Ciri-ciri usaha menengah Usaha Menengah

978-979-636-147-2 Seminar Nasional dan Call for Papers SANCALL 2013 “PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL” 23 MARET 2013 dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.

a. Ciri-ciri usaha kecil

1. Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah; 2. Lokasitempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah; 3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; 4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; 5. Sumberdaya manusia pengusaha memiliki pengalaman dalam berwira usaha; 6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal; 7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

3. Usaha Menengah

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.

a. Ciri-ciri usaha menengah

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; 2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; 3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; 4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin 510 978-979-636-147-2 Seminar Nasional dan Call for Papers SANCALL 2013 “PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL” 23 MARET 2013 usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; 5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; 6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. Secara umum menurut Pandji Anoraga dan H. Djoko Sudantoko sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di Up to date, sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya. b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi. c. Modal terbatas. d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas. e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang. f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas. g. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan 14 . 14 Anoraga, Pandji dan H. Djoko Sudantoko, Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Rineka Cipta, Jakarta, 2002. hlm.20

B. Tinjauan Terhadap Perjanjian pada

Umumnya 1. Pengertian Perjanjian Dikalangan masyarakat banyak yang menganggap bahwa perjanjian adalah sama dengan perikatan. Ini adalah pendapat yang salah karena perjanjian adalah salah satu sumber dari perikatan. Perikatan lahir apabila ada dua orang atau lebih yang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal yang mengakibatkan terjadinya hubungan antara dua orang atau lebih tersebut. Pengertian perikatan atau verbintenis yaitu suatu hubungan hukum dalam dua pihak, dimana satu pihak ada hak dan dilain pihak ada kewajiban. Hubungan hukum ini merupakan suatu akibat hukum dari suatu perjanjian atau peristiwa hukum lain yang menimbulkan perikatan. Dengan demikian hubungan hukum dalam perjanjian bukanlah suatu hubungan yang dapat timbul dengan sendirinya, akan tetapi hubungan ini terecipta karena adanya tindakan hukum. Tindakan hukum yang dilakukan oleh para pihak diberi hak oleh pihak lain untuk memperoleh prestasi, sedangkan pihak lain itupun menyediakan diri dibebani dengan kewajiban untuk suatu prestasi. 15 Berdasarkan dari definisi di atas maka yang dimaksud dengan perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan suatu akibat hukum sesuai peraturan atau kaidah 15 Abul Kadir Muhammad. Hukum Perikatan. Cet. VI. PT. Aditya Bakti. Bandung. 1992. hlm. 13 511

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Analisis Pemanfaatan Kredit Bank Danamon Bagi Usaha Kecil Pada Pedagang Pasar Bakti Kota Medan

0 16 88

Evaluasi Pengembalian Dana Kredit Usaha Tani (KUT) Selama Lima Tahun Terakhir Di Sumatera Utara

1 29 121

Peran Hukum Perbankan Dalam Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Cabang Lubuk Pakam)

1 62 141

Unit Usaha Jasa Dan Industri Laboratorium Dental FKG-USU: Peningkatan Mutu Pelayanan Prostodontik Dan Inovasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi

1 69 47