Persepsi dan respon masyarakat mengenai pernikahan wanita hamil diluar nikah: studi pada warga kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Jati Asih-Bekasi

(1)

WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH

(Studi Pada Warga Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Jati Asih-Bekasi) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Oleh:

TIA NOPITRI YANTI 106044201475

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M


(2)

DI LUAR NIKAH (Studi Pada Warga Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Jati Asih-Bekasi)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Oleh:

Tia Nopitri Yanti NIM: 106044201475

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Syahrul A’dam, MA Kamarusdiana, S.Ag., MH

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2010 M


(3)

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri teladan yang sempurna bagi kita semua.

Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Sebagai tanda syukur atas terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “PERSEPSI DAN RESPON MASYARAKAT MENGENAI PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH (Studi Kasus Pada Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jati Asih-Bekasi)”. Maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., selaku dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah.

2. Bpk. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA., selaku ketua jurusan Akhwal Syakhshiyyah yang selalu memberikan bimbingan serta dukungan dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Bpk. Dr. Syahrul A’dam, MA., dan Bpk Kamarusdiana, S.Ag., MH., selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan

i


(4)

kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis bias berada di bawah bimbingan beliau.

4. Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Yang telah memberikan bantuan berupa bahan-bahan yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi.

5. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada kedua orangtua penuis yang tercinta, ayahanda dan ibunda yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis dengan tulus, serta selalu mendoakan penulis agar penulis selalu sukses dalam segala hal. Semua yang telah merekaberikan tidak akan dapat tergantikan dengan apapun di dunia ini.

6. Adik-adik tercinta, serta keluarga besar yang telah memberikan motivasi dan juga semangat, serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat dan teman seperjuangan di Administrasi Keperdataan Islam, Tyka, Ema, Muzdalifah, Reduk, Risna, yang telah banyak berkorban membangkitkan semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Hafid rifai, S.Pd yang telah memberikan motivasi dan juga menghilangkan kepenatan dan stress penulis dengan semua canda dan kasih sayang.

9. Tak terlupakan pula terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini yang penulis tidak bias sebutkan satu per satu.

ii


(5)

iii

   

Kesempurnaan haya milik Allah SWT mudah-mudahan semua yang telah penulis lakukan mendapat Ridha Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Jakarta, 29 Agustus 2010


(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metode Penelitian ... 9

E. Review Studi Terdahulu ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II KAJIAN TEORI ... 17

A. Pengertian Persepsi dan Respon ... 17

B. Pengertian Pernikahan Hamil di Luar Nikah ... 20

C. Faktor Penyebab Pernikahan Hamil di Luar Nikah ... 23

D. Dampak Pernikahan Hamil di Luar Nikah ... 27

BAB III PROFIL DESA ... 30

A. Letak Geografis ... 30

B. Kondisi Demografis ... 32

C. Kondisi Sosial dan Kependudukan ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Identitas Responden ... 36


(7)

v

luar nikah ... 39

C. Respon masyarakat Kelurahan Jati Mekar mengenai pernikahan hamil di luar nikah ... 46

D. Faktor penyebab pernikahan hamil di luar nikah ... 59

BAB V PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia, hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT berpasang-pasangan1. Allah SWT menciptakan hambanya bukan tanpa tujuan, tetapi di dalamnya terkandung rahasia yang amat dalam, agar hidup hamba-hambanya di dunia ini menjadi tenteram, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT:

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Ar-Rum: 21)

1

M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, (Jakarta; Prenata Media, 2003) cet 1, h. 1.


(9)

Allah SWT menciptakan pria dan wanita, menjadikan mereka saling menyayangi satu sama lainnya, menimbulkan perasaan ketertarikan antara satu dengan yang lainnya. Serta merasakan adanya suatu hubungan yang erat. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling mulia diantara makhluk-makhluk lainnya. Manusia dianugerahkan akal dan pikiran untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram. Manusia terlahir dengan membawa fitrah pada dirinya, salah satunya adalah memiliki kecenderungan terhadap lawan jenisnya, yaitu nafsu syahwat. Nafsu syahwat ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena ia merupakan suatu kebutuhan yang sifatnya naluri.2

Mendambakan pasangan merupakan sunatullah dan fitrah bagi setiap manusia dewasa. Karena itulah dorongan atau keinginan untuk mencari pasangan hidup sangat sulit dibendung, ketika seseorang telah beranjak dewasa. Maka agama mensyariatkan dijalinnya hubungan dua jenis melalui ikatan pernikahan. Dengan ikatan pernikahan hubungan cinta yang bergelora antara pria dan wanita bisa memperoleh ketenteraman, seperti yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT, QS Ar-Rum: 21.3

Pernikahan adalah akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidzan) yang dilakuakan secara sadar oleh seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang pelaksanaannya didasarkan pada kerelaan dan kesepakatan kedua belah

2

Sayid Sabiq, Fiqh Sunah, (Bandung: Al Maarif, 1994) cet 9, jilid 6. h. 153

3


(10)

pihak. Oleh karena itu, pernikahan bukanlah ibadah dalam arti kewajiban, melainkan hanya hubungan sosial kemanusiaan semata. Pernikahan akan bernilai ibadah, jika diniatkan untuk mencari ridha Allah SWT.4

Pernikahan merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW, yaitu mencontoh tindakan atau tingkahlaku beliau dalam menjalankan kehidupan di dunia. Oleh karena itu sebagai pengikut Nabi Muhammad yang baik, maka dianjurkanlah kita untuk menikah. Selain itu juga pernikahan merupakan salah satu kebutuhan jasmani dan rohani yang sudah menjadi sunatullah.

Pernikahan disyariatkan agar manusia mempunyai keturunan dan keluarga yang sah menuju kehidupan bahagia dunia akhirat di bawah naungan cinta kasih dan ridha illahi. Akan tetapi sebagian manusia banyak yang melanggar syariat pernikahan tersebut, dengan menodai makna dan faedah sebuah pernikahan yang suci, yaitu dengan cara melakukan hubungan seks di luar nikah.

Namun di era globalisasi ini perkembangan masyarakat saat ini semakin bertambah maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yang telah melahirkan berbagai kemudahan dalam kehidupan manusia, seperti tersedianya berbagai media transportasi, komunikasi dan informasi yang semakin beragam dan semakin canggih untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dan dapat diakses dengan mudah.

Kemajuan teknologi tersebut bukan hanya membawa dampak positif tetapi juga banyak membawa dampak negatif. Seperti acara yang ditayangkan di televisi,

4

Muhammad Zain dkk, Membangun Keluarga Humanis, (Jakarta; Graha Cipta, 2005), cet. 1, h 23.


(11)

informasi internet serta beredarnya video porno, yang banyak memberikan dampak negatif terutama pada kalangan remaja, dan dalam menanggapi penggaruh budaya luar di era globalisasi saat ini, kita tidak bisa mengisolasikan diri dari hal tersebut.5

Kebebasan berfikir dan berperilaku merupakan hak mutlak bagi setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan. Namun sangatlah disayangkan kebebasan tersebut banyak disalahgunakan oleh mereka, khususnya individu yang sedang beranjak dewasa, yang sering disebut ABG. Jika moralitas mulai sirna dan norma-norma agama diabaikan.maka kejahatan akan merajalela, terutama kejahatan asusila. Tidak heran apabila kita mendengar seorang ayah yang meniduri anaknya atau seorang anak yang tega memperkosa ibu kandungnya, bahkan yang lebih ironisnya sepasang muda-mudi melakukan hubungan seks tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah. Karena kurang adanya kontrol yang memadai baik dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar.

Dewasa ini sering terjadi berbagai bentuk penyimpangan seksual di masyarakat. Perilaku seksual yang menyimpang ini contohnya seperti seks bebas, perzinahan dan pelacuran, serta homo seks dan lesbian, yang saat ini sudah merupakan hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat.

Perzinahan adalah hubungan seks di luar nikah, yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang yang tidak terikat oleh hubungan, atau hubungan seks yang

5


(12)

dilakukan oleh seorang laki-laki yang terikat dengan pernikahan dengan seorang perempuan yang bukan isterinya dan sebaliknya.6

Perilaku perzinahan akhir-akhir ini semakin marak di lingkungan masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya kasus aborsi yang disebabkan dari hubungn seks di luar nikah dan banyaknya lokasi pelacuran. Dan perilaku ini sangat meresahkan masyarakat.

Dewasa ini, tampaknya ledakan dosa besar telah bertebaran di mana-mana. Wanita tuna susila banyak berkeliaran dan memenuhi sudut-sudut ruangan, dari kelas teri sampai kelas elit, dari yang gratis sampai yang berharga ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah. Mulai dari yang dipinggir jalan, penghuni rumah bordir, panti pijat, sampai hotel dan rumah mewah.

Selain itu banyak muda mudi yang berpacaran tanpa mengenal malu atau tidak mengenal batas norma agama, bahkan mereka merasa bangga bila diperlihatkan kepada orang lain.kebebasan free sex di kalangan remaja dan masyarakat kota, kini telah membudaya bahkan telah menjalar ke daerah dan pelosok desa.

Sungguh sangat memilukan, fenomena pergaulan bebas yang menyebabkan terjadinya perzinahan ini pun sering terjadi pada kalangan remaja saat ini, sehingga banyak remaja yang hamil di luar nikah, dan melangsungkan pernikahan pada saat keadaan sedang hamil. Maka tidak jarang kita melihat sebuah resepsi pernikahan

6


(13)

dengan sepasang pengantin yang masih muda atau belum cukup umur, bersanding di pelaminan sebagai akibat dari pergaulan bebas yang mereka lakukan.

Kondisi ini sering disebut dengan pernikahan hamil di luar nikah. Istilah pernikahan wanita hamil di luar nikah adalah pernikahan seorang wanita yang sedang hamil disebabkan oleh seorang laki-laki, sedangkan wanita tersebut tidak dalam status nikah dengan laki-laki yang menyebabkan kehamilannya itu. Biasanya peristiwa tersebut dihebohkan setelah terjadi kehamilan yang sulit untuk ditutupi. Ironisnya pada zaman dahulu seseorang yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah, selalu digunjing dan dikucilkan oleh masyarakat. Namun pada saat ini masyarakat seolah-olah acuh tak acuh dan menganggap hal tersebut wajar-wajar saja.

