Etiologi Insiden Faktor Risiko Manifestasi Klinis Klasifikasi Menurut Sain 2008 faktor klasifikasi dispepsia terdiri dari:

7  Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000 mL gastric juice cairan lambung per hari. Komponene utamanya yaitu mukus, HCL hydrochloric acid, pensinogen, dan air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah.  Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah menjadi polipeptida  Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan beberapa obat.  Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh HCL.  Mengontrol aliran chyme makanan yang sudah dicerna dalam lambung kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus. 2.2. Dispepsia 2.2.1. Pengertian Menurut Sain 2008 dispepsia merupakan kumpulan keluhangejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enaksakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada heartburn dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia. Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu  Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.  Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus DNU, bila tidak jelas penyebabnya.

2.2.2. Etiologi

Menurut Sain 2008, etiologi dispepsia sebagai berikut: 1. Perubahan pola makan. 8 2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama. 3. Alkohol dan nikotin rokok. 4. Stres. 5. Tumor atau kanker saluran pencernaan.

2.2.3. Insiden

Dispepsia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui dokter dalam praktek sehari-hari. Diperkirakan hampir 30 kasus yang dijumpai pada praktek umum dan 60 pada praktek gastroenterologi merupakan dispepsia. Prevalens terjadinya dispepsia di Amerika Serikat tahun 1994 mencapai 26 sedangkan di Inggris 41. Di Inggris dan Skandinavia pada tahun 1999 dilaporkan angka prevalensi dispepsia berkisar 7 – 41. Di Indonesia pada tahun 1998 proporsi dispepsia pada klinik kesehatan sehari-hari 20. Harahap, 2010 Menurut Sigi, di negara barat prevalensi yang dilaporkan antara 23 dan 41 . Sekitar 4 penderita berkunjung ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Didaerah asia pasifik, dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak dijumpai, prevalensinya sekitar 10 – 20 Sain, 2008.

2.2.4. Faktor Risiko

Menurut Sain 2008 faktor risiko dispepsia terdiri dari: 1. Sekresi asam lambung 2. Helicobacter pylori 3. Dismotilitas 4. Ambang rangsang persepsi 5. Disfungsi autonom 6. Aktivitas mioelektrik lambung 7. Peranan hormonal 8. Diet dan faktor lingkungan 9. Psikologis 9 10. Faktor genetik

2.2.5. Manifestasi Klinis

Menurut Sain 2008 faktor manifestasi klinis dispepsia terdiri dari: 1. Nyeri perut abdominal discomfort 2. Rasa perih di ulu hati 3. Mual, kadang-kadang sampai muntah 4. Nafsu makan berkurang 5. Rasa lekas kenyang 6. Perut kembung 7. Rasa panas di dada dan perut 8. Regurgitasi keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba

2.2.6. Klasifikasi Menurut Sain 2008 faktor klasifikasi dispepsia terdiri dari:

1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. 2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus DNU, bila tidak jelas penyebabnya.

2.2.7. Patofisiologi