Pengaruh Lama Penundaan Perendaman Terhadap Penurunan Kandungan Pati Bambu Andong (Gigantochloa verticillata Munro)

RINGKASAN
M. FAISAL AYUB (2000). Pengruh Lama Pcnundaan Perendaman Terhadap Pennrunan
Kandnngan Pati Bambu Andong (Gignntocl~lonvcrticillr~tnMunro) di bawah bimbingan
Ir.
Togar L: Tobing, MSc. dan Dr. lr. H.M. Yahya Faltuara, TS. MSc.

Bambu tenliasuk salah satu liasil liutan non kayu yang mempunyai arti penting dalam
keliidupan sehari-liari dan penggunaannya sangat luas bagi masyarakat. Batang bambu mempunyai
sifat-sifat yang menguntungkan, yaitu h a t , lurus, ringan, nkuran beragam dan mudah dalam
pengerjaannya, sellinga bainbu il~c~lienulli
syarat untuk bcrbagai iliacam keperluan seperti untuk
perabot rumah tangga, ballan bangunan, jeinbatan. bahan baku pulp kerlas, bahan baku papan partikel,
balok laminasi bambu dan lain sebagainya.
Di sanping sifat yang menguntungkan, banlbu temyata iiiemiliki sifat yang kurang
menguntun&an yaitu rentan terhadap kemsakan ole11 serangan serangga dan jamur (Liese, 1980).
Karena sifat kealvetamya yang rendah ini, maka perlakuan pengawetan sangat diperlukan.
Pengawetan banbu dengan ballan kiinia k m n g disukai karena biayanya yang cukup inahal dan
ininimnya pengetahuan masyarakat tentang ballan pcngawet

Pengalvetan secara mdisional dengan


perendaman di dalain air iilempakan cam yang banyak diininati oleh masyarakat, karena cara
pengawetan seperti ini nyaris tanpa biayadan inaiiipu dilaknkan sendiri oleh masyarakat. Namun, cara
pengawetan secan tradisional ini ilieinerlukan nzaktu sang cukup lallia selungga efisiensi waktu dalam
ha1 ini'cukup kecil.
Berdasakm lial-hal di atas lnaka dinsa perlu untuk iiiencoba usalia lain guna me~ngkatkan
ketahanan bambu terliadap serangan serangga pemsak. Salali satunya adalah dengan memanfaatkan
proses metabolisme parenkim pada bambu yang telah ditebang (masih segar), yaitu dengan
mendiamkan banlbu beberapa jam sebelum direndam. Tujuan penelitian ini adalal~(I) untuk melihat
adanya pengaruh l a n a penundaan perendaman terliadap p e n m a n kandungan pati bambu andong
(Giga~,tocl?loai~erticillataMunro), (2) untuk iiienentukan lama penundaan perendaman yang efektif
terliadap p e n m a n kandungan pati bambu andong (Giga17tocl~loa
1~erticillatnMUNO).
Sebagai awal dari penelitian iN adalah dilakukannya penelitian pendahulnan untuk
mengetaliui kandungan pati pada bagian-bagian batang banbu andong (pangkal, tengah dan ujung),
karena kandungan pati pada bagian-bagian batang bainbu bervariasi antara bagian pangkal, tengali dan
ujung (Sulthoni, 1984). Balubu andong (Giga17tochloa i~erticillataMUNO) dengan umur 3-6 tahun
(umur dimana inasyarakat biasa memanen) ditebang keinudian dial~bilbagian pangkal, tengah dan
ujung untuk dianalisis kandungan patinya. Penylangan dilakukan sebanyak tiga kali dan banbu yang
dianbil adalah bainbu yang berasal dari mmpun yang sana, ulnur yang seragam sem saat penebangan
yang sarua pula, dengan illaksud untuk me~nperkecilvariasi dari kandungan pati antar bambu karena


umur, tempat turnbuh dan saat penebangan mempengaruhi besamya kandungan pati bambu (Plank,
1950 dalain Sulthoni, 1984). Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa kandungan pati
bambu andong (Gigaiilocl?loa verficillafa Munro) bervariasi dari pangkal ke ujung dengan kandungan
pati terbanyak pada bagian ujung (0.59%), kemudian bagian tengall lebili sedikit (0.43%) dan bagian
pangkal paling sedikit (0.42%). Hanya saja perbedaan kandungan pati tidak nyata antam masingmasing bagian.
Penelitian utama dilakukan dengan ellipat perlakuan, yaitu penundaan perendaman selama 0
jain (langsung direndan), 2 jam, 4 jam d m 6 jam. Contoll uji diambil sepanjang 4 meter dari mas
pertallla banbu untuk keinudian direndam seIania 14 liari. Sanpel untuk kandungan pati awal diambil
kurang lebih 10 cln dari ujung-ujung pemotongan (mendekati ujung-ujung dati conto11 uji yang 4
meter). Setelah direndm selailia 14 llari, keinudian diambil kurang lebili 10 cm dnri ujung-ujung dan
bagian tengall contoh uji untuk dianalisis kandungan pati akhimya. Analisis kandungan pati dilakukan
dengan metode Huinpreys dan Kelly.
Hasil analisis kandungan pati bambu andong (Gigu17foc/~/oaverlic~l~atu
Munro) dengan lama
penundaan perendailan selalia 0 jam,

