29
Bila dilihat kembali, yang ditawarkan UNODC tidak lain adalah hal yang sama dan pernah dikumandangkan CMO 1987 serta guiding principles 1998.
Hanya kali ini UNODC merangkai pendekatan berimbang dengan pendekatan yang mengedepankan aspek kesehatan publik serta aspek hak asasi manusia untuk
mendapatkan akses pada pelayanan kesehatan. Hal itu dilihat dari pendekatan UNODC untuk menengarai pengobatan dan rehabilitasi penyalah guna narkoba
sebagai upaya yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak buruk akibat dari penyalah guna obat-obatan.
Konsekuensinya muncul paradigma baru, yakni dengan melihat penyalah guna obat-obatan sebagai korban victim yang membutuhkan perawatan serta
munculnya pendekatan-pendekatan baru yang masih kontroversial di percaturan dunia internasional, seperti harm reduction yang antara lain menyangkut langkah
pemberian jarum suntik bersih aga rpenyalahguna narkoba tidak menggunakan jarum suntik yang terkontaminasi virus HIVAIDS, substitution treatment dengan
menggantikan pola penyuntikan dengan zat-zat psikoaktif lain melalui cara oral dan distribusi kondom dalam upaya untuk mencegah penyebaran HIVAIDS di
kalangan perilaku seks bebas.
35
B. Pengertian The United Nations on Drugs andCrime UNODC
Saat ini negara-negara di dunia tengah memperingati 100 tahun terbentuknya rezim global tentang pengawasan obat-obatan drug control di
bawah naungan Konferensi Shanghai China yang berdiri semenjak 1909.
35
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
30
Munculnya rezim itu merupakan suatu perkembangan dari bentuk kolonialisme barat akan kebutuhan obat pengurang rasa sakit yang berasal dari kokain dan
sejenisnya serta manifestasinya terhadap sosio-ekonomi masyarakat yangmerupakan korban penjajahan dan perdagangan kokain dan narkotika.
36
Banyak orang yang menginginkan dapat mengkonsumsinya membuat permintaan pasar yang berkaitan dengan kokain meningkat. Hal tersebut
menyebabkan muncul kesadaran dunia untuk mengelola dan mengawasi perdagangan kokain dan zat terlarang lainnya, untuk kepentingan medis dan
pengetahuan, bukan untuk kepentingan rekreasi pribadi yang diprakarsai Konferensi Shanghai China. Selanjutnya, secara perlahan pengawasan obat-obatan
mulai tertuang dalam perjanjian-perjanjian internasional yang berawal dari Konvensi Den Haag 1912. Perlahan juga perjanjian-perjanjian pengawasan obat-
obatan, khususnya narkotika mulai di-broker dikembangkan organisasi internasional, seperti Liga Bangsa-Bangsa LBB setelah Perang Dunia pertama
dan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB setelah Perang Dunia kedua. Saat ini terdapat tiga perjanjian internasional yang berada di bawah naungan PBB dan
ditaati negara-negara anggota PBB, yakni Single Convention on Narcotic Drugs 1961 yang diamendemen dengan Protokol 1972, UN Convention on
Manifestasi yang paling jelas terlihat dan berdampak buruk adalah meningkatnya masyarakat dunia akan penyalahgunaan kokain dan obat
klasifikasi dari turunan opium, seperti heroin, morfin, dan candu serta timbulnya perdagangan gelap kokain dan sejenisnya karena merupakan pasar yang sangat
lucrative menggiurkan dengan keuntungan finansial.
36
Ibid , hal.19.
Universitas Sumatera Utara
31
Psychotropic Substances 1971, dan UN Convention against Illicit Traffic in
Narcotic Drugs and Psychotropic Substances 1988.
37
Konvensi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk : Permasalahan obat-obatan terlarang merupakan sebuah ancaman serius
bagi setiap negara, untuk itu bersama dengan negara-negara di dunia, PBB melakukan pertemuan terkait permasalahan obat-obatan terlarang di New York
pada tahun 1961 yang disebut dengan Single Convention On Narcotics Drugs.
