Lokasi Objek, Waktu Penelitian dan Informan

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu dan membentuk simpulan penelitian sebab peneliti membangun realitas dari penelitian. Dalam waktu yang sama peneliti memiliki sensitifitas pada realitas yang diciptakan oleh orang lain yang terlibat, dan konsekuensi perubahannya dan perbedaan-perbedaan nilai. Semua temuan dalam penelitian kualitatif yang dinegosiasikan secara sosial diakui benar. Ketiga, penelitian kualitatif bersifat empiris dan ilmiah sebagaimana penelitian kuantitatif, meskipun dasar-dasar filosofis penelitian kualitatif baik secara ontologis maupun epistemologis dipandu oleh judgment nilai yang subyektif. Bresler 1995, hlm. 11 mengemukakan “...The beginning and end point of phenomenological research is lived experience. Lived experience has a temporal structure: it can never be grasped in its immediate manifestation but only reflectively as past presence...”. Inti dari penelitian fenomenologis adalah pengalaman hidup. Pengalaman hidup tidak pernah dapat ditangkap dalam manifestasi langsung, tetapi hanya merenung sebagai kehadiran masa lalu. Pengalaman ini dipahami dari sudut pandang informan. Jelaslah dalam operasional pelaksanaan metode ini, peneliti harus menganggap pengalaman informan sebagai sesuatu yang sangat berharga, sehingga proses penempatan pikiran dan persepsi terhadap objek harus disisihkan terlebih dahulu sampai informan selesai mengungkapkan pengalamannya. Langkah kajian tersebut diharapkan akan memperoleh gambaran utuh berupa kearifan lokal yag masih dilaksanakan oleh masyarakat, usaha inovasi yang dilakukan agent of change agen pembaru dengan mengajak masyarakat dalam pelestarian kawasan lindung dengan memanfaatkan zonasi penggunaan lahan yang akan menjaga fungsi hutan sebagai daerah resapan air, sebagai hutan wisata, dan sebagai agroforestri.

B. Lokasi Objek, Waktu Penelitian dan Informan

Melalui penelitian kualitatif, peneliti berupaya untuk melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang utuh dinamis dan penuh makna. Penelitian ini dilakukan pada setting yang alamiah natural setting. Oleh karena itu, penelitian kualitatif sering juga disebut sebagai penelitian naturalistik. Objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Pada prakteknya, peneliti berbaur dengan masyarakat subjek penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Lokasi dalam penelitian fenomenologi ini dilaksanakan di Kawasan Sekitar Situ Cisanti yang melindungi Situ Cisanti termasuk kawasan lindung Gunung Wayang. Kawasan Sekitar Situ Cisanti berada di PetakArboretum 73 wilayah Perum Perhutani. Wilayah ini secara administratif berada di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Fenomena di lapangan berupa kearifan lokal yang masih dipertahankan, zonasi kawasan, usaha agen pembaru untuk melestarikan kawasan lindung Gunung wayang yang di dalamnya terdapat Situ Cisanti dengan berusaha menata kawasan sekitar situ agar selalu terjaga dari tekanan penduduk yang bertujuan untuk menggunakan lahan hutan sekitar Situ. Subjek penelitian adalah masyarakat yang tinggal di sekitar Situ Cisanti yaitu masyarakat Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Subjek penelitian atau sumber data penelitian dipilih secara purposive teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Salah satu strategi yang paling umum di dalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian tertentu. Informan yang terpilih untuk mencari sumber data tersebut refresentatif mewakili masyarakat yang bersifat homogen. Jadi, kriteria yang menjadi pedoman dalam pemilihan informan adalah bahwa yang akan dipilih benar-benar orang-orang yang terlibat langsung dengan persoalan yang diteliti. Atau setidaknya mengetahui betul mengenai persoalan tersebut. Konsekuensinya jumlah informan relatif terbatas dan berapa besarnya tidak dapat ditentukan secara baku. Adapun pemilihan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive dan prosesnya secara snowball sampling. Persyaratan dalam penentuan informan tersebut didasarkan atas keluasan informasi yang dimiliki oleh informan tersebut dan memiliki aktivitas yang berhubungan dengan situasi sosial yang dijadikan sebagai fokus penelitian. Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu Sebagaimana menurut Raco 2010, hlm. 109 bahwa ada kriteria dalam pemilihan informan atau partisipan yaitu : Pertama, partisipan adalah mereka yang tentunya memiliki informasi yang dibutuhkan. Kedua, mereka yang memiliki kemampuan untuk menceritakan pengalamannya atau memberikan informasi yang dibutuhkan. Ketiga, yang benar-benar terlibat dengan gejala, peristiwa, masalah itu, dalam arti mereka mengalaminya secara langsung. Keempat, bersedia untuk ikut serta diwawancarai. Kelima, mereka harus berada tidak dibawah tekanan, tetapi penuh kerelaan dan kesadaran akan keterlibatannya. Informan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu informan pokok dan informan pangkal. Informan pokok dalam penelitian ini adalah informan yang memahami betul keberadaan Situ Cisanti, sementara informan pangkal adalah informan yang memberikan perluasan dan pelengkap sehingga informasi diperoleh lebih komprehensif. Penentuan informan secara purposif dianggap bahwa informan yang dipilih dapat mewakili masyarakat yang bersifat homogen. Berikut gambaran informan pangkal dan informan pokok yang akan di jadikan sumber data dalam penelitian ini : Tabel 3.1 Informan Pokok dan Informan Pangkal Informan Pokok Informan Pangkal Ketua LMDH Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan  Kepala TPKSDA WS Citarum  Penjaga harian Situ Cisanti PJT  Petani petak 73  Tokoh Masyarakat Ketua KRPH Arboretum 73  Pegawai Perhutani  Ketua Petak 73C  Kuncen Situ Cisanti  Budayawan Sumber : Rancangan penulis 2014 Berdasarkan tabel di atas, informan pokok adalah orang dianggap mempunyai pengetahuan lebih Information Rich atau orang yang memiliki pengaruh dan otoritas pada situasi sosial subjek penelitian, sehingga menjadi sumber informan utama yang dapat memberikan data atau keterangan tentang penelitian ini, kemudian informan pangkal adalah terdiri dari orang yang sering berinteraksi Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu dengan informan pokok sehingga dipercaya menerima pengetahuan dari informan pokok dan diharapkan mampu memberikan keterangan utuh dalam penelitian ini. Subjek dipilih berdasarkan pertimbangan pengetahuannya terhadap masalah yang akan diteliti sehingga mampu memberikan informasi yang diharapkan dalam pengumpulan data sampai mencapai data jenuh. Kedua katagori baik informan pokok ataupun informan pangkal diharapkan dapat memberikan sumber data yang valid tentang peran masyarakat dan pelestarian fungsi hutan sebagai daerah resapan air Situ Cisanti sebagai upaya dalam menambah khasanah pengetahuan bagi sumber belajar geografi. Keterangan : Penelitian ini menggabungkan teknik observasi partisipan dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini. Penjelasan bagan di atas bahwa peneliti memulai pencarian data dengan langsung menuju informanpartisipan pangkal, dari kedua informan pangkal ini selanjutnya menunjuk orang yang dianggap kaya akan informasi Gambar 3.1 Diagram Alur Penggalian Data dari Informan Pokok dan Informan Pangkal Sumber : Rancangan survey penulis 2014 : Kegiatan Pengumpulan data dari Informan Pokok : Hasil data yang diperoleh dari informan pokok dan pangkal : Kegiatan Pengumpulan data dari Informan Pangkal Peneliti Informan Pokok B Informan Pokok A Informan pangkal 6 Informan pangkal 5 Informan pangkal 2 Informan pangkal 1 Informan pangkal 8 Informan pangkal 7 Informan pangkal 4 Informan pangkal 3 Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu disebut informan pokok adalah seseorang yang dianggap mempunyai kekayaan informasi yang perlu digali. Selanjutnya proses penggalian data berakhir jika datainformasi telah “jenuh” artinya setiap pertanyaan yang diajukan dari hasil berbagai teknik penggalian datainformasi diantaranya dengan triangulasi wawancara, dokumentasi, observasi dari informan atau partisipan menunjukan makna yang sama dan tidak ada data negatif, semuannya relatif sama. Hasil kedua informasi baik dari informan pangkal maupun pokok selanjutnya disandingkan, hal ini bertujuan mempermudah pemahaman terhadap data untuk dianalisis dan melakukan diskusikan kelompok dengan setiap informan secara langsung saat member check, pada tahapan setelah analisis telah selesai untuk meyakinkan bahwa data tersebut valid. Member Check bagian dari uji kridibilitas bagi keabsahan data.

C. Sumber Data