2.2.2. Perhitungan Aliran Kas Bebas
Aliran Kas Bebas dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al 2000, yaitu :
Ekuitas Bersih
Kerja Modal
- Modal
n Pengeluara
- Operasi
Kas Aliran
= Bebas
Kas Aliran
Aliran Kas Bebas dihitung dengan menggunakan rumus Brigham dan Houston 2006, yaitu:
Aliran Kas Bebas = Laba Operasi Bersih Setelah Pajak - Investasi bersih pada modal operasi
Dimana :
Laba Operasi Bersih Setelah Pajak
=
Laba Sebelum Bunga Dan Pajak
1-Tarif pajak Investasi pada modal operasi = Total modal operasi tahun ini
– dengan total modal operasi tahun sebelumnya.
2.3. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun
modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham.
Menurut Kasmir 2010:6 keputusan pendanaan adalah sebagai berikut: “Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan jumlah
dana yang disediakan perusahaan, baik yang bersifat utang atau modal sendiri”.
Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibedakan menajadi dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Keputusan jangka
Universitas Sumatera Utara
panjang akan membawa dampak pada struktur modal capital struktur perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan
modal sendiri I Made Sudana, 2011:3. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt
to Equity Ratio DER, dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas.
keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan
melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan Wijaya dan Wibawa, 2010.
2.4. Nilai Perusahaan 2.4.1.
Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aset. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena
nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai
Universitas Sumatera Utara
perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.
Samuel 2000 menjelaskan bahwa enterprise value EV atau dikenal juga sebagai firm value nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor,
karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi 2005 menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual. Morck dkk 1998, Mc Connell dan Servaes 1990, Steiner 1996, Cho
1998, Itturiaga dan Sanz 1998, Mark dan Li 2000 dalam Suranta dan Machfoedz 2003 menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial
dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan non- monotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan
adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk melakukan persejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara
meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari investasi meningkat. Wennerfield dkk 1998 di dalam Suranta dan Machfoedz
2003 menyimpulkan bahwa Tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja perusahaan.
Menurut Fama 1978 dalam Untung Wahyudi et al, 2006, nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari
nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
Universitas Sumatera Utara
indicator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan 2.4.2.1.
Price Earning Ratio PER a. Pengertian Price Earning Ratio PER
Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Darmaji, 2001:139. Sedangkan menurut
Ang 1997: 24, Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan earning per share EPS dari saham yang bersangkutan.
Price earning ratio merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai
panduan umum untuk mengukur nilai saham Garrison, 1998:788. Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan
harga saham premium untuk perusahaan. Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : a.
Tingkat pertumbuhan laba b.
Dividend payout ratio c.
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal
Universitas Sumatera Utara
b. Kegunaan dan Manfaat dari Price Earning Ratio
Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya.
Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini
biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang Prastowo, 2002:96.
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa
pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price
earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. price earning ratio
menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price
earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus yang digunakan untuk mengukur price
earning ratio adalah sebagai berikut Arifin, 2002: 87:
Saham Per
Laba Saham
Harga PER
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.2. Price Book Value PBV
Price Book Value PBV merupakan metode penilaian saham yang berdasarkan pada book value suatu saham. Book value adalah nilai buku yang
diperoleh dari harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Untuk mencari nilai book value, digunakan rumus sebagai berikut :
Beredar Yang
Saham Jumlah
Perusahaa Suatu
Ekuitas Total
BV
Selanjutnya, Arifin 2002:89 mendefinisikan nilai buku per lembar saham sebagai rasio untuk membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku
book value sebenarnya. sementara Syamsudin 2007:75 menjelaskan bahwa pengertian Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar
pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV, maka menunjukkan semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan
tersebut. Untuk perusahaan yang berjalan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menujukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari bukunya
Jogiyanto, 2003:79. Rasio PBV dihitung dengan membagi nilai pasar dari saham dibagi dengan nilai buku dari ekuitas saat ini. Secara matematis PBV dapat
ditulis:
lembar per
ekuitas buku
Nilai saham
lembar per
Harga PBV
Untuk menentukan posisi saham menggunakan metode Price Book Value tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang diteliti, melainkan menghitung nilai
PBV kemudian mengukur harga saham mahal atau murah dengan cut off 1 yang berarti jika nilai PBV diatas 1 berarti nilai pasar saham lebih besar dari nilai
Universitas Sumatera Utara
bukunya overvalued, sebaliknya jika nilai PBV dibawah 1 berarti nilai pasar saham lebih kecil dari nilai buku undervalued.
Penentuan ini berdasarkan pada teori yang diungkapkan Husnan 2003:27 “Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini
mencapai diatas atau yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh
para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.”. Tandeilin 2010:323 juga mengungkapkan hal serupa “idealnya,
harga pasar saham bank jika dibandingkan nilai buku asetnya akan mendekati 1. Saham-saham yang mempunyai rasio harganilai buku yang rendah sebaiknya
dibeli untuk memperoleh tingkat return yang lebih besar pada tingkat harga risiko tertentu”.
2.5. Pengaruh Aliran Kas Terhadap Nilai Pemegang Saham