1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia akan menghadapi era perdagangan bebas yangmemberikan kebebasan negara-negara untuk melakukan perdagangantanpa adanya restriksi
atau pembatasan yang sangat ketat. Seiring denganhal tersebut, diperlukan regulasi yang mapan guna mengantisipasi dampaknegatif yang mungkin timbul.
Perlindungan hukum terhadap HakKekayaan Intelektual penulis memakai istilah kekayaan intelektual termasuk di dalamnya Hak Cipta,
wajibdiimplementasikan dalam prakteknya di Indonesia. Hal ini terutamadengan keikutsertaan Indonesia sebagai salah satu negara anggota WTOdalam perjanjian
Trade Related Aspects of Intellectual Property Rightsselanjutnya disebut TRIPs, yaitu suatu perjanjian internasional di bidang perlindungankekayaan intelektual.
Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang terdiri dari keberagaman latar belakang antara lain suku, bahasa, budaya dan adat istiadat. Untuk
mempertahankan citra bangsa Indonesia, seiring dengan kemajuan di bidang seni maka banyak orang yang mulai mengembangkan kemampuan ketrampilan di
bidang seni pahat, seni lukis, seni tari, seni musik dan sebagainya. Menurut Gatot Soepramono, seseorang yang menciptakan sesuatu merupakan hasil karya
ciptaannya pada umumnya selain untuk digunakan sendiri, juga kemudian diperbanyak untuk dapat dimanfaatkan kepada orang lain. Sebuah hasil karya
cipta biasanya dapat diperbanyak oleh orang lain karena orang yang menciptakan
Universitas Sumatera Utara
2 kemampuannya terbatas, sehingga tidak mampu dikerjakan sendiri dalam jumlah
yang banyak sesuai permintaan masyarakat.
1
Hukum Kekayaan Intelektual adalah hukum yang mengatur perlindungan bagi para pencipta dan penemu karya-karya inovatif sehubungan dengan
pemanfaatan karya-karya mereka secara luas dalam masyarakat. Karena itu tujuan hukum kekayaan intelektual adalah menyalurkan kreativitas individu untuk
kemanfaatan manusia secara luas. Sebagai suatu hak ekslusif, kekayaan intelektual secara hukum mendapat tempat yang sama dengan hak-hak milik
lainnya.
2
Salah satu jenis kekayaan intelektual yaitu Hak Cipta khususnya mengenai Hak Cipta akan didefinisikan sebagai berikut Hak Cipta adalah hak eksklusif
pencipta yang timbulsecara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkandalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
3
1
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya Jakarta: Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 1.
2
Habibah Pratiwi.blogspot.com, “Hak Kekayaan Intelektual HAKI” diakses tanggal 7 Maret 2016.
3
Undang-Undang tentang Hak Cipta, UU Nomor 28 Tahun 2014, LN No. 266 Tahun 2014 Tambahan Lembar Negara Nomor 5599, Pasal 1 ayat 1.
Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi economicrights dan hak moral moral rights. Hak ekonomi adalah hak
untuk mendapatkanmanfaat ekonomi atas ciptaan serta produk terkait. Hak moral adalah hak yangmelekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat
dihilangkan atau dihapusdengan alasan apapun, walaupun Hak Cipta atau hak terkait telah dialihkan.Oleh karena itu untuk menghindari adanya unsur
plagiasi.Muncullah sebuah undang-undang yang secara khusus untuk melindungi
Universitas Sumatera Utara
3 pemilik hak cipta baik yang terdaftar maupun yang belum terdaftar, undang-
undang hak cipta ini lahir untuk memberikan kepastian hukum kepada para seniman atau seorang yang secara undang-undang dijamin hak eklusifnya
terhadap ciptaannya. Pengaturan hak cipta mengalami banyak perubahan seiring dengan
tuntutan dunia internasional dan kepentingan ekonomi negara kita. Selain itu perubahan suatu perundang-undangan berjalan seiring dengan berubahnya
kebutuhan masyarakat akan hukum tersebut. Oleh karenanya, Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan. Undang-
Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta selanjutnya disebut UUHC merupakan aturan yang paling terbaru yang mengatur mengenai hak cipta di
Indonesia. Undang-Undang Hak Cipta diberlakukan tidak terlepas dari ide dasar sistem hukum hak cipta yaitu untuk melindungi wujud hasil karya yang lahir
karena kemampuan intelektual manusia. Pemerintah Indonesia telah mengakomodir perlindungan kekayaan
intelektualdengan berbagai Peraturan Perundang-undangan yaitu Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001
tentang Paten, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Universitas Sumatera Utara
4 Hak cipta merupakan hak yang harus dilindungi karena hak cipta ini
sebagai karya yang lahir dari seseorang, maupun suatu masyarakat yang menjadi penghargaan terhadap suatu karya.Pelestarian terhadap hak cipta menjadi isu yang
penting diera ekonomi global.Melihat tantangan perekonomian global yang semakin rumit. Di Indonesia sebagai Negara yang kaya akan budaya, seni dan lain
sebagainya. Dengan begitu menjadi kewajiban pemerintah dalam melindungi hak cipta yang ada di negaranya.
Perlindungan hak cipta melalui undang-undang hak cipta tentunya akan memberikan perlindungan hukum bagi para penciptanya
4
4
Khoirul Hidayah,Hukum Hak kekayaan Intelektual kajian undang-undang dan integrasi IslamUIN Maliki Press,2013, hlm 37.
