73
BAB IV PERANAN THE UNITED NATIONS ON DRUGS AND CRIME UNODC
DALAM KERJASAMA PENANGANAN KASUS NARKOBA DENGAN NEGARA-NEGARA DI ASEAN
A. Latar Belakang Terjadinya Kasus Narkoba Pada Negara-Negara di
ASEAN
Beberapa negara Asia Tengara merupakan produsen utama narkotika dan sebagai tempat transit obat-obatan terlarang yang akan diekspor ke Amerika
Utara, Eropa, dan negara-negara di Asia lainya. Segitga emas adalah salah satu wilayah penghasil narkotika yang terkemuka di dunia.Perdagangan narkoba di
segitga emas tidak lagi sebuah industri berbasis individu dan tersebar seperti di tahun 1980-an, tetapi telah menjadi sangat cangih dan terorganisir, terutama di
bagian utara Myanmar. Budidaya opium, pembelian, transportasi, produksi, dan penjualan, meskipun tersebar tetapi terkordinasi dengan baik.Sebelumnya, bisnis
narkoba dijalankan oleh satu Mafia lokal, benar-benar mengendalikan perusahan di wilayahnya sendiri. Tapi harini agen sering bekerja sama untuk menjalankan
perusahan obat di wilayah masing- masing. Sebagai contoh, pada tahun 1984, di antara lebih dari empat puluh pabrik obat di sepanjang perbatasan Myanmar-Cina
yang dioperasikan oleh dua atau lebih mafia narkoba yang terpisah. Arus globalisasi dan dampak dari krisis dunia telah menyebabkan peningkatan aksi-aksi
kejahatan yang melintas batas suatu negara transnational crime.Kawasan Asia Tenggara telah menjadi salah satu kawasan yang berpotensi dijadikan kawasan
jaringan kejahatan internasional.Dibukanya pasar bebas Asia Tenggara AFTA tahun 2003 merupakan salah satu celah yang telah dimanfaatkan oleh pelaku
Universitas Sumatera Utara
74
kejahatan transnasional untuk mengembangkan pengaruhnya.Selain itu, negara- negara dikawasan Asia Tenggara cenderung memiliki institusi dan lembaga
pemerintahan yang lemah serta korup.Hal ini menjadi faktor pendorong peningkatan kejahatan transnasional.Salah satu dari kejahatan internasional adalah
perdagangan narkotika ilegal. Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang tingkat kejahatan
transnasionalnya relatif tinggi khususnya perdagangan narkotika .Hal ini disebabkan karena kejahatan transnasional marak terjadi di kawasan dimana
negara negaranya diatur oleh pemerintahan yang korup dan lembaga pemerintahan yang lemah.Faktor tersebut merupakan latar belakang tingginya tingkat kejahatan
transnasional khususnya peredaran narkotika di Asia Tenggara. Menurut WHO 1982 narkoba narkotika dan obat atau bahan berbahaya
adalah semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukkan kedalam tubuh dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis termasuk makanan,
air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal. Contohnya seperti opioda morfin, heroin, kokain, ganja, dan alkohol yang mana
memiliki efek dapat merubah fungsi berpikir, perasaan dan perilaku orang yang memakainya namun sayang seringkali zat yang seharusnya berfungsi sebagai obat
malah disalahgunakan dengan cara dipakai dalam dosis yang kecil maupun besar untuk dinikmati efeknya, penyalahgunaan ini dapat menyebabkan ketergantungan.
Kejahatan perdagangan narkotika memiliki ciri-ciri: terorganisir organized crime, berupa sindikat, terdapat suatu dukungan dana yang besar serta
peredarannya memanfaatkan teknologi canggih. Modus peredaran gelap narkotika
Universitas Sumatera Utara
75
internasional selalu melibatkan warga negara asing dan berdampak terhadap teritorial dua negara atau lebih serta selalu didahului persiapan atau perencanaan
yang dilakukan diluar batas teritorial negara tertentu. Semakin canggih teknologi telah dimanfaatkan oleh pelaku perdagangan narkotika ilegal untuk
menyelundupkan narkotika illegal dari suatu negara ke negara lain seperti penggunaan kapal selam dan pesawat terbang. Adapun modus lain dari pengedar
narkotika adalah menggunakan wanita sebagai kurir. Penggunaan wanita sebagai kurir narkotika dianggap sebagai cara aman dan tidak dicurigai oleh pihak
keamanan suatu negara. Berkaitan dengan perdagangan narkotika ilegal ada tiga elemen penting didalamnya yaitu daerah yang menjadi pemasok, orang atau
organisasi yang mendistribusikan narkotika serta pengguna atau pemakai narkotika.
