan. Pada tahun 2013, melalui Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan telah dilaksanakan kegiatan pemeliharaan jalan sepanjang 10.633,52 km, rehabilitasi jalan sepanjang 545,88 km, dan rehabilitasi jembatan sepanjang 2.379,50 m. Sedangkan melalui Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan, telah dilaksanakan kegiatan pembangunan jalan baru sepanjang 17,60 km, pembangunan jembatan sepanjang 269,13 m, peningkatan jalan sepanjang 464,26 km, dan penggantian jembatan sepanjang 506,90 m.

Tabel 2.11.

Kinerja Kemantapan Jalan Tahun 2013

No Kondisi 2012 2013

panjang (km) % panjang (km) % A. Mantap 2.126,73 97.05 2.137,73 97,56

1.Baik 1.149,42 52,45 1.114,27 50,85 2.Sedang 977,31 44,60 1.023,46 46,71 B. Tidak Mantap 64,56 2,95 53,56 2,44 1.Rusak Ringan 63,31 2,89 53,56 2,44

2.Rusak Berat 1,5 0,06 0 0

Total 2.191,29 100 2.191,29 100

Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat

Dari tabel 2.11. tentang Kinerja Kemantapan Jalan Tahun 2013, terlihat bahwa tingkat kemantapan jalan (kondisi baik dan sedang) di Provinsi Jawa Barat sebesar 97,05% pada tahun 2012 menjadi 97,56% pada tahun 2013 atau terjadi peningkatan sebesar 0,51%.

Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan dilaksanakan melalui Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan dan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Pada tahun 2013 melalui Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan telah dilaksanakan :

a) Penyediaan fasilitas pendaratan dan penempatan pesawat, dengan dibangunnya marking 4.000 m², perluasan Appron 1.500 m², peningkatan Over run 3.600 m², dan tersedianya fasilitas pendingin ruangan tower pada gedung operasional Bandara Husein Sastranegara;

b) Penyediaan lahan untuk pembangunan Jembatan Timbang pada jalur jalan arah Cianjur-Sukabumi di Desa Titisan Kabupaten Sukabumi seluas 7.800 m² dan Jalur jalan arah Sukabumi-Bandung di Desa Sindang Jaya Kabupaten Cianjur seluas 159.620 m²;

c) Pembebasan lahan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat yang sampai dengan akhir tahun 2012 telah dibebaskan lahan seluas 646,3 Ha sehingga total lahan yang tersedia + 717 Ha; dan


(26)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Sedangkan melalui Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Fasilitas Lalu Lintas Jalan Provinsi di Jawa Barat telah dilaksanakan pemasangan marka jalan, rambu lalu lintas, pagar pengaman jalan, Rambu Petunjuk Pendahulu Jurusan (RPPJ), Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) serta pemeliharaan fasilitas lalu lintas pada jalan-jalan Provinsi di Jawa Barat.

2.1.6.4 Sumber Daya Air dan Irigasi

Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dilakukan upaya peningkatan intensitas tanam padi melalui peningkatan pengelolaan jaringan irigasi di Jawa Barat. Dari total luas Daerah Irigasi (DI) 974.012 Ha terdapat 86.561 Ha atau sebanyak 91 DI yang merupakan DI kewenangan Provinsi.

Peningkatan kinerja pengelolaan sumber daya irigasi ditunjukan dengan terpeliharanya kondisi dan fungsi DI yang tersebar di Wilayah Sungai (WS) Ciliwung-Cisadane, Cisadea-Cibareno, Citarum, Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy dan Ciwulan-Cilaki. Jaringan irigasi pada DI kewenangan provinsi dengan kondisi baik meningkat dari 64,52% pada akhir tahun 2012 menjadi 65,98 pada tahun 2013. Hal ini berdampak positif pada meningkatnya intensitas tanam padi menjadi 227% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 214%. Kinerja ini melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD 2008-2013 untuk tahun 2012 yang sebesar 194 — 198%.

Selain jaringan irigasi, juga dipelihara kondisi dan fungsi untuk 106 situ/waduk yang tersebar di WS Ciliwung-Cisadane, Cisadea-Cibareno, Citarum, Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy, dan Ciwulan-Cilaki. Peningkatan kinerja ditunjukan dengan meningkatnya kapasitas tampung situ/waduk sehingga manfaatnya adalah mampu menyediakan air untuk areal persawahan sehingga meningkatkan intensitas tanam padi serta dapat memenuhi kebutuhan air baku lainnya untuk masyarakat di sekitarnya.

2.1.6.5 Iklim Berinvestasi

Penanaman modal merupakan sumber pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah. Oleh karena itu upaya akumulasi modal merupakan concern setiap pemerintahan. Penyelenggaraan bidang penanaman modal diarahkan untuk mencapai misi 2 (dua) yakni meningkatkan pembangunan perekonomian regional berbasis potensi lokal.

Dalam mendorong peningkatan penanaman modal di Jawa B arat, dilaksanakan melalui 2 (dua) program yaitu Program peningkatan iklim investasi dan Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi. Hasil dari pelaksanaan program tersebut seperti terlihat pada T abel di bawah ini:


(27)

Tabel 2.12.

Rekapitulasi Program dan Kegiatan Penanaman Modal Tahun 2012-2013

No NAMA

JUMLAH KE GIATAN BE RDASARKAN

TAHUN

JUMLAH SE LURUH

PROGRAM 2012 2013 KE GIATAN

1. Peningkatan Iklim Investasi 4 3 7

2. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 1 4 5

JUMLAH 5 7 12

Sumber L KPJ Gubemur Jawa Barat Tahun 2013

2.1.6.6 Sumber Daya Manusia

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dibandingkan dengan provinsi lain, yaitu sebesar 44.548.431 orang pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 45.340.800 orang pada tahun 2013. Berdasarkan struktur umur, proporsi jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk di bawah usia 15 tahun, yaitu 31,59 juta orang pada tahun 2012 dan 32,19 juta orang pada tahun 2013. Nilai menjadi 63,01%, perbedaannya 0,76% dibandingkan tahun 2012. Menyebabkan angka pengangguran meningkat 0,04% dari 9,08% di tahun 2012 menjadi 9,22% di tahun 2013.

2.2. E valuasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

2.2.1. Pencapaian Misi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan lima (5) misi yang akan dicapai pada tahun 2008-2013. Pencapaian misi-misi ini perlu untuk selalu dievaluasi sebagai masukan bagi perbaikan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. E valuasi pencapaian misi pembangunan Jawa Barat dilakukan melalui evaluasi terhadap berbagai indikator RPJMD Tahun 2008-2013, evaluasi terhadap pelaksanaan program APBD Tahun 2013 dan evaluasi terhadap data-data BPS. Berdasarkan pada hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka pencapain misi pembangunan Provinsi Jawa Barat dapat dijelaskan sebagai berikut.:


(28)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Tabel 2.13.

Capaian Indikator Misi RPJMD Tahun 2012-2013

No Indikator Kinerja Satuan

Capaian Kondisi Awal

2007

2012 2013

Target Realisasi Target Realisasi MISI PE RTAMA: Mewujudkan Sumberdaya Manusia Jawa Barat Yang Produktif dan Berdaya Saing

1 Angka Rata-rata

Lama Sekolah 6) Tahun 7.50 8,49 - 8,74 8.15 8,49 - 8,74 8,09

2 Angka Melek

Huruf 6) Persen 95.32 97,41-97,42 96.97 97,89 96,49

3

Angka K ematian Bayi (Kelahiran Hidup/KH) 6)

per 1.000

KH 39.38 30-35 30 26-30 30*

4

Angka K ematian Ibu (Kelahiran Hidup/KH) 6)

per 100.000

KH 228 205-210 n/a 205-210 n/a

5

Indeks Pembangunan Gender 6)

61.4 65-66 n/a 65-66 n/a

6

Indeks Pemberdayaan Gender 6)

54.4 63-64 n/a 64-65 n/a

MISI KE DUA: Meningkatkan Pembangunan E konomi Regional Berbasis Potensi Lokal

1

Laju Pertumbuhan E konomi 6)

