Analisis faktor domestik dan faktor asing makroekonomi terhadap prestasu indeks pasar

ANALISIS FAKTOR DOMESTIK DAN FAKTOR ASING
MAKROEKONOMI TERHADAP PRESTASI INDEKS
PASAR
(Studi Kasus Pada Pasar Modal Indonesia)

Di susun oleh:
Fitria Anggraini
107081003555

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M

i

ii

iii


iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama

: Fitria Anggraini.

2. Tempat&Tgl. Lahir

: Jakarta, 29 April 1989.

3.

: Jl. Swakarya Bawah No.49.

Alamat`


Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
4.

Telepon

: 08567655205

II. PENDIDIKAN
1. SD

: MI Darul Ulum, Jakarta Selatan.

2. SMP

: MTs N19 Jakarta

3. SMA

: SMAN 66 Jakarta


4. S1

: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM

:

a. Divisi Dana Usaha BEM Jurusan Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2008-2010.
2. PRAMUKA

:

a. Divisi Pelatihan dan Pengembangan Dewan Kerja Ranting Cilandak
2008-2009.
b. Pradana Putri Dewan Ambalan Pramodhawardhani, SMAN 66 Jakarta
2007-2008.


IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

: Lili Sopandi

2. Ibu

: Rosanih

3. Alamat`

: Jl. Swakarya Bawah No.49. Cilandak, Jaksel.

4. Telepon

: 021-995494

5. Anak ke 1 dari 3 bersaudara.
v


ABSTRACT
The main objective of this study is to examine the impact of macro
economic domestic and macro economic international on the achievement market
index of the country. Data used in this research is inflation, exchange rate, SBI
interest rate, money supply, fluctuation of international index such as IDJ and
NIKKEI, fluctuation crude oil and gold price of the world, fluctuation IHSG,
trading volume activity and value of capitulation market data, at the Indonesia
from January 2002 – June 2010 were examined.
Sampling method used in this study is purposive sampling and the
statistical method used to test the hypothesis is Structural Equation Modeling
(SEM) analysis. The result of this study show that; (a) Macro Economic Domestic
has a significant negative influence to achievement marke indext of the country.
(b) Macro Economic International have no influence significant to achievement
market index of the country.
Keywords : Macroeconomic, IHSG, Trading Volume Activity, Value of
Capitulation.

vi


ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh
makroekonomi domestik, dan makroekonomi asing terhadap prestasi indeks pasar
di suatu negara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data inflasi, nilai
tukar, suku bunga SBI, jumlah uang beredar, fluktuasi indeks internasional seperti
IDJ dan NIKKEI, fluktuasi harga minyak mentah dan emas dunia, fluktuasi IHSG,
volume perdagangan, dan nilai kapitalisasi pasar di Indonesia, dari Januari 2002 –
Juni 2010.
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dan uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah dengan menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasil
empiris penelitian ini menunjukkan bahwa : (a) Makroekonomi Domestik
berpengaruh negatif signifikan terhadap prestasi indeks pasar suatu negara. (b)
Makroekonomi Asing tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi indeks pasar
suatu negara.
Kata kunci: Makroekonomi, IHSG, Volume Perdagangan, Nilai Kapitalisasi
Pasar.

vii


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat,
karunia, kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ANALISIS FAKTOR DOMESTIK DAN FAKTOR ASING
MAKROEKONOMI TERHADAP PRESTASI INDEKS PASAR (Studi Kasus
Pada Pasar Modal Indonesia)” . Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan kita Rasullullah SAW yang membawa kita dari zaman jahiliyah
ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memnuhi salah satu syarat menempuh ujian
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Keuangan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang
penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan
kekurangan yang ditemui dalam skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyususnan hingga
terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi
dukungan baik moril dan materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secar

khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Kedua Orang Tuaku (Lili Sopandi dan Rosanih) yang senantiasa memberi
banyak bantuan baik moril maupun materil hingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan
kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka dan semoga penulis dapat
membahagiakan keduanya. Amin.

2.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menggali
ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii

3.

Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bidang Akademik Fakultas

Ekonomi dan Bisnis dan dosen pembimbing I, yang selalu memberikan
arahan, motivasi, dan nasihat serta saran-saran yang berharga kepada penulis.

4.

Bapak Suhendra,S.Ag.,MM, selaku Kepala Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis
untuk berkarya.

5.

Bapak M.Arief Mufraini,Lc.,M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar bagi penulis.

6.

Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu manajemen, semoga
amal baktinya dijadikan amalan sholah. Amin.


7.

Staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Ibu Siska,
Pak Rahmat, Ibu Umi, Mas Heri yang telah membantu penulis dalam
mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain.

8.

Adik-adik ku Surya dan Rizka, dan Ccing Ida, yang turut memberikan
dukungan dan do’a yang tulus kepada penulis, semoga Allah SWT senantiasa
melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada mereka, Amin.

9.

Icha, Mpi, Ade, dan Afry yang senantiasa selalu saya susahkan, dan tak
pernah letih untuk meneriakkan kata-kata semangat serta selalu ada dalam
suka maupun duka.

