2000
10,4 114
10 130
2200
10,6 102
11 140
2400
10,9 87
12 155
2600
11,3 67
14 165
2800
11,7 56
15 180
4.2.5 Hasil Pengujian dengan Bahan Bakar Pertadex + Polipropilena Cair 20 Hasil pembacaan instrumen alat ukur untuk Pertadex + Polipropilena Cair
20, seperti pada Tabel 4.9 adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Pengujian Dengan Pertadex + Polipropilena Cair 20
BEBAN PUTARAN TORSINm WAKTUs mmH20 Te
Suhu exhaust
3.5 1800
5,9 128
6 105
2000 6,3
115 7
115
2200 6,6
106 9
125
2400 6,9
90 10
135
2600 7,1
69 11
150
2800 7,3
58 14
165
4.5 1800
9,9 123
7 110
2000 10,2
111 8
120
2200 10,4
103 9
135
2400 10,7
87 11
145
2600 10,9
63 12
160
2800 11,2
55 14
170
Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Hasil Pengujian dengan Bahan Bakar Pertadex + Polipropilena Cair 25 Hasil pembacaan instrumen alat ukur untuk Pertadex + Polipropilena Cair
20, seperti pada Tabel 4.10 adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Pengujian DenganPertadex + Polipropilena Cair 25
BEBAN PUTARAN
TORSINm WAKTUs
mmH20 Te Suhu
exhaust
3.5 1800
5,6 126
6 105
2000 5,9
114 8
120
2200 6,4
104 9
140
2400 6,6
88 11
155
2600 6,9
67 13
165
2800
7,2 55
15 175
4.5 1800
9,5 121
6 110
2000 9,7
110 7
125
2200 10,1
100 8
145
2400 10,4
84 10
160
2600
10,7 65
11 170
2800 11
51 13
185
4.3 Pengujian Performansi Motor Bakar Diesel
Data yang diperoleh dari pembacaan langsung alat uji mesin diesel 4 langkah 1 silinder TD – 115 melalui alat pembaca teq equipment TD – 114 dengan variasi
yang sudah di tunjukkan pada Tabel 3.1, yang selanjutnya akan diproses dan dikalkulasi untuk mendapatkan besar performansi dari mesin diesel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1 Daya
Besarnya daya dari masing-masing pengujian dan tiap variasi beban dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.6.
Untuk pengujian dengan bahan bakar Pertadex : �
�
= 2
�1800 60
� 7,4
= 13941,16 W
= 1,3941 KW
Dengan perhitungan yang sama dapat diketahui besarnya daya yang dihasilkan dari masing-masing pengujian dalam semua variasi persentase
Polipropilena cair ditunjukkan dalam Tabel 4.11 dibawah ini: Tabel 4.11 Data Perhitungan Untuk Daya
BEBAN PUTARAN
MESIN DAYA kW
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
1,39416 1,31880
1,26228 1,16808
1,11156 1,0550
2000
1,59093 1,52813
1,44440 1,36066
1,3188 1,2350
2200
1,81910 1,72700
1,63489 1,56581
1,51976 1,4737
2400
2,03472 1,95936
1,85888 1,78352
1,73328 1,6579
2600
2,28592 2,23149
2,09542 2,01378
1,93214 1,8777
2800
2,57898 2,52037
2,34453 2,25661
2,13938 2,1100
4.5 1800
2,14776 2,0724
1,97820 1,92168
1,86516 1,7898
2000
2,42826 2,3864
2,26080 2,17706
2,1352 2,0305
2200
2,7632 2,69412
2,53293 2,44082
2,39477 2,3256
2400
3,11488 2,98928
2,86368 2,73808
2,68784 2,6124
2600
3,45609 3,32002
3,21117 3,07510
2,96625 2,9118
2800
3,80986 3,69264
3,54610 3,42888
3,28234 3,2237
Universitas Sumatera Utara
• Pada pembebanan 3.5 kg daya terendah terjadi pada penggunaan campuran
Polipropilena Cair 25, putaran mesin 1800 rpm sebesar 1,05 kW sedangkan daya tertinggi terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar
Pertadex pada putaran mesin 2800 rpm sebesar 2,57kW. •
Pada pembebanan 4.5 kg daya terendah terjadi pada pengujian menggunakan campuran Polipropilena Cair 25 pada putaran mesin 1800 rpm sebesar 1,78
kW sedangkan daya tertinggi terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertadex pada putaran mesin 2800 rpm sebesar 3,80kW.