Berangkat dari masalah di atas, saya rasa masalah ini perlu untuk diteliti. Hal inilah yang peneliti kaji, untuk mengungkap sejauh mana pemahaman dan respon masyarakat mengenai pernikahan wanita hamil di luar nikah, apa faktor penyebab pernikahan tersebut, dampak apa yang ditimbulkan, serta bagaimana cara agar pernikahan tersebut dapat dicegah.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis mengangkat

permasalahannya dalam skripsi yang diberi judul “PERSEPSI DAN RESPON MASYARAKAT MENGENAI PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR

NIKAH (Studi Kasus Pada Warga Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Jati Asih-Bekasi)”


(14)

B. PEMBATASAN dan PERUMUSAN MASALAH I. Pembatasan Masalah

Pernikahan merupakan kebutuhan biologis dan psikologis manusia sejak zaman dahulu pernikahan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Oleh karena itu pernikahan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Pernikahan dinyatakan sah apabila terpenuhi seluruh syarat dan rukunnya

Gelombang transformasi budaya dan peradaban selalu berjalan seiring dengan masyarakat yang selalu berkembang, maka perubahanpun terjadi, perubahan itu terjadi dan tercipta dari informasi yang masuk ke Negara kita karena era globalisasi melalui berbagai cara tanpa adanya filter yang ketat.sehingga mudah meracuni moral dan akhlak bangsa yang sejak dahulu dijunjung tinggi.

Sejak dahulu bangsa Indonesia, diakui di mata dunia karena moral, budaya, peradaban serta akhlak yang luhur, namun kepercayaan itu telah terkikis dengan moral yang bobrok, pornografi, porno aksi, perzinahan, serta pasangan kumpul kebo yang makin berkembang. Sehingga banyak kasus wanita yang hamil di luar nikah, sebagai akibat dari pergaulan bebas. Istilah pernikahan wanita hamil di luar nikah adalah pernikahan seorang wanita yang sedang hamil disebabkan oleh seorang laki-laki, sedangkan wanita tersebut tidak dalam status nikah dengan laki-laki yang menyebabkan kehamilannya itu.

Sepengetahuan penulis Desa Jatimekar merupakan desa yang mayoritas penduduknya muslim dan kegiatan keagamaannya lebih menonjol baik di kalangan


(15)

remaja maupun orang tua. Namun ironisnya kasus-kasus hamil atau pernikahan wanita hamil di luar nikah masih marak terjadi, dan sangat minimnya respon masyarakat terhadap pernikahan ini.

Karena pembahasan mengenai wanita hamil sangatlah luas, maka perlu kiranya penulis memberikan batasan masalah agar tidak melebar dan lebih terarah. Maka penelitian ini difokuskan pembahasannya mengenai persepsi dan respon masyarakat terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah, dan faktor penyebab pernikahan hamil di luar nikah.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah penulis paparkan, maka pokok permasalahan yang akan dijadikan pembahasan dan akan diteliti secara mendalam penulis rincikan dalam pertanyaan, yaitu bagaimanakah persepsi dan respon warga Jati Mekar mengenai pernikahan hamil di luar nikah serta apakah faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan tersebut.

C. TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN I. Tujuan Penelitian

Adapun hasil yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah terjawabnya semua permasalahan yang dirumuskan yaitu untuk mengetahui bagaimanakah persepsi dan respon warga Jati Mekar mengenai pernikahan hamil di luar nikah.


(16)

II. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. untuk memenuhi salah satu syarat guna memperolah gelar S 1 dalam bidang hukum islam.

2. Dapat mengetahui lebih dalam mengenai pernikahan hamil di luar nikah, serta dampak dan pencegahannya.

3. sumbangsih kepada masyarakat dalam memberikan pemahaman tentang pernikahan wanita hamil di luar nikah.

4. Meningkatkan kualitas penulis dalam membuat karya tulis ilmiah.

D. METODE PENELITIAN

Penulisan skripsi ini sudah tentu membutuhkan data. Baik data khusus maupun data penunjang, data tersebut diperoleh melalui metode penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Dalam upaya mengungkapkan permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan empiris.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mencoba menggabungkan antara jenis penelitian yang bersifat penelitian lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research).


(17)

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di kelurahan Jatimekar Kecamatan Jati Asih Kabupaten Bekasi.

4. Data Penelitian

Dalam penellitian ini data penelitian dibagi menjadi dua kategori yaitu:

a. Data primer

Yaitu data yang berasal dari persepsi dan respon masyarakat kelurahan Jatimekar mengenai pernikahan wanita hamil di luar nikah. Yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner.

b. Data sekunder

Yaitu berasal dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan oleh kelurahan Jatimekar, dan juga data yang diperoleh dari buku-buku, kitab-kitab fiqh, artikel, serta sumber lain yang berkaitan dengan skripsi ini.

5. Jenis data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data kuantitatif. 6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:


(18)

b. Studi pustaka (library research) c. Wawancaara sebagai pelengkap 7. Subjek-Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah warga kelurahan Jatimekar dengan rincian sebagai berikut:

a. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek penelitian dengan ciri yang sama, yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu sebuah penelitian.7 Populasi dari warga Jatimekar adalah 35.867 jiwa.

b. Sampel

Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara tertentu.8 Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik penarikan sampel yaitu dengan menggunakan teknik stratified random sampling (pengambilan sampel acak distratifikasi). Yaitu di mana dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen, makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara lapisan-lapisan tersebut. Maka untuk dapat

7

Sutisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta; Andi Offset, 1990), cet-22, h.3.

8

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2007), cet-1, h.119


(19)

menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, populasi yang bersangkutan harus dibagi dalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam dan dari setiap lapisan-lapisan dapat diambil sampel secara acak.dalam sampel berlapis ini, peluang untuk terpilih antara satu strata dengan yang lain, mungkin sama dan mungkin berbeda.9

Dalam penelitian ini akan diacak melalui RW, RT, Keluarga, hingga anggota keluarga. Dari anggota keluarga inilah kemudian diperoleh atau dipilih responden.

Adapun rumus penghitungan sampel adalah n = N

N (d)2 + 1

Keterangan: n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

d = nilai presisi (penulis menggunakan 10 %) berikut ini rincian perhitungannya

n = N N (d)2 + 1

n = 35.867 35.867 (0,1)2 + 1

9

Singarimbun, dan Effendi, Sofian. Ed. Metode Penelitian Survai.(Jakarta: LP3ES, 1989), h. 162.


(20)

= 35.867 358,67 + 1 = 35.867 359,67 = 99,722 = 100

Jadi sampel yang diambil sebanyak 100 orang.

Adapun objek penelitian adalah pernikaha wanita hamil di luar nikah. 8. Metode Analisis

Yaitu seluruh data yang penulis peroleh dari angket, diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan analisis data, di mana dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Analisis Statistik Deskriptif, yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

P=f/n x 100% Ket: P = Angket Persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah seluruh frekuensi/individu) 100% = Bilangan Tetap10

10

Anas Sudjono, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 1999), cet-10, h.40.


(21)

dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan Buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta 2007.

E. REVIEW STUDI TERDAHULU

Penulis melakukan review terdahulu sebelum menentukan judul skripsi, dalam review studi terdahulu penulis meringkas skripsi yang ada kaitannya dengan nikah hamil. Diantaranya adalah:

Pertama telah dibahas mengenai PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH (Studi kasus di Kampung Pulo Timaha Desa babelan Bekasi), oleh: Munawaroh (102044125058). Skripsi ini membahas tentang pernikahan yang diakibatkan karena hamil di luar nikah yang pelakunya masih berusia di bawah umur. Serta menjelaskan pendapat para imam mazhab dan KHI tentang hamil di luar nikah.

Ke dua telah dibahas mengenai PERNIKAHAN DINI AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH, oleh: Yanti (104044201492). Skripsi ini menerangkan tentang pernikahan dini yang diakibatkan karena hamil di luar nikah yang terjadi di Kelurahan Benda Kecamatan Benda Tangerang. Di dalam skripsi ini dijelaskan tentang sebab akibat pernikahan dini, hal yang mempengaruhi seks bebas, serta konteks pembentukan keluarga sakinah dari pernikahan dini yang diakibatkan karena hamil di luar nikah.


(22)

Ke tiga telah dibahas mengenai PERNIKAHAN WANITA HAMIL DALAM PERSPEKTIF IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI’I. Oleh: Muhammad Iqbal (102044125016). Skripsi ini membahas pendapat Imam maliki dan Imam Syafi’I tentang status hukum pernikahan wanita hamil dengan menggunakan studi komperatif. Serta menjelaskan perbedaan pendapat antara kedua mazhab tersebut.

Dari review yang saya lakukan, jelas sekali perbedaannya dengan skripsi yang saya tulis. Di dalam skripsi saya yang diteliti adalah mengenai persepsi masyarakat mengenai nikah hamil di luar nikah. Yang menarik dalam skripsi saya adalah dapat diketahui pandangan masyarakat, para remaja mengenai nikah hamil. Dan adanya hasil wawancara dengan pelaku nikah hamil. Jadi sangat berbeda dengan skripsi-skripsi yang sudah ada, yang berkaitan dengan nikah hamil.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai materi pokok penulisan dan agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata urutan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kajian terdahulu, dan sistematika penulisan. Dari bab ini dapat diketahui apa sebenarnya yang melatar belakangi embahasan penelitian ini. Selanjutnya dapat diketahui batasan dan rumusan masalah yang relevan untuk dikaji, serta tujuan dan


(23)

manfaat yang hendak dicapai. Disamping itu pula dicermati metode dan pendekatan apa yang digunakan, serta bagaimana sistematika penulisannya.

Bab kedua menjelaskan mengenai pengertian dari persepsi dan respon, pengertian dari pernikahan hamil di luar hikah, menjelaskan faktor penyebab serta dampak yang ditimbulkan dari pernikahan hamil di luar nikah.

Bab ketiga menggambarkan bagaimana letak kondisi geografis Desa Jati Mekar. Serta menggambarkan kondisi masyarakatnya.

Bab keempat memaparkan hasil dari penelitian, menganalisa persepsi dan respon masyarakat Jatimekar mengenai pernikahan hamil di luar nikah. Pada bab ini merupakan bab yang paling utama dalam penulisan skripsi, membahas dan melakukan analisa terhadap hasil penelitian.

Bab kelima terdiri dari penutup, berisi tentang kesimpulan yang memaparkan isi dari bab awal hingga bab akhir dan berisi saran-saran yang memaparkan tentang bagaimana cara pencegahan dari pernikahan hamil di luar nikah. Dalam bab ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(24)

 

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Persepsi dan Respon

1. Persepsi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan bahwa persepsi adalah tanggapan (penerimaan) atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.1 Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. Persepsi ini di definisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari.

Definisi lain menyebutkan, bahwa persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek.2 Dalam pandangan al-qur’an persepsi adalah fungsi psikis yang penting yang menjadi jendela pemahaman bagi peristiwa dan

      

  1

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3, cet. Ke-2, h. 675.

