2.3.2. Klasifikasi Berdasarkan Kewenangan Pembinaan
A. Jalan Nasional
Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol UU NO. 38, 2004. Kewenangan pembinaan jalan ini berada pada Pemerintah Pusat.
B. Jalan Provinsi
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupatenkota, atau antar ibukota kabupatenkota, dan jalan strategis provinsi UU NO. 38, 2004. Kewenangan pembinaan jalan ini berada pada
Pemerintah Daerah Tingkat I. C.
Jalan Kabupaten Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten UU NO. 38, 2004. Kewenangan pembinaan jalan ini berada pada
Pemerintah Daerah Tingkat II. D.
Jalan Kota Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder
yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota UU NO. 38, 2004.
E. Jalan Desa
Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan
UU NO. 38, 2004.
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, jalan dibagi dalam 3 tiga jenis yaitu jalan luar kota, jalan perkotaan, dan jalan bebas hambatan jalan tol.
Pembagian jalan ini berdasarkan pada perkembangannya, karakteristik lalu lintas, dan tidak adanya kerb. Untuk lebih jelasnya jenis jalan tersebut adalah sebagai
berikut: A.
Jalan Antar Kota Yaitu jalan yang tanpa perkembangan yang menerus pada sisi
manapun, meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen yang sebentar-sebentar, seperti rumah makan, pabrik atau perkampungan.
Karakteristik arus lalu lintas hampir merata setiap harinya baik pagi, siang maupun sore. Persentase arus lalu lintas kendaraan berat lebih besar dan
umumnya tidak dilengkapi dengan kerb. B.
Jalan Perkotaan Yaitu jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan
menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruhnya, minimal pada satu sisi jalan tersebut. Selain itu karakteristik arus lalu lintas puncak terjadi pada
pagi hari dan sore hari. Secara umum komposisi lalu lintasnya diwarnai dengan banyaknya kendaraan pribadi dan sepeda motor, serta umumnya
pada jalan perkotaan terdapat kerb. C.
Jalan Bebas Hambatan Jalan Tol Yaitu jalan untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian masuk
secara penuh, baik merupakan jalan terbagi ataupun tak terbagi.
Menurut UU NO. 43 1993, pembagian jalan dibagi dalam kelas-kelas antara lain:
A. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu
terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton. B.
Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter,
ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton.
C. Jalan kelas IIIA, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan
muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. D.
Jalan kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
E. Jalan kelas III C, yaitu jalan lokal yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat
yang diizinkan 8 ton.
2.4. Pengertian Jalan Tol