• Daya menurun karena torsi dari setiap variasi campuran semakin menurun,
Semakin tinggi nilai kalor maka semakin tinggi juga daya, begitu juga sebaliknya. jadi bisa dikatakan nilai kalor yang menyebabkan naik turunnya
daya. Nilai kalor tertinggi yaitu pada pertadex. Untuk perbandingan masing-masing daya pada setiap putaran mesin, variasi
beban dan variasi bahan bakar dapat dilihat pada grafik Gambar 4.1 dan 4.2 dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Daya vs Putaran mesin untuk beban 3.5 kg
0,5 1
1,5 2
2,5 3
1800 2000
2200 2400
2600 2800
D a
y a
k W
Putaran Rpm
Daya pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik Daya vs Putaran untuk beban 4.5 kg
4.3.2. Laju Aliran Bahan Bakar m
f
Laju aliran bahan bakar didapat adalah banyaknya bahan bakar yang habis terpakai selama satu jam pemakaian. Laju aliran bahan bakar dapat dihitung dengan
dengan Persamaan 2.12. Dengan menggunakan harga sgf, dan t
f
yang didapat dari percobaan, maka diperoleh laju aliran bahan bakar menggunakan pertadex:
Beban : 3.5 kg
Putaran mesin : 1800 rpm Waktu
: 165 detik �
�
= 0,85x0,008
165 3600
�
�
= 0.1530 kgjam Dengan cara yang sama untuk setiap pengujian pada putaran mesin, variasi
beban dan variasi persentase Polipropilena Cair maka hasil perhitungan m
f
untuk kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5
1800 2000
2200 2400
2600 2800
D a
y a
k W
Putaran Rpm
Daya pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Laju Aliran Bahan Bakar
BEBAN PUTARAN
MESIN mf kgjam
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
0,1530 0,1646
0,1671 0,1710
0,1737 0,1764
2000
0,1723 0,1852
0,1884 0,1900
0,1933 0,1950
2200
0,1927 0,2003
0,2039 0,2077
0,2097 0,2137
2400
0,2309 0,2365
0,2416 0,2443
0,2470 0,2526
2600
0,2576 0,3045
0,3088 0,3176
0,3222 0,3318
2800
0,2846 0,3474
0,3586 0,3705
0,3833 0,4042
4.5 1800
0,1813 0,1710
0,1723 0,1778
0,1807 0,1837
2000
0,2225 0,1916
0,1900 0,1950
0,2003 0,2021
2200
0,2376 0,2077
0,2097 0,2179
0,2158 0,2223
2400
0,2550 0,2470
0,2470 0,2555
0,2555 0,2646
2600
0,3060 0,3269
0,3176 0,3318
0,3529 0,3420
2800
0,3400 0,3705
0,3705 0,3970
0,4042 0,4359
• Pada pembebanan 3.5 kg, m
f
terendah terjadi pada saat menggunakan pertadex pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar
0,15
kgjam sedangkan m
f
tertinggi pada saat menggunakan minyak PP 25 pada putaran mesin 2800 yaitu sebesar
0,40
kgjam •
Pada pembebanan 4.5 kg, m
f
terendah terjadi pada saat menggunakan pertadex pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar
0,18
kg jam. sedangkan mf tertinggi pada saat menggunakan minyak PP 25 pada putaran mesin 2800 rpm yaitu
sebesar
0,43
kgjam •
Laju aliran bahan bakar meningkat karena dapat dilihat dari waktu yang digunakan untuk menghabiskan bahan bakar lebih cepat. Ini disebabkan karena
nilai kalor dari campuran polipropilena lebih rendah dari pertadex. Dan juga semakin tinggi putaran mesin maka lebih cepat habis pemakaian bahan bakar.
Ini juga dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar spesifik.
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan masing-masing nilai m
f
pada setiap putaran mesin, variasi beban dan variasi bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4 di bawah ini:
Gambar 4.3 Grafik mf vs putaran mesin untuk beban 3.5 kg
Gambar 4.4 Grafik m
f
vs putaran mesin untuk beban 4.5 kg
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
0,35 0,4
0,45
1800 2000
2200 2400
2600 2800
m f
K g
J a
m
Putaran Rpm
Laju Aliran Bahan Bakar pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
0,35 0,4
0,45 0,5
1800 2000
2200 2400
2600 2800
m f
K g
J a
m
Putaran Rpm
Laju Aliran Bahan Bakar pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Rasio udara bahan bakar AFR
Rasio udara bahan bakar AFR dari masing-masing jenis pengujian dihitung berdasarkan rumus 2.8.
Besarnya laju aliran udara ma diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometer
terhadap kurva viscous flowmeter calibration Pada pengujian ini dianggap tekanan udara sebesar 100 kPa dan temperatur
udara 27
o
C. Kurva kalibrasi dikondisikan untuk pengujian pada tekanan 101.3 kPa dan temperatur 20
o
C. maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor pengali berikut:
�
�
= 3654 ����
�� + 144 �
� 2.5
�� = 3654�1� 27 + 273 + 114
27 + 273
2.5
�� = 0.946531125 Untuk pengujian dengan menggunakan pertadex, beban 3.5 kg dan putaran
mesin 1800 rpm tekanan udara masuk didapati 11 mmH
2
O, dengan interpolasi pada kurva viscous flow meter didapat besar ma 12,39844023 kgjam, kemudian dikalikan
dengan faktor koreksi sehingga didapat massa udara yang sebenarnya: ma = 12,39844023 x 0.946531125 = 11,73550 kgjam
Dengan cara yang sama maka didapat nilai ma untuk masing-masing pengujian, maka dapat dihitung besarnya AFR.
Untuk pengujian dengan pertadex putaran 1800 beban 3,5 kg diperoleh:
��� = 11,73550958
0.153
AFR = 76,70267
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan AFR untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban, putaran mesin dan persentase Polipropilena Cair dapat dilihat pada Tabel 4.13
dibawah ini: Tabel 4.13 Air Fuel Ratio
BEBAN PUTARAN
MESIN AFR
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
76,70267 59,55030
52,90158 46,07188
39,81337 39,19128
2000
84,84886 58,13646
52,05138 46,53748
40,75589 45,34421
2200
85,88808 63,40151
52,80728 47,19913
46,75802 45,87579
2400
75,86024 57,76694
52,54900 48,03231
43,60234 46,44883
2600
75,46986 51,19170
47,36873 43,01793
36,42011 41,17431
2800
75,09318 47,65525
46,16603 39,47394
38,15814 38,56909
4.5 1800
70,03397 57,34474
51,31055 49,71953
43,59109 37,63607
2000
61,39635 61,22801
56,68305 55,22964
44,15094 38,98390
2200
65,60128 61,11677
55,94973 53,83842
45,43467 39,77562
2400
64,92328 55,30877
55,30877 49,69307
45,92100 40,69552
2600
60,40329 44,73713
49,08793 44,07924
35,98464 34,30879
2800
60,03346 42,07537
44,67680 39,27035
36,18445 31,34164
• Pada pembebanan 3.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan
campuran PP 25 pada putaran mesin 2800 rpm yaitu
38,15
, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar Pertadexputaran mesin 2200 rpm
yaitu
85,88.
• Pada pembebanan 4.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan
campuran minyak plastik 25 pada putaran mesin 2800 rpm yaitu
31,34
, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex pada
putaran mesin 1800 rpm yaitu
70,03.