10. Teman-teman yang menjadi pembimbing dadakan khususnya Miftah,SE dan
Om Said, SE, yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan solusi

dan semangat saat pikiran buntu selama pembuatan skripsi.
11. Sahabat-sahabat Cah Ready (Afry, Kiki, Achal, Adji, Opa, Emon, Mpi, Piyo,
Gie, Wawa, Rudy, Icha, Yunus, Dhole, Robby, Tony, Irsyam, Indra, Dika,
Abloy,dll) yang senantiasa satu dalam tawa dan canda serta cita.
12. Kawan-kawan seperjuangan di FEB Manajemen Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta 2007 (Isna, Izah, Pipit, Rizki, Yuni, Icha, Piyo, Emily, Gie) yang
selalu semangat dalam berjuang menempuh gelar strata satu. Semoga api
semangat tetap menyala setelahnya, untuk kehidupan yang lebih baik. Be
Success.
ix

13. Kawan-kawan Manajemen E ‘07 dan Manajemen Keuangan A dan B ’10,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima Kasih banyak
atas motivasi yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan, maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil
penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan,
karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya
bagi penulis sendiri.

Jakarta,

Juni 2011

Penulis

x

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................

i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................

v

ABSTRACT .. ...................................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................................

viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................

xiv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ...............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................

16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................

17

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal Indonesia .....................................................................................

20

1. Pengertian Pasar Modal ...............................................................................

20

2. Indeks Harga Saham ....................................................................................

21

B. Makroekonomi .................................................................................................

23

1. Makroekonomi Faktor Domestik .................................................................

26

a. Inflasi.................................................................................................

26

b. Uang Beredar ....................................................................................

32

c. Nilai Tukar ........................................................................................

37

d. Suku Bunga SBI ................................................................................

40

2. Makroekonomi Faktor Asing ......................................................................

47

a. Minyak Dunia ...................................................................................

47

b. Emas Dunia .......................................................................................

50

c. Indeks Global ....................................................................................

52

C. Prestasi Indeks Pasar ........................................................................................

56

1. Indeks Harga Saham Gabungan ...................................................................

57

2. Volume Perdagangan ...................................................................................

60

xi

3. Nilai Kapitalisasi Pasar ................................................................................

63

D. Penelitian Terdahulu ........................................................................................

64

E. Kerangka Hubungan Antar Variabel ................................................................

69

F. Hipotesis...........................................................................................................

73

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................

75

B. Metode Penentuan Sampel ...............................................................................

75

C. Metode Pengumpulan Data ..............................................................................

75

D. Metode Analisis ...............................................................................................

77

E. Operasional Variabel ........................................................................................

89

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.....................................................

95

B. Penemuan dan Pembahasan .............................................................................

98

1. Analisis Deskriptif .......................................................................................

98

2. Pembahasan .................................................................................................. 127
a. Analisis Model ........................................................................................ 127
b. Uji Kesesuaian Model ............................................................................ 130
c. Evaluasi Model Pengukuran ................................................................... 142
d. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 149
3. Interpretasi Hasil ......................................................................................... 152
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 159
B. Implikasi ........................................................................................................... 161
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 163
LAMPIRAN –LAMPIRAN ............................................................................................. 168

xii

DAFTAR TABEL

Nomor

Keterangan

Halaman

Tabel 3.1. Standar Penilaian Kesesuaian (Fit) ..................................................................

88

Tabel 4.1. Data Inflasi ........................................................................................................ 100
Tabel 4.2. Data Suku Bunga SBI ....................................................................................... 102
Tabel 4.3 Data Nilai Tukar Rp/US$................................................................................... 105
Tabel 4.4 Data Jumlah Uang Beredar ................................................................................ 107
Tabel 4.5. Data Harga Minyak Dunia ................................................................................ 109
Tabel 4.6. Data Harga Emas Dunia.................................................................................... 112
Tabel 4.7. Data Peregerakan Indeks NIKKEI .................................................................... 115
Tabel 4.8. Data Pergerakan Indeks Dow Jones .................................................................. 118
Tabel 4.9. Data Pergerakan IHSG ..................................................................................... 120
Tabel 4.10. Data Pergerakan Volume Perdagangan di BEI ............................................... 122
Tabel 4.11.Data Nilai Kapitalisasi Pasar ........................................................................... 125
Tabel 4.12. Hasil Measurement Equations ........................................................................ 128
Tabel 4.13. Hasil Uji Goodnest Fit .................................................................................... 130
Tabel 4.14. Hasil Uji Godness Fit Setelah Modifikasi ...................................................... 139
Tabel 4.15.Evaluasi Hasil Pengukuran ............................................................................. 145
Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Pengaruh Antar Variabel Laten ......................................... 150

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Halaman

Tabel 2.1.Demand Pull Inflations ....................................................................................

28

Tabel 2.2. Cost Push Inflations .........................................................................................

29

Tabel 2.3. Kerangka Pemikiran..........................................................................................

72

Tabel 3.1. Model Konseptual ............................................................................................

79

Tabel 4.1. Struktur Pasar Modal ........................................................................................

