xxxi atau cairan asam lainnya
, sehingga kadar keasaman jadi tinggi dan menghalangi enzim PPO bekerja.
Pengolahan buah-buahan dan sayuran secara minimal telah mengalami ekspansi yang cepat, karena adanya gaya hidup yang cepat, meningkatnya
kemampuan pembelian, dan kesadaran akan pentingnya kesehatan Baldwin et al.
, 1995 dalam Payung Layuk, 2001. Preservasi dari produk yang diproses secara minimal menghadirkan tantangan bagi industri makanan karena
produk-produk ini memiliki metabolisme aktif yang dapat mengalami deteriorasi yang cepat jika tidak dikontrol.
Salah satu metode untuk memperpanjang kesegaran dari produk yang diproses secara minimal adalah dengan melalui pemakaian edible filmcoating.
Edible film yang bisa dimakan dengan pengaturan transfer air, karbon
dioksida, lipida, senyawa aroma dan cita rasa dalam sistem bahan makanan dapat meningkatkan umur simpan produk pangan dan memperbaiki kualitas
bahan makanan McHugh, 1996 dalam Payung Layuk, 2001.
III. METODE PENELITIAN
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Laboratorium Pangan dan Gizi, Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada bulan Januari sampai Juli 2008.
3. Bahan dan Alat
a. Bahan
Bahan utama dalam penelitian ini adalah iles-iles Amorphophallus muelleri Blume
. Umbi Iles-Iles Amorphopallus muelleri Blume yang digunakan dalam penelitian dan tepung glukomanan yang dihasilkan ditunjukkan pada
Gambar 3.1. Buah yang digunakan untuk tahap aplikasi adalah buah apel segar.
xxxii Natrium metabisulfit Na
2
S
2
O
5
digunakan untuk perendaman umbi iles-iles
.
Sedangkan bahan yang digunakan untuk mengekstraksi glukomanan dari iles-iles adalah etanol 95 dan aquades. Bahan untuk analisis proximat glukomanan hasil
ekstraksi adalah: petroleum eter, H
2
SO
4
pekat, HCL 0,02 N, asam borat 4, dan aquades. Pembuatan edible film menggunakan bahan-bahan antara lain:
glukomanan hasil ekstraksi, maizena, aquades, dan gliserol. Bahan yang digunakan untuk karakterisasi edible film adalah aquades, larutan garam 40 ,
apel segar, dan silica gel.
Gambar 3.1 Umbi Iles-Iles kiri dan Tepung Glukomanan kanan
b. Alat
Alat yang digunakan untuk membuat tepung glukomanan adalah blender, oven, waterbath, kain saring, beaker glass, pengaduk, ayakan standar 50 dan 80
mesh. Untuk analisis tepung glukomanan hasil ekstraksi digunakan alat antara lain: oven, eksikator, muffle, dan kompor listrik. Alat yang digunakan untuk
xxxiii membuat edible film yaitu: gelas ukur, plat plastik, hot plate, magnetig stirer,
pengaduk, dan oven, sedangkan alat yang digunakan untuk karakterisasi edible film
adalah micrometer Mitutoyo ketelitian 0,001, Lloyd’s Universal Testing Instrument 50 Hz model 1000 s, stoples plastik dan cawan WVTR. Alat yang
digunakan untuk analisa permeabilitas uap air film dan nilai susut berat ialah: cawan WVTR, stoples, hair dryer, dan timbangan analitik.
4. Perancangan Penelitian