7
2.2.3 Teh hitam
Teh hitam didapat dari hasil penggilingan yang menyebabkan daun terluka dan mengeluarkan getah. Getah itu bersentuhan dengan udara sehingga
menghasilkan senyawa tea flavin dan terubigin. Artinya, daun teh mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan katekin
terfermentasi menjadi tea flavin dan tearubigin. Warna hijau bakal berubah menjadi kecoklatan dan selama proses pengeringan menjadi hitam. Teh hitam
paling dikenal luas dan banyak dikonsumsi. Tea flavin menurunkan warna merah kekuning-kuningan dalam setiap seduhan. Tearubigin memberi kombinasi warna
coklat kemerahan dan kuning. Soal rasa seperti katekin, tea flavin memberi kesegaran Sujayanto, 2008.
2.2.4 Teh putih
Teh putih dipercaya memiliki lebih banyak manfaat daripada teh hijau, disebut teh putih karena saat diseduh warna air hanya sedikit berubah menjadi
kekuningan. Dari teh ini diambil dari pucuk daun yang masih menggulung yang memiliki kandungan kafein paling tinggi Sujayanto, 2008.
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Hasil
ekstraksi disebut dengan ekstrak, yaitu sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan. Simplisia yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak adalah bahan alamiah
Universitas Sumatera Utara
8 yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan Ditjen, POM., 2000.
Metode ekstraksi
Menurut Ditjen POM 2000, ada beberapa metode ekstraksi: 1.
Cara dingin Ekstraksi dengan cara dingin terdiri dari:
a. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruang
kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan
yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya. b.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang baru sampai sempurna
exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2. Cara panas
Ekstraksi dengan cara panas terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
9 a.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu
pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. b.
Soxhletasi Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-
50
°
C. d.
Infundasi Infundasiadalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98
°
C selama waktu tertentu 15-20 menit.
e. Dekoktasi
Dekoktasi adalah infus dengan waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.
2.4 Rambut 2.4.1 Anatomi rambut