97

Tabel 4.2. Grafik Inflasi ..................................................................................................... 100
Tabel 4.3. Grafik Suku Bunga SBI .................................................................................... 101
Tabel 4.4. Grafik Nilai Tukar Rp/US$ ............................................................................... 103
Tabel 4.5.Grafik Jumlah Uang Beredar ............................................................................. 106
Tabel 4.6. Grafik Harga Minyak Dunia ............................................................................. 108
Tabel 4.7. Grafik Harga Emas Dunia ................................................................................. 111
Tabel 4.8. Grafik Pergerakan Indeks NIKKEI ................................................................... 116
Tabel 4.9. Grafik Pergerakan Indeks Dow Jones .............................................................. 119
Tabel 4.10. Grafik Pergerakan IHSG ................................................................................. 121
Tabel 4.11. Grafik Volume Perdagangan........................................................................... 124
Tabel 4.12. Grafik Nilai Kapitalisasi Pasar........................................................................ 126
Tabel 4.13. Path Diagram Tahap Awal .............................................................................. 129
Tabel 4.14. Path Diagram T-Value .................................................................................... 144
Tabel 4.15. Path Diagram Estimate .................................................................................. 144

xiv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa
mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi
pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil
(real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang,
misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga
pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal,
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan
investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan
lainnya. (Halim,2005:4).
Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan
yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek
mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang akan tetap
dimiliki. Mereka yang ingin berkecimpung dalam jual beli saham harus
meninggalkan budaya ikut-ikutan, berjudi, dan sebagainya yang tidak
rasional. Selain itu, investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa
depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual. Karena, motif
mendasar investor membeli saham atau menanamkan dananya pada
invetasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan. Investasi saham di
1

pasar modal merupakan jenis investasi dengan risiko yang relative tinggi.
Oleh karena itu, investor yang akan menanamkan dananya atau melakukan
investasi melalui kepemilikan atau pembelian saham perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor dan informasi yang mempengaruhi
fluktuasi harga saham.
Faktor makro merupakan faktor yang berada di luar perusahaan,
tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor makro
terdiri dari makroeokonomi dan makro non ekonomi. Faktor makro
ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja indeks pasar
maupun kinerja perusahaan diantaranya, tingkat bunga umum domestik,
tingkat inflasi, peraturan perpajakan, kurs valuta asing. Dan peredaran
uang. Adapun faktor makro non ekonomi yang mempunyai pengaruh
terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung, diantaranya adalah kondisi perekonomian
Internasional, siklus ekonomi, dan faham ekonomi. (Samsul, 2006:200).
Perubahan faktor makro ekonomi tidak akan dengan seketika
mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi secara perlahan dalam jangka
waktu panjang. Sebaliknya, harga saham akan terpengaruh dengan
seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi itu karena para investor
lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan faktor makroekonomi itu terjadi,
investor akan mengkalkulasikan dampaknya baik yang positif maupun
yang negatif terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun ke depan,
2

kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham yang
bersangkutan. Oleh karena itu, harga saham lebih cepat menyesuaikan diri
daripada kinerja perusahaan terhadap perubahan variabel – variabel makro
ekonomi.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2002-2010 menunjukkan
fluktuasi

pertumbuhan.

Namun,

keajaiban-keajaiban

pertumbuhan

perekonomian di Indonesia memiliki kerapuhan. Sayangnya kerapuhan
tersebut baru disadari setelah badai krisis melanda. Kerapuhan tersebut
ialah perhatian penuh kebijakan perekonomian hanya pada pertumbuhan
ekonomi

saja,

sedangkan

pembangunan

fundamental

ekonominya

diabaikan, sehingga secara pertumbuhan tinggi, namun secara fundamental
lemah. Padahal fundamental perekonomian sangat penting untuk
menopang akselerasi pertumbuhan yang sangat cepat. Kondisi seperti ini
disebut sebagai buble economy. Ibarat sebuah gelembung sabun yang terus
membesar, namun sangat mudah pecah. (Kuncoro, 2009:3).
Krisis

yang

melanda

pada

tahun

2008,

menyebabkan

perekonomian dunia dan Indonesia berada dalam keadaan yang kurang
begitu baik karena krisis Keuangan yang terjadi di AS menyebabkan
dampak krisis ke Eropa dan Asia Pasifik, yang berakibat kepada
bangkrutnya bank/institusi Keuangan/korporasi, meningkatnya inflasi,
menurunnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran, dan
runtuhnya indeks bursa saham. Selain itu dampak kolapsnya lembaga
Keuangan di AS juga mempengaruhi lembaga investasi dan investor di
3

berbagai penjuru dunia. Karena surat utang perusahaan pembiayaan kredit
property juga dijual kepada lembaga Keuangan dan investor asing.
Padahal surat utang tersebut ditopang oleh debitor yang kemampuan
membayarnya rapuh. (Kuncoro, 2009:5).
Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya resiko pasar. Resiko
pasar adalah kemungkinan menurunnya kegiatan pasar sekuritas, yang
disebabkan karena resesi ekonomi nasional dan atau internasional.
Dampak menurunnya kehidupan ekonomi tersebut adalah turunnya minat
investor terhadap sebagian besar sekuritas yang diperdagangkan.
Akibatnya harga jual sekuritas yang kurang diminati menurun, bahkan
dapat lebih rendah dari nilai nominalnya. Dalam keadaan seperti itu,
pemegang

sekuritas

yang

turun

harganya

mengalami

kerugian.

(Sutojo,2007:44).
Resesi ekonomi dapat juga mengakibatkan turunnya minat investor
terhadap sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan. Hal itu, disebabkan
karena mereka khawatir perusahaan, tidak dapat mengatasi gejolak resesi
ekonomi sehingga prestasi kegiatan usaha manapun kondisi keuangannya
merosot.

Turunnya,

minat

investor,

sudah

barang

tentu

akan

mempengaruhi harga jual sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan.
Dalam jangka pendek pemerintah sering menurunkan pajak dan
suku bunga untuk dapat menarik minat investor dalam menanamkan
investasinya di negara tersebut. Hasilnya adalah pertumbuhan untuk
4

sementara tetapi dalam jangka panjang menimbulkan tekanan inflasi. Oleh
karena itu, pengambilan kebijakan pemerintah harus dilakukan secara hatihati. Misalnya, jika perusahaan memperkirakan bahwa pajak atas modal
akan semakin tinggi dimasa datang, maka rumah tangga akan mengurangi
tabungan sekarang ini dan menggenjot pengeluaran modal. Soalnya, jika
dana ditabung sekarang dan baru digunakan sebagai modal di masa
mendatang, maka rumah tangga akan mengalami kenaikan bahan pajak
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, rumah tangga sebaiknya memanfaatkan
tabungan sekarang ini sebagai modal untuk menghindari beban pajak
modal yang lebih tinggi di masa mendatang.
Demikian pula jika perusahaan memperkirakan bahwa dimasa
datang pemerintah akan melakukan kebijakan moneter yang lebih
ekspansif, maka perusahaan akan menetapkan harga dan upah yang lebih
tinggi sekarang. Karena, jika tidak dinaikkan sekarng maka dimasa datang
keuntungan akan lebih kecil karena tergerogoti inflasi, yang merupakan
dampak ekspansi kebijkan moneter. Oleh karena itu, pemerintah di dalam
membuat kebijkan harus konsisten, agar terhindar dari tekanan inflasi.
Kegiatan investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik
langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti
pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman
modal tersebut. Bagi para investor, melalui pasar modal dapat memilih
obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko
yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui
5

pasar modal dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang
kelangsungan usaha.
Salah satu kegiatan investasi yang dapat dipilih oleh investor
adalah berinvestasi di pasar modal. Di Indonesia, investor yang berminat
untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia sendiri merupakan penggabungan
dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Juni
2002. Penggabungan ini dilakukan demi efisiensi dan efektivitas
operasional dan transaksi. Untuk memberikan informasi yang lebih
lengkap bagi investor tentang perkembangan bursa, BEI menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu
indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham.
Pasar modal merupakan salah satu tempat (media) yang
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan investasi baik
secara individu ataupun institusional dimana indeks merupakan cerminan
dari pasar modal (Pananda Pasaribu, dkk, 2009 : 1). Oleh karena itu, arah
dan besarnya perubahan indeks di pasar modal menjadi salah satu tolak
ukur bagi investor dalam rangka menanamakan modalnya di pasar modal.
Kehadiran pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor
karena pasar modal dapat menjadi alternatif sumber pembiayaan kegiatan
operasi perusahaan melalui penjualan saham maupun penerbitan obligasi
oleh perusahaan yang membutuhkan dana.

6

Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi dewasa ini
yang mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan
indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang ekonomi
negara yang bersangkutan. Pasar Modal memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,
yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana
bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau
investor. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.
Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrumen Keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lainlain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masingmasing instrumen Keuangan di atas. (Suad Husnan, 1998:6)
Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Tujuan pasar
modal di Indonesia adalah disamping untuk mengarahkan dana dari
masyarakat agar dapat disalurkan disektor-sektor yang lebih produktif,
juga ikut mewujudkan pemerataan pendapat melalui kepemilikan sahamsaham perusahaan.
Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham
Gabungan. Hal ini disebabkan indeks ini berisi atas seluruh saham yang
7

tercatat di Bursa Efek Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/IHSG). Oleh
karena itu melalui pergerakan indeks harga saham gabungan, seorang
investor dapat melihat kondisi pasar apakah sedang bergairah atau lesu.
Perbedaan kondisi pasar ini tentu memerlukan strategi yang berbeda dari
investor dalam berinvestasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
Indeks Saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral,
tingkat inflasi, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional,
peredaran uang, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara,
dll. Selain faktor tersebut, perilaku investor sendiri juga akan memberi
pengaruh terhadap pergerakan Indeks Saham.(Samsul, 2006:200).
Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian
Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi
leading indikator economic pada suatu negara. Pergerakan indeks sangat
dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara
maupun global. Adanya informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi
investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG.
Pergerakan aktivitas suatu sektor dalam perekonomian tidak
terlepas dari sektor - sektor perekonomian lainnya, sehingga kebijakan
yang berkaitan langsung dengan sektor tersebut akan berimbas pada
perekonomian secara makro. Dan peristiwa yang berkaitan dengan
lingkungan ekonomi makro seperti perubahan suku bunga, kurs valuta
asing serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan

8

oleh pemerintah turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume
perdagangan di pasar modal.
Secara garis besar, ada variabel Makroekonomi yang turut
berperan serta terhadap meningkatnya nilai IHSG, yaitu faktor-faktor yang
berasal dari domestik dan faktor asing. Faktor domestik berupa faktorfaktor fundamental suatu negara seperti inflasi, pendapatan nasional,
jumlah uang yang beredar, suku bunga, maupun nilai tukar Rupiah.
Berbagai faktor fundamental tersebut dianggap dapat berpengaruh pada
ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan Indeks.
Faktor asing merupakan salah satu implikasi dari bentuk globablisasi dan
semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh dunia. Kondisi ini
memungkinkan timbulnya pengaruh dari bursa-bursa yang maju
(developed) terhadap bursa yang sedang berkembang. Krisis yang
menagkibatkan jatuhnya bursa Amerika Serikat yang terjadi belakangan
ini telah menyeret bursa di Asia pada krisis tahun 2008, termasuk bursa
Indonesia.
Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan perubahan
kinerja perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di
pasar. Investor akan memberi nilai saham sesuai dengan kinerja
perusahaan saat ini dan prospek kinerja perusahaan dimasa mendatang.
Jika kinerjanya meningkat, maka harga saham akan meningkat dan jika
kinerja menurun, maka harga saham akan menurun. Jika salah satu
variabel makro berubah, maka investor akan bereaksi positif atau negatif
9

tergantung pada apakah perubahan variabel makro itu bersifat positif atau
negatif di mata investor. Reaksi investor terhadap perubahan variabel
makro tidak sama, ada yang memberikan reaksi positif dan reaksi negatif
kesemuanya tergantung pada kekuatan investor yang paling dominan.
Seperti halnya, kenaikan kurs US$ yang tajam terhadap rupiah akan
berdampak negatif terhadap emiten yang memiliki utang dalam bentuk
dollar, sementara produk emiten tersebut dijual secara lokal. Sementara
itu, emiten yang berorientasi ekspor akan menerima dampak positif dari
kenaikan kurs US$ tersebut. (Samsul, 2006:202).
Ekonomi makro membahas perekonomian, scara menyeluruh,
maka ekonomi makro memusatkan perhatian pada kebijaksanaan ekonomi
dengan

variabel-variabel

ekonomi

yang

secara

meneluruh

akan

mempengaruhi prestasi ekonomi tersebut. Variabel-variabel ekonomi yang
dimaksud antara lain adalah: tingkat pendapatan nasional, pajak, inflasi,
investasi nasional, jumlah uang

beredar, tingkat bung, investasi

internasional. Dan tujuan kebijksanaan ekonomi yang bersifat makro
bertumpuh pada, kesempatan kerja penuh, pertumbuhan ekonomi yang
cepat, penciptaan stabilitas harga, dan keseimbngan neraca pembayaran
internasional. Untuk mendukung cita-cita ekonomi ini, maka instrumen
yang

dapat

digunakan

adalah

melalui

berbagai

kebijaksanaan

makroekonomi, yang diantaranya melalui kebijaksanaan moneter, yaitu
kebijakan melalui pengaturan jumlah uang beredar dengan peralatan suku
bunga untuk menghindari inflasi yang tinggi dan berkepanjangan. Dan
10

kebijaksanaan ekonomi luar negeri, yaitu kebijksanaan penanaman modal
asing, yang dapat menaikan nilai kapitalisasi pasar. (Zakaria, 2008:2).
Fenomena dan informasi yang ada saat ini sangat mempengaruhi
tingkat kepekaan pasar modal terhadap harga saham dan volume
perdagangan saham yang akan berdampak pada return saham yang akan
diperoleh, ini dikarenakan bahwa analisis kondisi ekonomi merupakan
dasar dari analisis sekuritas, dimana jika kondisi ekonomi buruk maka
kemungkinan besar tingkat pengembalian (return) saham-saham yang
beredar akan merefleksikan penurunan yang sebanding atau return yang
abnormal.

Sebaliknya,

jika

kondisi

ekonomi

baik

maka

akan

merefleksikan harga saham akan baik pula yang akan berdampak positif
pada pengembalian saham (return). Dan reaksi pasar sebagai suatu sinyal
terhadap informasi adanya suatu peristiwa tertentu dapat mempengaruhi
nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume
perdagangan saham yang terjadi.
Di Indonesia kebijakan tingkat suku bunga dikendalikan secara
langsung oleh Bank Indonesia melalui BI rate. BI rate merupakan respon
bank sentral terhadap tekanan inflasi dan jumlah uang yang beredar di
masyarakat, agar ke depannya tetap berada pada sasaran yang telah
ditetapkan. Perubahan BI rate sendiri dapat memicu pergerakan di pasar
saham Indonesia. Penurunan BI rate secara otomatis akan memicu
penurunan tingkat suku bunga kredit maupun deposito. Bagi para investor,
dengan penurunan tingkat suku bunga deposito,akan mengurangi tingkat
11

keuntungan yang diperoleh bila dana yang mereka miliki diinvestasikan
dalam bentuk deposito. Selain itu dengan penurunan suku bunga kredit,
biaya modal akan menjadi kecil, ini dapat mempermudah perusahaan
untuk memperoleh tambahan dana dengan biaya yang murah untuk
meningkatkan

produktivitasnya.

Peningkatan

produktivitas

akan

mendorong peningkatan laba, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi para
investor untuk berinvestasi di pasar modal.
Selain tingkat suku bunga BI, uang beredar juga memegang
peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan
jumlah uang beredar akan mempengaruhi pengeluaran agregat dalam
perekonomian, masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak
mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat mencapai
tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi tanpa
menimbulkan inflasi yang cukup tinggi. Tentunya hal ini akan menarik
minat para investor untuk menanamakan dananya di Indonesia, karena
inflasi yang terkendali akan mewujudkan kesempatan kerja penuh,
sehingga akan menaikkan tingkat produksi yang berdampak kepada
meningkatnya penjualan perusahaan, dan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
Indonesia juga termasuk kedalam salah satu negara penghasil
minyak yang terdaftar sebagai anggota OPEC, dimana salah satu
komoditas yang diekspornya adalah minyak, dengan nilai kapitalisasi
perusahaan pertambangan yang cukup signifikan. Hal ini mengakibatkan
12

kenaikan harga minyak dunia akan mendorong kenaikan harga saham
perusahaan tambang. Hal ini tentunya akan mendorong kenaikan IHSG.
Kemampuan Indonesia melalui resesi global tanpa menimbulkan
guncangan yang berarti pada perekonomian telah mendorong setidaknya 3
lembaga rating internasional untuk memperbaiki performa sovereign
rating dan outlook Indonesia. Moody’s menaikkan sovereign rating dari
Ba3 menjadi Ba2 dengan outlook ‘stabel’ pada 16 September 2009.
Standard & Poor’s (S&P) menaikkan outlook dari ‘stabel’ menjadi
‘positive’ dengan rating BB pada 23 Juni 2009. Sementara Rating and
Investment Information (R&I) mengkonfirmasi kembali rating Indonesia
pada level BB+ dengan outlook ‘stabel’ pada 8 Juni 2009, Perbaikan
rating, indeks dan persepsi internasional menjadi faktor yang sangat
penting karena merupakan acuan bagi investor dalam menentukan target
investasi mereka. (Direktorat Internasional, Bank Indonesia, 2010:147).
Hal ini tentunya dapat mempengaruhi volume perdagangan saham di
Indonesia, sehingga berdampak kepada naiknya IHSG.
Dapat dikatakan Indonesia sedang mengalami masa pertumbuhan,
karena Indonesia mampu tumbuh 4,5% pada tahun 2009 saat beberapa
negara lain menderita pertumbuhan negatif dan menjadikan Indonesia
berperforma terbaik ketiga setelah Cina dan India. Adapun itu terjadi salah
satunya karena perusahaan-perusahaan aktif melakukan kegiatan ekspor
dan impor. Salah satu faktor yang melancarkan kegiatan ekspor dan impor
tersebut adalah adanya mata uang sebagai alat transaksi. Bagi perusahaan13

perusahaan yang aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor kestabilan
nilai kurs mata dollar terhadap rupiah menjadi hal yang penting. Sebab
ketika nilai rupiah terdepresiasi dengan dollar Amerika Serikat, hal ini
akan mengakibatkan barang-barang impor menjadi mahal. Apabila
sebagian besar bahan baku perusahaan menggunakan bahan impor, secara
otomatis ini akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya
produksi ini tentunya akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.
Turunnya tingkat keuntungan perusahaan tentu akan mempengaruhi minat
beli investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan. Secara
umum, hal ini akan mendorong pelemahan indeks harga saham di negara
tersebut.
Seperti yang telah diungkapkan di atas, ada banyak faktor yang
mempengaruhi pasar modal. Pada umumnya apabila tingkat suku bunga
dan harga energi dunia turun, maka indeks harga saham di suatu negara
akan naik. Dengan tingkat suku bunga yang rendah serta harga energi yang
murah, perusahaan dapat dengan leluasa mengembangkan kegiatannya,
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan perolehan labanya. Apabila
laba perusahaan meningkat, maka investor tentu akan tertarik untuk
membeli saham emiten tersebut sehingga dapat mendorong kenaikan
volume perdagangan saham, yang berdampak kepada naiknya indeks
harga saham, sehingga dapat disimpulkan perubahan kebijakan ekonomi
makro dapat menaikkan indeks prestasi pasar, yang dalam hal ini di ukur
melalui Indeks Harga Saham Gabungan, Volume Perdagangan, dan nilai
14