Persen per

Tahun 6.48 6,3-6,8 6.21 6-6,5 6,06

2 Daya Beli

Masyarakat 6) ribu rupiah 623.64 637,74 637,67 640,55 640,80

3 Laju Pertumbuhan Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB) atas dasar harga berlaku 6)

Persen 15.68 12 - 14 13,84 12-14 10,91

4 Indeks Gini 6) 0.21 0,18 - 0,19 0,41 0,18-0,19 0,41

5

Tingkat Partisipasi

Angkatan K erja 6) Persen 62.5 64,92 63.78 56-57 63,01

MISI KE TIGA: Meningkatkan Ketersediaan Dan Kualitas Infrastruktur Wilayah

1

Tingkat

K emantapan Jalan (kondisi baik & sedang) 1)

Persen 87.31 93-94 97.05 93-94 97,56

2

Intensitas Tanam Padi (Daerah Irigasi)1)

Persen 190 n/a 200 n/a 200

Intensitas Tanam

Padi (Total)1) Persen 207 194 -198 214 > 200 227

3 Rasio E lektrifikasi

Perdesaan 1) Persen 99.59 100 100 100 100

4 Rasio E lektrifikasi

Rumah Tangga 1) Persen 60.41 71 -73 73.55 71-7 80,05

5

Cakupan Pelayanan Persampahan


(29)

No Indikator Kinerja Satuan

Capaian Kondisi Awal

2007

2012 2013

Target Realisasi Target Realisasi

(Perkotaan) 1)

6

Cakupan Pelayanan Air Bersih (Perkotaan) 1)

Persen 28.00 60 - 65 51.76 60-65 60,52

7

Cakupan Pelayanan Air Limbah (Domestik Perkotaan) 1)

Persen 50 61 - 67 63.21 67-72 63,40

MISI KE E MPAT: Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan untuk Pembangunan Yang Berkelanjutan

1

Laju Pertumbuhan Penduduk 6)

Persen 1.83 1,2-1,3 1.66 1,6-1,8 1,77

2

Tingkat Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar 1)

Status Mutu Cemar Berat cemar sedang Status Mutu Cemar Berat Status mutu cemar ringan Status Mutu Cemar Berat 3 Jumlah Hari dengan Kualitas Udara Perkotaan K ategori Baik 1)

Hari Baik/Tahu

n

20 27-30 hari

baik/tahun 50 (hasil pengukur an di beberapa kota di Jawa Barat) 32-35 51(hasilpen gukuran di beberapako ta di Jawa Barat)

4

Capaian Luas K esesuaian K awasan Lindung terhadap Luas Wilayah 1)

Persen 27.00 31-34 n/a 34-35 n/a

5

Jumlah Penerapan E nergi Alternatif 1)

Unit

MH = 20; PLTS= 1.589;

Biogas=687; PLTP= -

n/a

MH= 28 ; PLTS= 2. 729 ; Biogas=1 .071; PLTP= 3 WK P Meningkat nya diversifikasi energi dari mikro hidro, biofuel (biokerosin

) serta bio gas

n/a

MISI KE LIMA: Meningkatkan E fektifitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi

1 Skala Kepuasan

Masyarakat Skala 1 - 4 n/a 3 n/a 3 n/a

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Perijinan 2)

n/a n/a

75,60 (dalam koridor "BAIK") 76,83 (kategori baik)

2 Skala Komunikasi

Organisasi Skala 1 - 7 n/a n/a n/a 5 n/a

3 Jumlah Angka K riminalitas 3) n/a

Menurunny a angka kriminalitas N/A Menurunny a angka kriminalitas n/a 4 Jumlah Kasus K orupsi seluruh Jawa Barat 4)

Tindak

Pidana 66

Menurunny a angka kriminalitas N/A Menurunny a jumlah kasus n/a


(30)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

No Indikator Kinerja Satuan

Capaian Kondisi Awal

2007

2012 2013

Target Realisasi Target Realisasi

korupsi

Jumlah Kasus K orupsi Pemprov Jawa Barat 4)

Tindak

Pidana N/A 0 n/a

5 Tingkat Partisipasi

Pemilih 5) Persen 67 - 70 75-78

65,2 (Pilkada

Kab. Bekasi);

81,32 (Pilkada

Kota Cimahi);

61,76 (Pilkada

Kab. Tasikmal

aya)

> 78

63.66 (Pemilihan Gubernur)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Dinas E SDM Provinsi Jawa Barat, Dinas Permuk iman dan Perumahan

Provinsi Jawa Barat dan KPU Provinsi Jawa Barat *) SDKI Tahun 2012

Dalam rangka penurunan tingkat korupsi di Jawa Barat telah diwujudkan hal-hal berikut: 1) Penetapan Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Provinsi Jawa Barat Tahun

2010-2013 sebagai pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

2) Pembentukan Tim Koordinasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

3) Penyusunan data Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) Provinsi dan Kabupaten/Kota;

4) Pengukuhan Panitia Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2014;

5) Dilaksanakannya Bintek RANHAM dan sosialisasi RANHAM, sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2011-2014;

6) Penanganan kasus korupsi di wilayah Provinsi Jawa Barat sebanyak 199 kasus selama dua tahun yaitu pada tahun 2009 sebanyak 95 kasus, dan 104 kasus terjadi pada tahun 2010.

Adapun untuk partisipasi masyarakat dengan indikator tingkat partisipasi masyarakat, dimana dalam Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah di beberapa daerah kabupaten/kota yang telah melaksanakan Pemilu pada kurun 2008-2012 masih di bawah target, rata-rata mencapai sekitar 65 persen dan pada Pemilu Gubernur 63,66 persen. Pengendalian kamtibmas di Jawa Barat cukup terkendali, hal ini tidak terlepas dari upaya-upaya seperti:


(1)

TABE L 5.1. Rekapitulasi Usulan Program Dan Kegiatan OPD/ BIRO Pada Rancangan Awal

RKPD Provinsi Jawa BaratTahun 2015

NO OPD/ BIRO JUMLAH JUMLAH

KE GIATAN BL OPD KE GIATAN BTL OPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Dinas Pendidikan

2 Dinas Kesehatan 228 285.387.346.000 1 90.000.000

3 Rumah Sakit Jiwa 25 47.935.943.000

4 Rumah Sakit Paru 16 32.600.000.000

5 Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan 14 381.755.000.000

6 Dinas Bina Marga 52 1.851.178.401.400

7 Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air 49 110.709.500.000

8 Dinas Permukiman Dan

Perumahan 31 238.824.800.000

9 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah 51 38.345.375.000

10 Dinas Perhubungan 61 2.615.490.000.000

11 Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Daerah 35 46.550.000.000

12

Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana

5 5.971.592.000

13 Dinas Sosial 60 69.364.563.000

14 Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi 84 115.014.989.500

15

Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah

15 29.200.000.000

16

Badan Koordinasi Promosi Dan Penanaman Modal Daerah

15 24.500.000.000 17 Dinas Pariwisata Dan

Kebudayaan 213 203.695.370.000

18 Dinas Olah Raga Dan

Pemuda 30 1.149.338.000.000

19 Badan Kesatuan Bangsa

Politik 17 24.900.000.000

20 Biro P emerintahan

Umum 21 14.900.000.000

21 Biro Otonomi Daerah dan

Kerjasama 13 8.020.000.000

22 Biro Hukum dan H AM

23 Biro Administrasi

P erekonomian 17 57.950.000.000

24 Biro Bina P roduksi 9 3.841.794.200

25 Biro Administrasi

P embangunan

26 Biro P elayanan Sosial

Dasar 58 47.080.000.000


(2)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

V-28

NO OPD/ BIRO JUMLAH JUMLAH

KE GIATAN BL OPD KE GIATAN BTL OPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

