Metagenesis Tumbuhan Paku TINJAUAN PUSTAKA

hampir selalu tidak mengandung klorofil, tetapi seringkali berwarna agak pirang karena mengandung karotenoid Tjitrosoepomo, 2005. Spora pada tumbuhan paku sangat lembut. Spora-spora ini dihasilkan oleh kotak spora dan tersimpan rapat-rapat di dalamnya Sastrapradja, 1980. Menurut Tjitrosoepomo 2005, jenis-jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora berumah satu dan sama besar dinamakan paku homospor atau isospor. Ada juga jenis paku yang sporanya tidak sama besar dan berumah dua. Pemisahan jenis kelamin telah terjadi pada pembentukan spora, yang selain berbeda jenis kelaminnya juga berbeda ukurannya yaitu : a. Makrospora atau megaspora yang berukuran besar, mengandung banyak cadangan makanan dan akan tumbuh menjadi makroprotalium yang agak besar yang mempunyai arkegonium. b. Mikrospora yang berukuran kecil yang akan tumbuh menjadi mikroprotalium yang terdapat anteridium.

2.3. Metagenesis Tumbuhan Paku

Spora yang jatuh di tanah akan berkecambah menghasilkan struktur seperti tumbuhan berukuran kecil, berwarna hijau, berbentuk jantung dan pipih, yang disebut protalus. Protalus yang membentuk organ-organ kelamin dan gamet ini merupakan struktur utama gametofit. Setelah pembuahan sel telur tumbuh menjadi tumbuhan paku, pertumbuhannya akan berlangsung sampai saat pematangan untuk membentuk spora lagi Tjitrosomo, 1983. Sporangium berbentuk gada, masing-masing memiliki tangkai yang semampai dan steril serta kepala yang mendatar dan fertil. Sel-sel sporangium yang sedang berkembang bersifat diploid, tetapi ketika sporangium menjelang dewasa, beberapa sel di dalamnya mempunyai isi yang padat dan menjadi sel induk spora. Tiap sel induk spora membelah diri secara meiosis menjadi empat spora haploid Loveless, 1989. Sporangium pecah dan sporanya dilepaskan dengan keras kemudian mendarat dekat induknya atau terbawa udara. Pelontaran spora ini terjadi melalui dua tahap. Pada tahap pertama sporangium membuka perlahan-lahan dengan Universitas Sumatera Utara sebagian besar sporanya melekat pada daerah dinding yang terjauh dari tangkainya. Pada tahap kedua annulus tiba-tiba meletik ke muka kembali sehingga spora-sporanya terlempar ke udara. Terbukanya sporangium terjadi dengan bantuan annulus. Dinding-dinding sebelah luar dan sisinya tipis dan lentur, tetapi dinding sebelah dalam yang mengarah tegak dan radial sangat tebal. Bila sporangium matang, tiap sel annulus penuh dengan air. Jika udara kering, maka terjadi penguapan air melalui bagian dinding yang tipis. Kehilangan air akibat penguapan ini tidak dapat dipulihkan kembali sehingga volume air dalam sel tersebut menurun Tjitrosomo, 1983. Sporofit tumbuhan paku sangat khas pada vegetasi dari banyak bagian dunia dan gametofit yang cukup mencolok. Siklus hidup seksual tumbuhan paku secara umum ditandai dengan bergantinya dua generasi yang terdiri dari 1 sporofit yang menonjol dan 2 tanaman yang jauh lebih kecil tetapi bebas, gametofit. Sporofit menghasilkan spora aseksual yang dapat berkecambah menjadi gametofit dan gametofit mereproduksi organ seksual untuk berkembang menjadi sporofit Mehltreter et al., 2010.

2.4. Klasifikasi Tumbuhan Paku