Pengaruh Penundaan Perendaman Setelah Penebangan Terhadap Penurunan Kandungan Pati Bambu Andong (Gigantochloa verticillata Munro),

Rodang Triwibowo (E02495059). Pengaruh Penundaan Perendaman Setelah Penebangan
Terhadap Penurunan Kandungan Pati Bambu Andong (Gigantochloa verticillata Munro),
dibawah bimbingan lr. Togar L. Tobing, MSc dan Dr. Ir. H. M. Yahya Fakuara Ts., MSc.
Bambu merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia terutama di daerah pedesaan dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari
karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan, sehingga bambu sering disebut sebagai tanaman
serbaguna. Barnbu memiliki kemungkinan penggunaan yang luas untuk berbagai macam tujuan.
terutama sebagai bahan bangunan.
Salah satu masalah dalarn pemanfaatan bambu terutama jika digunakan sebagai komponen
bangunan atau rumah adaiah mudah diserang organisme perusak kayu seperti bubuk kayu kering,
rayap dan jamur yang mengakibatkan umur pakainya relatif singkat. Hal ini disebabkan oleh adanya
kandungan pati di dalam bambu yang disukai faktor perusak biologis sebagai makanannya.
Mengingat bambu memiliki kelemahan tersebut, diperlukan usaha peningkatan ketahanan
bambu terhadap serangan organisme perusak, yakni mengadakan pengawetan terhadap bambu. Salah
satu cara pengawetan bambu yang sering digunakan dan menjadi kebiasaan masyarakat adalah
merendam bambu di dalam air mengalir, air tergenang atau bahkan dalam lumpur selama jangka waktu
tertentu sebelum digunakan sebagai bahan bangunan. Cara pengawetan tradisional ini ternyata cukup
efektif. namun membutuhkan waktu antara 1 - 2 4 minggu (Yap. 1967).
Waktu pengawetan dengan cara tradisional tersebut tergolong cukup lama, sehingga perlu
dilakukan upaya lain mernpercepat waktu pengawetan bambu. Salah satu fenomena yang perlu
diketahui dan diadakan penelitian ke arah itu adalah bagairnana mempercepat waktu pengawetan

tradisional dan mengurangi kandungan pati dengan mernanfaatkan proses rnetabolisme parenkim
bambu setelah ditebang.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui kandungan pati pada tiap-tiap bagian batang
bambu andong (Gigantochloa verficllata Munro) 2) Mengetahui pengaruh penundaan perendaman
terhadap kandungan pati bam.bu andong .(Gigantochloa ve$ici!ata

~

Munro) .~~
yang
.~~masih
. ~. .segar
.~ . .. 3)
~

~~

~~

~~


Mengetahui lama penundaan perendaman yang efektif terhadap penurunan kandungan pati bambu
andong (Gigantochloa verficillata Munro).
Bahan penelitian yang digunakan adalah bambu andong (Gigantochloa verficillata Munro)
yang berasal dari Semplak. Bogor berumur 3-6 tahun. Peneiitian untuk mengetahui variabilitas
kandungan pati pada batang bambu terdiri dari 3 buah batang bambu andong baru ditebang yang
berasal dari satu rumpun yang sama. Selanjutnya pada batang bambu yang baru ditebang tersebut
diambil bagian pangkal, tengah dan ujung masing-masing sepanjang 10 cm dan dijadikan serbuk untuk
kemudian diukur kandungan patinya.
Penelitian untuk mengetahui pengaruh perlakuan penundaan perendaman terdiri dari 12
batang bambu andong yang baru ditebang dan dibenihkan cabang, ranting dan daunnya dengan

panjang 4 meter diukur dari pangkal (ditebang dimulai dari ruas pertama seteiah pertumbuhan relatif
stabil). Perlakuan yang diberikan setelah penebangan adalah contoh uji langsung direndam (0 jam),
contoh uji didiamkan selama 3, 6 dan 9 jam sebelum direndam dengan tiga kali ulangan pada masingmasing perlakuan.
Pengujian kandungan pati awal dilakukan terhadap contoh uji sebelum dilakukan perendaman
dengan mengambil bagian ujung-ujung (pangkal dan ujung) bambu masing-masing sepanjang 10 cm.
lalu dijadikan serbuk dan dicampur, sedangkan pengujian kandungan pati akhir dilakukan setelah
contoh uji selesai direndam juga sepanjang 10 cm dari tiap-tiap ujung barnbu. Perendaman dilakukan di
kolam selama 14 hari (dua minggu) dan diusahakan seluruh bagian contoh uji terendam.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan model
umum Yij = p + ai + ~ i j Untuk
.
mengetahui pengaruh perlakuan dibuat anaiisa keragaman (anova) dan
mengetahui perbedaan antar perlakuan maka pengujian dilanjutkan dengan rnenggunakan uji Duncan.
Penelitian yang dilakukan terhadap bambu andong yang akan digunakan menunjukkan
adanya variasi kandungan pati antar tiap bagian batang. Bagian yang paling banyak rnengandung pati
adalah bagian ujung. yaitu rata-rata sebesar 0.59%, kemudian bagian tengah sebanyak 0.43% dan
bagian pangkal mengandung pati paling sedikit yaitu rata-rata sebesar 0.42%. Jadi pada barnbu
andong ini terdapat suatu tendensi bahwa dari bagian pangkal sampai ke bagian ujung kandungan
patinya semakin meningkat. Berdasarkan analisis sidik ragam tidak terdapat perbedaan yang nyata
antara bagian pangkal, tengah dan bagian ujung.
Berdasarkan hasii pengukuran kandungan pati setiap perlakuan terjadi penurunan kandungan
pati pada perlakuan penundaan perendaman 0 jam (rendam langsung) sebesar 0.03% dan perlakuan
6 jam sebesar 0.07%. sedangkan

perlakuan lama penundaan perendaman 3 jam tidak terjadi

perubahan atau kandungan pati awal dengan kandungan pati akhir sama, sernentara pada perlakuan
penundaan perendaman selama 9 jam, kandungan pati setelah perlakuan mengalami kenaikan

sebesar 0.01%.
Hasil penelitian menunjukkan suatu tendensi bahwa semakin lama penundaan perendaman
sernakin sedikit penurunan kandungan pati yang terjadi. sedangkan analisis sidik ragam menunjukkan
perlakuan penundaan perendaman ini tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan
kandungan pati bambu.