  2

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), edisi ke-1, cet. Ke-3, h. 110.


(25)

 

realitas kehidupan yang dihadapi manusia. Manusia sebagai makhluk yang diberikan amanah kekhalifahan diberikan berbagai macam keistimewaan yang salah satunya adalah proses dan fungsi persepsi yang lebih rumit dan lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya.3

Pandangan atau persepsi seseorang merupakan proses psikologi yang mengawali individu untuk bertindak atau bertingkah laku. Persepsi merupakan proses pengamatan dalam diri seseorang yang berasal dari komponen kognisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya.4

Persepsi merupakan fungsi yang penting dalam kehidupan. Dengan persepsi, makhluk hidup dapat mengetahui sesuatu yang akan mengganggunya sehingga ia pun dapat menjauhinya, juga dapat mengetahui sesuatu yang bermanfaat sehingga ia pun dapat mengupayakannya. Persepsi merupakan fungsi vital yang dimiliki oleh setiap manusia, contohnya akal. Dengan akal manusia dapat mamikirkan pengertian-pengertian yang abstrak, misalnya tentang kebaikan dan keburukan, keutamaan dan kehinaan, serta kebenaran dan kebathilan.5

      

  3

Ibid., h. 137. 4

Mar’at, Sikap Manusia:Perubahan Serta Pengukuran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), h.22.

5

Muhammad Utsman Nataji, Psikologi Dalam AL-Quran, (Bandung ; CV. Pustaka Setia, 2005),cet ke-1. h.195


(26)

 

Dengan demikian yang dimaksud dengan persepsi dalam penelitian ini adalah pemahaman masyarakat Jatimekar terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah

2. Respon

Pada umumnya respon diartikan sebagai tanggapan atau reaksi sekelompok manusia oleh suatu kebudayaan yang mereka pandang sama terhadap suatu objek. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa repon adalah tanggapan, reaksi, jawaban suatu gejala atau suatu peristiwa yang terjadi.6

Sedangkan respon dalam istilah yang digunakan oleh psikologi yaitu reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas maka repon tersebut di bagi menjadi tiga bagian, sesuai debgan pendapat B. S. Bloom sebagai berikut:

a. Respon kognitif: Yaitu mencakup pengetahuan, pemahaman, ingatan akan hal yang pernah dialami, dipelajari, dan disimpan dalam ingatan.

      

  6

  Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 952.


(27)

 

Respon ini timbul apabila ada perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsikan oleh khalayak.

b. Respon afektif: Yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, partisipasi dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila terjadi perubahan pada apa yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu

c. Respon konatif: Yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, meliputi kegiatan yang terbiasa dalam berperilaku. Dengan kata lain, menunjukkan kesiapan sikap yaitu kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.7

Dengan demikian yang dimaksud respon dalam penelitian ini adalah tanggapan masyarakat kelurahan Jatimekar terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah.

B. Pengertian Pernikahan Hamil Di Luar Nikah

Pengertian pernikahan hamil di luar nikah adalah seorang wanita yang hamil sebelum melangsungkan akad nikah, kemudian dinikahi oleh pria yang menghamilinya.8 Segala persetubuhan antara laki-laki dan perempuan yang dilakukan di luar nikah adalah zina. Islam mengharamkan zina dan menganggapnya sebagai

      

  7

  Winkel. W. S., Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), cet. Ke-4. h.245-250.

  8

Ali, Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), cet. Ke-1, h. 45.


(28)

 

perbuatan yang keji dan dibenci Allah SWT. Hal ini dipertegas dalam Al-qur’an surat Al-israa ayat 32:

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Pada hakekatnya pernikahan adalah rasa cinta kasih, kewajiban, pemenuhan hasrat seksual dan menghasilkan keturunan secara sah. Bagi islam, rasa cinta kasih merupakan sebuah motivasi dalam pernikahan,9 hal itu senagaimana yang dinyatakan dalam Al-qur’an surat Ar-rum ayat 21:

      

  9

Al-thahir al hadad, Wanita dalam Syariat dan Masyarakat, penerjemah M. Adib Bisri, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993) cet. Ke-4, h. 59.


(29)

 

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Islam tidak melarang orang untk memenuhi hasrat seksualnya. Namun, hal itu harus dilakukan dengan cara mulia, tidak dengan mengumbar nafsu birahi semata. Sebab, bagaimanapun juga perilaku seks bebas banyak meninggalkan dampak negatif dalam masalah-masalah kejiwaan, seperti perasaan berdosa dan stres. Belum lagi dampak negatif lainnya berupa penyakit menular seperti HIV dan AIDS.

Dalam memilih calon suami atau calon istri, islam menganjurkan hendaknya didasarkan atas dasar norma agama atau moral, yakni seorang calon suami atau istri itu harus yang berakhlak mulia, bukan hanya berdasarkan kepada kecantikan atau kekayaan semata. Rasulullah SAW bersabda:

أ

ه

ة

ﱠﻨ ا

لﺎ

ﻨﻜ

ا

أة

ﱠﻷ

ر

و

و

ﺎﻤ

و

ﻳﻨ

ﻇﺎ

تا

ﺬ ا

ﻦﻳ

ﻳﺪ

كا

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw, bersabda: “Wanita dikawini karena empat hal: karena harta-bendanya, karena status sosialnya, karena


(30)

 

keindahan wajahnya, dank arena ketaatannya kepada agama. Pilihlah wanita yang taat kepada agama, maka kamu akan berbahagia” ( HR. Bukhari)10

C. Faktor Penyebab Pernikahan Hamil di Luar nikah

Terjadinya peristiwa hamil di luar nikah, selain karena adanya pergaulan bebas, juga karena lemahnya iman pada masing-masing pihak. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi perbuatan yang keji dan terlarang itu, pendidikan agama yang mendalam dan kesadaran hukum semakin diperlukan oleh setiap individu.11

Adapun sejumlah faktor yang menyebabkan hubungan seksual di luar nikah menurut Sarlito adalah:

1. Banyaknya rangsangan pornografi baik yang berupa film, bahan bacaan, maupun yang berupa obrolan sesama teman sebaya, yang merupakan akibat dari arus globalisasi.

      

10

Zainuddin Hamidy, dkk, Terjrmahan Hadits Shahih Bukhari, Jilid I-V, (Jakarta: Widjyaya, 1992), cet. Ke-13, Hadis 1588, h.10.

11


(31)

 

2. Tersedianya kesempatan umtuk melakukan perbuatan seks. Misalnya pada waktu orang tua tidak ada di rumah, di dalam mobil, atau pada saat piknik.12

Menurut Dr. Muhammad Abduh Malik penyebab hamil di luar nikah sama dengan timbulnya perilaku perzinahan. Faktor penyebab tersebut terdiri dari faktor internal dan fakor eksternal.

1. Faktor internal

Manusia secara naluriah memiliki nafsu syahwat terhadap lawan jenisnya. Jika nafsu syahwat itu begitu besar, nafsu syahwat tersebut dapat mengalahkan akal budinya atau akal sehat dan kendali normalnya. Artinya jika akal sehat dan keyakinan moral tidak cukup kuat untuk mengendalikan gejolak nafsu syahwat maka manusia tersebut akan terjerumus kepada perbuatan zina, apabila mereka tidak menempuh jalur pernikahan yang sah.

Hal ini bisa terjadi kepada mereka yang tidak mempunyai landasan iman yang kuat dan keyakinan moral yang lemah. Terlebih lagi apabila kondisi ini terjadi kepada orang yang mempunyai tipe extrovert (orang yang lebih mementingkan hal-hal lahiriyah). Terjadi karena masalah itu berkaitan

      

12

Sarlito Wirawan Sarwono, Seksualitas dan Fertilitas Remaja, (Jakarta; CV. Rajawali, 1981), h. 101.


(32)

 

dengan sikap, maka manusia yang memiliki sikap extrovert harus memiliki pemahaman yang lebih kuat dan mendalam tentang agama disertai pengalaman hidup beragama yang lebih intensif dan lebih kuat.

2. Faktor eksternal

Terdapat dua faktor eksternal yang memungkinkan untukk terjadinya pernikahan hamil di luar nikah yaitu:

a. Kondisi sosial

Faktor eksternal yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan zina adalah disebabkan kondisi sosial yang mentolerir pergaulan bebas antara pria dan wanita. Adat istiadat yang dahulunya memandang tabu pergaulan bebas antara pria dan wanita, kini menjadi semakin longgar.

Kondisi sosial yang penuh sesak dengan situasi, suasana mediasi kepornoan telah berfungsi sebagai perangsang, pendorong manusia extrovert yang memiliki nafsu birahi terhadap lawan jenisnya, namun tidak memiliki keimanan dan kendali moral yang kuat, untuk menghindari diri dari perbuatan yang melanggar hokum agama dan adat istiadat yang berlandasan moral agama (akhlakul karimah) sehingga terjerumus untuk melakukan hubungan seksual di luar akad nikah yang sah (perzinahan)


(33)

 

b. Aturan Hukum Pidana Yang Sangat Lemah

Aturan hukum pidana dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) tidak mencantumkan hubungan seksual di luar pernikahan yang sah yang dilakukan oleh bujang dan gadis atau orang-orang yang tidak terikat pernikahan yang dilakukan atas dasar suka sama suka sebagai perbuatan zina dan perbuatan zina yang ada dalam KUHP dimasukkannya ke dalam delik aduan absolut. Akibatnya sebagai anggota masyarakat, tidak takut melakukan perbuatan zina atau hubungan seks di luar pernikahan yang sah karena tidak ada atau tidak pasti adanya aturan hukum positif yang akan menjeratnya.

Nina Surtiretna dalam bukunya Bimbingan Seks: Pandangan Islam dan Medis, juga memberikan keterangan, setidaknya ada tiga faktor pemicu terjadinya hamil di luar nikah yaitu: faktor internal individu, di luar individu dan faktor masyarakat. Yang dimaksud dengan ketiga faktor tersebut adalah:

Pertama, faktor internal individu: di antaranya ketidak mampuan mengendalikan hawa nafsu dan kurang kuatnya iman.

Kedua, faktor di luar individu: yang memungkinkan bahkan mendorong perzinahan, seperti laki-laki dan perempuan berada di dalam satu rumah tanpa ada orang lain (khalwat). Islam melarang


(34)

 

keras terhadap perbuatan yang menghantarkan pada perbuatan zina/berkhalwat. Selain itu hotel, diskotik, bar, pornografi dalam bentuk majalah dan film-tv, video dan lain sebagainya yang dapat berperan dalam meningkatkan daya rangsang seksual dua orang yang berlainan jenis, yang bila mencapai tttingkat tertentu mandesak untuk segera menikmati “buah terlarang”. Ketiga, faktor normatif: masyarakat semakin pesimis, toleran, masyarakat tidak peduli lagi terhadap kebersamaan dua orang yang berlawanan jenis yang bukan suami isteri pada suatu saat dan pada satu tempat. Dengan kata lain, masyarakat semakin longgar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas sehingga terjadilah perzinahan.13

D. Dampak Pernikahan Hamil Di Luar Nikah

Pernikahan hamil di luar nikah mempunyai dampak yang sama dengan zina yang mana sangat buruk dampaknya bagi pelakunya dan masyarakat banyak. Diantaranya adalah:

1. Terhadap pelaku wanita

Pelaku wanita akan cenderung lebih mudah melakukan perbuatan buruk atau kejahatan berikutnya dari pada melakukan perbuatan baik, dan mereka juga cenderung kembali untuk mengulangi perbuatannya. Secara

      

  13

Nina Surtiretna, Bimbingan Seks Pandangan Islam dan Medis, (Bandung: PT.Remaja rosdakarya,1996), Cet. Ke-1, h.214.


(35)

 

sosial, wanita itu akan mendapatkan sanksi dari masyarakat berupa pandangan minor terhadap dirinya dan akan mendapatkan kesulitan untuk menikah dengan pria yang masih suci karena ada larangan dalam hukum islam.

2. Terhadap pelaku pria

Dia akan lebih mudah terdorong untuk melakukan kejahatan berikutnya, perilaku zina membutuhkan biaya terutama bagi kaum pria untuk mendapatkan wanita yang punya motif ekonomi dan karena itu pria cenderung akan menggunakan peluang atau kesempatan untuk mendapatkan harta melalui cara yang haram. Pada pandangan lain, pria pezina akan mendapatkan sanksi pidana atau minimal sanksi akhirat.

3. Terhadap keluaga besar si pelaku

Perbuatan zina akan menimbulkan duka cita yang amat dalam bagi anggota keluarga besar si pelaku. Rasa malu yang amat dalam bagi anggota keluarga besarnya terutama orang tua pelaku wanita terhadap masyarakat yang mengetahui dan mencemoohkannya. Rasa penyesalan bagi orang tua yang bertanggung jawab mendidik anak perempuannya, pupusnya harapan orang tua pelaku wanita untuk mendapatkan anak menantu yang masih suci karena adanya larangan dari agama islam.


(36)

 

       

Perbuatan zina memiliki dampak terhadap masyarakat luas dan agama sendiri, zina juga dinilai menyebabkan rusaknya keturunan dan kehormatan wanita dan keluarga dalam masyarakat yang menjadi salah satu tujuan syariat islam. Zina juga akan mempertingi jumlah aborsi dalam masyarakat, ini berarti pelaku zina tidak menghargai lagi nyawa anak manusia yang juga menjadi salah satu tujuan syariat islam. Perbuatan itu juga merendahkan akal sehat manusia di bawah nafsu syahwat sehingga merusak tujuan syariat islam di bidang pemeliharaan akal sehat manusia.14

 

14

DR. H. Muhammad Abduh Malik, Perilaku Zina: Pandangan Hukum Islam dan KUHP, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 29.


(37)

 

BAB III PROFIL DESA A. LETAK GEOGRAFIS

Kelurahan Jatimekar terlatak di bagian selatan kecamatan Jati Asih. Dengan luas wilayah 440.180 ha kondisi tanahnya, termasuk jenis tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian, holtikultura, daratan rendah tidak bertebing dan tidak berlereng. Ditinjau dari segi penggunaannya lahan di kelurahan jatimekar dibagi sebagai berikut:

Tabel 1

Penggunaan lahan di kelurahan jatimekar

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS LAHAN

1 Perkampungan atau pekarangan 290.180 ha

2 Kebun 119.400 ha

3 Empang 5.200 M

4 Lain-lain 25.400 ha

Sumber: kelurahan jatimekar

Kelurahan Jatimekar beriklim tropis dengan kelembaban tertinggi antara 75-98% dengan rata-rata antara kelembaban 80% suhu musim hujan antara 22Ԩ - 23 Ԩ. Musim hujan jatuh pada bulan November sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim kemarau jatuh pada bulan Oktober dengan peralihan musim terjadi pada setiap awal musim hujan dan musim kemarau.

   


(38)

 

Sumber daya air masyarakat kelurahan jatimekar banyak yang menggunakan sumur gali atau bor dengan menggunakan peralatan modern bagi masyarakat yang ekonominya cukup. Sumber aliran sungai yaitu kali cakung yang dahulu digunakan masyarakat sebagai sumber perairan, dan kini tidak dapat digunakan lagi sehubungan dengan perubahan fungsi.

Wilayah kelurahan jatimekar berada dalam wilayah kecamatan jati asih dan salah satu dari enam kelurahan di jati asih dengan jarak tempuh terhadap pusat pemerintahan yaitu sebagai berikut:

Ke kecamatan : 2,5 Km/10 Menit

Ke kantor wali kota Bekasi : 9,5 Km/40 Menit

Ke Profinsi : 164 Km/2,5 Jam

Sedangkan batas-batas wilayah kelurahan jatimekar adalah:

Sebelah utara : kelurahan jatikramat, dan jaka mulya

Sebelah timur : kelurahan jati asih

Sebelah selatan : kelurahan jati warna, jati melati, jati luhur

Sebelah barat : kelurahan jati makmur dan jati rahayu

   


(39)

 

B. KONDISI DEMOGRAFIS

Pemerintahan kelurahan jatimekar dipimpin oleh seorang kepala desa dan di bantu oleh beberapa staffnya dan dibantu oleh 17 RW (rukun warga) dan 99 RT (rukun tetengga). Penduduk kelurahan jatimekar didominasi oleh kaum laki-laki yaitu sebesar 50,5% sedangkan perempuan sebesar 49%. Adapun rinciannya sebagai berikut:

Tabel 2 Jumlah penduduk

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE

1 Laki-laki 18.112 jiwa 50,5%

2 Perempuan 17.755 jiwa 49,5%

3 TOTAL 35.867 jiwa 100%

Sumber: kelurahan jatimekar 1. Kondisi Ekonomi

Tingkat laju pertumbuhan penduduk mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, dan mempengaruhi peningkatan pendapatan perkapita. Hal ini karena penduduk kelurahan jatimekar dengan mata pencaharian antara lain: bertani, berdagang, home industry, buruh, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, anggota TNI/POLRI serta pensiunan/purnawirawan. Hal ini dapat diketahui melalui tabel berikut:

   


(40)

 

Tabel 3

Penduduk menurut profesi atau pekerjaan

NO PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE

1 Tani 1.830 Orang 9,52 %

2 Buruh 4.067 Orang 21,15 %

3 Wiraswasta 2.858 Orang 14,84%

4 Pegawai swasta 3.875 Orang 20,15%

5 Pegawai negeri sipil 4.377 Orang 22,76% 6 Pensiunan/purnawirawan 1.974 Orang 10,26%

7 TNI/POLRI 251 Orang 1,31%

TOTAL 19.232 Orang 100%

Sumber: kelurahan jatimekar

C. KONDISI SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN 1. Bidang keagamaan

Karakteristik penduduk kelurahan jatimekar khususnya dalam sektor agama bersifat heterogen, hal ini mencerminkan penganut agama sebagai konsekuensi logis dengan beragam penganut agama yang ada di kelurahan jatimekar menuntut upaya dari semua pihak untuk menciptakan kerukunan antar pemeluk agama, sehingga terciptanya lingkungan yang tenteram dan harmonis.

Warga kelurahan jatimekar merupakan penduduk yang terdiri dari beragam agama. Namun mayoritas penduduknya beragama islam sebesar 81,10 % penduduk beragama islam. Hal ini dapat dilihat dari data kependudukan, adapun rinciannya sebagai berikut:

   


(41)

 

Tabel 4

Jumlah pemeluk agama menurut keyakinan masyarakat kelurahan jatimekar

NO PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE

1 Islam 28.683 Orang 81,10 %

2 Kristen protestan 3.305 Orang 9,34 %

3 Kristen khatolik 2409 Orang 6,81 %

4 Hindu 410 Orang 1,16 %

5 Budha 560 Orang 1.58 %

TOTAL 560 Orang 100 %

Sumber: kelurahan jatimekar 2. Sarana prasarana

Tabel 5

Data sarana ibadah dan pendidikan kelurahan jatimekar

NO SARANA JUMLAH

1 Masjid 17

2 Mushollah 29

3 Gereja 0

4 Wihara 0

5 Pura 0

6 Majelis ta’lim (kaum ibu) 10 7 Majelis ta’lim (kaum bapak) 20 8 Sekolah dasar negri (SDN) 2 9 Sekolah dasar swasta 3

10 SLTP N 1

11 SLTP Swasta 3

12 SMA Negri 1

13 SMA Swasta 1

14 SMK 0

15 Akademi 0

16 Perguruan tinggi 0

Sumber: kelurahan jatimekar

   


(42)

 

   

3. Pertahanan dan keamanan

Situasi dan kondisi keamanan di wilayah kelurahan jatimekar dalam keadaan baik atau kurang baik, hal tersebut disebabkan oleh beberapa indikator. Diantaranya masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap upaya pencegahan tindak kriminalitas, di samping itu juga sangat terbatasnya tenaga keamanan yang terlatih. Adapun data atau jumlah tenaga keamanan sebagai berikut:

Tabel 6

Tenaga keamanan di kelurahan jatimekar

NO TENAGA KEAMANAN JUMLAH

1 Babinsa TNI AD 2 orang

2 Bimaspol Polri 1 orang

3 Hansip terlatih 40 orang

4 Satpam 18 orang

JUMLAH 61 orang


(43)

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. IDENTITAS RESPONDEN

Pada penulisan skripsi ini, dalam pengumpulan data yang penulis sebarkan kepada responden adalah berupa angket atau kuesioner, dan ada dari beberapa responden yang penulis wawancarai. Responden yang dimaksud adalah populasi penduduk Kelurahan Jatimekar Kecamatan Jatiasih-Bekasi. Dari beberapa ribu penduduk desa tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 100 orang, yang penulis bagi ke dalam dua kategori, sebanyak 95 orang mengisi angket, dan 5 orang responden yang penulis wawancarai, yaitu:

1. Bpk. H. Khoiruddin, S.Sos 2. Bpk. H. Jamaludin

3. Tiga pelaku pernikahan hamil di luar nikah

Adapun deskripsi profil responden mengacu pada indikator yaitu:

1. Jenis kelamin

Identitas warga kelurahan Jatimekar yang menjadi responden berdasarkan jenis kelamin antara lain:


(44)

 

Tabel 7

Jenis kelamin responden

NO JENIS KELAMIN FREKUENSI %

1 Laki-laki 55 57.89 %

2 Perempuan 40 42.11 %

TOTAL 95 100%

Dari sebaran angket, responden didominasi oleh masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 57.89% sedangkan warga yang berjenis kelamin perempuan sebesar 42.11%.

2. Usia responden

Warga kelurahan Jatimekar yang menjadi responden berdasarkan jenis kelamin antara lain:

Tabel 8 Usia responden

NO USIA FREKUENSI %

1 20 – 30 Tahun 53 55.79 %

2 31 – 40 Tahun 22 23.16 %

3 41 – 50 Tahun 15 15.79 %

4 51 Tahun ke atas 5 5.26 %


(45)

 

Dari sebaran angket, responden didominasi oleh masyarakat yang berusia 20-30 tahun yaitu sebesar 55.79%. Usia 31-40 tahun sebesar 23.16%. Usia 41-40 tahun sebesar 15.79%. Dan sebesar 5.26% responden yang berusia di atas 51 tahun.

3. Pendidikan terakhir

Tabel 9

Pendidikan terakhir Responden

NO PENDIDIKAN FREKUENSI %

1 SD 0 0 %

2 SLTP 6 6.32 %

3 SLTA 45 47.37 %

4 D3 20 21.05 %

5 S1 Ke atas 24 25.26 %

TOTAL 95 100 %

Dari sebaran angket, responden di dominasi oleh responden yang pendidikan terakhirnya SLTA yaitu sebesar 47.37%, bagi responden yang pendidikan terakhirnya S1 ke atas sebesar 25.26 %, pendidikan terakhir D3 sebesar 21.05 %, dan sebesar 6.32 %responden pendidikan terakhir SLTP.


(46)

 

4. Pekerjaan

Tabel 10

Pekerjaan Responden

NO PEKERJAAN FREKUENSI %

1 Wiraswasta 14 14.74 %

2 Pegawai swasta 16 16.84 %

3 Pegawai Negeri Sipil 19 20 %

4 Pelajar/mahasiswa 25 26.32 %

5 Dan lain-lain 21 22.11 %

TOTAL 95 100 %

Berdasarkan sebaran angket mayoritas responden mahasiswa sebesar 26.32%, dan lain-lain sebesar 22.11% di sini termasuk juga ibu rumah tangga, sebesar 20% responden bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pegawai swasta sebesar 16.84%, dan sebesar 14.74% untuk responden yang bekerja sebagai wiraswasta.

B. Persepsi Masyarakat Kelurahan Jatimekar Mengenai Pernikahan Hamil di Luar Nikah

Tabel 11

Pernikahan Hamil di Luar nikah adalah Pernikahan Wanita yang Hamil Sebelum Akad nikad

NO Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 46 48.42%

2 Setuju 36 37.89%


(47)

 

4 Tidak Setuju 6 6.32%

5 Sangat Tidak Setuju 6 6.32%

Total 95 100%

Mengenai persepsi masyarakat Jatimekar terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah pada umumnya masyarakat Jatimekar telah mengetahuinya, ini terlihat dari pertanyaan responden yaitu sebanyak 48.42% dari 95 Orang, yang setuju dengan pernyataan bahwa pernikahan wanita hamil di luar nikah adalah pernikahan wanita yang hamil sebelum akad nikah , namun tidak sedikit juga masyarakat yang hanya sekedar mengetahui saja.

Berdasarkan prosentase tabel di atas dapat diketahui persepsi masyarakat Kelurahan Jatimekar mengenai pernikahan hamil di luar nikah adalah sebesar 48.42% yang menyatakan sangat setuju jika pernikahan hamil di luar nikah adalah pernikahan wanita yang hamil sebelum melangsungkan akad nikah. Sebesar 37.89% masyarakat yang menyatakan setuju. 1.05% masyarakat yang masih ragu-ragu, serta hanya sebesar 6.32% masyarakat yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai pernyataan di atas.

Tabel 12

Pernikahan Hamil Di luar Nikah merupakan aib bagi keluarga dan masyarakat

NO Pilihan Jawaban Skor %


(48)

 

2 Setuju 46 48.42%

3 Ragu-ragu 2 2.17%

4 Tidak Setuju 5 5.26%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Berdasarkan tabel di atas bahwa terjadinya pernikahan wanita hamil di luar nikah adalah merupakan sebuah aib bagi keluarga dan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh responden sebesar 48.42% yang menyatakan setuju jika pernikahan wanita hamil di luar nikah adalah merupakan sebuah aib bagi keluarga dan masyarakat. Dan sebanyak 43.16% menjawab sangat setuju. Masyarakat yang tidak setuju sebesar 5.26% dan sangat tidak setuju sebesar 1.05%. kemudian hanya sebesar

2.17% yang masih ragu-ragu dengan hal ini.

Jawaban dari mayoritas responden di atas, sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Bpk. H. Jamaludin, yang menyatakan bahwa “pernikahan wanita hamil di luar nikah adalah pernikahan yang tidak bagus, melanggar norma agama dan moral”.1

Hal ini berarti membuktikan bahwa pernikahan tersebut memang sebuah aib bagi keluarga dan masyarakat, serta melanggar norma agama dan moral. Yang dapat merusak nama baik keluarga dan lingkungan masyarakat.

       1


(49)

 

Tabel 13

Wanita Hamil Luar Nikah Dinikahkan Dengan Pria Yang Menghamilinya

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 42 44.21%

2 Setuju 46 48.42%

3 Ragu-ragu 5 5.26%

4 Tidak Setuju 2 2.11%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 95 100%

Dilihat dari tabel di atas, masyarakat menyetujui jika wanita yang hamil di luar nikah harus dinikahkan dengan laki-laki yang menghamilinya sebesar 48.42%. Sebesar 44.21% masyarakat sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Sebesar 5.26% masyarakat yang masih meragukan pernyataan di atas. Dan sebesar 2.11% yang menyatakan tidak setuju.

Hal ini sejalan dengan apa yang dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 53 ayat 1 yaitu: seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya.2 Jadi menurut hemat penulis wanita hamil tersebut dapat dinikahkan dengan laki-laki yang menghamilinya maupun laki-laki yang bukan orang yang menghamilinya.

       2


(50)

 

Tabel 14

Pernikahan Hamil Luar Nikah Hanya Untuk Menutupi Aib

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 18 44.21%

2 Setuju 42 18.95%

3 Ragu-ragu 11 11.58%

4 Tidak Setuju 23 24.21%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Dilihat dari tabel di atas, persepsi responden yang sangat setuju mengenai pernyataan yang menyebutkan bahwa pernikahan hamil di luar nikah hanyalah untuk menutupi aib saja sebesar 44.21%. Kemudian responden sebesar 18.95% menjawab setuju. Namun ada pula responden yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut yaitu sebesar 24.21%, dan sebesar 1.05% responden menjawab sangat tidak setuju. Dan sebesar 11.58% responden meragukan pernyataan ini.

Hal ini pun sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Bpk. H. Khoiruddin, S.Sos yang menyatakan bahwa: “ya..saya sangat setuju dengan pernikahan itu, dari pada nanti anak yang di kandung itu gak punya bapak, jadi ya dinikahin saja dan untuk menutupi aib. Tetapi di sisi lain saya pun tidak setuju dengan pernikahan ini, karena pernikahan ini berawal dari perbuatan zina”3

       3


(51)

 

Tabel 15

Pernikahan Wanita Hamil Luar Nikah Dapat Dilaksanakan Tanpa Menunggu Kelahiran Anaknya

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 14 14.74%

2 Setuju 59 62.11%

3 Ragu-ragu 15 15.79%

4 Tidak Setuju 6 6.32%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 53 ayat 2 yang menjelaskan bahwa: perkawinan dengan wanita hamil dapat dilangsungkan tanpa menunggu dahulu kelahiran anaknya.4 Dari jawaban yang diberikan oleh responden sebanyak 62.11% yang menyatakan pernikahan dapat dilaksanakan tanpa menunggu kelahiran anak yang dikandungnya. Sebesar 14.74% responden menjawab sangat setuju. Responden sebanyak 6.32% menjawab tidak setuju sebesar 1.05% menjawab sangat tidak setuju. Dan sebesar 15.79% responden yang menjawab ragu-ragu. Ini menunjukkan persepsi masyarakat yang sudah cukup tinggi mengenai hal tersebut.

       4


(52)

 

Tabel 16

Tidak Perlu Melakukan Pernikahan Ulang Setelah Anaknya Lahir

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 6 6.32%

2 Setuju 32 33.68%

3 Ragu-ragu 30 31.58%

4 Tidak Setuju 22 23.16%

5 Sangat Tidak Setuju 5 5.26%

Total 95 100%

Berdasarkan pasal 53 ayat 3 Kompilasi Hukum Islam, bahwa dengan dilangsungkannya pernikahan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan pernikahan ulang setelah anak yang dikandungnya lahir. Penjelasan ini dapat menjelaskan keragu-raguan responden sebesar 31.58% bahwa pernikahan wanita hamil yang sudah dilaksanakan tidak perlu melakukan akad nikah ulang setelah anaknya lahir. Responden yang menjawab setuju dengan pernyataan ini sebesar 33.68% responden menjawab sangat setuju sebesar 6.32% dan sebesar 23.16% responden menjawab tidak setuju 5.26% menjawab sangat tidak setuju.


(53)

 

C. Respon Masyarakat Kelurahan Jatimekar Mengenai Pernikahan Hamil di Luar Nikah

1. Respon Kognitif

Tabel 17

Melakukan Hubungan Seks Bebas Dianggap Biasa Oleh Para Remaja

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 5 5.26%

2 Setuju 14 14.74%

3 Ragu-ragu 3 3.16%

4 Tidak Setuju 28 29.47%

5 Sangat Tidak Setuju 45 47.37%

Total 95 100%

Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden mengenai pernyataan bahwa hubungan seks bebas tanpa adanya ikatan pernikahan, dianggap biasa oleh para remaja sebesar 47.37% menjawab sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut, sebesar 29.47% menjawab tidak setuju. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang menjawab setuju yaitu sebesar 14.74% dan sebesar 5.26% menjawab sangat setuju. Responden masih ragu sebesar 3.16%.

Dari Persentase di atas dapat di lihat respon kognitif dari masyarakat mengenai pergaulan remaja pada umumnya cukup baik. Pergaulan remaja yang pada zaman sekarang sudah mulai condong ke arah barat dan mulai meninggalkan norma-norma


(54)

 

ketimuran. Hal ini sungguh sangat memilukan mengingat Negara kita yang mayoritas penduduknya muslim.

Tabel 18

Pernikahan Hamil Di luar nikah Akibat dari zina

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 29 30.53%

2 Setuju 45 47.37%

3 Ragu-ragu 5 5.26%

4 Tidak Setuju 7 7.37%

5 Sangat Tidak Setuju 9 9.47%

Total 95 100%

Bahwa pernikahan hamil di luar nikah adalah akibat dari perbuatan zina. Hal ini sejalan dengan jawaban yang diberikan oleh responden, yaitu sebesar 47.37% menjawab setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 30.53% menjawab sangat setuju. Responden menjawab sangat tidak setuju sebesar 9.47% , tidak setuju sebesar 7.37 %. Dan responden yang menjawab ragu-ragu sebesar 5.26%.


(55)

 

Tabel 19

Pernikahan Hamil Di luar Nikah Merupakan Hal Yang Biasa

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 1 1.05%

2 Setuju 8 8.42%

3 Ragu-ragu 7 7.37%

4 Tidak Setuju 41 43.16%

5 Sangat Tidak Setuju 38 40%

Total 95 100%

Dari hasil persentase tabel di atas dapat dilihat bahwa sebesar 43.16% responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang menganggap pernikahan hamil di luar nikah dianggap biasa-biasa saja dan sebesar 40% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Namun ada pula responden yang menjawab setuju yaitu sebesar 8.42% sangat setuju sebesar 1.05%. Responden menjawab ragu-ragu sebesar 7.37%.

Tabel 20

Pernikahan Hamil Luar Nikah Merusak Kehormatan Wanita dan Keluarga di mata Masyarakat

No Pilihan Jawaban Skor %


(56)

 

2 Setuju 41 43.16%

3 Ragu-ragu 4 4.21%

4 Tidak Setuju 2 2.11%

5 Sangat Tidak Setuju 2 2.11%

Total 95 100%

Pernikahan hamil di luar nikah menyebabkan rusaknya kehormatan wanita dan keluarga di mata masyarakat, pernyataan ini di respon oleh masyarakat sebesar 48.42% yang menjawab sangat setuju dengan pernyataan tersebut, dan sebesar 43.16% menjawab setuju. Responden menjawab ragu-ragu sebesar 4.21%. Namun ada pula responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju yaitu sebesar 2.11%.

Tabel 21

Pernikahan Hamil Luar nikah Menodai Arti Pernikahan Yang Suci

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 35 36.84%

2 Setuju 46 48.42%

3 Ragu-ragu 10 10.53%

4 Tidak Setuju 2 2.11%

5 Sangat Tidak Setuju 2 2.11%


(57)

 

Pernikahan hamil di luar nikah merupakan pernikahan yang menodai arti dari sebuah pernikahan yang suci direspon oleh responden sebesar 48.42% yang menjawab setuju dengan pernyataan ini. Sebesar 36.84% menjawab sangat setuju. Namun ada pula responden yang tidak setuju dengan pernyataan ini yaitu sebesar 2.11%. dan yang meragukan sebesar 10.53%

Berdasarkan hasil persentase mengenai respon masyarakat tentang pernikahan hamil di luar nikah, terlihat cukup tinggi walau ada beberapa persen yang merespon tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Respon Afektif

Tabel 22

Masyarakat Tidak Suka dengan Pernikahan Hamil Di luar Nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 23 24.21%

2 Setuju 46 48.42%

3 Ragu-ragu 16 16.84%

4 Tidak Setuju 9 9.47%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui respon dari masyarakat terhadap pernyataan di atas adalah, 48.42% responden menjawab setuju, sebesar 24.21%


(58)

 

menjawab sangat setuju. Namun ada pula responden yang menjawab tidak setuju, yaitu sebesar 9.47% dan sebesar 1.05% menjawab sangat tidak setuju. Kemudian jawaban ragu-ragu dipilih responden sebanyak 16.84%.

Tabel 23

Merasa Terganggu dengan Adanya Pasangan Pernikahan Hamil Di luar Nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 4 4.21%

2 Setuju 29 30.53%

3 Ragu-ragu 32 33.68%

4 Tidak Setuju 29 30.53%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Pernikahan Wanita hamil di luar nikah dapat menimbukan aib bagi keluarga dan masyarakat. Maka wajar saja jika masyaratak merasa terganggu dengan hal tersebut. Berdasarkan tabel di atas sebesar 30.53% responden menjawab setuju jika merasa terganggu dengan pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah dan sebesar 4.21% menjawab sangat setuju. Kemudian terdapat 30.53% responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut, dan sebesar 1.05% menjawab sangat tidak setuju. Dan sebesar 33.68% menjawab ragu-ragu, ini menunjukkan bahwa tingkat keragu-raguan


(59)

 

responden lebih tinggi dibandingkan dengan jawaban responden yang setuju dan tidak setuju dengan pernyataan di atas.

Tabel 24

Merasa Iba dan Kasihan Kepada pasangan yang melakukan pernikahan hamil luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 9 9.47 %

2 Setuju 29 30.53%

3 Ragu-ragu 15 15.79%

4 Tidak Setuju 38 40%

5 Sangat Tidak Setuju 4 4.21%

Total 95 100%

Dilihat dari tabel persentase di atas responden menjawab setuju merasa iba dan kasihan kepada pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah dengan persentase sebesar 30.53% dan sebesar 9.47% menjawab sangat setuju. Namun ada pula responden yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut yaitu sebesar 40% dan sebesar 4.21% menjawab sangat tidak setuju. Dari persentase tersebut menunjukkan bahwa masyarakat enggan untuk merasa iba dan kasihan terhadap pelaku pernikahan hamil di luar nikah. Tetapi ada sebesar 15.79% responden menjawab ragu-ragu.


(60)

 

Tabel 25

Masyarakat Membenci Adanya Pernikahan Hamil Di luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 15 15.79%

2 Setuju 30 31.58%

3 Ragu-ragu 34 35.79%

4 Tidak Setuju 15 15.79%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Dari tabel persentase di atas dapat dilihat responden yang setuju dengan pernyataan masyarakat membenci pernikahan hamil di luar nikah yaitu sebesar 31.58% dan sebesar 15.79% menjawab sangat setuju. Namun sebesar 35.79 % responden menjawab ragu-ragu, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih ragu-ragu harus bertindak seperti apa. Sebesar 15.79% menjawab tidak setuju dan sebesar 1.05% menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 26

Merasa terbebani dengan adanya Pernikahan Hamil di luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %


(61)

 

2 Setuju 28 29.47%

3 Ragu-ragu 45 47.37%

4 Tidak Setuju 14 14.74%

5 Sangat Tidak Setuju 2 2.11%

Total 95 100%

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden menjawab ragu-ragu dengan pernyataan merasa terbebani dengan adanya pernikahan hamil di luar nikah yaitu sebesar 47.37%. Hanya sebesar 29.47% responden menjawab setuju dan 6.23% menjawab sangat setuju. Namun ada beberapa responden menjawab tidak setuju, sebesar 14.74% dan sebesar 2.11% menjawab sangat tidak setuju

3. Respon Konatif

Tabel 27

Mengucilkan Pasangan Yang Melakukan Pernikahan Hamil di luar Nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 23 24.21%

2 Setuju 14 14.74%

3 Ragu-ragu 9 9.47%

4 Tidak Setuju 35 36.84%

5 Sangat Tidak Setuju 14 14.47%


(62)

 

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui respon konatif dari masyarakat Kelurahan Jatimekar. Mayoritas responden menjawab tidak setuju jika harus mengucilkan pasangan pelaku pernikahan hamil di luar nikah. Ini terlihat jawaban yang diberikan oleh responden yaitu sebesar 36.84% yang menyatakan tidak setuju. Dan sebesar 14.47% menjawab sangat tidak setuju. Dan hanya sebesar 24.21% responden yang sangat setuju dengan pernyataan di atas. Sebesar 14.74 respoden menjawab setuju. Namun sebesar 9.41% responden menjawab ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

Tabel 28

Mengusir Pasangan Yang Melakukan Pernikahan Hamil di luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 17 17.89%

2 Setuju 9 9.47%

3 Ragu-ragu 18 18.95%

4 Tidak Setuju 40 42.11%

5 Sangat Tidak Setuju 11 11.58%

Total 95 100%

Melakukan tindakan hukuman seperti mengusir pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah, direspon oleh responden dengan memberikan jawaban tidak setuju, sebesar 42.11%. jawaban ini merupakan jawaban mayoritas dari responden. Dan sebesar 11.58 % menjawab sangat setuju. Hanya 17.89% responden yang


(63)

 

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan di atas dan sebesar 9.47 % menjawab setuju. Namun ada beberapa responden yang menjawab ragu-ragu mengenai pernyataan tersebut, yaitu sebesar 18.95%.

Tabel 29

Bersikap acuh tak acuh kepada pasangan pelaku Pernikahan Hamil Luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 45 47.37%

2 Setuju 30 31.58%

3 Ragu-ragu 11 11.58%

4 Tidak Setuju 1 1.05%

5 Sangat Tidak Setuju 8 8.42%

Total 95 100%

Bersikap acuh tak acuh terhadap pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah dipilih oleh responden sebanyak 47.37% sebagai jawaban mayoritas, dan sebesar 31.58% menjawab setuju. Tetapi sebesar 8.42 % menjawab sangat tidak setuju jika harus bersikap acuh tak acuh terhadap pelaku pernikahan hamil di luar nikah. Namun sebesar 11.58% responden menjawab ragu-ragu.

Menurut pendapat penulis masyarakat lebih memilih sikap acuk tak acuh dikarenakan tidak ingin mencampuri urusan pribadi orang lain. Hal ini sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Bpk. H. Khoiruddin, S.Sos yang mengatakan bahwa:


(64)

 

“saya melihat respon masyarakat terhadap pernikahan ini masih kurang baik. Kurangnya respon masyarakat dalam masalah ini, masyarakat hanya bersikap masa bodo dengan keadaan ini. Jangankan masalah seperti ini yang sifatnya aib, masalah lain pun masyarakat kurang respon. Masyarakat beranggapan tak perlu ikut campur karena bukan urusan dia.”

Hal ini menunjukkan bahwa respon masyarakat Kelurahan Jatimekar masih rendah, terbukti masyarakat lebih cenderung bersikap acuh tak acuh dari pada mencampuri usruan orang lain.

Tabel 30

Mencemooh Atau Menggunjingkan Pasangan Penikahan Hamil Di luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 SS 3 3.16%

2 S 10 10.53%

3 R 14 14.74%

4 TS 50 52.63%

5 STS 18 18.95%

Total 95 100%

Mayoritas responden menyatakan tidak setuju dengan tindakan Mencemooh atau menggunjingkan pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah yaitu dengan menjawab sebesar 52.63%, dan sebesar 18.95 % menjawab sangat tidak setuju.


(65)

 

Responden yang setuju dengan pernyataan di atas sebesar 10.53% dan sebesar 3.16% menjawab sangat setuju. Namun sebesar 14.74 responden merasa ragu-ragu jika harus mencemooh atau menggunjingkan pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah.

Tabel 31

Memandang Minor Atau rendah Pasangan Yang Melakukan Pernikahan hamil di luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 5 5.26%

2 Setuju 24 25.26%

3 Ragu-ragu 11 11.58%

4 Tidak Setuju 41 43.16%

5 Sangat Tidak Setuju 14 14.74%

Total 95 100%

Memberikan pandangan minor atau memandang rendah pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah tidak disetujui oleh responden sebesar 43.16% dengan menjawab tidak setuju, kemudian sebesar 14.74% menjawab sangat tidak setuju. Dan hanya sebesar 25.26% responden menjawab setuju dengan pernyataan ini dan sebesar 5.26% menjawab sangat setuju. Namun responden menjawab ragu-ragu mengenai pernyataan di atas yaitu sebesar 11.58%.


(66)

 

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Jamaludin beliau berpendapat mengenai tindakan apa yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut: “cukup dihukum secara moral saja, seperti tidak di ajak bicara, tidak di openi. Sehingga masyarakat yang lain pun dapat melihat akibatnya. Dan generasi berikutnya dapat mengambil hikmah dari contoh yang telah terjadi, karena Negara kita ini kan bukan Negara islam yang menerapkan hukum islam. Tetapi kita punya kewajiban moral yaitu bagaimana kita merubah tatanan kehidupan yang sudah mulai hancur ini menjadi lebih baik.”

D. Faktor Penyebab Pernikahan Hamil Di Luar Nikah

Tabel 32

Pergaulan bebas Dapat Menjerumuskan seseorang ke dalam pernikahan hamil di luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 60 63.16%

2 Setuju 35 36.84%

3 Ragu-ragu 0 0 %

4 Tidak Setuju 0 0 %

5 Sangat Tidak Setuju 0 0 %


(67)

 

Pergaulan bebas merupakan faktor dominan yang dapat menyebabkan pernikahan hamil di luar nikah. Dari jawaban yang diberikan oleh responden sebanyak 63.16% yang menyatakan sangat setuju bahwa pergaulan bebas merupakan faktor utama. Dan sebesar 36.84% menjawab setuju dengan pernyataan di atas. Untuk mengatasi pergaulan bebas ini diperlukan benteng iman yang kuat dari para remaja.

Tabel 33

Kurangnya Perhatian Orang tua penyenan terjadinya hamil Di uar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 47 49.47%

2 Setuju 36 37.89%

3 Ragu-ragu 7 7.37%

4 Tidak Setuju 4 4.21%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Kurangnya perhatian dari orang tua dapat menunjang terjadinya pernikahan hamil di luar nikah sebesar 49.47% responden memberikan jawaban sangat setuju, dan sebesar 37.89% menjawab setuju. Namun ada pula responden yang tidak setuju dengan pernyataan ini yaitu sebesar 4.21% dan sebesar 1.05% responden menjawab sangat tidak setuju. Sebesar 7.37% menjawab ragu-ragu.


(68)

 

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kesibukan orang tua dapat menyebabkan anak mencari kasih sayang di luar rumah. Karena kurangnya perhatian, pengajaran ilmu agama dari orang tua. Sehingga Anak tersebut merasa diberikan kebebasan oleh orang tuanya, sehingga ia pun bebas untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.

Tabel 34

Rendahnya Pendidikan Agama Merupakan Penyebab Pernikahan Hamil di Luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 45 47.37%

2 Setuju 27 28.42%

3 Ragu-ragu 10 10.53%

4 Tidak Setuju 8 8.42%

5 Sangat Tidak Setuju 5 5.26%

Total 95 100%

Rendahnya pendidikan agama yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak anaknya dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan moral yang dapat menjerumuskan ke dalam pernikahan hamil di luar nikah. Berdasarkan tabel di atas terlihat sebesar 47.37% responden menjawab sangat setuju. Kemudian sebesar 28.42% menjawab setuju. Namun ada pula responden sebesar 8.42% menjawab tidak setuju bahkan sebesar 5.26%


(69)

 

menjawab sangat tidak setuju. Jawaban ragu-ragu diberikan oleh responden sebesar 10.53%.

Hal ini terbukti bahwa pernikahan hamil di luar nikah tidak hanya terjadi pada orang awam yang kurang mengerti agama, tetapi tidak tertutup kemungkinan tejadi pada orang-orang yang mengerti agama.

Tabel 35

Kebiasaan Menonton video porno memicu terjadinya pernikahan hamil di luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 49 51.58%

2 Setuju 37 38.95%

3 Ragu-ragu 4 4.21%

4 Tidak Setuju 4 4.21%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1.05%

Total 95 100%

Kemajuan teknologi saat ini sudah sangat maju, dan memberikan kemudahan-kemudahan kepada para penggunanya. Namun sayangnya kemajuan teknologi ini sering disalah gunakan. Mudahnya komunikasi, adanya jaringan internet di dunia maya sering disalah gunakan untuk menonton video porno, sehingga dapat memicu untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah.


(70)

 

Dari hasil penelitian bahwa kebiasaan menonton video porno dapat memicu terjadinya pernikahan hamil di luar nikah, berdasarkan jawaban yang diberikan responden sebesar 51.58% yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan di atas dan sebesar 38.95% responden menjawab setuju.namun sebesar 4.21% responden menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan sebesar 1.05% menjawab sangat tidak setuju. Jawaban ragu-ragu diberikan responden sebesar 4.21%.

Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bpk. H. Jamaludin yang mengemukakan: “pergaulan remaja saat ini sangat memprihatinkan sekali, sangat disayangkan bahwa kemajuan teknologi ini tidak dijadikan motivasi untuk meningkatkan kualitas diri. Malah dijadikan alat kemalasan, dicontoh yang tidak baiknya, sehingga ia terbelenggu dan dapat merusak moral”

Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh pelaku nikah hamil, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pelaku nikah hamil. Sebut saja nama Pelaku ke-1, ia menyatakan bahwa: “mulanya sih kita cuma coba-coba, abis pacar saya maksa terus, karna dia keseringan nonton video porno. eh malah jadi keseringan. Terus ya begini jadinya, saya menikah dalam keadaaan sedang hamil, saya sangat menyesali perbuatan saya”

Dari hasil wawancara di atas dapat dibuktikan bahwa seringnya menonton video porno dapat memicu terjadinya pernikahan hamil di luar nikah.


(71)

 

Tabel 36

Tingkat Ekonomi rendah Merupakan Penyebab Pernikahan Hamil di Luar nikah

No Pilihan Jawaban Skor %

1 Sangat Setuju 5 5.26%

2 Setuju 13 13.68%

3 Ragu-ragu 27 28.42%

4 Tidak Setuju 30 31.58%

5 Sangat Tidak Setuju 20 21.05%

Total 95 100%

Faktor ekonomi yang rendah menyebabkan terjadinya pernikahan hamil di luar nikah. Dari jawaban yang diberikan oleh responden sebesar 31.58% menjawab tidak setuju, sebesar 21.05% responden menjawab sangat tidak setuju, kemudian jawaban ragu-ragi sebesar 28.42%. Namun ada pula responden yang setuju dengan pernyataan di atas yaitu sebesar 13.68% dan sebesar 5.26% untuk jawaban sangat setuju.

Dilihat dari jawaban yang diberikan oleh responden mayoritas responden menjawab tidak setuju. Menurut hemat penulis, pernikahan wanita hamil di luar nikah tidak hanya sering terjadi pada masyarakat di tingkat ekonomi yang rendah. Namun hal ini pun sering terjadi di kalangan mampu, yang tingkat ekonominya di atas rata-rata.


(72)

 

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan dari seluruh pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, pada akhirnya penulis dapat menarik kesimpulaan akhir sebagai berikut:

Timbulnya perilaku menyimpang remaja saat ini yang mengarah kepada terjadinya pernikahan hamil di luar nikah, terutama penyimpangan hubungan seksualitas. Mengenai persepsi masyarakat Jatimekar terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah pada umumnya masyarakat Jatimekar telah mengetahuinya, ini terlihat dari pertanyaan responden yaitu sebanyak 48.42% dari 95 Orang, yang mengetahui perihal pernikahan wanita hamil di luar nikah, namun tidak sedikit juga masyarakat yang hanya sekedar mengetahui saja.

Persepsi masyarakat kelurahan Jatimekar terhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah, pada umumnya masyarakat memandang kasus ini adalah sebagai hal yang sudah biasa terjadi, walaupun hal ini tidak sesuai dengan hukum islam, dikarenakan alasan yang dapat merugikan pihak wanita dan mencoreng kehormatan serta nama baik keluarga. Fakta ini sesuai dengan pengamatan penulis, bahwa pernikahan wanita hamil di luar nikah di Kelurahan Jatimekar Kecamatan Jatiasih-Bekasi dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja dan lumrah terjadi di kalangan remaja pada zaman sekarang.

65


(73)

 

Dari hasil penelitian dan wawancara yang penulis lakukan, terlihat jelas bahwa respon masyarakat jatimekar tentang pernikahan wanita hamil di luar nikah sangalah rendah, sebesar 47.37% dari 95 Orang yang penulis mintai jawabannya, memandang bahwa hal ini biasa terjadi. Dan masyarakat lebih cenderung bersikap acuh tak acuh terhadap kasus ini. Karena tidak adanya kepastian hukum yang dapat menjerat pelaku pernikahan hamil di luar nikah tersebut.

Pada dasarnya faktor pernikahan hamil di luar nikah tidak hanya dari diri mereka saja, melainkan adanya faktor lain yang mempengaruhi. Diantaranya:

1. Kualitas diri remaja itu sendiri, perkembangan emosional yang tidak sehat, kurangnya pendalaman mengenai norma dan ajaran agama, dan ketidak mampuan mengendalikan diri, serta bergaul dengan golongan yang kurang baik. 2. Meluasnya peredaran film porno, majalah-majalah yang menampilkan

gambaran-gambaran yang tidak seronok, serta menjamurnya tempat-tempat hiburan yang berbau maksiat.

3. Masyarakat, lingkungan, dan budaya barat (luar) sangat mempengaruhi hubungan seks di luar nikah, dan sangat minimnya filterisasi budaya barat yang masuk sebagai akibat dari globalisasi. Semua itu memiliki pengaruh yang besar terhadap penyimpangan seks, pergaulan bebas dan sebagainya.

66


(1)

Hasil Wawancara Nama : Pelaku ke-2

1. Bagaimana pola pacaran anda sebelum menikah?

Jawaban: “pacaran sih biasa saja, seperti anak zaman sekarang”

2. Apa yang menyebabkan anda melakukan hubungan seks di luar nikah? Sehingga anda melakukan pernikahan pada saat anda sedang hamil?

Jawaban: “waktu melakukan hal itu saya merasa tidak sadar, seolah-olah saya seperti orang yang dihipnotis, jadi ya saya mau saja melakukan apa yang pacar saya minta”

3. Apakah anda dalam keadaan sadar ketika anda melakukan hal tersebut?

Jawaban: “saya tidak sadar melakukan hal itu, tapi setelah itu saya baru menyadari kalau saya telah melakukannya”

4. Apakah anda melakukan hal tersebut dengan pacar anda yang sekarang menjadi suami anda? Di manakah anda melakukan hal tersebut?

Jawaban: “iya… kami melakukannya di rumah. Saat itu rumah saya sepi orang tua saya sedang pergi keluar kota, kakak saya pergi kerja.”

5. Bagaimana awal pertama ketika anda mengetahui bahwa anda hamil? Dan bagaimana perasaan anda?

Jawaban: “perasaan saya sakit, kaget, stress, bingung mau ngelakuin apa. Waktu itu saya berusaha untuk menggugurkan kandungan saya tapi tidak bisa”

6. Bagaimana respon keluarga anda, khususnya orang tua anda, ketika mereka mengetahui bahwa anda telah hamil di luar nikah?

Jawaban: “orang tua saya kaget, kecewa. Ibu saya menampar saya, dan menyiram saya dengan air”

7. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua dan keluarga saat ini?

Jawaban: “kalau sekarang hubungan saya dengan keluarga sudah baik kembali ”

8. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat saat ini ketika masyarakat mengetahui anda hamil di luar nikah?

Jawaban: “sebenarnya hubungan saya dengan masyarakat baik-baik saja, karena masyarakat tidak ada yang mengetahui masalah ini. Karena saya menikah waktu usia kehamilan saya satu bulan”

9. Apakah anda merasa dikucilkan oleh masyarakat?

Jawaban: “tidak merasa dikucilkan, tapi perasaan bersalah masih ada”

10.Apakah saran anda agar kejadian yang anda alami ini tidak terjadi oleh para remaja sebagai penerus bangsa?


(2)

Hasil Wawancara Nama : Pelaku ke-3

1. Bagaimana pola pacaran anda sebelum menikah?

Jawaban: “pola pacaran saya memang telah dipengaruhi oleh budaya luar ”

2. Apa yang menyebabkan anda melakukan hubungan seks di luar nikah? Sehingga anda melakukan pernikahan pada saat anda sedang hamil?

Jawaban: “apa ya…sebenernya saya dan pacar saya Cuma ingin membuktikan rasa cinta kita berdua, waktu itu Cuma coba-coba. Eh jadi keterusan”

3. Apakah anda dalam keadaan sadar ketika anda melakukan hal tersebut?

Jawaban: “iya saya dalam keadaan sadar, dan saya tahu apa nanti resikonya bila saya hamil”

4. Apakah anda melakukan hal tersebut dengan pacar anda yang sekarang menjadi suami anda? Di manakah anda melakukan hal tersebut?

Jawaban: “iya…di rumah, waktu gak ada orang”

5. Bagaimana awal pertama ketika anda mengetahui bahwa anda hamil? Dan bagaimana perasaan anda?

Jawaban: “waktu itu saya bingung sudah tiga bulan saya tidak datang bulan, jadi ya saya tes pakai alat tes kehamilan, ternyata saya hamil. Saya sangat shock, dan sedih.”

6. Bagaimana respon keluarga anda, khususnya orang tua anda, ketika mereka mengetahui bahwa anda telah hamil di luar nikah?

Jawaban: “orang tua saya sangat sedih karena saya telah mencoreng nama baik keluarga dengan aib ini.”

7. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua dan keluarga saat ini?

Jawaban: “hubungan saya mulai baik, setelah anak saya lahir. Tapi saya masih merasa bersalah terutama dengan ibu saya”

8. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat saat ini ketika masyarakat mengetahui anda hamil di luar nikah?

Jawaban: “masyarakat juga kaget, hubungan saya dengan masyarakat baik-baik saja” 9. Apakah anda merasa dikucilkan oleh masyarakat?

Jawaban: “saya tidak merasa dikucilkan”

10.Apakah saran anda agar kejadian yang anda alami ini tidak terjadi oleh para remaja sebagai penerus bangsa?

Jawaban: “sebaiknya jangan sekali-kali mencoba hal yang buruk itu, karena pasti akan ketagihan, hati-hati dalam memilih pasangan, berpakaian yang baik dan sopan, dan meningkatkan keimanan”


(3)

KUESIONER PENELITIAN

Persepsi dan Respon Masyarakat Mengenai Pernikahan Wanita Hamil Di Luar Nikah KETERANGAN:

A. Angket ini dibuat untuk kepentingan penelitian yang ditujukan pada masyarakat Jati Mekar. Identitas pribadi anda menjadi kerahasiaan/bukan menjadi konsumsi public B. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu pernyataan dengan baik dan teliti

C. Kesediaan anda dalam menjawab angket ini merupakan sumbangan yang tidak ternilai harganya bagi saya

D. Berilah tanda (V) pada jawaban yang anda pilih sesuai dengan pendapat anda

SS= Sangat Setuju, S= Setuju, R= Ragu-ragu, TS= Tidak Setuju STS= Sangat Tidak Setuju

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ……… (boleh tidak diisi)

Jenis kelamin : ……….

Umur : 20-30 Th 41-50 Th 31-40 Th 50 Th ke atas

Pendidikan terakhir : SD D3

SLTP S1 Ke atas SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil Pelajar/mahasiswa DLL


(4)

B. PERSEPSI

NO PERNYATAAN SS S R TS STS 1 Pernikahan hamil di luar nikah adalah

pernikahan wanita yang hamil sebelum melangsungkan akad nikah

2 Pernikahan hamil di luar nikah merupakan sebuah aib bagi keluarga dan masyarakat 3 Wanita yang hamil di luar nikah harus

dinikahkan dengan laki-laki yang menghamilinya

4 Pernikahan hamil di luar nikah hanyalah untuk menutupi aib saja

5 Pernikahan wanita hamil di luar nikah dapat dilaksanakan tanpa menunggu kelahiran anaknya

6 Jika pernikahan telah dilaksanakan, maka tidak perlu pernikahan ulang setelah anak yang dikandungnya lahir

C. RESPON KOGNITIF

NO PERNYATAAN SS S R TS STS 1 Melakukan hubungan seks bebas tanpa

adanya ikatan pernikahan, dianggap biasa oleh para remaja

2 Pernikahan hamil di luar nikah akibat dari zina

3 Pernikahan hamil di luar nikah merupakan hal yang biasa-biasa saja

4 Pernikahan hamil di luar nikah menyebabkan rusaknya kehormatan wanita dan keluarga di mata masyarakat

5 Pernikahan hamil di luar nikah merupakan pernikahan yang menodai arti dari sebuah pernikahan yang suci

D. RESPON AFEKTIF

NO PERNYATAAN SS S R TS STS 1 Saya tidak suka dengan adanya pernikahan

hamil di luar nikah

2 Saya merasa terganggu dengan adanya pasangan yang melangsungkan pernikahan tersebut


(5)

3 Merasa iba dan kasihan terhadap pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah

4 Masyarakat membenci adanya Pernikahan hamil di luar nikah

5 Masyarakat merasa terbebani dengan adanya pernikahan hamil di luar nikah

F. RESPON KONATIF

NO PERNYATAAN SS S R TS STS 1 Mengucilkan pasangan yang melakukan

pernikahan hamil di luar nikah 2 Mengusir pasangan yang melakukan

pernikahan hamil di luar nikah dari desa 3 Bersikap acuh tak acuh terhadap pasangan

yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah

4 Mencemooh atau menggunjingkan pasangan yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah

5 Memberikan pandangan minor atau memandang rendah pasangan yang

melakukan pernikahan hamil di luar nikah

G. FAKTOR PENYEBAB

NO PERNYATAAN SS S R TS STS 1 Pergaulan bebas dapat menjerumuskan

seseorang ke pernikahan hamil di luar nikah 2 Kurangnya perhatian orang tua, penyebab

terjadinya pernikahan hamil di luar nikah 3 Pendidikan agama yang rendah, dapat

menyebabkan terjadinya pernikahan hamil di luar nikah

4 kebiasaan menonton video porno, dapat memicu terjadinya pernikahan hamil di luar nikah

5 Tingkat Ekonomi yang rendah, merupakan penyebab terjadinya pernikahan hamil di luar nikah


(6)

H. SARAN

Bagaimana saran anda agar pernikahan hamil di luar nikah tidak terjadi lagi? ……….. ……….. ……….. ………..

Ttd responden

(………..)


Dokumen yang terkait

Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai 2008

0 34 46

Persepsi Terhadap Pernikahan Pada Wanita Dewasa Dini Yang Berasal Dari Keluarga Bercerai

9 94 111

Faktor-faktor penyebab pernikahan pada usia muda (studi kasus kelurahan Jati Bneing Kecamatan Pondok gede Bekasi )

0 4 142

Respon masyarakat kelurahan perwira terhadap siaran dakwah kamis qalbu di radio M2 88.2 FM Bekasi

0 5 102

Pengaruh Hipertensi Primer Terhadap Timbulnya Premenstrual Syndrome Pada Wanita Di Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Karanganyar

0 3 34

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG MENOPAUSE DI DUKUH SOROBAON KELURAHAN JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang Menopause Di Dukuh Sorobaon Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar.

0 2 14

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG MENOPAUSE DI DUKUH SOROBAON KELURAHAN JATI Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang Menopause Di Dukuh Sorobaon Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar.

0 2 15

PERANAN APARATUR KELURAHAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN JATI MEKAR KECAMATAN KENDARI KOTA KENDARI

0 0 11

Komunikasi Lintas Budaya Pada Lingkungan Masyarakat Betawi (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Warga Budaya Betawi di Kelurahan Jati Melati, Kecamatan Pondok Melati, Kampung Sawah, Kota Bekasi). - Ubharajaya Repository

0 0 13

Komunikasi Lintas Budaya Pada Lingkungan Masyarakat Betawi (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Warga Budaya Betawi di Kelurahan Jati Melati, Kecamatan Pondok Melati, Kampung Sawah, Kota Bekasi). - Ubharajaya Repository

0 0 23