kapitalisasi pasar. Kemampuan Indonesia dalam menghadapi resesi global
mempunyai dampak tersendiri, yaitu perekonomian Indonesia tetap stabil.
Kestabilan perekonomian Indonesai inilah yang memberikan nilai lebih,
dimata investor, sehingga investor tetap melakukan aksi jual beli di bursa
seperti hari-hari perdagangan biasanya. (Gumanti dan Palupi, 2010:32).
Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui
pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar Rp./USUS$, dan uang
beredar terhadap volume perdagangan diantaranya adalah penelitian
Heryanto (2010:78), dan menemukan bukti bahwa secara individual hanya
variabel suku bunga saja, yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
volume perdagangan saham. Penelitian Habib (2007:72), menunjukkan
bahwa volume perdagangan saham di BEI dipengaruhi oleh suku bunga
SBI dan nilai tukar Rp/US$. Penelitian Dimas Ngurah Indraloka
(2010:61), menunjukkan IHSG di BEI, dipengaruhi oleh variabel
makroekonomi dan harga minyak dunia, akan tetapi secara individual nilai
tukar Rp/US$ tidak berpengaruh terhadap IHSG. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Abbas Valadkhani, et al (2006:11) tentang pengaruh
variabel makro ekonomi Thailand dan Pasar Modal Internasional terhadap
Pasar modal Thailand memberikan hasil bahwa variabel makro ekonomi
seperti tingkat suku bunga, nilai tukar baht, indeks harga konsumen dan
jumlah penawaran uang tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pergerakan pasar modal Thailand, sementara perubahan harga

15

minyak memberikan pengaruh yang negatif bagi pasar modal Thailand
hanya untuk periode sebelum krisis pada tahun 1997.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian tentang pengaruh
tingkat inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga, nilai tukar Rp./US$, serta
harga minyak dunia, harga emas dunia, dan indeks cenderung tidak
konsisten atau berbeda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain.
Dengan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian ini, serta pengaruh
ekonomi dunia yang memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia,
maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Faktor Domestik dan
Faktor Asing Makroekonomi Terhadap Prestasi Indeks Pasar. (Studi
Kasus Pada Pasar Modal Indonesia)”
B. Rumusan Masalah
Mencermati adanya pengaruh variabel makroekonomi faktor
domestik dan variabel makroekonomi faktor asing yang digunakan dalam
memaksimalkan nilai investasi investor, terutama dalam fluktuasi IHSG
yang merupakan salah satu faktor penting yang menjadi acuan bagi
investor untuk melakukan penanaman modalnya di pasar modal. Maka
penelitian ini di rancang untuk menjawab masalah-masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variabel makro domestik (suku bunga SBI, nilai
tukar Rp/US$, inflasi, dan jumlah uang beredar) terhadap prestasi
Indeks pasar.

16

2. Bagaimana pengaruh variabel makro asing (harga minyak dunia, harga
emas dunia, indeks NIKKEI, indeks Dow Jones) terhadap prestasi
Indeks pasar.
Masalah penelitian ini berpijak kepada masalah investor dalam
menentukan investasinya, yaitu melihat kondisi makro suatu negara yang
akan

diinvestasikannya

dan

juga

melihat

kepada

bertumbuh

kembangannya ekonomi duia. Hal ini sangat rasional mengingat investor
selalu ingin menjaga keuntungan dan menghindar dari resiko (risk averse),
sehingga apakah setiap perubahan kondisi pasar perlu membentuk strategi
baru dalam menghadapinya.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan terkait dengan
pokok permasalahan yang telah di uraikan di atas adalah sebagai
berikut
a. Untuk menganalisis pengaruh variabel makro domestik (suku
bunga SBI, nilai tukar Rp/US$, inflasi, dan jumlah uang beredar)
terhadap prestasi indeks pasar sutau negara.
b. Untuk menganalisis pengaruh variabel makro asing (harga minyak
dunia, harga emas dunia, indeks NIKKEI, indeks Dow Jones)
terhadap prestasi indeks pasar sutau negara.

17

2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan memberikan manfaat ganda,
yakni manfaat akademis maupun praktis.
a). Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan
bermanfaat untuk:
1. Bagi peneliti untuk mendapatkan pengambangan dan melatih
diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.
2. Bagi civitas akademik dapat menambah informasi sumbangan
pemikiran dan bahan kajian penelitian.
b). Dari segi perspektif praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang
bermanfaat untuk:
1. Bagi investor dalam mengambil keputusan investasi, terutama
keputusan berinvestasi pada saham-saham yang masuk dalam
Bursa Efek Indonesia dengan memperrtimbangkan keadaan
makroekonomi, sehingga dapat menentukan strategi yang
digunakan agar dapat bertahan dalam setiap perubahan kondisi
pasar (bullish atau bearish), sehingga dapat memperoleh return
yang optimal pada tingkat risiko yang tertentu.
2. Bagi pihak bursa, penelitian ini berguna untuk mengevaluasi
kinerja pasar modal dalam negeri, sehingga dapat mengambil
solusi yang tepat dalam memperbaiki kinerjanya.