28 Biro Organisasi 17 9.805.000.000

29 Biro Keuangan 40 31.711.698.600

30 Biro P engelolaan B arang

Daerah 19 43.400.000.000

31 Biro Humas P rotokol dan

Umum 17 145.936.921.000

32 Sekretariat DPRD

33 Dinas Pendapatan Daerah 18 13.457.864.700

34 Inspektorat 77 29.770.270.990

35

Badan Koordinasi Pemerintahan Dan Pembangunan Wilayah I

9 2.050.000.000

36

Badan Koordinasi Pemerintahan Dan Pembangunan Wilayah II

4 770.000.000

37

Badan Koordinasi Pemerintahan Dan Pembangunan Wilayah III

38

Badan Koordinasi Pemerintahan Dan Pembangunan Wilayah IV

39 Badan Kepegawaian

Daerah 21 44.200.000.000

40 Badan Pendidikan Dan

Pelatihan Daerah 7 114.750.000.000

41 Kantor Perwakilan

Pemerintahan 11 4.429.305.000

42 Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu 18 72.010.240.000

43

Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah

8 5.875.180.000 44 Badan Penanggulangan

Bencana Daerah 27 47.829.815.000 2 2.500.000.000

45 Satuan Polisi Pamong

Praja

46 Sekretariat KORPRI 9 9.500.000.000

47

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat

1 29.765.000.000

48 Badan Ketahanan Pangan

Daerah 22 33.850.000.000 5 43.240.000.000

49

Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa

6 7.100.000.000 50 Dinas Komunikasi Dan

Informatika

51 Badan Perpustakaan Dan

Kearsipan Daerah 20 26.716.459.000

52 Dinas Pertanian Tanaman Pangan 59 173.790.689.700 6 159.239.363.400

53 Dinas Perkebunan 16 16.510.000.000


(3)

NO OPD/ BIRO JUMLAH JUMLAH

KE GIATAN BL OPD KE GIATAN BTL OPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

55 Dinas Kehutanan 35 88.659.350.000

56 Dinas E nergi Dan Sumber

Daya Mineral 50 135.322.782.000

57 Dinas Perikanan Dan

Kelautan 41 61.557.784.000

58 Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan 14 13.706.920.000

59

Badan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah

Total 1723 8.624.392.954.090 14 205.069.363.400

TABE L 5.2. Rekapitulasi Usulan Program Dan Kegiatan Kabupaten/ Kota Pada Rancangan

Awal RKPD Provinsi Jawa BaratTahun 2015

NO KABUPATE N/ KOTA JUMLAH JUMLAH

KE GIATAN BL OPD KE GIATAN BTL OPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kabupaten Bogor 27 314.738.813.840

2 Kabupaten Sukabumi 5 21.379.791.000 12 74.082.700.000

3 Kabupaten Cianjur

4 Kabupaten Bandung 1 26.000.000.000

5 Kabupaten Garut

6 Kabupaten Tasikmalaya

7 Kabupaten Ciamis

8 Kabupaten Kuningan 9 75.345.000.000 20 63.500.000.000

9 Kabupaten Cirebon

10 Kabupaten Majalengka 5 6.670.950.000 46 7.440.000.000

11 Kabupaten Sumedang

12 Kabupaten Indramayu

13 Kabupaten Subang 1 1.500.000 1 1.050.000.000

14 Kabupaten Purwakarta

15 Kabupaten Karawang

16 Kabupaten Bekasi

17 Kabupaten Pangandaran

18 Kabupaten Bandung Barat

19 Kota Bogor

20 Kota Sukabumi 1 560.000.000

21 Kota Bandung

22 Kota Cirebon 1 7.000.000.000

23 Kota Bekasi

24 Kota Depok 24 309.300.510.000

25 Kota Cimahi 12 103.400.000.000 28 277.800.556.000


(4)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

V-30

NO KABUPATE N/ KOTA JUMLAH JUMLAH

KE GIATAN BL OPD KE GIATAN BTL OPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

27 Kota Banjar


(5)

BAB VI

PE NUTUP

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018. Dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 dan hasil analisis, pemantauan serta evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2014. RKPD Tahun 2015 berada pada tahapan pengembangan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh.

Selanjutnya dengan berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan tujuan dan fungsinya, RKPD Tahun 2015 sebagai dokumen rencana operasional Tahun 2015, dengan memusatkan pada pencapaian arah, tujuan, sasaran, dan target prioritas rencana pembangunan jangka pendek Tahun 2015. Penetapan prioritas rencana pembangunan Tahun 2015, mengacu pada isu-isu strategis serta pendekatan kewilayahan, yang kemudian difokuskan pada program dan kegiatan bagi pencapaian 10 (sepuluh)

Common Goals dan Non Common Goals. Dalam rangka menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut serta

untuk terwujudnya sinergitas kinerja pembangunan semua pihak yang terkait, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :

1. Seluruh OPD Provinsi Jawa Barat dan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota serta seluruh pelaku

pembangunan di Jawa Barat, berkewajiban untuk melaksanakan program-program dan kegitan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam RKPD Tahun 2015, secara sinergis dan terintegrasi.

2. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, peran serta kontribusi dunia usaha, komunitas, dan perguruan

tinggi perlu terus digali dan didorong untuk dapat berperan serta secara maksimal dan sekaligus berperan sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan.

3. Berdasarkan laporan hasil evaluasi dari seluruh OPD, BAPPEDA menyusun evaluasi, mengkaji, dan

menganalisis lebih lanjut pelaksanaan RKPD Tahun 2015. Hasil evaluasi, kajian dan analisis RKPD Tahun 2015 menjadi dasar bahan penyusunan perubahan RKPD Tahun 2015 dan penyusunan RKPD Tahun 2016.

4. Sebagai langkah awal dalam menyusun RAPBD Tahun 2015, RKPD 2015 dijabarkan lebih lanjut dalam

Dokumen Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA-APBD) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015, hasil kesepakatan bersama dengan DPRD Provinsi Jawa Barat.

5. Dalam rangka sinkronisasi, sinergitas, harmonisasi, dan integrasi pelaksanaan program-program dan

kegiatan-kegiatan pembangunan, yang pendanaannya bersumber dari APBD, APBN/BLN/PHLN, dan sumber-sumber lainnya yang sah, maka setiap OPD/BIRO harus menyusun dan membuat RENJA OPD/BIRO masing-masing, sebagai dasar pelaksanaan rencana kegiatan Tahun 2015.

6. Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan, mekanisme difasilitasi melalui RKPD Jabar Online, Forum OPD serta Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRE NBANG), sehingga aspirasi dan kepentingan masyarakat yang lebih luas dapat terakomodasi. Oleh karena itu diharapkan tim penyusun RKPD 2015 harus mengawal secara seksama aspirasi dan kepentingan masyarakat mulai dari tingkat desa hingga tingkat pusat di dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRE NBANG).

7. Untuk menjamin konsistensi, sinergitas, harmonisasi, integrasi, efektivitas, dan efesiensi pelaksanaan pembangunan, setiap OPD wajib melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan RKPD Tahun 2015, sesuai dengan TUPOKSI masing-masing dan melakukan koreksi yang diperlukan serta melaporkan hasilnya secara berkala 3 (tiga) bulan kepada Gubernur, melalui Biro Administrasi Pembangunan, Biro Keuangan, dan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat.

8. Secara proaktif, BAPPE DA Provinsi Jawa Barat , wajib melakukan pengendalian dan monitoring

pelaksanaan RKPD Tahun 2014 serta menghimpun dan menganalisis laporan 3 (tiga) bulan pelaksanaan dari masing-masing OPD/Biro dan hasilnya disampaikan kepada Gubernur.


(6)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 VI-2

9. Pada akhir tahun anggaran 2015, setiap kepala OPD/Biro wajib melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan RKPD Tahun 2015, sesuai dengan TUPOKSI masing-masing. Hasil evaluasi dilaporkan lebih lanjut kepada Gubernur melalui Biro Administrasi Pembangunan, Biro Keuangan, dan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat.

10. Tata cara penyusunan RKPD Tahun 2015 dan penyelenggaraan MUSRENBANG serta Forum OPD Tahun

2015, mengacu pada peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Mekanisme penyelenggaraan MUSRENBANG dilakukan melalui tahapan menurut tingkatan pemerintah daerah, melalui MUSRENBANG di tingkat Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Kota, Provinsi Jawa Barat sampai dengan Tingkat Nasional, perlu ditingkatkan kualitasnya.

11. RKPD Tahun 2015 berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Langkah-langkah persiapan dimulai sejak tanggal ditetapkan hingga pelaksanaannya, perlu terus dilakukan dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, sinkronisasi, sinergitas, harmonisasi, dan efektivitas dan efesiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.