Penelitian yang Relevan Kerangka Pemikiran

commit to user 25 2 Interval kepercayaan untuk perkiraan rata-rata OP = ±QC R;0;S U B = 3 1 = 5 Dimana n eff adalah jumlah pengamtan efektif = = jumlah total eksperimen jumlah derajat kebebasan dalam perkiraan rata − rata 3 Interval kepercayaan untuk eksperimen konfirmasi OP = ±QC R;0;S U B = 3 1 = + 1 i5 Dimana : r = jumlah replikasi yang dilaksanakan d. Eksperimen Konfirmasi Eksperimen konfirmasi adalah percobaan yang dilakukan untuk memeriksa kesimpulan yang didapat. Tujuan eksperimen konfirmasi adalah untuk memverifikasi: 1 Dugaan yang dibuat pada saat model performansi penentuan faktor dan interaksinya, dan 2 setting parameter faktor yang optimum hasil analisis percobaan pada performansi yang diharapkan.

B. Penelitian yang Relevan

Dari penelitian sebelumnya banyaknya parameter dan hubungan antar parameter terkait proses milling yang telah diteliti. Zhang J.Z., et al. 2007. menggunakan Taguchi design methods untuk mengoptimalkan kualitas permukaan hasil CNC face milling. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang J.Z., et al, kecepatan pemakanan, kecepatan putar, dan kedalaman potong digunakan sebagai faktor pengontrol. Faktor pengganggu yang digunakan adalah temperatur operasi dan kondisi pahat akibat aus. Kekasaran permukaan paling minimum dapat dicapai pada kecepatan putar 3500 rpm, kecepatan makan 762 mmmin, dan kedalaman makan 1,52 mm. Penelitian tersebut menunjukan bahwa proses pemesinan milling terdapat beberapa parameter yang berpengaruh pada kekasaran permukaan komponen di antaranya kecepatan potong, kecepatan putaran, kedalaman pemotongan, kecepatan makan, strategi pemesinan, pergeseran pahat, commit to user 26 jenis material bahan baku, jenis pahat, material pahat, dimensi pahat, geometri pahat, penggunaan cairan pendingin, dan faktor-faktor lain pada proses pemesinan seperti adanya getaran, defleksi pahat, temperatur operasi, dan keausan pahat. Parameter pemesinan yang erat kaitannya dengan kekasaran permukaan adalah cairan pendingin. Penggunaan cairan pendingin akan menurunkan gesekan permukaan pada interface pahat dan benda kerja, sehingga kekasaran permukaan yang dihasilkan lebih kecil dibanding tanpa cairan pendingin. Oleh karena itu, untuk menghasilkan kekasaran permukaan yang lebih kecil, proses pemesinan lebih baik menggunakan cairan pendingin.

C. Kerangka Pemikiran

Tingkat kekasaran dari suatu benda hasil pengerjaan pada mesin-mesin perkakas merupakan syarat mutlak yang harus diperhitungkan dalam proses produksi untuk dapat menigkatkan kualitas produknya. Selain itu, diperlukan cara agar mesin perkakas tersebut menghasilkan produk dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, sehingga biaya produksi dapat ditekan serendah-rendahnya. Operator mesin perkakas hingga kini masih dihadapkan pada masalah penentuan parameter pemesinan seperti spindle speed dan feed yang optimum terutama pada operasi finishing. Operator seringkali hanya menggunakan estimasi atau trial and error dalam memilih besaran cutting speed, feed dan depth of cut, padahal besaran tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemesinan serta produktivitas. Dengan demikian diperlukan upaya untuk meneliti nilai optimum dari beragam tipe operasi mesin perkakas yang banyak dipakai. Salah satunya adalah operasi end milling. Operasi ini terutama yang menggunakan mesin CNC semakin memberikan beragam pilihan besaran parameter dalam kode numeriknya. Operator perlu mendapatkan informasi kuantitatif korelasi antar parameter untuk menghasilkan kualitas surface finish yang baik. Tingkat kekasaran permukaan hasil proses pemesinan dengan mesin CNC milling dipengaruhi oleh beberapa parameter pemotongan. Kecepatan spindle, kecepatan pemakanan, kedalaman pemakanan, dan kondisi pemotongan, commit to user 27 merupakan parameter yang sangat berpengaruh pada proses pemesinan. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah ST 40. Kecepatan spindle dalam penelitian ini divariasi menjadi tiga, yaitu 500 rpm, 1500 rpm, dan 2500 rpm. Kecepatan pemakanan juga divariasi menjadi tiga, yaitu 0,07 mmrev, 0,12 mmrev, dan 0,2 mmrev. Kedalaman pemakanan divariasi menjadi tiga, yaitu 0,5 mm, 1,0 mm, dan 1,5 mm. Kondisi pemotongan divariasi menjadi tiga, dry kering, dromus, dan minyak. Untuk melakukan pengukuran terhadap tingkat kekasaran yang dihasilkan, digunakan alat pengukur kekasaran, yaitu surftest.

D. Hipotesis Penelitian