Analisis Data Identifikasi Tumbuhan

- Kerabat Paku Sastrapradja Afriastini, 1985 - Taksonomi Tumbuhan Piggot, 1984 - Taxonomy Of Vascular Plants Lawrence, 1958. - Plant Classification. Benson, 1957.

3.3.3. Analisis Data

Berdasarkan karakter-karakter hasil pengamatan morfologi, dilakukan analisis untuk melihat pengelompokkan jenis-jenis tumbuhan paku dengan menggunakan program NTSys Numerical Taxonomy and Multivariate System versi 2.1 oleh Rohlf 2004. Jenis-jenis tumbuhan paku yang dijumpai disajikan dalam bentuk kunci determinasi yang dilengkapi dengan deskripsi morfologi dan gambaran habitat secara umum dari masing-masing jenis. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kawasan Hutan Gunung Sinabung jalur pendakian Sigarang-garang Kabupaten Karo Sumatera Utara diperoleh 32 jenis tumbuhan paku yang termasuk ke dalam 25 genera dan 15 famili Tabel 4.1.. Paku-pakuan tersebut dikelompokkan ke dalam dua 2 kelas yaitu Lycopodiinae dan Filicinae. Kelas Lycopodiinae terdiri atas satu 1 ordo dan satu 1 famili. Kelas Filicinae terdiri atas empat 4 ordo yaitu ordo Cyatheales, Gleicheniales, Davalliales, dan Polypodiales, dan dari empat 4 ordo tersebut ordo Polypodiales paling umum ditemukan dengan 11 famili yaitu Aspidiaceae, Aspleniaceae, Athyriaceae, Blechnaceae, Dennstaedtiaceae, Hypolepidaceae, Lindsaeaceae, Polypodiaceae, Pteridaceae dan Vittariaceae. Jumlah tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang telah dilaporkan oleh Sari 2005 pada jalur pendakian Lau Kawar yaitu sebanyak 44 jenis. Selain itu, pada jalur pendakian Lau Kawar ditemukan jenis Selaginella wildenowii yang mendominasi, sementara pada jalur Sigarang-garang tidak ditemukan jenis tersebut. Hal ini disebabkan karena pada jalur Lau Kawar banyak ditemukan pohon-pohon yang mempunyai tajuk yang cukup besar sehingga intensitas cahaya sedikit dan merupakan habitat yang baik bagi Selaginella wildenowii, sementara pada jalur Sigarang-garang tajuk pohon tidak terlalu besar sehingga kurang baik bagi pertumbuhan Selaginella wildenowii. Menurut Hariyadi 2000, Selaginella wildenowii umumnya ditemukan di tempat-tempat yang banyak memiliki naungan. Selanjutnya Sari 2005 menyatakan bahwa Selaginella wildenowii tumbuh membentuk belukar yang cukup lebat, pertumbuhan yang subur disebabkan faktor abiotik yang sesuai. Hutan yang ternaungi tajuk pohon yang cukup besar dan intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi diasumsikan dapat menyokong pertumbuhan Selaginella wildenowii untuk dapat tumbuh pesat. Ditinjau dari segi habitat, tumbuhan paku di lokasi penelitian terdiri atas 22 jenis teresterial, 5 jenis epifit dan 5 jenis yang dapat hidup baik teresterial Universitas Sumatera Utara