Perlindungan terhadap hak cipta ini penting sekali, selain hak cipta ini dapat menghasilkan keuntungan
bagi para pemilik. Hak cipta merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya baik dilihat dari perspektif sosial, budaya, ekonomi, politik, maupun perspektif
keberlanjutan sebuah karya yang mendapat perlindungan hukum.Oleh karena itu seharusnya undang-undang menjadi pelindung bagaimana sistem penegakan
hukum negara tidak hanya menjadi pelengkap semata. Namun sekarang telah muncul undang-undang baru mengenai hak cipta yaitu UUHC, namun masih ada
kerancuan mengenai hak cipta yang belum di daftarkan yaitu seperti yang tercantum pada Pasal 40 ayat 3 yang berbunyi “Pelindungan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, termasuk pelindungan terhadap Ciptaan yang tidak atau belum dilakukan Pengumuman tetapi sudah diwujudkan dalam bentuk
nyata yang memungkinkan Penggandaan Ciptaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5 Bentuk pelanggaran hak cipta umumnya yang sering terjadi adalah
penggandaan dengan cara memperbanyak ciptaan tanpa seizin pencipta atau pemegang hak cipta yang biasa disebut dengan pembajakan. Sebenarnya masih
banyak bentuk pelanggaran hak cipta lainnya, salah satunya adalah pembayaran royalti bagi pencipta karya tulis buku yang kurang diperhatikan dari segi
perlindungan hukumnya, karena selama ini pandangan orang tentang perlindungan hak cipta hanya tertuju pada upaya pemberantasan pembajakan hak
cipta. Ketentuan Pasal 9 ayat 3 UUHC yang menyebutkan bahwa “Setiap
Orang yang tanpa izinPencipta atau Pemegang Hak Cipta dilarang melakukan Penggandaandanatau Penggunaan Secara Komersial Ciptaan”. Terkait dengan
initindakan para pengusaha penyewaan karya sinematografi yang tanpameminta izin melakukan usaha sewa atau rental film untuk mencari nilaikomersial maka
disini jelas sangat merugikan pencipta atau pemegang hak cipta. Aktivitas penggandaan suatu karya cipta secara ilegal tentu akan sangat
berpengaruh terhadap produktifitas pencipta dalam menghasilkan karya cipta baru dikarenakan hak ekonomi yang menjadi milik Pencipta tidak dihargai. Sehingga
pencipta tidak lagi memiliki alasan dan motivasiuntuk memperoleh hak ekonomi yang menguntungkan bagi dirinya dalam karyanya. Selain itu, fenomena seperti
ini tentu berdampak negatif pada jati diri bangsa Indonesia sebagai negara yang menjadikan hukum di atas segala-galanya. Pelanggaran hukum yang menjadi
suatu kebiasaan di negara hukum bukanlah budaya yang harus dilestarikan. Oleh
Universitas Sumatera Utara
6 karena itu diperlukan langkah praktis yang diperankan oleh seluruh elemen terkait
dalam menciptakan perlindungan terhadap pencipta atas karyanya. Karya yang dihasilkan seorang pencipta merupakan hasil karya orisinil
dan hasil dari pemikirannya mendalam serta mengikat secara perdata kepada penciptanya artinya, selain dari pencipta atau atas izin dari pencipta setiap orang
tidak boleh memperjual belikan hasil ciptaan tersebut, karena bila suatu ciptaan pada waktu tertentu dikagumi dan diminati oleh sebagian besar warga masyarakat,
diperbanyak dan diperdagangkan oleh pihak lain tanpa sepengetahuan penciptanya, hal ini termasuk dalam kategori perampasan hak orang lain secara
paksa.
5
Hak terkait adalah hak yang berkaitan dengan hak cipta, yaitu hak eksklusif bagi pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya; bagi
produser rekaman suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya dan bagi lembaga penyiaran untuk membuat,
memperbanyak, atau menyiarkan karya siarannya.
6
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas bahwa realita penegakan kekayaan intelektual apabila tidak di tangani secara serius dari aspek yurisdisnya,
maka akan memberikan dampak negatif tidak hanya dari aspek hukum tetapi juga dari aspek ekonomi. Dari segi hukum, pencipta yang tidak mendaftarkan hasil
ciptaannya dapat dianggap bukan pencipta dan bahkan dapat dituntut secara hukum apabila menggunakan karya ciptaanya tersebut. Sedangkan dari segi
5
Gatot Supramono, Masalah Penangkapan dan Penahanan Dalam Tingkat Penyidik Tindak Pidana Hak CiptaJakarta:Pustaka Kartini, 1989, hlm 29.
6
http:aderizaltosi.blogspot.co.id201306pengertian-hak-cipta.html diakses tanggal 10 Maret 2016.
Universitas Sumatera Utara
7 ekonomi tentunya akan berakibat pada keuntungan royalti apabila kelak ada orang
bukan si pencipta yang menggunakan, memperbanyak hasil ciptaannya, maka pencipta sendiri tidak mendapatkan keuntungan dari royalti tersebut.
Hingga saat ini usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka perlindungan terhadap karya cipta ternyata belum membuahkan hasil yang
maksimal, meskipun aturan mengenai Hak Cipta telah diperbaharui yaitu UUHC dan dalam memberikan perlindungan hukum terhadap suatu karya cipta maupun
terhadap hak dan kepentingan pencipta dan pemegang hak cipta sudah cukup memadai, namun pelanggaran hak cipta masih terus terjadi.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian yang berjudul Perlindungan Hukum Pemegang Hak Terkait Penggandaan Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014.
B. Perumusan Masalah