Pentana 48,6
45,35 Minyak Bumi
45,54 42,68
Lilin Parafin 46
41,5 Kerosin
46,2 43
Solar 44,8
43,4 Pertadex
48,22 45,13
Bensin 47
43,48 Kayu Bakar
24,2 17
Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar, dapat menggunakan nilai kalor bawah LHV dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang meninggalkan
mesin tidak terjadi pengembunan uap air. Namun dapat juga menggunakan nilai kalor atas HHV karena nilai tersebut umumnya lebih cepat tersedia. Peraturan
pengujian berdasarkan ASME American of Mechanical Engineers menentukan penggunaan nilai kalor atas HHV, sedangkan peraturan SAE Society of Automotive
Engineers menentukan penggunaan nilai kalor bawah LHV.
2. Daya Poros
Daya mesin adalah besarnya kerja mesin selama waktu tertentu. Pada motor bakar daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut
menggerakan beban. Daya poros dibangkitkan oleh daya indikator, yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakan torak selanjutnya menggerakan semua
mekanisme, sebagian daya indikator dibutuhkan untuk mengatasi gesekan mekanik, seperti pada torak dan dinding silinder dan gesekan antara poros dan bantalan.
Prestasi motor bakar pertama-tama tergantung dari daya yang dapat ditimbulkannya. Semakin tinggi frekuensi putar motor makin tinggi daya yang diberikan hal ini
disebabkan oleh semakin besarnya frekuensi semakin banyak langkah kerja yang dialami pada waktu yang sama. Dengan demikian besar daya poros itu ditunjukkan
pada persamaan 2.4 : �
�
=
2 �.�.�
60
......................................................................................................... 2.4 Dimana :
P
B
= daya W
Universitas Sumatera Utara
T = torsi Nm n = putaran mesin Rpm
3. Torsi
Torsi adalah perkalian antara gaya dengan jarak. Selama proses usaha maka tekanan-tekanan yang terjadi di dalam silinder motor menimbulkan suatu gaya yang
luar biasa kuatnya pada torak. Gaya tersebut dipindahkan kepada pena engkol melalui batang torak , dan mengakibatkan adanya momen putar atau torsi pada poros
engkol. Untuk mengetahui besarnya torsi digunakan alat dynamometer. Biasanya motor pembakaran ini dihubungkan dengan dynamometer dengan maksud
mendapatkan keluaran dari motor pembakaran dengan cara menghubungkan poros motor pembakaran dengan poros dynamometer dengan menggunakan kopling elastik.
Untuk mencari daya dan torsi dapat ditunjukkan oleh persamaan 2.5 dan 2.6 di bawah ini.
T =
�
�
.60 2
�.�
................................................................................................................ 2.6
4. Laju Bahan Bakar mf
Laju aliran bahan bakar didapat adalah banyaknya bahan bakar yang habis terpakai selama satu jam pemakaian dihitung dengan persamaan 2.7 berikut:
�
�
=
���� �
�
�10
−3
�
�
� 3600 .................................................................................... 2.7
dimana: sgf
= spesifik gravitasi 0.85 V
f
= Volume bahan bakar yang diuji 8 ml t
f
= waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan bahan bakar detik
5. Air Fuel Ratio AFR