38
1. Menciptakan satu konvensi internasional yang dapat diterima oleh
negaranegara di dunia dan dapat mengganti peraturan mengenai pengawasan internasional terhadap penyalahgunaan narkotika yang terpisah-pisah di 8
bentuk perjanjian internasional. 2.
Menyempurnakan cara-cara pengawasan peredaran narkotika dan membatasi penggunaannya khusus untuk kepentingan pengobatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan. 3.
Menjamin adanya kerjasama internasional dalam pengawasan peredaran narkotika untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diatas.
Setelah konvensi berjalan, banyak jenis obat-obatan baru yang dilarang peredarannya dan semakin banyak negara-negara yang meratifikasi hasil dari
konvensi tersebut. Kemudian di tahun 1997, PBB membentuk sebuah badan yang bernama United Nation Office on Drugs and Crime UNODC, yang merupakan
penggabungan dari United Nation Drug Control Program dan The Centre For
37
Ibid.
38
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negri R.I,”Kerjasama ASEAN Dalam Menanggulangi Kejahatan lintas negara, Khususnya Penyalahgunaan Narkotika
dan Obat Berbahaya dan Obat Berbahaya” . Jakarta. 2000, hal.42.
Universitas Sumatera Utara
32
International Crime Prevention .
39
39
Kerjasama Asean-Deplu, Dalam Membahas Masalah Perdagangan Ilegal Narkotika Dan Obat-Obatan Barbahaya,
Jakarta, 2000, hal.25.
UNODC bertugas untuk mengontrol kejahatan obat terlarang serta memerangi kejahatan internasional lainnya seperti organisasi
kejahatan internasional, terorisme, pencucian uang, penjualan manusia dan penyelundupan barang-barang palsu atau bajakan diseluruh dunia. Misi dari
UNODC adalah untuk berkontribusi terhadap pencapaian keamanan dan keadilan bagi semua orang dengan membuat dunia lebih aman dari narkoba, kejahatan,
korupsi dan terorisme. Ketiga konvensi internasional tersebut merupakan dasar hukum
internasional dari rejim pengawasan obat-obatan internasional yang, antara lain mengatur dan mengawasi perdagangan legal narkotika, psikotropika dan terakhir
prekursor, yakni zat-zat kimia yang dapat digunakan untuk memproduksi narkotika dan psikotropika.
Sejak 1960-an terbentuk lembaga internasional yang disebut United Nations Office on Drugs and Crime
atau disingkat UNODC dan International Narcotics Control Board
INCB yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan ketiga konvensi dimaksud United Nations Office on Drugs and Crime UNODC
adalah kantor perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berada dibawah naungan Dewan Ekonomi dan Sosial dalam menangani permasalahan obat-obatan
terlarang dan kejahatan yang melewati batas-batas wilayah bangsa dan negara serta melaksanakan program-program dan konvensi PBB dalam melawan
kejahatan yang terorganisir dan korupsi.
Universitas Sumatera Utara
33
Tujuan utama United Nations Office on Drugs and Crime UNODC dalam memerangi tindak pidana korupsi adalah sebagai penjagankonvensi
antikorupsi agar dapat diterapkan negara anggota dengan benar, yang cakupannya berada pada kawasan Asia Pacifik, Asia Selatan, Eropa, Afrika, Amerika Latin.
Didirikan pada tahun 1997, UNODC memiliki sekitar 500 anggota staf di seluruh dunia. Kantor pusatnya terletak di Wina dan mengoperasikan 20 kantor lapangan,
serta kantor penghubung di New York dan Brussels.
