BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh mengenai dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani terapi rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan dapat
disimpulkan bahwa dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani rehabilitasi mayoritas suportif n=56, 87,8. Dilihat dari dukungan keluarga
yang dibagi berdasarkan 4 kategori yaitu; dukungan penilaian n=68, 94,4, dukungan instrumental n=66, 91,7, dukungan infomasi n=65, 91,7, dan
dukungan emosional n=69, 95,8. Hal ini dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga pada pasien paska stroke dalam menjalani rehabilitasi sangat baik.
Dengan adanya dukungan keluarga dapat membantu untuk mempercepat kesembuhan dan memperoleh hasil yang optimal dari rehabilitasi.
2. Saran
2.1 Bagi keluarga klien Hasil penelitian ini disarankan sebagai pedoman bagi keluarga klien
untuk memberikan dukungan keluarga karena dukungan keluarga merupakan hal yang penting untuk mempercepat kesembuhan klien.
2.2 Bagi praktek keperawatan
Penelitian ini memberi gambaran bagi keperawatan agar selalu melibatkan keluarga dalam perawatan klien paska stroke untuk mencapai
derajat kesembuhan yang optimal.
34
Universitas Sumatera Utara
2.3 Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini belum sepenuhnya mewakili dukungan keluarga pada pasien paska stroke karena mempunyai beberapa keterbatasan. Sebaiknya
instrumen penelitian tidak menggunakan kuesioner dan disarankan pada peneliti selanjutnya untuk membedakan dukungan keluarga pada stroke
pertama atau yang sudah kambuh.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
1. Konsep Keluarga 1.1 Definisi keluarga
Keluaga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan Depkes RI, 1998 dalam Ali, 2009.
Menurut Ali 2009 keluaga adalah unit terkecil dalam masyarakat, beranggotakan 2 atau lebih yang tinggal dalam satu atap dan mempunyai
hubungan yang intim, pertalian darahperkawinan, terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga biasanya bapakibu atau keluarga lain yang
dominan yang saling bergantung antar anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang dipimpin oleh
kepala keluarga, mempunyai nilai dan norma hidup berdasarkan system kebudayaan, mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misalnya
dalam hal kesehatan keluarga.
1.2 Tipe Keluarga
Friedman 1986 dalam Ali 2009 membagi tipe keluarga menjadi beberapa bagian berikut ini:
6
Universitas Sumatera Utara
1. Nuclear family keluarga inti: terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari keluaga yang lainnya.
2. Extended family keluarga besar: keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan mendukung satu sama lain.
3. Single parent family: keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga
dan hidup bersama anak-anak yang masih bergantung kepadanya. 4.
Nuclear dyed: keluarga yang terdiri dari suami istri yang tinggal dalam satu rumah dan tidak memiliki anak.
5. Blended family: keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family: keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu
kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah. 7.
Single adult living alone: keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa dan tinggal sendiri dalam rumahnya.
8. Middle age atau elderly couple: keluarga yang terdiri dari suami istri paruh
baya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Suprajitno 2004 tipe-tipe keluarga adalah sebagai berikut : 1.
Dyadic family keluarga bentukan kembali: yaitu keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah berpisah dengan pasangan yang
sebelumnya. 2.
Single parent family orang tua tunggal: yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya. 3.
The unmarried teenage mother: yaitu keluarga yang terdiri dari ibu yang mempunyai anak tanpa melakukan pernikahan.
4. The single adult living: yaitu keluarga yang terdiri dari laki-laki atau
perempuan dewasa yang tinggal sendiri dan belum pernah menikah. 5.
The nonmarital heterosexual cohabiting family: yaitu keluarga yang sudah memiliki anak tanpa melakukan pernikahan sebelumnya.
6. Gay and lesbian family: yaitu keluarga yang dibentuk dengan jenis
kelamin yang sama.
1.3 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman 1986 dalam Ali 2009 adalah : 1.
Fungsi afektif Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung, dan saling menghargai antar anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. 3.
Fungsi reproduksi Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4.
Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu : makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
5. Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan keluarga adalah menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan keperawatan. Kemampuan keluarga untuk
melakukan pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.
1.4 Peran Keluarga
Peran menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat
didalam keluarga dalam Ali 2009 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Peranan keluarga: ayah mempunyai peran sebagai pemimpin keluarga,
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan emberi rasa aman kepda seluruh anggota keluarga. Selain itu ayah juga berperan sebagai anggota
masyarakatkelompok sosial tertentu. 2.
Peranan ibu: ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga pencari nafkah
tambahan keluarga. Ibu juga berperan sebagai anggota masyarakat. 3.
Peranan anak: anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.
1.5 Dukungan Keluarga
Menurut Friedman 1998 dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Jenis dukungan keluarga ada empat
yaitu: dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dan dukungan emosional.
Keluarga cenderung terlibat dalam pembuatan keputusan atau proses terapeutik dalam setiap tahap sehat dan sakit para anggota keluarga yang
sakit. Proses ini menjadikan seorang pasien mendapatkan pelayanan kesehatan meliputi serangkaiaan keputusan dan peristiwa yang terlibat dalam
interaksi antara sejumlah orang, termasuk keluarga, teman-teman dan para profesional yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan White, 2004 dalam
Universitas Sumatera Utara
Zulfah, 2012. Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Friedman 1998 terdiri dari:
1. Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping
yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif
terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif
individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang
lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi
alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.
2. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata instrumental
support material support, suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan
langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan
transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi
Universitas Sumatera Utara
yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan
nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
3. Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,memberikan
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan
tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Individu yang mengalami depresi dapat
keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini
keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi. 4. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan
dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga
menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Friedman 1998 dukungan sosial keluarga berfungsi sebagai suatu proses penghubung antara keluarga dan lingkungan sosialnya. Berbagai
studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga baik yang bersifat eksternal maupun internal.
Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah
dan praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari
anak Friedman, 1998.
1.6 Peran Keluarga dalam Rehabilitasi Paska Stroke
Sesorang yang mengalami stroke sering merasa kesepian meskipun tidak memperlihatkannya ketika fisik dan mental semakin pulih mungkin
penderita akan semakin takut dan mudah tersinggung. Untuk itulah anggota keluarga harus memahami apa yang sedang dihadapi pasien. Keluarga
diminta untuk menerima keadaan dan adaptasi ulang untuk mempertahankan kehidupan keluarga dalam menghadapi keadaan baru. Menurut Junaidi
2011, beberapa cara yang dapat di lakukan keluarga untuk mengurangi kekuatiran pasien, diantaranya adalah:
a. Sering berkunjung: berkunjung sudah merupakan suatau yang sangat
berguna bagi pasien dan keluarga juga dapat membawakan barang-barang yang di senangi oleh pasien.
b. Membawa keperluan sehari-hari, contohnya gigi palsu dan kacamata.
Universitas Sumatera Utara
c. Jangan berbicara terus-menerus dengan pasien, tetapi beritahukanlah hal-
hal yang terjadi di sekitar pasien dan linkungan rumah layaknya berbicara dengan orang yang sehat.
d. Selalu memberitahukan pasien ketika akan melakukan sesuatu terhadapnya
seperti membalik tubuhnya. e.
Beritahukan kepada staf rumah sakit tentang hobi tertentu atau nama kesayangannya.
f. Tanyakan kepada tim rumah sakit jenis makanan yang boleh dibawa
keluarga.
2. Stroke 2.1 Pengertian Stroke