Universitas Sumatera Utara
• AFR dapat dipengaruhi oleh laju aliran bahan bakar yaitu berbanding terbalik
semakin besar laju aliran bahan bakar maka semakin rendah AFR, begitu juga sebaliknya. Hal ini juga dipengaruhi oleh massa udara yang digunakan untuk
membakar 1 gram bahan bakar. Perbandingan harga Air Fuel Ratio masing-masing pengujian pada setiap variasi
beban dan putaran dapat dilihat dari grafik pada Gambar 4.5 dan 4.6 berikut:
Gambar 4.5 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
Gambar 4.6 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1800 2000
2200 2400
2600 2800
A F
R
Putaran Rpm
AFR pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
10 20
30 40
50 60
70 80
1800 2000
2200 2400
2600 2800
A F
R
Putaran Rpm
AFR pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik untuk motor bakar 4 langkah dihitung dengan persamaan 2.9.
Diasumsikan udara sebagai gas ideal sehingga massa jenis udara dapat diperoleh dengan persamaaan 2.10.
Dengan memasukkan harga tekanan dan temperature udara yaitu sebesar100 kPa dan suhu 27
o
C, maka diperoleh massa jenis udara sebesar: ρa =
100000 287x27+273
= 1.16144kgm
3
Dengan diperolehnya massa jenis udara, maka dapat dihitung besarnya efisiensi volumetrik untuk masing-masing pengujian dengan variasi persentase
Polipropilena Cair, putaran mesin dan beban. Dengan memasukkan nilai-nilai untuk pengujian menggunakan pertadex
beban 3.5 kg pada putaran mesin 1800 rpm maka didapatkan nilai efisiensi volumetrik:
ɳ
�
= 2x11,73550958
60x1800 1
1.161440186 x0,00023 = 81,3756
Harga efisiensi volumetrik untuk masing-masing pengujian dapat dihitung dengan melakukan perhitungan yang sama dengan menggunakan perhitungan di atas
dengan variasi beban, putaran mesin, dan Polipropilena Cair yang berbeda seperti ditunjukkan pada Tabel 4.14 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Efisiensi Volumetrik
BEBAN PUTARAN
MESIN Efisiensi volumetrik
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
81,37561 68,00680
61,32239 54,63799
47,95358 47,95358
2000
91,28594 67,22208
61,20612 55,19019
49,17419 55,19015
2200
93,92533 72,04910
61,11098 55,64192
55,64192 55,64192
2400
91,11153 71,05831
66,04501 61,03170
56,01840 61,03170
2600
93,35828 74,84762
70,21995 65,59229
56,33696 65,59229
2800
95,28406 73,79848
73,79848 65,20424
65,20424 69,50136
4.5 1800
88,06001 68,00680
61,32239 61,32239
54,63799 47,95358
2000
85,26997 73,23805
67,22208 67,22208
55,19015 49,17419
2200
88,45628 72,04910
66,58004 66,58004
55,64192 50,17286
2400
86,09822 71,05831
71,05831 66,04501
61,03170 56,01840
2600
88,73061 70,21995
74,84762 70,21995
60,96462 56,33696
2800
90,98695 69,50136
73,79848 69,50136
65,20424 60,90712
• Efisiensi volumetrik terendah terjadi pada penggunaan 20 dan 25 pada
pembebanan 3.5 dengan putaran mesin 1800 rpm dan juga PP 15, 20 dan 25 pada putaran 1800 beban 4,5 kg yaitu sebesar
47,95
sedangkan efisiensi volumetrik tertinggi terjadi pada penggunaaan minyak pertadex pada
pembebanan 3.5 kg pada putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
95,28.
• Efisiensi volumetrik dipengaruhi oleh laju aliran udara, dan putaran mesin. Dan
keduanya ini berbanding lurus dengan efisiensi volumetrik. Artinya dengan semakin banyak nya pasokan udara ke silinder maka semakin tinggi juga
efisiensi volumetrik nya dan apabila melebihi tekanan udara atmosfer maka efisiensi volumetrik bisa melebihi 100.
