Fisip USU tetap menyukai film Habibie Ainun dengan pesan-pesan moral dalam cerita dan kagum melihat kehebatan akting Reza Rahadian meniru
cara bicara yang unik dari bapak Habibie. Berdasarkan hasil kuisioner, mahasiswa cukup terobsesi dan ingin menjadi sukses seperti bapak
habibie. Dengan menonton film habibie ainun, mahasiswa terpacu dan memotivasi untuk berkeinginan menjadi anak bangsa yang sukses seperti
bapak Habibie. e.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh film Habibie Ainun terhadap sikap mahasiswa Fisip USU
memiliki hubungan yang rendah namun pasti dilihat dari keinginan mahasiswa lebih besar untuk mendapatkan hiburan dan melihat artis
pemain film namun mahasiswa Fisip USU tetap menyukai film Habibie Ainun dengan pesan positif dan sifat mendidik dalam film dapat
menambah pengetahuan mahasiswa terhadap sosok bapak Habibie.
5.2 Saran Responden Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti lakukan kepada responden, responden memberikan saran agar hendaknya tetap mencintai
produk film Indonesia, seperti film Habibie Ainun yang berkualitas dan memiliki pesan moral yang baik.
5.3 Saran Dalam Kaitan Akademis
Dengan adanya penelitian ini pengaruh film Habibie Ainun terhadap sikap dan pengetahuan mahasiswa cukup berhubungan namun tidak memiliki kaitan
yang begitu kuat. Pesan dan makna film tidak cukup banyak berpengaruh tetapi kebanyakan mahasiswa menonton film Habibie Ainun hanya untuk mendapatkan
hiburan dan mengetahui film-film terbaru di Bioskop.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Saran dalam Kaitan Praktis
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai
berikut : 1.
Film merupakan sarana hiburan masyarakat, mengharapkan kepada pihak Bioskop maupun sutradara untuk dapat memilih dan membuat film yang
dapat memberikan pesan positif dan mendidik dalam sebuah cerita film sehingga pengetahuan, sikap dan wawasan penonton semakin bertambah.
2. Rumah produksi film hendaknya lebih menyajikan cerita film yang lebih
banyak manfaat bagi penonton dan dapat memberikan kesan menarik dan bermutu.
3. Manajemen Bioskop harus lebih sering mengadakan press conference dan
nonton bareng bersama artis sehingga penonton dapat mengenal sosok pemain film dan sutradara
4. Rumah produksi film hendaknya mengeluarkan kaset DVD asli seiring
keluarnya film di bioskop sehingga penonton tidak harus menonton di bioskop.
5. Rumah produksi film hendaknya melahirkan bintang-bintang muda yang
memiliki bakat akting yang berkualitas yang dapat membuat penonton semakin suka dengan film yang ditayangkan
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Kerangka Teori adalah menggambarkan dari teori yang mana suatu problem riset berasal seperti dalam beberapa studi eksperimental, atau dengan teori yang
mana problem itu dikaitkan. Kerangka teori muncul setelah adanya tujuan atau hipotesa. Ini disebabkan karena hipotesa merupakan penjabaran dari teori. Tetapi
ada kalanya hipotesa muncul setelah adanya tujuan. Sebenarnya urutan pemunculan kerangka teori dan hipotesa bisa bergantian, karena hipotesa
bersumber dari teori. Suwardi, 1998:107
2.1.1 Teori SOR
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka teori yang mendekati penelitian ini adalah Teori S-O-R Stimulus-Organism-Response. Teori ini menjelaskan bahwa
tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh
hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dalam arti lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan dari teori S-O-R adalah reaksi yang
bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan Effendy
,2007:254. Dari teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian, khalayak dapat mengharapkan dan memperkirakan suatu ikatan yang
erat antar pesan-pesan media dan reaksi audien.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini digambarkan sebagai berikut:
Stimulus
Gambar 2.1 Teori S-O-R Effendy, 2007: 255
Bagan diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada apa yang dialami individu. Stimulus yang di sampaikan ke organism mendapatkan
perhatian, pengertian, penerimaan . setelah khalayak mendapat organism maka muncullah response atau perubahan sikap dari khalayak yang menontonnya.
