nomor 3 mempunyai daya pembeda yang sangat rendah, sehingga peneliti mengganti soal nomor 3 ini. Untuk kemampuan pemecahan masalah item soal
nomor 1 mempunyai daya pembeda yang sedang, pada soal nomor 2 dan 3 mempunyai daya pembeda yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, pada tabel berikut ini disajikan rangkuman uji coba yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian.
Tabel 3.13 Hasil Uji Coba Tes Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis
Validitas Reliabilitas
IK DP
Kom PM
Kom PM
Kom PM
Kom PM
0,814 0,445
0,66 0,44
40,63 26,56
81,25 21,88
0,887 0,767
45,31 46,88
90,63 62,5
0,065 0,664
93,75 39,06
0,00 59,38
Berdasarkan tabel di atas, terdapat satu soal komunikasi matematis yang validitasnya rendah, untuk reliabilitas kedua kemampuan pada tingkatan sedang,
pada indeks kesukaran satu soal komunikasi matematis pada kategori mudah dan sebuah soal pemecahan masalah matematis pada kategori sukar, sedangkan pada
daya pembeda kedua kemampuan tersebut terdapat satu soal yang daya pembedanya sangat rendah yaitu pada soal nomor tiga tes kemampuan
komunikasi matematis. Oleh karena soal tes kemampuan komunikasi matematis mempunyai validitas yang rendah, indeks kesukaran yang terlalu mudah, dan daya
pembeda yang rendah, maka soal tes ini diganti.
3. Instrumen Skala Sikap
Skala sikap siswa bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap proses pembelajaran dengan mengunakan strategi REACT. Dalam penelitian ini angket
skala sikap disusun dengan mengacu pada skala Likert. Pada angket disediakan
empat skala pilihan yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Pilihan ragu-ragu RR tidak digunakan, untuk
menghindari jawaban aman, sekaligus mendorong siswa untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap pernyataan yang diajukan. Penyusunan skala sikap
diawali dengan pembuatan kisi-kisi, agar afektif yang hendak diukur terangkum secara proporsional.
Langkah-langkah mengukur skala sikap sebagai berikut: pemberian skor butir skala sikap dengan berpedoman kepada model skala Likert, yaitu 1 untuk
pernyataan positif, jawaban SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1; 2 untuk pernyataan negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi
skor 2, TS diberi skor 3, dan STS diberi skor 4. Kemudian mencari skor netral butir skala sikap, membandingkan skor sikap siswa untuk setiap item, indikator
dan klasifikasi skala sikap dengan sikap netralnya, untuk melihat kecenderungan sikap siswa. Sikap siswa dikatakan positif jika skor sikap siswa lebih besar dari
sikap netralnya, sebaliknya disebut negatif jika skor sikap siswa lebih kecil dari skor netralnya.
4. Lembar Observasi
Purwanto 2009: 149 mengatakan bahwa observasi adalah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, 2010: 153.
Lembar observasi diberikan kepada pengamat, untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran strategi
REACT dan aktivitas guru dalam menyajikan pembelajaran pada setiap pertemuan. Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai acuan dalam membuat
refleksi terhadap proses pembelajaran dan keterlaksanaan strategi REACT.
5. Pengembangan Bahan Ajar