Hasil Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengujian yang dilakukan yaitu penetapan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet secara titrasi asidi-alkalimetri, diperoleh bahwa sediaan tablet asam mefenamat tersebut mengandung asam mefenamat. Perhitungan penetapan kadar asam mefenamat tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3 dan kadar asam mefenamat tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Kadar asam mefenamat yang diperoleh No. Berat sampel mg Volume titran ml Kadar Kadar rata-rata 1. 365,8 10,5 103,18 102,96 2. 370,9 10,4 102,74

4.2 Pembahasan

Dari hasil penetapan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet secara titrasi asidi-alkalimetri, didapat bahwa sediaan tablet tersebut mengandung asam mefenamat dengan kadar 102,96, kadar asam mefenamat tersebut memenuhi persyaratan pada Farmakope Indonesia Edisi V, yaitu tidak kurang dari 95 dan tidak lebih dari 105 dari jumlah yang tertera pada etiket. Asam mefenamat dalam sediaan tablet dapat ditetapkan kadarnya dengan metode titrasi asidi-alkalimetri, metode titrasi atau titrimetri masih banyak digunakan hingga sekarang karena ini merupakan metode yang sederhana, murah dan mampu memberikan ketepatan yang tinggi Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara Dalam analisis titrimetri sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku standar yang kadar konsentrasinya telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Larutan standar titran diteteskan dari buret kepada larutan yang diselidiki dalam erlenmeyer. Saat yang menyatakan reaksi telah selesai disebut sebagai titik ekivalen teoritis yang berarti bahwa sampel yang diselidiki telah bereaksi dengan senyawa baku secara kuantitatif sebagaimana dinyatakan dalam persamaan reaksi Rohman, 2007. Selesainya titrasi harus dapat diamati dengan suatu perubahan yang dapat dilihat jelas. Ini dapat dilihat dengan berubahnya warna atau dengan terbentuknya endapan kekeruhan. Perubahan ini dapat diamati karena larutan bakunya sendiri atau dengan bantuan larutan zat lain yang disebut dengan indikator. Saat terjadinya perubahan yang terlihat dan menandakan titrasi harus diakhiri disebut titik akhir titrasi yang menyatakan volume larutan baku yang terpakai dari buret sekian milliliter Rohman, 2007. Suatu titrasi yang ideal adalah jika titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen teoritis. Dalam kenyataannya selalu ada perbedaan kecil. Beda ini disebut dengan kesalahan titrasi yang dinyatakan dengan milliliter larutan baku. Oleh karena itu, pemilihan indikator harus dilakukan sedimikian rupa agar kesalahan sekecil-kecilnya Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN