Saran Umum Studi Penggunaan Tulangan Pengekang Tidak Standar Dengan Perkuatan Pen-Binder Pada Kolom Berbentuk Persegi Dengan Aplikasi ANSYS

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kekangan yang diakibatkan oleh pen- binder dengan pengaplikasian secara nyata. 2. Penelitian yang berhubungan dengan pen-binder akan lebih baik jika menggunakan cakupan yang lebih luas , tidak terbatas hanya pada hubungan tegangan-regangan saja, tetapi dapat juga menunjukkan momen lentur, momen balanced, geser, serta peninjauan tarik sehingga akan lebih membantu dalam perencanaan kolom pada praktiknya dilapangan. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peninjauan kolom rectangular, terutama kekangan yang terjadi pada setiap sudut dari kolom yang direncanakan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Sehubungan dengan pesatnya kemajuan teknologi, konstruksi beton masih menjadi pilihan yang tepat sebagai bahan pokok bangunan. Beberapa hal yang mendasarinya yaitu biaya yang relative lebih murah dan kemudahan dalam memperolehnya. Dalam konstruksi nya, beton merupakan bahan komposit, yang mana terdiri atas kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dan yang paling sering digunakan dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral biasanya kerikil dan pasir, semen dan air. Namun nyatanya pemilihan beton dalam konstruksi bangunan sudah mengalami banyak perkembangan, baik material utama, penambahan tulangan, maupun penambahan zat aditif. Berikut macam-macam jenis beton :

1. Beton Ringan

Beton jenis ini sama dengan beton biasa, perbedaannya hanya agregat kasarnya diganti dengan agregat ringan. Selain itu, dapat pula terbentuk dari beton biasa yang diberi bahan tambah yang mampu membentuk gelembung udara waktu pengadukan beton berlangsung. Beton semacam ini mempunyai banyak pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa.

2. Beton Non Pasir

Beton jenis ini dibuat tanpa pasir, terdiri atas air, semen, dan kerikil saja. Akibatnya, rongga-rongga yang harusnya diisi kerikil menjadi tidak terisi. Sehingga, beton menjadi berongga dan berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa. Selain itu, tidak dibutuhkan pasta untuk menyelimuti butir-butir pasir sehingga kebtuhan semen relative lebih sedikit. Universitas Sumatera Utara

3. Beton Bertulang

Beton biasa sangat lemah atas gaya tarik, namun sangat kuat atas gaya tekan. Dalam hal ini, batang baja dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk menambah daya tarik atas beton tersebut. Beton yang dimasuki batang baja pada bagian tariknya ini disebut beton bertulang. Gambar 2.1 . Contoh Visual Beton Bertulang

4. Beton Prategang

Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah padda batang baja yang dimasukkan ke dalam beton harus ditegangkan dahulu. Batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang dituang mengeras. Bagian balok beton prategang ini tidak akan terjadi retak walaupun menahan lenturan.

5. Beton Pracetak

Beton biasanya dicetak atau dituang di tempat, namun dapat pula dicetak di tempat lain Pracetak, fungsinya adalah agar memperoleh mutu yang lebih baik. Selain itu, beton pracetak dipakai jika tempat pembuatan beton sangat terbatas, sehingga sulit menyediakan tempat percetakan dan perawatan betonnya. Universitas Sumatera Utara

6. Lain-Lain

Beton mutu tinggi, beton serat, polimer beton, beton modifikasi blok, polimer impregnated concrete, beton kinerja tinggi, dll. Perkembangan pada material beton tadi dapat menjadi opsi untuk berbagai jenis situasi suatu proyek konstruksi serta membuat kinerja beton semakin baik, unggul, dan hanya sedikit memiliki kekurangan. Namun, tidak dipungkiri masih akan terjadi kerusakan pada beton, yang mana beberapa penyebab kerusakan pada beton adalah kesalahan pada perencanaan, pembebanan yang berlebihan, maupun kondisi lingkungan yang tidak baik. Beton bertulang sebagai struktur bangunan masih menjadi favorit masyarakat Indonesia. Terbukti rata-rata bangunan berstruktur menengah menuju tinggi di Indonesia masih menggunakan konstruksi beton bertulang. Elemen bangunan yang lazimnya berupa beton bertulang adalah kolom bangunan. Gambar 2.2 . Struktur Kolom Bangunan Universitas Sumatera Utara Kolom merupakan komponen tekan pada bangunan yang merupakan lokasi kritis penyebab keruntuhan pada bangunan. Demi mengurangi penyebab kerusakan pada kolom beton bertulang, diciptakan elemen pengekang berupa tulangan baja yang memiliki fungsi penting sebagai pencegah tekuk pada tulangan longitudinal dan mencegah terjadinya keruntuhan geser pada kolom. Maksud dari pemasangan tulangan pengekang itu sendiri dimaksudkan agar pada saat selimut beton terkelupas akibat penambahan beban, tulangan pengekang diharapkan dapat mengekang inti beton sehingga kolom yang selimutnya terkelupas setidaknya memiliki kekuatan yang sama dengan pada saat belum mengalami pengelupasan . Agar dapat berfungsi dengan baik, tulangan pengekang harus diikat dalam bentuk kait yang mengunci tulangan longitudinal. Untuk daerah rawan gempa diisyaratkan tulangan pengekang tadi harus ditekuk pada bagian ujungnya hingga 135 0. Kait yang ditekuk tadi memiliki panjang sedemikian rupa sampai masuk ke daerah inti beton sehingga memberikan tahanan yang baik dan efektif. Tulangan pengekang dengan kait 90 memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam menahan inti beton, hal ini terjadi karena tidak adanya gaya yang menahan kait untuk tetap pada posisi semula, yang nantinya mengakibatkan kait bengkok keluar sehingga tidak dapat mengekang inti beton. Penelitian atas tulangan pengekang telah banyak diteliti oleh para ahli, yang mencolok dari pemodelan tulangan pengekang adalah konfigurasinya, mau itu jarak antar sengkang ataupun model dari sengkang itu sendiri. Salah satu hasil dari penelitian pemodelan sengkang adalah pemakaian elemen pengekang tambahan yang diberi nama pen-binder. Pemodelan sengkang yang dilakukan atas kolom bangunan itu memberikan hasil bahwa Pen-binder itu sendiri merupakan suatu perangkat tambahan yang dapat digunakan dan dikembangkan dengan tujuan memperbaiki kinerja tulangan pengekang. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 . Penggunaan Pen-Binder untuk Sengkang Maka dari itu, pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai pengaruh penggunaan dari pen-binder terhadap kinerja tulangan sengkang dengan menggunakan aplikasi yaitu ANSYS 12.1 yang mana dapat memberikan gambaran deformasi visual beserta data tegangan- regangan pada model tulangan sengkang tersebut.

2.2 Struktur Kolom