Dengan jumlah penduduk Asia Tenggara yang hampir 500 juta jiwa, menjadikan wilayah ini bukan saja sebagai produksi terbesar obat-obatan
berbahaya, namun juga sebagai pasar yang cukup potensial bagi para produsen dan pengedar narkotika. Perdagangan narkotika ilegal tidak terlepas dari Asia
Tenggara merupakan salah satu penghasil obat-obatan terlarang terbesar didunia setelah “Bulan Sabit Emas” Afganistan, India, Pakistan dan Colombia. Sebutan
“Segitiga Emas” atau The Golden Triangle yang merupakan daerah perbatasan Thailand, Myanmar dan Laos merupakan penghasil 60 persen produksi Opium
dan Heroin di dunia. Jaringan Golden Triangle yang beroperasi di Myanmar, Burma, Thailand, Amerika Selatan dengan pusatnya Bangkok, Thailand, memiliki
Universitas Sumatera Utara
76
keterlibatan dengan kelompok jaringan internasional Golden Crescent yang beroperasi di Iran, Pakistan dan Afghanistan dengan pusatnya di Pakistan
Perdagangan narkotika tidak lepas dari peranan kelompok sindikat perdagangan narkotika internasional yang berperan sebagai drug dealer dalam
menyelundupkan narkotika ke kawasan Asia Tenggara. Munculnya berbagai masalah dan hambatan yang ditimbulkan olehpenyalahgunaan dan perdagangan
narkotika ilegal ini membuat keberadaan suatuorganisasi yang dapat menanggulangi masalah tersebut dirasakan sangat perlu. Kerjasama antar negara
dalam pemberantasan peredaran gelap narkotika harus dikembangkan karena tidak mungkin suatu negara dapat memberantas peredaran gelap narkotika berdimensi
internasional. Dalam mengangkat pembahasan mengenai perjalanan perdagangan
narkotika Asia Tenggara dinilai cukup tinggi hal ini dibuktikan dengan adanya Golden Triangle atau segitiga emas negara pusat produksi, penyelundupan dan
perdagangan narkotika terbesar di Asia Tenggara. Golden Triangle beranggotakan Thailand, Myanmar dan Laos dimana Myanmar sebagai salah satu opium terbesar
di dunia sementara Laos sebagai negara penghasil opium terbesar kedua dan Thailand mendominasi produksi narkotika jenis ekstasi, sabu sabu dan narkotika
cair lainnya di Asia Tenggara. Fakta inilah yang menjadi faktor utama mengapa Thailand pernah menjadi negara dengan tingkat pengguna narkotika tertinggi di
dunia, sementara Phnom Penh Kamboja
100
100
www.voaindonesia.comaperdagangan-obat-terlarang diakses tanggal 02 Pebruari
2017 Pukul 20.
00
Wib.
merupakan pusat money laundering pencucian uang dari hasil keuntungan penjualan narkotika dan kejahatan
Universitas Sumatera Utara
77
transnasional lainnya seperti penyelundupan senjata ilegal, perdagangan manusia, cyber crime, dan lain sebagainya
101
Myanmar merupakan poin penting dalam Golden Triangle karena Myanmar bertugas sebagai distributor opium ke seluruh dunia, Myanmar bukan
lagi sebagai negara transit dari narkotika namun sebagai negara pembuat narkotika nomor satu. Selama ratusan tahun, provinsi Shan dari Myanmar yang
sebelah timurnya berbatasan dengan Cina, sebelah baratnya berbatasan dengan Thailand dimana kota Maesai berada menjadi tempat ladang opium yang paling
utama karena selain tanah dan iklimnya cocok, lokasinya juga strategis karena terisolir.
.
102
Berbeda dengan Kolombia atau kawasan Amerika Latin lainnya yang lebih didominasi oleh peredaran dan perdagangan kokain, Asia Tenggara
merupakan kawasan pusat produksi heroin, opium dan sejenisnya yang merupakan olahan dari tanaman opium poppy. Di kawasan The Golden Triangle,
heroine di distribusikan ke Thailand melalui rute khusus perdagangan gelap narkoba.Narkotika lainnya masuk ke provinsi Yunnan-Cina dan tujuan akhirnya
adalah Guangdong, Hongkong dan Macau. Disamping itu Ho Chi Minh City, Manila dan Phnom Penh juga menjadi komponen penting dalam hal distribusi
drugs ke pasar internasional, karena tujuan distribusi yang berbeda membuat narkotika tersebut harus melewati tempat atau negara transit untuk memberika
supply terhadap pasar domestik dan pasar internasional.
103
101
Zarina Othman, Myanmar,Illicit Drug Trafficking and Security implication. diakses tanggal 02 Pebruari 2017 Pukul 20.
00
Wib..
102
The Golden Triangle-Maesai Thailand. http:smulya.multiply.comjournal item46 diakses tanggal 02 Pebruari 2017 Pukul 20.
00
Wib.
103
Ralf Emers, “The Threat of transnational crime in Southeast Asia: drug trafficking, human smuggling and trafficking and sea piracy”. UNISCI Discussion Papers, N
ǖm. 2, mayo - sinmes, diakses tanggal 02 Pebruari 2017 Pukul 20.
00
Wib..
Universitas Sumatera Utara
78
Peredaran Narkotika tidak hanya terjadi sebatas pada negara anggota Golden Triangle saja namun di tiap tiap negara Asia Tenggara pasti menghadapi
masalah yang sama seperti di negara Brunei Darussalam terdapat methampetamine kristal, cannabis ganja dan ekstasi menjadi fokus pemerintahan
karena penggunaannya yang meningkat drastis. Sementara itu di Kamboja di dominasi oleh methamphetamine pil, kristal dan juga bubuk. Di Indonesia sendiri
merupakan negara penghasil ganja cannabismarijuana terbesar terutama di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dimana disana banyak terbentang ladang
ganja dan ditunjang dengan iklim dan kondisi tanah disana yang membuat tanaman ini tumbuh subur tanpa metode pertanian, selain ganja di Indonesia juga
terdapat heroin, ekstasi dan sabu sabu. Laos sebagai anggota dari Golden Triangle memiliki empat jenis narkotika yang beredar disana antara lain adalah heroin,
cannabis ganja, opium, methampethamine pils. Malaysia jenis narkotikanya sangat variatif antara lain heroin, morfin, cannabis, opium ekstasi meskipun
bervariasi jenis narkotika yang masuk tapi Malaysia berhasil melakukan penanggulangan permasalahan yang ada. Myanmar juga sebagai anggota dari
Golden Triangle sudah jelas bahwa merupakan negara sebagai penghasil dan pengedar heroin terbesar karena disana terdapat ladang opium yang merupakan
bahan dasar dari heroin. Di Filipina narkotika yang mendapat perhatian pemerintah adalah sabu sabu dan cannabis, di Singapura juga bervariasi jenis
narkotika yang masuk tetapi karena kondisi geografis Singapura yang relatif kecil membuat pemerintah mampu mengatasi penanganan produksi dan penggunaan
narkotika dengan efektif.
Universitas Sumatera Utara
79
Sementara itu di Thailand yang juga merupakan negara anggota dari Golden Triangle yang juga menjadi negara transit narkotika ke pasar
internasional, jenis narkotika yang banyak disini adalah ya’ba.Dan Vietnam juga merupakan negara yang sukses menanggulangi peredaran narkotika di negaranya
dan jenis narkotika yang sempat beredar disana adalah heroin
104
B. Peranan Hukum dalam Penanganan Kasus Narkoba di ASEAN