Grafik perbandingan efisiensi volumetrik dari masing-masing pengujian pada tiap variasi putaran dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan 4.8 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Grafik efisiensi volumetrik vs putaran mesin pada beban 3.5 kg
Gambar 4.8 Grafik efisiensi volumetrik vs putaran mesin pada beban 4.5 kg
4.3.5 Daya Aktual
Daya aktual didapat dengan mengalikan daya hasil perhitungan sebelumnya dengan efisiensi mekanikal dan efisiensi volumetrik dengan menggunakan
Persamaan 2.11. D imana: besar η
m
adalah 0.75 – 0.95 untuk mesin diesel dan yang diambil untuk perhitungan ini adalah 0.85
Untuk beban 3.5 kg putaran mesin 1800 dengan bahan bakar pertadex maka didapat daya aktual:
P
a
= 1,3941x
0,5839887x
0,813756x 0.85 = 0,56315 kW
20 40
60 80
100 120
1800 2000
2200 2400
2600 2800
n v
Putaran Rpm
Efisiensi Volumetrik pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
20 40
60 80
100
1800 2000
2200 2400
2600 2800
n v
Putaran Rpm
Efisiensi Volumetrik pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertade x
PP 5 PP 10
PP 15
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan cara yang sama untuk setiap variasi putaran mesin, beban dan bahan bakar maka didapatkan hasil perhitungan seperti pada Tabel 4.15
dibawah ini: Tabel 4.15 Daya Aktual
BEBAN PUTARAN
MESIN Daya aktual kW
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
0,56315 0,40175
0,33232 0,25126
0,19827 0,17782
2000
0,73010 0,47394
0,38532 0,30995
0,25713 0,25374
2200
0,87840 0,60013
0,45530 0,37845
0,35615 0,33228
2400
0,88977 0,64518
0,53691 0,45804
0,39599 0,39031
2600
1,03131 0,68455
0,56769 0,48275
0,37940 0,40967
2800
1,21285 0,75486
0,64317 0,51652
0,45254 0,44999
4.5 1800
1,22032 0,95533
0,79163 0,73390
0,61123 0,49144
2000
1,23075 1,21729
1,02801 0,94169
0,73019 0,58966
2200
1,54803 1,40786
1,15790 1,04898
0,85929 0,71751
2400
1,78459 1,43781
1,34116 1,11686
1,00289 0,84912
2600
1,88679 1,32423
1,38159 1,15347
0,88350 0,82090
2800
2,11603 1,43064
1,42389 1,18641
1,01014 0,85351
• Pada pembebanan 3.5 kg daya aktual tertinggi terjadi pada penggunaan pertadex
putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
1,21
kW sedangkan daya terendah terjadi pada penggunaan campuran Polipropilena Cair 25 pada putaran mesin 1800
rpm yaitu sebesar
0,17
kW. •
Pada pembebanan 4.5 kg daya aktual terbesar terjadi pada penggunaan pertadex pada putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
2,11
kW terkecil terjadi pada Polipropilena Cair 25 putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar
0,49
kW. •
Daya aktual ini dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar dari campuran, apabila semakin rendah maka daya juga menurun. Dari hasil percobaan nilai kalor dari
variasi campuran bahan bakar menurun maka daya yg di hasilkan juga menurun.
Universitas Sumatera Utara
Melalui grafik hubungan antara daya aktual dan putaran mesin pada Gambar 4.9 dan 4.10 di bawah ini.
Gambar 4.9 Grafik Daya aktual vs putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
Gambar 4.10 Grafik Daya aktual vs putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg
4.3.6 Efisiensi Termal aktual
Efisiensi termal aktual adalah perbandingan antara daya aktual dengan laju panas rata-rata yang dihasilkan bahan bakar, dapat dihitung dengan persamaan 2.15.