Dikaitkan dengan Film Habibie Ainun terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU, gambar diatas menunjukkan bahwa:
a. Pesan Stimulus, stimulus atau pesan yang dimaksud adalah pesan dalam
Film Habibie Ainun yang tayang diBioskop pada tanggal 20 Desember 2012 b.
Komunikan Organism, yang menjadi sasaran khalayak dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.
c. Efek Response, berupa perubahan sikap melalui tahap-tahap antara lain:
- Pengetahuan Film komunikan bertambah setelah menonton Film
Habibie Ainun -
Timbulnya perasaan suka atau keinginan untuk menonton Film Habibie Ainun
- Tindakan Komunikan yang diwujudkan dengan menonton Film
Habibie Ainun secara berulang-ulang. Organism
• Perhatian
• Pengertian
• Penerimaan
Response Perubahan Sikap
Universitas Sumatera Utara
Perubahan sikap dalam penelitian ini adalah perubahan sikap maupun respon mahasiswa fisip USU yang memberikan pengaruh positif dari pesan film
Habibie Ainun karena mahasiswa fisip sering menceritakan dan meniru gaya khas bicara Habibie dan mahasiswa merasa semakin tahu sosok tokoh politik bapak
Habibie dan ibu Ainun setelah menonton Film Habibie Ainun yang tayang di Bioskop pada saat itu. Pesan dalam film Habibie Ainun memberikan kesan
berbeda dibandingkan dengan film Bioskop yang lainnya.
2.1.2 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama dalam arti maksudnya adalah sama makna. Menurut ahli sosiologi, ahli psikologi, dan ahli politik di Amerika Serikat, Carl I. Hovland yang mengatakan
bahwa, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.
Dalam defenisi khusus Carl I Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan oleh seorang komunikator kepada audiens. Untuk memahami pengertian komunikasi diatas, para ahli komunikasi
sering menambahkan paradigma yang dikemukakan oleh seorang ahli komunikasi juga yaitu Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik dalam menjelaskan komunikasi adalah: Who, Says What, In which channel, To whom,
With what effect yang dapat diterjemahkan antara lain: a.
Komunikator Communicator, source, sender b.
Pesan message c.
Media channel, media d.
Komunikan communicant, communicate, receiver, recipient e.
Efek effect, impact, influence Berdasarkan paradigma Lasswell dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
penyampaian pesan dari komunikator dapat disampaikan melalui media dan diterima oleh komunikan atau pendengar sehingga menimbulkan efek atau
Universitas Sumatera Utara
perubahan sikap dari setiap orang yang menerima pesan dari komunikator. Proses komunikasi menurut Lasswell merupakan proses yang sering dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari dan sangat sering dijumpai pada setiap interaksi seseorang melalui sebuah media komunikasi.
Komunikasi terjadi apabila komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dan pesan yang disampaikan melalui media dapat memberikan
pengaruh perubahan sikap seseorang baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, dalam arti bahwa komunikasi dapat memberikan dampak perubahan sikap
seseorang baik individu maupun per kelompok. Effendy,2005:10 Proses komunikasi dalam pengertiannya mengatakan bahwa proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media dan pesan dari komunikator memberikan dampak perubahan
sikap terhadap komunikan atau pendengar maupun penonton yang menerima pesan komunikator.
Komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan message. Orang yang menyampaikan pesan disebut
komunikator sedangkan orang yang menerima pesan pernyataan diberi nama komunikan audience. Untuk lebih jelasnya, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan the content of the message,
kedua lambang symbol. Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa Effendy, 2003:28.
Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell, bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan suatu tindakan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan: siapa yang menyampaikan komunikator, apa yang disampaikan pesan, melalui saluran apa media, kepada siapa
komunikan dan apa pengaruhnya efek. Komunikasi, menurut Carl I. Hovland adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini ada upaya dari komunikator selaku penyampaian pesan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat dari komunikan atau sasaran komunikasi.
H.A.W Widjaja, berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu hubungan dimana terdapat tukar-menukar pendapat atau informasi diantara pihak-pihak
yang berkomunikasi. Komunikasi juga diartikan sebagai suatu hubungan kontak antar manusia
baik secara individu maupun kelompok Effendy, 2006:12. Komunikasi dapat diartikan sebagai hubungan untuk menyampaikan informasi kepada pendengar
individu maupun khalayak untuk memberikan pengaruh positif kepada yang mendengar dan melihatnya.
2.1.3 Pesan
Pesan message terdiri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan the content of message dan lambang symbol untuk mengekspresikannya. Lambang
utama pada media radio adalah bahasa lisan; pada surat kabar bahasa tulisan; ada juga gambar; pada film dan televisi lambang utama adalah gambar. Pesan yang
disiarkan media massa bersifat umum, karena memang untuk kepentingan umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda satu sama lainnya.
pesan yang memiliki daya pikat dan daya tarik yang kuat akan mendapat respon bagi khalayak yang melihat dan menyaksikannya yang pada akhirnya dapat
mengubah sikap, pandangan dan perilaku khalayak yang telah melihat isi pesan tersebut. pesan dapat dikaitkan dalam makna cerita dalam sebuah pesan dari
komunikator yang dapat menarik perhatian komunikan atau khalayak sehingga komunikan merasa semakin suka dan pada sebuah film harus memiliki kualitas
nilai seni yang dapat menarik perhatian penonton atau komunikan Effendy ,2003:312
Pada awalnya manusia berkomunikasi hanya dengan mimik dan gerak- gerik serta suara yang relatif tanpa makna, kecuali untuk mempertegas mimik dan
gerak-gerik. Pesan disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasi seperti apa yang ia pikir dan rasakan karena itu,
pesan kita defenisikan sebagai segala sesuatu, verbal maupun non verbal, yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif
Universitas Sumatera Utara
komunikasinya. Komunikasi juga dapat dilihat dari gerakan bahasa tubuh yang memiliki makna dan pesan yang berbeda-beda. Dan berkaitan dengan proses
berkomunikasi antara komunikator kepada komunikan. Selain bentuk pesan, pemahaman atas makna dan penyajian pesan juga
penting untuk dikaji. Makna pesan terkait dengan makna denotatif, yakni makna formal yang biasanya tertera sebagaimana dikamus, sedangkan makna konotatif
terkait dengan konotasi dari lambang komunikasi yang digunakan. selain itu, cara penyajian dan tehnik penyajian pesan juga merupakan sesuatu yang mutlak
diperhatikan agar komunikasi berlangsung efektif. Makna komunikasi dapat dibedakan dalam dua bagian antara makna baku dan makna yang biasa dilakukan
sehari-hari dengan menggunakan gerakan atau bahasa tubuh sehingga komunikasi tidak selamanya bermakna formal. Karenanya, ketiga dimensi inilah yang akan
kita kaji lebih jauh dibagian 6 Vardiansyah, 2004:23.
Gambar 2.2 Skema Pesan Vardiansyah, 2004:23
Dari gambar diatas dapat dijelaskan: 1.
Bentuk pesan adalah pesan dapat digambarkan dalam sebuah lambang komunikasi untuk dapat memperjelas dan semakin mudah dipahami
lambang-lambang komunikasi, lambang komunikasi terdiri dari nonverbal Suara, mimik, gerak-gerik setiap gerakan tubuh mengandung makna
pesan yang berbeda-beda.
