BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di kawasan hutan Gunung Sinabung jalur pendakian Sigarang-garang Kabupaten Karo
Sumatera Utara peta lokasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3.2. Deskripsi Area 3.2.1. Letak dan Luas
Hutan Gunung Sinabung jalur pendakian Sigarang-garang secara administratif termasuk Desa Naman Teran, Kabupaten Karo dengan luas areal 13,844 ha. Dari
Berastagi berjarak lebih kurang 27 km atau 86 km dari kota Medan. Secara geografis, hutan Gunung Sinabung terletak pada 03
11” - 03 12” BT dan 98
22” - 98
24” LU yang berada pada ketinggian ± 1400 – 2450 m dpl Unit Manajemen Leuser, 2001.
Kawasan hutan Gunung Sinabung berbatasan dengan: a.
Sebelah Utara : Kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Langkat
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Munte
c. Sebelah Barat
: Kawasan Ekosistem Leuser Kecamatan Payung d.
Sebelah Timur : Kecamatan Simpang Empat Kabanjahe
3.2.2. Topografi
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya kawasan hutan Gunung Sinabung jalur pendakian Sigarang-garang memiliki topografi relatif
bergelombang sampai dengan curam.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3. Iklim 3.2.3.1. Curah Hujan
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG Balai Wilayah I Sampali, diperoleh data curah hujan kawasan hutan Gunung
Sinabung adalah rata-rata 2628,6 mm pertahunnya.
3.2.3.2. Tipe Iklim
Berdasarkan Schmidt-Ferguson, tipe iklim di kawasan hutan Gunung Sinabung adalah tipe A dengan rata-rata curah hujan bulanan selama sepuluh
tahun berkisar antara 139,6 sd 335,0 mm.
3.2.3.3. Vegetasi
Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian, vegetasi yang umum ditemukan yaitu dari famili Dipterocarpaceae,
Fagaceae, Euphorbiaceae,
Melastomataceae, Rubiaceae,
Lauraceae, Moraceae,
Passifloraceae, Amaranthaceae dan Rosaceae
3.3. Pelaksanaan Penelitian 3.3.1. Di Lapangan