Dengan memasukkan nilai-nilai ke persamaan untuk beban 3.5 kg putaran mesin 1800 rpm menggunakan pertadex didapatkan nilai efisiensi termal:
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4
1800 2000
2200 2400
2600 2800
D a
y a
k W
Putaran Rpm
Daya Aktual pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
0,5 1
1,5 2
2,5
1800 2000
2200 2400
2600 2800
D a
y a
k W
Putaran Rpm
Daya Aktual pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
η
�
=
0,563157997 0,153x56171 ,9168
�3600
x100 = 23,5896
Dengan menggunakan cara yang sama maka didapatkan besar efisiensi termal aktual untuk variasi putaran mesin, pembebanan, dan bahan bakar seperti pada Tabel
4.16 di bawah: Tabel 4.16 Efisiensi termal aktual
BEBAN PUTARAN
MESIN Efisiensi termal aktual
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak PP
20 Minyak
PP 25
3.5 1800
23,5896 16,0541
13,2974 9,9634
7,8061 6,9693
2000
27,1423 16,8347
13,6794 11,0616
9,0954 8,9979
2200
29,2058 19,7182
14,9308 12,3518
11,6116 10,7493
2400
24,6920 17,9517
14,8611 12,7138
10,9618 10,6841
2600
25,6498 14,7918
12,2971 10,3076
8,0519 8,5379
2800
27,3072 14,3003
11,9971 9,45311
8,0731 7,6985
4.5 1800
43,1300 36,7616
30,7236 27,9823
23,1242 18,4966
2000
35,4435 41,7972
36,1860 32,7451
24,9296 20,1759
2200
41,7436 44,5901
36,9263 32,6362
27,2230 22,3185
2400
44,8520 38,3037
36,3147 29,6382
26,8368 22,1864
2600
39,5172 26,6544
29,0961 23,5728
17,1201 16,5975
2800
39,8865 25,4084
25,7031 20,2654
17,0884 13,5399
• Pada pembebanan 3.5 kg efisiensi termal aktual terendah terjadi pada
penggunaan campuran polipropilena cair 25 putaran mesin 1800 rpm sebesar
6,96
sedangkan efisiensi termal aktual tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex putaran mesin 2200 rpm yaitu sebesar
29,20
• Pada pembebanan 4.5 kg efisiensi termal aktual terendah terjadi pada
penggunaan campuran polipropilena cair 25 putaran mesin 2800 rpm yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebesar
13,53
sedangkan efisiensi termal aktual tertinggi mesin terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex putaran 2400 rpm yaitu sebesar
44,85
• Efisiensi termal sangat dipengaruhi oleh putaran dan nilai kalor bahan bakar,
semakin tinggi putaran dan nilai kalor maka semakin tinggi pula efisiensi termal aktual oleh karena itu dapat kita lihat efisiensi termal aktual tertinggi yaitu pada
pertadex. Grafik perbandingan nilai efisiensi termal aktual untuk setiap variasi
pembebanan dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan 4.12 di bawah ini.
Gambar 4.11 Efisiensi termal aktual vs putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
5 10
15 20
25 30
35
1800 2000
2200 2400
2600 2800
n a
Putaran Rpm
Efisiensi Termal Aktual pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12 Efisiensi Termal Aktual vs Putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg
4.3.7 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Sfc
Konsumsi bahan bakar spesifik dari masing-masing pengujian pada tiap-tiap variasi beban, putaran dan bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.12. Dengan diperolehnya besar laju aliran bahan bakar pada subbab 4.3.2 maka
untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertadex dengan beban 3.5 kg pada putaran mesin 1800 rpm didapat nilai Sfc:
��� = 0.153
�10
3
1,39416 Sfc = 109,74350 grkWh
Dengan menggunakan cara yang sama untuk variasi beban, bahan bakar, dan putaran mesin maka didapatkan hasil perhitungan Sfc seperti pada Tabel 4.17 di
bawah ini
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
1800 2000
2200 2400
2600 2800
n a
Putaran Rpm
Efisiensi Termal Aktual pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
BEBAN PUTARAN
MESIN Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Sfc
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
109,74350 124,88120
132,43489 146,41779
156,26686 167,25161
2000
108,36052 121,24596
130,44886 139,6600
146,59967 157,91178
2200
105,96184 115,98303
124,76531 132,70461
138,01583 145,06592
2400
113,50131 120,71679
130,00815 136,99048
142,52746 152,39248
2600
112,72669 136,48701
147,36855 157,72418
166,77102 176,72750
2800
110,37325 137,83672
152,95429 164,2106
179,18122 191,57912
4.5 1800
84,42904 82,52639
87,12642 92,55901
96,91446 102,66440
2000
91,64786 80,31719
84,05465 89,58456
93,80980 99,54214
2200
86,01255 77,12746
82,80950 89,30436
90,13804 95,59987
2400
81,86511 82,64197
86,26662 93,33497
95,07955 101,31588
2600
88,53927 98,48255
98,91177 107,91325
118,97644 117,47106
2800
89,24196 100,35096
104,49770 115,78957
123,15800 135,2323
• Pada pemebebanan 3.5 kg SFC tertinggi terjadi pada penggunaan PP 25
putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar
167,25
grkWh dan SFC terendah terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
110,37
grkWh •
Pada pembebanan 4.5 kg SFC tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar Polipropilena Cair 25 putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
135,23
grkWh dan SFC terendah terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex pada putaran mesin
2400 yaitu sebesar
81,86
grkWh •
Dari sebelumnya sudah bisa diketahui nilai Sfc dipengaruhi oleh laju aliran bahan bakar semakin tinggi aliran maka semakin tinggi pula Sfc.