Makna Pesan
Penyajian Pesan
Pesan Bentuk
Pesan Lambang
Komunikasi Denotatif
Konotatif Cara Penyajian
Struktur Penyajian Non Verbal
Verbal Suara
Mimik Gerak Gerik
Lisan Tulisan
Universitas Sumatera Utara
2. Makna pesan adalah makna pesan digunakan untuk mengetahui isi dari
pesan yang disampaikan, makan pesan terbagi dua yaitu : denotatif makna yang terdapat didalam kamus sedangkan konotatif makna yang
menggunakan lambang-lambang komunikasi. Sehingga makna pesan dapat dibedakan antara makna baku atau formal dan makna gerakan tubuh atau
lambang-lambang komunikasi. 3.
Penyajian pesan adalah cara komunikator untuk menyampaikan pesan sehingga khalayak dapat mengerti pesan yang disampaikan. Penyajian
pesan terbagi dua antara lain cara penyajian dan struktur penyajian. Cara penyajian penting untuk mengetahui setip pesan yang disampaikan dan
benar-benar sistematis.
2.1.4 Efek Komunikasi
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek sangat
berpengaruh pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi ini telah disinggung, bahwa dapat diklasifikasikan dalam tiga
bagian yaitu: efek kognitif, efek afektif, efek konatif atau biasa disebut efek behavioral. Efek komunikasi juga berkaitan terhadap sikap manusia dan
pengetahuan seseorang setelah menerima pesan yang disampaikan komunikator. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang awalnya tidak tahu, tidak mengerti, ataupun bingung akan menjadi merasa jelas dan tahu.kognitif dapat dikatkan sebagai pengetahuan dari
komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Contohnya ketika kita melihat media yang kita lihat
seperti majalah, film, koran ataupun sinetron dalam stasiun televisi, tentu akan menimbulkan perasaan tertentu seperti menangis, tertawa dan lainnya, sedangkan
efek konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan.efek afektif dapat dihubungkan terhadap tanggapan
dan efek setelah menerima pesan dari komunikator. Munculnya efek konatif dikarenakan munculnya efek kognitif dan efek afektif, efek konatif dapat dilihat
dalam sebuah contoh seperti ketika kita menonton sebuah film dibioskop dalam
Universitas Sumatera Utara
film tersebut mampu menyampaikan isi pesan yang baik bagi penontonnya sampai menimbulkan rasa sedih dan tertawa dalam film tersebut maka sudah terjadi yang
namanya efek komunikasi. Efek komunikasi menjadi sebuah tolak ukur dari keberhasilan komunikasi. Dengan melihat beberapa uraian diatas, jelas bahwa
efek komunikasi sangat berpengaruh kepada khalayak dan dapat mengubah suatu pandanganpersepsi, sikap maupun prilaku masyarakat secara manusiawi.
Effendy, 2003:318. Efek juga berhubungan dengan sikap manusia atau sikap seseorang yang memberikan perubahan atau pengaruh baik maupun buruk setelah
melihat atau mendengarkan pesan yang disampaikan komunikator. Dengan mengetahui efek komunikasi maka pesan yang disampaikan komunikator berhasil
memberikan pengaruh atau tanggapan yang baru bagi komunikan yang mengetahui pesan yang disampaikan komunikator.
2.1.5 Sikap
Pada dasarnya sikap adalah suatu hubungan dari berbagai komponen, dimana bagian-bagian tersebut menurut Allport dalam Mar’at, 1981 ada tiga,
yaitu 1.
Komponen Kognitif Yaitu: komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. 2.
Komponen Afektif Yaitu: berhubungan dengan rasa suka dan tidak suka . jadinya bersifat
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
3. Komponen Konatif
Yang merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan erat dengan obyek sikapnya
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis.
Faktor pengalaman sangat besar peranannya dalam pembentukan sikap. Sikap dapat dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat
mengalami perubahan. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sherif Sherif
Universitas Sumatera Utara
bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan
sikap akan berlangsung dengan manusia dan berhubungan dengan obyek tertentu.Hudaniah,2003:98
Tidak semua sikap adalah sama dalam kemampuannya memprediksi perilaku. Cara bagaimana sikap itu pada awalnya terbentuk mempengaruhi
hubungan sikap dengan perilaku. Sikap yang pada dasarnya terbentuk dari pengalaman interaksi secara langsung dengan obyek sikap akan cenderung lebih
konsisten dengan perilaku daripada sikap yang terbentuk melalui cara yang lain. Ada dua hal yang menjadi alasannya yaitu: suatu sikap berdasar pada pengalaman
langsung kemungkinan berkaitan erat dengan self-image, sikap ini lebih mudah diakses secara kognitif. Penjelasan yang kedua ini berhubungan dengan
kecenderungan orang untuk menggunakan availability heuristic dalam pemrosesan informasi sosial. Sebab sikap yang terbentuk berdasar pada
pengalaman secara langsung ini akan tersedia dan dapat diakses secara kognitif dan lebih mungkin menjadi pedoman perilaku seseorang.
Selain itu, sikap biasanya cenderung secara kuat dilandasi ketika orang tersebut memiliki kepentingan pribadi terhadap isu obyek sikap itu. Sikap ini
juga secara kognitif dapat diakses dan lebih jelas berkaitan dengan perilaku. Hudaniah,2003:126
Dari berbagai sumber informasi yang paling penting dalam era sekarang adalah media massa. Media massa memang tidak mengubah sikap secara
langsung. Bahkan Media massa telah mengubah dulu citra dan citra mendasari sikap Rivers, 2003:44. Media yang mengubah sikap berdasarkan dari respon dan
tanggapan seseorang yang berpengaruh besar setelah melihat dan menonton media tersebut.
Cerita dan pesan moral dalam setiap film mampu membuat seseorang maupun khalayak semakin suka dengan isi cerita dalam film tersebut. Sikap yang
ditimbulkan oleh komunikan merupakan efek dari proses komunikasi yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif dan dapat dilihat dari komunikator
yang mampu mengubah komunikan didalam sikapnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Film
Film merupakan alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang lebih tua, menawarkan cerita, panggung, musik, drama, humor, dan trik teknis
bagi konsumsi populer. Film adalah bagian dari seni yang memiliki fungsi untuk menyampaikan cerita menarik dan mengandung pesan positif sehingga para
penikmat film mampu mendapatkan hiburan menarik dari sebuah tayangan film baik dari musik, cerita film bahkan aktris yang memerankan tokoh dalam sebuah
film. McQuail, 2011: 35 Film juga dapat diartikan sebagai karya seni, yang diproduksi secara kreatif
dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika keindahan yang sempurna. Film sebagai media hiburan yang betugas untuk
menghibur setiap orang atau khalayak ramai melalui karya-karya seni yang mengandung pesan-pesan positif dan mampu mengubah sikap seseorang. Film
juga mampu menumbuhkan nilai seni seseorang.Ardianto, 2004:134 Film sebagai komunikator dapat dibedakan melalui jenis-jenis
karakteristtiknya. Maka film dapat dibedakan melalui jenis-jenis film antara lain: 1.
Film Cerita Film cerita merupakan jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim
dipertunjukkan digedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat
berdasarkan cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang diubah sehingga memiliki nilai seni yang menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi
gambar yang artistik. Film merupakan karya seni yang dibuat oleh sutradara yang memiliki cerita yang menarik dan merupakan karya nyata dan memiliki
nilai hiburan yang sangat tinggi dan mengandung pesan moral yang sangat baik. Biasanya film cerita berdasarkan kisah nyata sehingga banyak pesan
moral dan pesan positif yang terkandung. 2.
Film Berita Film berita merupakan film yang mengandung banyak fakta dan peristiwa
yang sangat menarik. Film berita juga harus menarik sehingga khalayak yang melihatnya tertarik dan dapat menambah pengetahuan khalayak. Film berita
mengandung fakta-fakta menarik dan tidak asal-asalan dan biasanya film
Universitas Sumatera Utara
berita banyak memberikan informasi tentang negara, politik dan bencana alam.
3. Film Dokumenter
Film Dokumenter adalah film yang bersifat nyata dan memiliki narasumber yang jelas dan tidak asal-asalan. Film dokumenter merupakan film yang
berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dan dituangkan dalam sebuah film yang bersifat memberikan informasi dan pengetahuan kepada khalayak yang
menontonnya. Contohnya film mengenai liputan pesta Danau Toba, film pengalaman menemui hantu dan lain-lain.
4. Film kartun
Film kartun adalah film yang mengandung visual gambar yang tidak nyata dan banyak mengandung editan sebuah komputer sehingga gambar yang
dihasilkan tidak begitu nyata. Film kartun kebanyakan disukai oleh anak-anak yang mengandung unsur komedi dan lucu-lucu. Ardianto, 2004:138
Film dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan
suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus
ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens. Film yang menarik adalah film yang mampu memberikan
daya tarik yang kuat melalui isi cerita dan pesan yang disampaikan dalam film sehingga penonton dapat merasakan seperti dikehidupan nyata dan tidak dibuat-
buat. Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya
berbeda-beda, semua film dapat dikatakan memiliki satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap berbagai masalah sosial yang dibuat dalam cerita. Selain
itu, film dapat di rancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik yang secara meluas. Film dibuat oleh sutradara dan produser untuk dapat
dinikmati dan memiliki banyak fungsi selain media hiburan, film juga dipakai untuk memasarkan sebuah iklan atau produk. Dan film dipakai sebagai tempat
untuk melayani kepenting publik maupun individu.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya film dapat dikelompokkan ke dalam dua pembagian dasar, yaitu kategori film cerita dan non cerita. Film cerita adalah film yang diproduksi
berdasarkan cerita atau skenario yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukkan di
bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar ditelevisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu atau dapat diputar ditelevisi dengan dukungan sponsor iklan
tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu merekam atau mengulang kenyataan dari pada fiksi tentang
kenyataan. Pada akhirnya film cerita dapat menjadi tempat ajang keperluan bisnis produser maupun sutradara tanpa melihat kualitas isi cerita dan makna pesan
cerita film tersebut. Dibandingkan dengan film non cerita yang lebih banyak mengangkat kisah kehidupan seseorang maupun khalayak yang memiliki sisi
kebenaran yang kuat tanpa terkesan dibuat-buat. Film cerita agar dapat tetap diminati penonton harus tanggap terhadap
perkembangan zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya yang profesional dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton
merasa tidak dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan terkesan penonton yang menjadi aktor atau aktris di film tersebut. Dalam pembuatan film cerita diperlukan
proses pemikiran dan proses teknis, yaitu berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang disajikan, sedangkan proses teknis berupa keterampilan artistik untuk
mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap untuk ditonton. Film yang baik adalah film yang memiliki daya tarik yang kuat dengan
menyajikan cerita yang mampu memberi pengaruh banyak terhadap penonton terutama pengaruh terhadap sikap penonton yang menonton film tersebut.
http:5martconsultingbandung.blogspot.com
2.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah: kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Konsep dapat
diukur dan diamati melalui sebuah variabel-
variabel.http:safaakbid.blogspot.com
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas ada beberapa konsep yang harus dioperasionalkan menjadi:
a. Variabel X dan Independence Variable
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dinamakan variabel
bebas dikarenakan bebas dalam mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Film Habibie Ainun.
b. Variabel Y terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipangaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Disebut dengan variabel terikat karena
variabel ini dipengaruhi oleh variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap Mahasiswa Fisip USU
c. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah: nama, departemen, jenis kelamin dan frekuensi menonton film.
Gambar 2.3 Bagan Konsep Penelitian Bungin, 2005
2.3 Operasional Variabel