sebagian besar sporanya melekat pada daerah dinding yang terjauh dari tangkainya. Pada tahap kedua annulus tiba-tiba meletik ke muka kembali
sehingga spora-sporanya terlempar ke udara. Terbukanya sporangium terjadi dengan bantuan annulus. Dinding-dinding sebelah luar dan sisinya tipis dan
lentur, tetapi dinding sebelah dalam yang mengarah tegak dan radial sangat tebal. Bila sporangium matang, tiap sel annulus penuh dengan air. Jika udara kering,
maka terjadi penguapan air melalui bagian dinding yang tipis. Kehilangan air akibat penguapan ini tidak dapat dipulihkan kembali sehingga volume air dalam
sel tersebut menurun Tjitrosomo, 1983. Sporofit tumbuhan paku sangat khas pada vegetasi dari banyak bagian
dunia dan gametofit yang cukup mencolok. Siklus hidup seksual tumbuhan paku secara umum ditandai dengan bergantinya dua generasi yang terdiri dari 1
sporofit yang menonjol dan 2 tanaman yang jauh lebih kecil tetapi bebas, gametofit. Sporofit menghasilkan spora aseksual yang dapat berkecambah
menjadi gametofit dan gametofit mereproduksi organ seksual untuk berkembang menjadi sporofit Mehltreter et al., 2010.
2.4. Klasifikasi Tumbuhan Paku
Dalam taksonomi, tumbuhan paku termasuk ke dalam divisi Pteridophyta yang terbagi menjadi Psilophytinae paku purba, Lycopodiinae paku kawat,
Equisetinae paku ekor kuda dan Filicinae paku sejati Tjitrosoepomo, 2005.
2.4.1. Psilophytinae
Paku purba meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah. Jenis-jenis yang sekarang masih ada hanya sedikit saja, dan lazimnya
dianggap sebagai relik suatu golongan tumbuhan paku yang semula meliputi jenis-jenis yang lebih banyak. Warga tumbuhan paku purba merupakan paku
telanjang tidak berdaun atau mempunyai daun-daun kecil mikrofil yang belum terdiferensiasi. Ada diantaranya yang belum mempunyai akar. Paku purba bersifat
homospor Tjitrosoepomo, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Lycopodiinae
Kelompok Lycopodiinae kecil dan sporofit herbaceous. Daun-daun kecil dan sederhana. Masing-masing daun mempunyai midrib yang tidak bercabang.
Daun-daunnya tidak memiliki ligula. Sporofil terbatas pada bagian ujung dari cabang dan teratur menjadi strobili yang jelas. Sporofil dan daun vegetatif yang
sederhana mungkin mirip atau tidak mirip Pandey, 2007.
2.4.3. Equisetiinae
Batangnya kebanyakan bercabang-cabang, berkarang dan jelas kelihatan berbuku-buku dan beruas-ruas. Daun-daun kecil, seperti selaput dan tersusun
berkarang. Sporofil selalu berbeda dari daun biasa. Sporofil biasanya berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya, dan semua sporofil
tersusun menjadi suatu badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang. Protalium berwarna hijau dan berkembang di luar sporanya
Tjitrosoepomo, 2005.
2.4.4. Filicinae
Dari segi ekologi, tumbuhan ini termasuk higrofit, banyak tumbuh di tempat- tempat yang teduh dan lembab, sehingga di tempat-tempat yang terbuka
dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran yang terlalu intensif. Semua warga Filicinae mempunyai daun-daun besar makrofil, bertangkai, mempunyai banyak
tulang daun. Daun yang masih muda menggulung pada bagian ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium Tjitrosoepomo, 2005.
2.5. Manfaat Tumbuhan Paku