Perbandingan harga SFC untuk masing-masing pengujian bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan 4.14 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 SFC vs Putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
Gambar 4.14 SFC vs Putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg
4.3.8 Heat loss
Heat loss dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.17. Untuk beban 3.5 kg, putaran 1800 rpm bahan bakar pertadex maka heat loss dapat dihitung:
Heat loss = 11,7355095 + 0.153 x 115 –27 x 1.005 = 1051.4197 W
= 1,0514 kW
50 100
150 200
250
1800 2000
2200 2400
2600 2800
sf c
g r
k W
h
Putaran Rpm
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
50 100
150
1800 2000
2200 2400
2600 2800
sf c
g r
k W
h
Putaran Rpm
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya dengan perhitungan yang sama untuk pembebanan, variasi nilai LHV sesuai dengan persentase Polipropilena Cair, dan putaran yang bervariasi maka
diperoleh heat losses seperti pada Tabel 4.18 di bawah ini. Tabel 4.18 Heat loss
BEBAN PUTARAN
MESIN Heat loss W
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
1051,4197 831,8337
751,6294 631,0862
555,7288 555,9450
2000
1457,6382 1024,0777
984,5020 798,9301
713,9676 844,7913
2200
1902,0084 1335,3225
1191,2810 986,4098
986,6028 1138,0715
2400
2194,2114 1648,4019
1534,6927 1360,4899
1195,9549 1542,1574
2600
2732,8971 2044,8641
1921,4012 1868,7841
1490,5169 1941,0116
2800
3221,7105 2514,1279
2430,8016 2230,8063
2081,8483 2379,2001
4.5 1800
1203,9066 882,5044
752,0618 752,5219
672,3523 592,1907
2000
1437,4119 1174,7078
1024,5217 1135,2030
845,28401 795,9658
2200
1877,1754 1465,8158
1236,5136 1357,4976
1087,9397 1075,1238
2400
2162,4945 1719,5489
1649,6486 1666,5380
1422,0207 1475,1549
2600
2700,3196 2074,0299
2126,4863 2074,7067
1744,6502 1735,7272
2800
3190,8356 2454,3986
2517,5727 2458,4685
2160,2826 2238,8490
• Pada pembebanan 3.5 kg Heat loss tertinggi terjadi pada penggunaan bahan
bakar Pertadexputaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
3221,71
W, sedangkan Heat losses terendah terjadi pada penggunaan minyak PP 20 pada putaran mesin
1800 rpm yaitu sebesar
555,72
W •
Pada pembebanan 4.5 kg Heat loss tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex pada putaran mesin 2800 yaitu sebesar
3190,83
W sedangkan Heat loss terendah terjadi pada penggunaan minyakPP Cair 25 pada putaran
mesin 1800 rpm yaitu sebesar
592,19
W
Universitas Sumatera Utara
• Heat loss menurun di akibatkan dari nilai kalor setiap variasi menurun juga .
