Skema Penelitian Prosedur Penelitian

commit to user 34

J. Skema Penelitian

Populasi Balita usia 6 – 24 bulan di Puskesmas Sibela SAMPEL MP-ASI pabrikan Normal Penilaian Perkembangan MP-ASI lokal Analisis frekuensi pemberian serta kandungan dan komposisi gizi Tes Denver II Suspek Keterlambatan Uji Chi Kuadrat commit to user 35

K. Prosedur Penelitian

1. Peneliti datang ke puskesmas dan melakukan pendataan jumlah balita

usia 6 – 24 bulan di Puskesmas Sibela Surakarta 2. Peneliti menentukan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian 3. Peneliti meminta kesediaan subjek penelitian dengan mengutarakan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini. 4. Peneliti melakukan analisis KMS untuk mengetahui usia, riwayat imunisasi, dan riwayat kelahiran. 5. Peneliti mengukur berat badan dan tinggi badan subjek penelitian. 6. Peneliti melakukan Tes Denver II untuk menilai perkembangan anak. a. Cara pengukuran Sebelumnya umur anak perlu ditentukan lebih dahulu dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan, 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan ke bawah, dan bila lebih dari 15 hari maka dibulatkan ke atas. Tes Denver II ini dapat dilakukan secara mudah dan cepat 15 sampai 20 menit, dapat diandalkan, dan menunjukkan validitas yang tinggi. Tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas dari keseluruhan tugas yang ada berjumlah 125 tugas. Tiap kali diberi tugas ditentukan apakah lulus Passed = P, gagal Fail = F, anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tugas No opportunity commit to user 36 = N.O., ataukah anak menolak melakukan tes perkembangan. Refusal = R. Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir. Setelah itu dihitung berapa yang P, berapa yang F, selanjutnya dinilai bagaimana perkembangan anak tersebut. Frankenburg, 2009 b. Penilaian Perkembangan Individual 1 Penilaian item ”Lebih” Advanced Bila anak lulus pada item tes yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada tes tersebut, karena anak lulus pada tes dimana kebanyakan anak tidak lulus sampai umurnya lebih tua. Bagian ini tidak perlu diperhatikan untuk tujuan interpretasi keseluruhan tes. Frankenburg, 2009 2 Penilaian item ”Normal” Item individual yang gagal atau ditolak, tidak perlu menunjukkan satu keterlambatan dalam perkembangan. Sebagai contoh, bila anak gagalmenolak melakukan suatu item tes di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak normal. Hal ini dikarenakan anak yang berumur lebih muda dari umur dimana hanya 25 anak-anak pada sampel dapat melakukan item ini, sehingga anak tidak diharapkan lulus sampai umurnya lebih tua. Bagian ini tidak perlu commit to user 37 diperhatikan untuk tujuan interpretasi keseluruhan tes. Frankenburg, 2009 3 Penilaian item ”Peringatan” Caution = C Satu Caution C pada item individual perlu diperhatikan saat menginterpretasi hasil tes. Bila anak “FailGagal” F atau “RefusalMenolak” R melakukan item tes dimana garis umur terletak pada atau antara 75 sampai 90 maka diskor dengan C. Ini menunjukkan lebih dari 75 anak-anak pada sampel standar dapat lulus pada umur lebih muda dibandingkan usia anak yang sedang dites. Frankenburg, 2009 4 Penilaian item ”Keterlambatan” Delayed = D Item individual yang terlambat perlu diperhatikan saat menginterpretasikan tes. Item dinilai terlambat bila anak gagal atau menolak melakukan item tes yang terletak jelas berada di sebelah kiri garis umur. Hal ini disebabkan anak telah gagal atau menolak pada item tes dimana 90 anak- anak pada sampel standar dapat lewat pada umur lebih muda. Keterlambatan item diberi warna pada tepi akhir kotak. Frankenburg, 2009 commit to user 38 5 Penilaian item ”Tidak ada kesempatan” No opportunity = NO Item tes yang berdasarkan laporan orangtua dimana anak tidak ada kesempatan untuk melakukannya. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan. Frankenburg, 2009 c. Interpretasi Tes Denver II 1 Normal Bila tidak ada ”Delays” dan atau paling banyak satu ”Caution” 2 Suspek keterlambatan Bila ada ≥ 2 ”Caution” dan atau ≥ 1 ”Delays” 3 Tidak dapat diuji Bila ada skor menolak pada ≥ 1 item di sebelah kiri garis umur atau menolak ≥ 1 item yang ditembus garis umur pada daerah 75-90 Frankenburg, 2009

7. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui jenis MP-ASI yang

dominan diberikan. Wawancara dilakukan dengan metode frekuensi makanan food frequency untuk mengetahui frekuensi jenis asupan MP-ASI yang dominan dan 24 hours recall yang bertujuan mengetahui jumlah asupan dalam makanan pendamping ASI. commit to user 39 a. Metode frekuensi makanan 1 Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya. 2 Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis- jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula. Supriasa et al., 2002 b. 24 hours recall 1 Masing-masing kelompok menyiapkan bahan makanan, misal: bahan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah-buahan. 2 Lakukan penimbangan terhadap masing-masing bahan makanan untuk setiap ukuran rumah tangga yang dipakai. 3 Catat hasil penimbangan dalam suatu daftar ukuran rumah tangga. Supriasa et al., 2002

8. Peneliti mencatat semua data yang didapatkan.

L. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Siemeulue Timur Kabupaten Siemeulue

3 66 73

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 6 – 24 BULAN DI KECAMATAN SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBER

0 3 3

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DAN SUSU DOT DENGAN TAMBAHAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA PERKEMBANGAN BICARA BAYI Hubungan Pemberian ASI Dan Susu Dot Dengan Tambahan Makanan Pendamping ASI Pada Perkembangan Bicara Bayi Usia 9-12 Bulan.

0 1 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Semanggi Kecamata

1 4 16

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pu

0 4 17

GAMBARAN TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 1 SAMPAI 6 BULAN YANG DIBERI MAKANAN PENDAMPING ASI Gambaran Tingkat Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 1 Sampai 6 Bulan Yang Diberi Makanan Pendamping Asi Di Desa Sambiroto Pracimantoro Wonog

0 2 18

PERBEDAAN PEMBERIAN JENIS MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 9 - 24 BULAN DI PUSKESMAS NGORESAN.

0 0 13

HUBUNGAN JENIS ASUPAN MP-ASI DOMINAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 – 24 BULAN

0 0 71

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Siemeulue Timur Kabupaten Siemeulue

0 0 23

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI DESA KEMBARAN

0 0 17