18

3. Bagi pemerintah, hasil studi ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi pemerintah dalam menentukan suatu kebijakan
strategis dalam mengahadapi permasalahan di pasar modal.

19

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal Indonesia
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument
Keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrument derivative maupun
instrument lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya. (Ridwan S. Sundjaja, dkk., 2010:427).
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrument Keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik
dalam bentuk utang maupun dalam bentuk modal sendiri. Kalau pasar
modal merupakan pasar untuk surat berharga jangka panjang, maka
pasar uang (money market) pada sisi yang lain merupakan pasar surat
berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang
merupakan

bagian

dari

pasar

Keuangan

(financial

market).

(Sudarsono, 2003:182).
Undang-undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal di Indonesia mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
20

perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
2. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend
pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada
suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. (Ridwan S. Sundjaja
dkk., 2010:465). Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi
para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual,
menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Di bursa efek
Indonesia terdapat 7 (tujuh) jenis indeks, antara lain:
1. Indeks individual, menggunakan indeks harga masing-masing
saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham
yang tercatat di BEI.
2. Indeks harga saham sektoral, menggunakan semua saham yang
termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor Keuangan,
pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sktoral terbagi menjadi
Sembilan sektor yaitu: pertanian, pertamabngan, industri dasar,
aneka industri, konsumsi, property, infrastruktur, Keuangan,
perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua
saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.
Indeks harga saham gabungan pertama kali diperkenalkan pada
21

tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham
yang tercatat di bursa, baik saham biasa maupun sham preferen.
4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan
dengan mengacu kepada 2 varaiabel yaitu likuiditas perdagangan
dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru
yang masuk kedalam LQ-45 tersebut.
5. Indeks syariah atau JII ( Jakarta Islamic Index ). JII merupakan
indeks yang terdiri dari 30 saham mengakomodasi syariat investasi
dalam islam atau Indeks yang berdasarkan syariah islam. Dengan
kata lain, dalam indeks ini dimasukkan saham-saham yang
memenuhi kriteria investasi dalam syariat islam. Saham-saham
yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan
usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
-

Usaha

perjudian

dan

permainan

tergolong

judi

atau

perdagangan yang dilarang.
-

Usaha lembaga Keuangan konvensional, baik perbankan
maupun asuransi.

-

Usaha

yang

memproduksi,

mendistribusi

serta

memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong
haram.
-

Usaha

yang

memproduksi,

mendistribusi

dan

/atau

menyediakan brang-barang ataupun jasa yang merusak moral
dan bersifat mudharat.
22

6. Indeks papan utama dan papan pengembangan. Yaitu indeks harga
sham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang
tercatat di BEI yaitu kelompok papan utama dan papan
pengembangan.
7. Indeks KOMPAS 100, merupakan indeks harga saham hasil
kerjasama Bursa Efek Indonesia denan harian KOMPAS. Indeks
ini meliputi 100 saham.
B. Makroekonomi
Sesuai dengan namanya “makro” berarti besar. Dengan demikian,
teori ekonomi makro menganalisis keseluruahn kegiatan perekonomian,
bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam menganalis mengenai
kegiatan pembeli, misalnya, yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah
laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan pembeli yang ada di pasar.
Kita juga tidak lagi memperhatikan permintaan dan penawaran terhadap
suatu barang, melainkan permintaan dan penawaran barang-barang secara
keseluruhan. (Rahardja dan Manurung, 2006:8).
Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan.
Biasanya yang diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan
langsung. Perumus kebijaksanaan ekonomi, khususnya yang menangani
tingkat makronasional harus sesuai dengan hal yang berkaitan dan bersifat
konkret. Para ekonom yang peka terhadap perkembangan dunia, dan
memperhatikan pentingnya psikologi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan
23

ekonomi, karena itu menjelaskan bahwa munculnya gejala inflasi yang
tidak terkendali, perubahan tingkat bunga atau kurs yang merugikan, serta
jumlah pengeluaran untuk belanja rutin bukan untuk pembangunan, adalah
hal

yang

konkret.

Makin

buruk

kualitas

faktor

psikologis

makroekonominasional, makin hebat ketidak percayaan dan pelambatan
laju pertumbuhan ekonomi akan berinteraksi satu sama lain dan
menghasilnya

stagnasi,

bahkan

kemerosotan

ekonomi.

(Kuntjoro,

2003:68).
Menurut Pananda Pasaribu (2009:2), faktor asing merupakan salah
satu implikasi dari bentuk globalisasi dan semakin terintegrasinya pasar
modal di seluruh dunia. Kondisi ini memungkinkan timbulnya pengaruh
dari bursa-bursa yang maju terhadap bursa yang berkembang. Oleh karena
itu, perubahan di satu bursa juga akan ditranmisikan ke bursa negara lain,
dimana bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang kecil. Dan
faktor luar negeri yang cukup memegang peranan penting dalam
pergerakan bursa Indonesia adalah harga komoditi, dalam hal ini harga
komoditi diproksi oleh harga minyak dunia. Sedangkan