commit to user 23
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Skema 2 Kerangka Pemikiran
Tindak Pidana Kejahatan
Pemidanaan
Pidana Penjara Pidana Mati
Pidana Kurungan
Pidana Denda
Lembaga Pemasyarakatan
Pembinaan Warga Binaan
Narapidana Anak Didik
Pemasyarakatan Klien
Pemasyarakatan
Narapidana Laki-Laki
Narapidana Wanita
LAPAS Kelas IIA Yogyakarta
Kesimpulan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
commit to user 24
KETERANGAN Adanya tindak pidanakejahatan yang dilakukan, maka diberlakukannya
pemidanaan untuk mengatasi maupun mencegah tindak pidanakejahatan. Bentuk pemidanaan atau sanksi pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Indonesia antara lain pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, dan pidana denda. Penulis berkonsentrasi pada pelaksanaan pidana penjara. Untuk
melaksanakan pidana penjara tersebut, diperlukan suatu wadah yang memadai dan manusiawi.
Berlakunya Undang-Undang
Nomor 12
Tahun 1995
tentang Pemasyarakatan, maka dibentuklah Lembaga Pemasyarakatan yang tidak hanya
berfungsi sebagai wadah untuk melaksanakan pidana penjara tetapi juga sebagai sarana untuk mengembalikan narapidana kepada perilaku yang baik dan
bertanggungjawab serta menyiapkan narapidana untuk terjun kembali ke masyarakat. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut
adalah dengan pembinaan warga binaan, yaitu narapidana, anak didik pemasyarakatan, dan klien pemasyarakatan. Penulis berkonsentrasi pada
pembinaan narapidana. Pembinaan terhadap narapidana laki-laki dan narapidana wanita tentu saja
berbeda. Namun, di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Yogyakarta, pembinaan terhadap narapidana laki-laki dan wanita dilakukan dalam satu lembaga
pemasyarakatan. Oleh karena itu, pada penulisan hukum ini penulis akan menguraikan
bagaimana tata cara pembinaan narapidana laki-laki dan wanita dalam satu lembaga pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta dan
bagaimana jika ditinjau dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan.
commit to user 25
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN