FUNGSI AUDIT EKSTERN FUNGSI AUDIT INTERN

Laporan Tahunan 2016 | PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH 150

C. Indikator Kepatuhan

Berkaitan dengan pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian, kegiatan operasional PT. Bank Kalteng selama tahun 2016 tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku, hal tersebut dapat tercermin dari: 1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM CAR PT. Bank Kalteng sebesar 27,27, lebih besar dari ketentuan BI 8 sampai dengan kurang dari 11 dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2. 2. Aktiva Produktif Bermasalah APB dibandingkan dengan Total Aktiva Produktif sebesar 0,29, ketentuan BI maksimal 5. 3. Non Performing Loan NPL Gross sebesar 0,42, ketentuan BI maksimal 5. 4. Non Performing Loan NPL Net sebesar 0,10, ketentuan BI maksimal 5. 5. Return On Asset ROA sebesar 4,38, ketentuan BI minimal 1,62. 6. Return On Equity ROE sebesar 22,82, ketentuan BI minimal 15. 7. Net Interest Margin NIM sebesar 9,41, ketentuan BI maksimal 5. 8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO sebesar 62,85, ketentuan BI maksimal 80. 9. Loan to Funding Ratio LFR sebesar 99,63, ketentuan BI maksimal 80-92. Dari 9 parameter benchmark yang ditetapkan Bank Indonesia, rata-rata rasio Tingkat Kesehatan PT. Bank Kalteng Tahun 2016 menunjukkan tingkat rasio Bank yang sehat dan tidak ada pelanggaran yang signifikan terhadap ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

IV. FUNGSI AUDIT EKSTERN

Pelaksanaan Audit Ekstern Tahun Buku 2016 dilakukan oleh 2 dua Audit Ekstern yaitu : 1. Kantor Akuntan Publik Dolly, Bambang Sulistyanto, Dadang dan Ali Dbsd a dengan cakupan pemeriksaan dilakukan terhadap Laporan Keuangan dan Perpajakan saat ini masih dalam proses pelaksanaan. Adapun cakupan pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik Dolly, Bambang Sulistyanto, Dadang Ali DBSD a antara lain: a. Laporan Posisi Keuangan Neraca PT. Bank Kalteng tanggal 31 Desember 2016 serta Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas, pembuatan laporan hasil pemeriksaan masih dalam proses. b. Melakukan pengujian atas Kepatuhan Bank terhadap hukum, peraturan perundang- undangan, kontrak yang berlaku serta efektivitas pengendalian intern yang merupakan tanggung jawab manajemen Bank. c. Pemeriksaan berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. d. Berdasarkan hasil audit laporan keuangan PT. Bank Kalteng posisi Keuangan PT. Bank Kalteng per 31 Desember 2013 dan 2012 menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Pemeriksaan Umum oleh OJK. Laporan Tahunan 2016 | PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH 151

V. FUNGSI AUDIT INTERN

Fungsi Audit Intern selama tahun 2016 : a. Tugas yang dilaksanakan bersifat independen dengan mengidentifikasikan dan mengevaluasi prinsip umum kegiatan operasional dan prinsip manajemen risiko yang baik. Dalam hal terdapat kesenjangan dalam kebijakan dan prosedur Bank maka Pengawasan Intern melakukan klarifikasi dengan auditee terhadap implementasi kebijakan dan prosedur yang dilakukan dan meminta auditee untuk melakukan perbaikan. b. Divisi Pengawasan Intern PT. Bank Kalteng telah melakukan pemeriksaan rutin pada tahun 2016 sesuai rencana yang ditetapkan yaitu 9 sembilan Kantor Cabang termasuk Semua Kantor Cabang Pembantu yang dibawahnya, tambahan 1 satu KC Muara Teweh dan melakukan pemeriksaan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SKNBI KC Utama dan pemeriksaan BI RTGS di Kantor Pusat. Selain itu melakukan pemeriksaan khusus terhadap kasus pada KCP Sebabi dan KC Kuala Kapuas. Adapun cakupan pemeriksaan meliputi aspek risiko dan unsur-unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan mempengaruhi kepentingan Bank dan masyarakat. c. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang disusun dengan mempertimbangkan penetapan pelaksanaan waktu yang tepat sesuai dengan signifikansi masalah dan prioritas kegiatan pengawasan intern. Perencanaan waktu yang tepat sangat diperlukan agar sumber daya yang terbatas dialokasikan secara optimal untuk melaksanakan strategi pemeriksaan dalam satu periode perencanaan. d. Cakupan pemeriksaan meliputi 8 delapan risiko dengan prioritas utama Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Hukum serta Risiko lainnya. Namun untuk Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas tidak dilakukan audit khusus hanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan rutinumum setiap tahun dengan pertimbangan bahwa PT. Bank Kalteng aktivitasnya bukan sebagai Bank Devisa sehingga kompleksitas permasalahan tidak serumit Bank Devisa yang terutama terjadinya perubahan nilai tukar. Selain itu likuiditas Bank cukup aman karena dana Pemerintah daerah dominan dan komposisi kualitas aset yang ditempatkan hanya dalam bentuk pemberian kredit dan penempatan dana pada Bank yang aman walaupun laba yang diperoleh tidak maksimal. e. Setiap melakukan pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan LHP dan membuat Laporan Kesimpulan Hasil Pemeriksaan LKHP. f. Sebagian besar temuan-temuan pemeriksaan pada umumnya dapat ditindaklanjuti, namun ada beberapa temuan yang menyangkut kebijakan ditindaklanjuti secara langsung karena terkait dengan Divisi lainnya. g. Dalam rangka meningkatkan kualitas auditor saat ini semua tenaga auditor baik yang ada di Divisi Pengawasan Intern maupun petugas KIC mengikuti sertifikat auditor pada Lembaga Yayasan Pendidikan Internal Auditor YPAI Jakarta secara bertahap dan berkesinambungan. Saat ini 6 enam orang yang telah bersertifikat Qualified Internal Auditor QIA dan 2 dua orang masih dalam tingkat lanjutan. Laporan Tahunan 2016 | PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH 152 Jumlah Penyimpangan Internal: Pada tahun 2016 terdapat 2 dua penyimpangan yaitu: 1. Pada KCP Sebabi masalah penyimpangan terhadap prosedur perjalanan dinas, tindakan Bank terhadap pegawai yang bersangkutan penundaan kenaikan pangkat selama 2 dua tahun. 2. Pada KC Kuala Kapuas masalah disiplin pegawai, tindakan Bank pegawai yang bersangkutan telah diberhentikan.

VI. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Proses Manajemen Risiko