2 jam, 4 jam dan 6 jam inenunjukkan ballwa pada lama

penundaan perenda~nan0 jam, 2 jain dan 6 jam tcrlillat adanya penumnan kandungan pati yaitu

masing-inasing scbesar 0.06%, 0.11% dan 0.03%. Sedangkan pada lama penundaan perenda~nan4
jam memperlihatkan adanya penaikan kandungan pati yaitu sebesar 0.04%.
Analisis statistik inenunjukkan bahwa tidak ada pengaruh lama penundaan perendaman
terl~ldappenurunan kandnngan pati, ini dikarenakan di dalain penelitian ini sel parenkim yang ludup
ti&* signiiikan diantan masing-nlasing perlakuan sehingga penurunan kandungan pati yang terjadi
diantan inasing-masing perlakuan juga tidak sigmfikan.
Penaikan kandungan pati bambu andong (Giga~itochloai~erlicillataMunro) pada perlakuan 4
jam antara lain disebabkan ole11 adanya variasi kandungan pati pada bagian-bagian batang bambu
--

(pangkal, tengnh dan ujung).
Penumiinn kandungan pati ba111bt1 andong (Ciga~ilncltlan~ ~ e r t i c ~ l lMunro)
a f a yang mendapat

1

perlakuan lana penundaan perendaman selama 0 jam, 2 j a n dan 6 jam disebabkan oleh adanya
aktivitas parenkiln (proses inetabolisme parenkim). Parenkiln adalal~tempat penyimpanan cadangan
makanan ( y d a n g 1n,7kanan). Pada saat bainbu baru ditebang, kondisi bambu sangat segar (Iadar air
bainbu tinggi) sehingga sel-sel di dalan banbu tetap bidup (tetap inelakukan proses metabolisme),

namun aktivitasnya 111ulai b e r k m g karena kandungan air yang mulai berkurang. Semakin banyak
kandungan air yang berkunng maka sel-sel di dalatn bainbu tersebut mulai mati, namun sejumlah sel
parenkiln inasill tetap ludup karena masih inemiliki protoplas (Kullman dan Cote, 1968 dalam
Haygreen, 1982). Menurut Falm (1982), parenkiln dari tubuh Iuinbuhan primer berkembang dari
rneristem dasar dan terns lneiiibelal~din bahkan sekalipun telah dewasa. Sel-sel parenkim yang masih

Iudup setelali melalui perlakuan lama penundaan pcrcndanian akan tclus melakuk'ul aktivitasnya
selama perendanan berlangsung, karena batang ba~nbukernbali dilnasuki air selungga kondisi bambu
menjadi sangat segar. Dalaln nlelakukan aktivitasnya ini, sel parenkiln akan menggunakan pati yzuig
ada pada dirinya sendiri sebagai su~nberenergi sehingga kandungan pati bambu akan berkurang.
Penurunan kandungan pati pada perlakuan lama penundaan perendaman 2 jam merupakan
yang tertinggi dibanding perlakuan yang lainnya. IN dikarenakan pada selang waktu 2 j a n setelah
ditebang sa~npaike~nudiandirendam, sel parenkiln yang masih ludup lebih banyak dibanding
perlakum yang lainnya. Pada selang waktu 2 jam setelah ditebang dimungkinkan k a d a air bambu
belu~nbanyak berkurang (kadar air banbu cukup tinggi) selungga r~re~nungklnkan
sebagian besar sel
parenkiln tetap hidup. Penumnan kandungan pati pada perlakuan lanla penundaan perendaman 6 jam
adalah yang terkecil dibanding perlakuan yang lainnya dikarenakan kadar air barnbu yang telah banyak
berkurang selungga sel parenkiln yang masih ludup lebill sedikit. Sel parenkirn yang masilr hidup
sedikit mnenyebabkan berkurnngnya kandungan pati yang dirrranfaatkan ole11 sel parenkim yang masill

ludup tersebut juga sedikit.