Kedalaman Pemakanan Kondisi Pemotongan

commit to user 60

3. Kedalaman Pemakanan

Depth of Cut Gambar 24. Pengaruh kedalaman pemakanan terhadap kekasaran permukaan dan rasio SN Gambar 24 menunjukkan bahwa kedalaman pemakanan depth of cut yang terbaik yang menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang terbaik adalah pada level kedua 1 mm. Kedalaman pemakanan berkaitan dengan pembentukan beram. Jika kedalaman pemakanan rendah, maka beram yang dihasilkan bentuk permukaannya ada sisi seperti serabut, dengan kata lain permukaan benda kerja akan kasar karena adanya sisa proses pemesinan yang tertinggal. Kemungkinan lain adalah struktur material benda kerja yang mengalami porositas rongga, sehingga pada kedalaman pemakanan yang rendah saat selesai proses pemesinan terdapat sisa rongga dan saat dilakukan pengukuran maka hal ini akan mempengaruhi hasil pengukuran. Jika kedalaman terlalu besar, maka hal ini akan menghasilkan beram yang tebal dan akan menyebabkan getaran pahat yang besar serta keausan pahat akan cepat terjadi sehingga permukaan menjadi kasar. Getaran ini kemungkinan akan menyebabkan baut pengunci insert menjadi kendur dan akhirnya bisa mempengaruhi kualitas permukaan. Hasil permukaan terbaik ditunjukkan pada kedalaman pemakanan level kedua 1 mm. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 0,5 mm 1,0 mm 1,5 mm k ek as ar an µ m Depth of Cut mm DoC 1 2 3 4 5 0,5 mm 1,0 mm 1,5 mm R as io S N d B Depth of Cut mm DoC commit to user 61

4. Kondisi Pemotongan

Cutting Condition Gambar 25.Pengaruh kondisi pemotongan terhadap kekasaran permukaan dan rasio SN Gambar 25 menunjukkan bahwa dengan menggunakan minyak akan mendapat kekasaran permukaan paling kecil, dan pada kondisi kering yang menghasilkan kekasaran permukaan paling besar. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan cairan pendingin, gesekan antara permukaan benda kerja dan pahat akan berkurang dikarenakan adanya sifat pelumasan pada cairan pendingin yang membentuk lapisan film yang melindungi permukaan benda kerja dan pahat, dan sifat pelumasan yang paling besar dimiliki oleh minyak, sehingga hipotesis terbukti. Minyak termasuk fluida pemotongan dengan jenis sintetis yang memiliki viskositas yang lebih besar dibanding yang lain dromus, sehingga minyak bisa menimbulkan lapisan film yang bisa mengurangi kekasaran permukaan. Selain itu, minyak juga memiliki konduktivitas termal yang baik rendah, sehingga deformasi yang bisa mempengaruhi kekasaran permukaan akibat perubahan temperatur bisa diminimalkan. Cairan pendingin juga berfungsi sebagai pengatur temperatur pemotongan, sehingga selalu konstan dan membersihkan permukaan benda hasil pemotongan dari sisa beram yang dapat merusak permukaan hasil pemotongan. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 dry minyak nabati dromus k ek as ar an µ m Cutting Condition -2 -1 1 2 3 4 5 6 dry minyak nabati dromus R as io S N d B Cutting Condition commit to user 62

D. Pembahasan dan Analisis Hasil Eksperimen