40
Awal mula keberadaaan UNODC di kawasan Asia Pasifik ditandai dengan adanya program Alternative Development pada tahun 1971 untuk mengganti
tanaman alternatif terhadap petani candu opium di kawasan segi tiga emas yang berfokus pada negara Thailand. Hingga PBB memutuskan untuk mendirikan
kantor perwakilan di Thailand sebagai kantor pusat untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik. Selanjutnya pada tahun 1986, PBB memberikan bantuan dana untuk
program kontrolpengawasan penyalahgunaan narkoba dengan mendirikan sebuah Ruang lingkup kegiatan UNODC tertuju pada masalah atau topik yang
menjadi trend dalam bidang keamanan internasional, yang terdiri dari program pembangunan berkelanjutan, HIVAIDS, Korupsi, pencegahan terhadap
narkotika, peradilan pidana, reformasi penjara, pencegahan terhadap kejahatan, Money laundry,Organized Crime, Human Trafficking serta Pembajakan yang
berskala internasional. Pada tahun 2002, Majelis Umum menyetujui program yang kegiatannya diperluas kepada Pencegahan kejahatan Teroris yang merupakan
cabang baru bagi UNODC.
40
Elvira Febrian Palimbongan,, Jurnal Hubungan Internasional, Upaya ASEAN Dalam Menananggulangi Perdaganagan Dan Peredaran Narkotika Illegal Di Kawasan Asia Tenggara,
Jakarta, 2013, hal.51
Universitas Sumatera Utara
34
badan yaitu United Nations Fund for Drug Abuse Control UNFDAC yang dimana lebih bersifat field-office dengan asumsi bahwa badan tersebut melakukan
sebuah aplikasi secara langsung di lapangan, sehingga tanggung jawab yang diembannya lebih luas dan besar.
41
Pada tahun 2002 kantor United Nations Office for Drug Control and Crime Prevention
UNODCCP berganti nama menjadi United Nations Office on Drugs and Crime
UNODC sebagai kantor pusat regional perwakilan yang berada di wilayah Kawasan Asia Timur dan Pasifik Asia-Pasifik Bangkok,
Thailand. Pada tanggal 1 Juli 2009, kantor Pusat mengawasi kegiatan UNODC yang ada di 34 negara pada teritorial kawasan Asia Timur dan Pasifik, dalam
melaksanakan program dari kantor perwakilan yang ada di Laos, Myanmar, serta Vietnam. Saat ini UNODC juga memiliki proyek pada negara Kamboja, China,
dan Indonesia. Tahun 1991, United Nations International Drug Control Programme
UNDCP sebagai badan yang menaungi badan UNFDAC kedepannya memperluas mandat geografis sebagai kantor pusat regional yang terletak di
Thailand yang cakupannya hanya tertuju pada kawasan Asia Timur. Pada tahun 1998, PBB memperluas mandat badan UNDCP menjadi United Nations Office for
Drug Control and Crime Prevention UNODCCP yang kajiannya meliputi
pengendalian dan pencegahan obat-obatan dan kejahatan pada wilayah regional asia timur dan pasifik.
42
41
Ibid.
42
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
35
UNODC sebagai badan yang mendapat mandat PBB dalam menjaga stabilitas kawasan Asia dan Pasifik dari segala bentuk kejahatan memiliki
beberapa fungsi diantaranya :
43
1. Menjalankan mandat yang diberikan PBB dalam mencegah segala
bentukkejahatan transnasional. 2.
Sebagai penjaga dalam Konvensi, treaty maupun protokol PBB yang telahditetapkan agar dapat dilaksanakan oleh negara anggota.
3. Mempromosikan program-program yang dibuat kepada negara anggotauntuk
diterapkan. 4.
Mendampingi negara anggota dalam merealisasikan Konvensi untuk dapatditerapkan sesuai standar Konvensi ke dalam undang-undang nasional.
5. UNODC menjadi founding bagi negara anggota dalam upaya mencegahbentuk
kejahatan yang bersifat transnasional. Selain memiliki tugas dan tanggung jawab UNODC juga memiliki
wewenang dalam menjalankan fungsinya yaitu :
44
1. Menyelenggarakan forum regional dalam melakukan evaluasi terhadap
program yang telah berjalan. 2.
Memberikan saran maupun rekomendasi kepada lembaga anti korupsi dalam melakukan kebijakan pemberantasan korupsi.
3. Mengadakan pertemuan, pelatihan, workshop sebagai upaya menigkatkan
integritas penyelenggara negara.
43
Kerjasama Asean-Deplu, Op.Cit, hal.54.
44
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
36
C. Kedudukan Hukum Lembaga The United Nations on Drugs and Crime