Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian

30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Dalam penelitian yang berjudul Bisnis Militer Pada Era Orde Baru, penulis melaksanakan penelitian dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini, antara lain: a. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan PIPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. c. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. d. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. e. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta. f. Perpustakaan Daerah Surakarta. g. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta. h. Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta. i. Perpustakaan Monumen Pers Surakarta. j. Perpustakaan Daerah Yogyakarta. k. Perpustakaan Propinsi Yogyakarta l. Perpustakaan Universitas Gajah Mada. m. Arsip Nasional Republik Indonesia Jakarta. n. Perpustakaan Nasional Indonesia Jakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010.

B. Metode Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan Koentjaraningrat, 1977: 16. Gilbert J. Garraghan yang dikutip Dudung Abdurrahman 1999: 43 mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Dari pengertian tersebut, maka metode dapat didefinisikan sebagai cara, jalan, dan teknik yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah sistematis. Berdasarkan permasalahan yang hendak dikaji serta tujuan yang akan dicapai, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Pemilihan metode historis didasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji yaitu peristiwa masa lampau, untuk direkonstruksikan menjadi cerita sejarah melalui langkah atau metode historis. Dengan demikian metode historis merupakan langkah cara ilmiah yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Metode historis bertujuan merekonstruksikan masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menempatkan fakta sejarah dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan. Penelitian dengan metode historis merupakan metode kritis terhadap keadaan-keadaan dan perkembangan, serta pengalaman masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas sumber-sumber sejarah agar fakta yang diperoleh bersifat obyektif. Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode historis adalah suatu kegiatan mengumpulkan, mengkaji, menganalisis, dan menafsirkan gejala- gejala atau peristiwa masa lampau yang secara imajinasi didasarkan dari data yang diperoleh serta menyertakan suatu sintesa hasil yang dicapai dalam penulisan sejarah sehingga membentuk suatu historiografi. Penelitian ini menggunakan metode historis karena substansi tema penelitian ini tentang peristiwa masa lampau, maka metode historis dipergunakan dengan alasan penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi peristiwa, yaitu: ”Bisnis Militer Pada Era Orde Baru”. TNI sebagai kesatuan militer yang bersifat intervensionis tidak dapat dipisahkan dari isu soal anggaran dan bisnis militer. Bisnis dikalangan militer, baik legal maupun ilegal, adalah problem yang menjadi dekorasi rumitnya upaya membangun kontrol sipil atas militer. Hubungan sipil dan militer dalam kerangka ideal sering diharapkan mencerminkan hubungan yang subordinatif, dimana otoritas politik sipil memegang kendali penggunaan militer. Militer semata sebuah kekuatan bersenjata, terlatih, profesional, yang hanya memiliki orientasi membangun diri menjadi kekuatan efektif mendukung putusan politik otoritas sipil dalam kerangka mewujudkan tujuan-tujuan negara. Sementara realitas memang menggambarkan kondisi sebaliknya, dimana militer menjadi semacam kekuatan sosial otonom, yang membangun berbagai orientasinya sendiri.

C. Sumber Data