3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang dapat terdiri dari manusia, benda- benda, hewan-hewan, tumbuh, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian Nawawi, 1995: 141. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
Mahasiswa-mahasiswi FISIP USU,jurusan yang dipilih antara lain: jurusan Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, Kesejahteraan Sosial, Antropologi, Sosiologi,
Administrasi niaga bisnis dan Administrasi negara.
Tabel 3.1 Data Mahasiswa Fisip USU Stambuk 2012
Jurusan Populasi
Ilmu Komunikasi 144 orang
Ilmu Politik 79 orang
Kesejahteraan Sosial 83 orang
Antropologi 75 orang
Sosiologi 78 orang
Administrasi niaga bisnis 142 orang
Administrasi negara 138 orang
Jumlah 739 orang
Sumber:www.dirmahasiswa.usu.ac.id 3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu Nawawi,2001:144. Ada empat rancangan sampling dalam
kategori sampel probabilitas: 1 sampling random sederhana, 2 sampling sistematis, 3 sampling berstrata, dan 4 sampling Klaster.
- Sampling random sederhana adalah yang paling banyak dipakai. Untuk
menarik sampel seperti ini, kita dapat menuliskan semua unsur populasi dalam secarik kertas, kemudian mengundinya sampai kita memperoleh
jumlah yang dikehendaki. Unsur-unsur yang jatuh itulah yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
sampel. Cara ini tidak praktis bila populasinya besar. Oleh karena itu, umumnya peneliti menggunakan cara kedua: menggunakan tabel
random. Apa pun metode yang digunakan, sampling random sederhana harus memiliki kerangka sampling sampling frame. Kerangka
sampling adalah daftar lengkap semua unsur populasi. -
Sampling sistematis juga menggunakan kerangka sampling. Hanya di sini, unsur yang pertamalah yang dipilih secara random. Unsur-unsur
lainnya ditarik dengan mengambil jarak tertentu. -
Sampling berstrata, seperti ditunjukkan namanya, melibatkan pembagian populasi ke dalam kelas, kategori, atau kelompok yang
disebut strata. Ada dua jenis sampel strata: proporsional dan disproporsional.
o Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil
sampel yang sebanding dengan besar setiap strata. Angka yang menunjukkan berapa persen dari setiap strata diambil
disebut pecahan sampling sampling fraction. Pada sampel strata, pecahan sampling untuk setiap strata sama. Cara ini
akan mengalami kesukaran bila ada sebagian strata yang jumlahnya terlalu kecil atau sebagian lagi terlalu besar. Dari
setiap strata diambil jumlah sampel yang sama. Data untuk setiap strata dikalikan dengan bobot strata tersebut.
o Dalam sampling strata disproporsional, dari setiap strata
diambil jumlah sampel yang sama -
Sampling klaster cluster sampling dilakukan bila kita tidak mempunyai kerangka sampling. Misalnya, kita ingin meneliti anak-
anak SD Kotamadya Bandung. Tidak mungkin kita menghimpun semua anak SD dalam daftar. Selain mungkin daftar itu akan terlalu panjang,
data tentang itu sukar diperoleh. Bila daftar nama anak SD sukar kita buat, kelompok anak berdasarkan nama sekolahnya mudah kita buat.
Kelompok anak itu disebut klaster.
Rancangan sampling nonprobabilitas , seperti disebutkan di atas, tidak
menggunakan prinsip kerandoman. Yang termasuk ke sini antara lain:
Universitas Sumatera Utara
i. sampling kebetulanaccidental sampling, yaitu mengambil sampel siapa
saja yang ada atau kebetulan ditemui, ii.
sampling kuotaquota sampling, yaitu menetapkan jumlah tertentu untuk setiap strata lalu meneliti siapa saja yang ada sampai jumlah itu terpenuhi,
iii. sampling purposif, yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap
berdasarkan penilaian tertentu - mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis.
Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut makan digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90
Rakhmat,2004:82, adapun rumus tersebut adalah : � =
� ��
2
+ 1 Keterangan :
N = jumlah populasi n = sampel
d
2
= presisi Dari rumus tersebut, maka besar sampel yang diambil pada penelitian ini adalah :
� = �
��
2
+ 1 Dimana:
n : besar sampel
N : Jumlah populasi
d : Nilai presisi
1 : Konstanta
Berdasarkan uraian diatas besar sampel, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
n= 7390,1
2
+ 1 739
= 8,39
739
= 88,08 = 88 total sampel dalam penelitian ini adalah 88 orang
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Ada pun teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
peneliti adalah teknik sampel strata proporsional, dalam teknik ini populasi dikelompokkan ke dalam kelompok atau kategori yang disebut strata dengan
tujuan untuk membuat sifat yang homogen dari populasi yang heterogen Krisyantono, 2006:151. Dalam jenis pengambilan sampel ini, jumlah sampel
yang diambil dari setiap strata harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Rumus pengambilan sampelnya yaitu: n= n
1x n N
Keterangan: n1 = jumlah jiwa n = jumlah sampel
N = populasi
Tabel 3.2 Sampel
Departemen Populasi
Sampel
Ilmu Komunikasi 144 x 88
739 17
Ilmu Politik 79 x 88
739 9
Kesejahteraan Sosial 83 x 88
739 10
Antropologi 75 x 88
739 9
Sosiologi 78 x 88
739 9
Administrasi niaga bisnis 142 x 88
739 17
Administrasi negara 138 x 88
739 17
Total 739
88
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan masing-masing sampel yang diteliti oleh peneliti, peneliti menggunakan sampling random sederhana, Sampling random sederhana
adalah yang paling banyak dipakai. Untuk menarik sampel seperti ini, kita dapat menuliskan semua unsur populasi dalam secarik kertas, kemudian mengundinya
sampai kita memperoleh jumlah yang dikehendaki. Unsur-unsur yang jatuh itulah yang menjadi sampel. Cara ini tidak praktis bila populasinya besar. Oleh karena
itu, umumnya peneliti menggunakan cara kedua: menggunakan tabel random. Apa pun metode yang digunakan, sampling random sederhana harus memiliki
kerangka sampling sampling frame. Kerangka sampling adalah daftar lengkap semua unsur populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data