namun kalau di nilai berdasarkan putaran mesin maka heat loss semakin meningkat, dikarenakan putaran semakin tinggi mengakibatkan campuran udara
dan bahan bakar nya semakin banyak juga. Grafik nilai dari heat loss dapat dilihat pada Gambar 4.16 dan 4.17
Gambar 4.15 Heat loss vs Putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
Gambar 4.16 Heat loss vs Putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
1800 2000
2200 2400
2600 2800
H e
a t
Lo ss
W
Putaran Rpm
Heat Loss pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
1800 2000
2200 2400
2600 2800
H e
a t
Lo ss
W
Putaran Rpm
Heat Loss pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
4.3.9 Persentase Heat loss
Dengan memasukkan nilai Te dan LHV ke dalam persamaan 2.20 untuk pertadex pada putaran 1800 rpm, pembebanan 3.5 kg maka didapat Heat loss
sebagai berikut: ���� ���� �� ��ℎ���� =
1051,41 0.1530
� 56171,91 � 100
= 12,23 Dengan menggunakan perhitungan yang sama pada variasi nilai LHV untuk
setiap persetase bahan bakar Polipropilena Cair, dan putaran maka didapat nilai persentase heat loss seperti ditunjukkan pada Tabel 4.19 di bawah ini.
Tabel 4.19 Persentase Heat loss
BEBAN PUTARAN
MESIN Persentase Heat loss
Pertadex Minyak
PP 5 Minyak
PP 10 Minyak
PP 15 Minyak
PP 20 Minyak
PP 25
3.5 1800
12,23391 9,23342
8,35430 6,95122
6,07752 6,05252
2000
15,05245 10,10430
9,70852 7,91997
7,01503 8,32124
2200
17,56651 12,18713
10,85164 8,94273
8,93515 10,22673
2400
16,91428 12,74040
11,79951 10,48977
9,19625 11,72587
2600
18,88061 12,27381
11,56126 11,08374
8,78698 11,23665
2800
20,14903 13,22999
12,59493 11,34076
10,31646 11,30648
4.5 1800
11,81941 9,43306
8,10770 7,97000
7,06570 6,19128
2000
11,49855 11,20418
10,01755 10,96497
8,01639 7,56521
2200
14,06084 12,89601
10,95366 11,73190
9,57405 9,28950
2400
15,09717 12,72475
12,40762 12,28467
10,57009 10,70658
2600
15,70993 11,59621
12,43985 11,77770
9,39080 9,74829
2800
16,70730 12,10845
12,62374 11,66492
10,15142 9,86572
Universitas Sumatera Utara
• Pada pembebanan 3.5 kg persentase heat loss tertinggi terjadi pada bahan bakar
pertadex putaran mesin 2800 yaitu sebesar
20,14
sedangkan persentase Heat loss terendah terjadi pada penggunaan campuran PP 25 putaran mesin 1800
rpm yaitu sebesar
6,05
. •
Pada pembebanan 4.5 kg persentase heat loss tertinggi terjadi pada bahan bakar pertadex putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
16,70
sedangkan Persentase Heat loss terendah terjadi pada penggunaan campuran PP 25 putaran mesin
1800 rpm yaitu sebesar
6,19
. Grafik hasil dari persentase heat loss untuk masing-masing bahan bakar,
pembebanan dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan 4.18 di bawah ini.
Gambar 4.17 Persentase Heat loss vs Putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
Gambar 4.18 Persentase Heat loss vs Putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg
5 10
15 20
25
1800 2000
2200 2400
2600 2800
H e
a t
Lo ss
Putaran Rpm
Heat Loss pada Pembebanan 3,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
5 10
15 20
1800 2000
2200 2400
2600 2800
H e
a t
Lo ss
Putaran Rpm
Heat Loss pada Pembebanan 4,5 Kg
Pertadex PP 5
PP 10 PP 15
PP 20 PP 25
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian berdasarkan jumlah campuran bahan bakar solar pertadex danpolipropilena cair yang digunakan diantaranya Pertadex, P5, P10,
P15 , P20 dan P25 diperoleh bahwa : Secara keseluruhan hasil pengujian yang dilakukan ada performansi yang
menurun dan ada yang meningkat sesuai variasi campuran. Namun dapat disimpulkan bahwa Pertadex lebih unggul di bandingkan dengan campuran
Polipropilena. Dapat kita lihat dari penjelasan di bawah ini: Performansi yang meningkat yaitu :
1. Laju aliran bahan bakar
m
f
terendah terjadi pada saat menggunakan pertadex pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar