BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian berdasarkan jumlah campuran bahan bakar solar pertadex danpolipropilena cair yang digunakan diantaranya Pertadex, P5, P10,
P15 , P20 dan P25 diperoleh bahwa : Secara keseluruhan hasil pengujian yang dilakukan ada performansi yang
menurun dan ada yang meningkat sesuai variasi campuran. Namun dapat disimpulkan bahwa Pertadex lebih unggul di bandingkan dengan campuran
Polipropilena. Dapat kita lihat dari penjelasan di bawah ini: Performansi yang meningkat yaitu :
1. Laju aliran bahan bakar
m
f
terendah terjadi pada saat menggunakan pertadex pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar
0,1530
kgjam sedangkan m
f
tertinggi pada saat menggunakan minyak PP 25 pada putaran mesin 2800, beban 4,5 kg yaitu
sebesar
0,4359
kgjam Laju aliran bahan bakar meningkat karena dapat dilihat dari waktu yang digunakan untuk menghabiskan bahan bakar lebih cepat. Ini
disebabkan karena nilai kalor dari campuran polipropilena lebih rendah dari pertadex. Dan juga semakin tinggi putaran mesin maka lebih cepat habis
pemakaian bahan bakar. Ini juga dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar spesifik.
2. Spesific Fuel Consumption
SFC tertinggi terjadi pada penggunaan minyak PP 25 putaran mesin 1800 rpm, beban 3,5 kg yaitu sebesar
167,25161
grkWh dan SFC terendah terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex putaran mesin 2400 rpm, beban 4,5 kg
yaitu sebesar
81,86511
grkWh. Dari sebelumnya sudah bisa diketahui nilai Sfc dipengaruhi oleh laju aliran bahan bakar semakin tinggi aliran maka semakin
tinggi pula Sfc.
Universitas Sumatera Utara
Dan performansi yang menurun yaitu: 1.
Daya Daya terendah terjadi pada penggunaan campuran Polipropilena Cair 25,
putaran mesin 1800 rpm, beban 3,5 kg sebesar 1,0550 kW sedangkan daya tertinggi terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar Pertadex
pada putaran mesin 2800 rpm, beban 4,5 sebesar 3,8098 kW. Daya menurun karena torsi dari setiap variasi campuran semakin menurun, Semakin tinggi
nilai kalor maka semakin tinggi juga daya, begitu juga sebaliknya. jadi bisa dikatakan nilai kalor yang menyebabkan naik turunnya daya. Nilai kalor
tertinggi yaitu pada pertadex. 2.
AFR AFR terendah terjadi pada saat menggunakan campuran PP 25 pada putaran
mesin 2800 rpm yaitu
31,34164
, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar Pertadex putaran mesin 2200 rpm yaitu
85,88808.
AFR dapat dipengaruhi oleh laju aliran bahan bakar yaitu berbanding terbalik semakin besar laju aliran bahan bakar maka semakin rendah AFR, begitu juga
sebaliknya. Hal ini juga dipengaruhi oleh massa udara yang digunakan untuk membakar 1 gram bahan bakar.
3. Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik terendah terjadi pada penggunaan 20 dan 25 pada pembebanan 3.5 dengan putaran mesin 1800 rpm dan juga PP 15, 20 dan
25 pada putaran 1800 beban 4,5 kg yaitu sebesar
47,95358
sedangkan efisiensi volumetrik tertinggi terjadi pada penggunaaan minyak pertadex pada
pembebanan 3.5 kg pada putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar
95,28406.
Efisiensi volumetrik dipengaruhi oleh laju aliran udara, dan putaran mesin. Dan keduanya ini berbanding lurus dengan efisiensi volumetrik. Artinya
dengan semakin banyak nya pasokan udara ke silinder maka semakin tinggi juga efisiensi volumetrik nya dan apabila melebihi tekanan udara atmosfer
maka efisiensi volumetrik bisa melebihi 100. 4.
Daya aktual Daya aktual tertinggi terjadi pada penggunaan pertadex putaran mesin 2800
rpm, beban 4,5 kg yaitu sebesar
2,11603
kW sedangkan daya terendah terjadi
Universitas Sumatera Utara
pada penggunaan campuran Polipropilena Cair 25 pada putaran mesin 1800 rpm, beban 3,5 kg yaitu sebesar
0,17782
kW. Daya aktual ini dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar dari campuran, apabila semakin rendah maka daya
juga menurun. Dari hasil percobaan nilai kalor dari variasi campuran bahan bakar menurun maka daya yg di hasilkan juga menurun.
5. Efisiensi termal aktual
Efisiensi termal aktual terendah terjadi pada penggunaan campuran polipropilena cair 25 putaran mesin 1800 rpm,beban 3,5 kg sebesar
6,96934
sedangkan efisiensi termal aktual tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar pertadex putaran mesin 2200 rpm, beban 4,5 kg yaitu sebesar
44,8520
. Efisiensi termal sangat dipengaruhi oleh putaran dan nilai kalor bahan bakar, semakin tinggi putaran dan nilai kalor maka semakin tinggi pula
efisiensi termal aktual oleh karena itu dapat kita lihat efisiensi termal aktual tertinggi yaitu pada pertadex.
6. Heat losses dan Persentase heat loss
Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar Pertadexputaran mesin 2800 rpm,beban 3,5 kg yaitu sebesar
3221,7105
W, sedangkan Heat Losses terendah terjadi pada penggunaan minyak PP 20 pada putaran mesin
1800 rpm, beban 3,5 kg yaitu sebesar
555,7288
W. Heat loss menurun di akibatkan dari nilai kalor setiap variasi menurun juga . namun kalau di nilai
berdasarkan putaran mesin maka heat loss semakin meningkat, dikarenakan putaran semakin tinggi mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar nya
semakin banyak juga. Persentase heat loss tertinggi terjadi pada bahan bakar pertadex putaran mesin
2800 yaitu sebesar
20,14903
sedangkan persentase Heat Loss terendah terjadi pada penggunaan campuran PP 25 putaran mesin 1800 rpm yaitu
sebesar
6,05252
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran