PENGARUH KECEPATAN SPINDEL, KECEPATAN PEMAKANAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PEMESINAN BUBUT CNC PADA BAJA ST 40

(1)

commit to user

PENGARUH KECEPATAN SPINDEL, KECEPATAN PEMAKANAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PEMESINAN BUBUT CNC PADA

BAJA ST 40

S K R I P S I

Oleh : RULI ADRIANTO

X 2508514

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH KECEPATAN SPINDEL, KECEPATAN PEMAKANAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PEMESINAN BUBUT CNC PADA

BAJA ST 40

Oleh : RULI ADRIANTO

X 2508514

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Suhardi HW, M.T NIP.19460604 197501 1 001

Pembimbing II

Yuyun Estriyanto ST., MT.


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 25 Juni 2010 Penulis,

RULI ADRIANTO X 2508514


(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jumat

Tanggal : 25 Juni 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Bambang Prawiro, M.M. ...

Sekretaris : Drs. Bambang Dwi Wahyudi ... Anggota I : Drs. Suhardi, M.T. ...

Anggota II : Yuyun Estriyanto, S.T., M.T. ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi ABSTRAK

Ruli Adrianto. PENGARUH KECEPATAN SPINDEL, KECEPATAN PEMAKANAN, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PEMESINAN BUBUT

CNC PADA BAJA ST 40. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya pengaruh variasi kecepatan spindel terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40. (2) Ada tidaknya pengaruh variasi kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40. (3) Ada tidaknya pengaruh variasi kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40. (4) Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40. (5) Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40. (6) Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40. (7) Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan, dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40. (8) Pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan, dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40 yang menghasilkan kekasaran paling kecil.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium CNC Program Studi Pendidikan

Teknik Mesin JPTK FKIP UNS dengan menggunakan mesin CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320 dengan control SIEMENS 802 S.. Dan Laboratorium Material D3 Teknik Mesin UGM sebagai tempat pengujian tingkat kekasaran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi yang dipakai adalah baja ST 40. Sedangkan sampelnya adalah baja ST 40 dengan ukuran panjang (p) = 100mm dan diameter (d) = 38mm. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis variansi tiga jalan yang sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada pengaruh yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data

yang menyatakan bahwa Fobservasi = 224,18 lebih besar daripada Ftabel = 5,01

(Fobservasi > Ftabel). (2) Ada pengaruh yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 %

yaitu pada variasi kecepatan pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini


(7)

commit to user

vii

dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 577,19 lebih besar daripada Ftabel = 5,01 (Fobservasi > Ftabel). (3) Ada pengaruh yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kedalaman pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 12870,31 lebih besar daripada Ftabel = 5,01 (Fobservasi > Ftabel). (4) Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel dan kecepatan pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 32,04 lebih besar daripada Ftabel = 3,68 (Fobservasi > Ftabel). (5) Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 7,44 lebih besar daripada Ftabel = 3,68 (Fobservasi > Ftabel). (6) Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 11,42 lebih besar daripada Ftabel = 3,68 (Fobservasi > Ftabel). (7) Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel, kecepatan pemakanan, dan kedalaman pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 13,28 lebih besar daripada Ftabel = 2,83 (Fobservasi > Ftabel). (8) Pengaruh bersama ( interaksi ) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan, dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40 yang menghasilkan kekasaran paling kecil adalah pada kecepatan spindel 1250 rpm, kecepatan pemakanan 0,07 mm/rev, dan kedalaman pemakanan 0,25 mm yaitu sebesar 1,30 µm.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii MOTTO

“Tuntutlah ilmu tapi jangan melupakan ibadah, dan kerjakanlah ibadah tapi tidak boleh lupa pada ilmu”

(HR. Muslim)


(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan jiwa sebuah karya kecil ini kupersembahkan kepada:

Bapak dan Ibu tercinta dengan kasih sayangnya serta dorongan spiritual maupun material tak terhingga sampai terselesaikannya

skripsi ini.

Mas Nerro atas motivasinya

Teman-teman seperjuangan PTM Kualifikasi Guru

Sahabat-sahabatku


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini menghadapi hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan berbagai pihak, hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan, dorongan, motivasi, bimbingan, dan pengarahan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS beserta seluruh stafnya. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS

3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. 4. Bapak Drs. Bambang Dwi Wahyudi selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak Drs. Suhardi, MT. selaku Koordinator Skripsi bidang teknik (produksi) dan Pembimbing I.

6. Bapak Yuyun Estriyanto, ST., MT. selaku Pembimbing II.

7. Bapak Herman Saputro, MPd., MT. atas semua ilmu dan bimbingannya. 8. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. 9. Kepada seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.

Menyadari bahwa terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki menyebabkan kurang sempurnanya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juni 2010


(11)

commit to user xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN ABSTRAK... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix x xi xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penilitian ... 5

F. Manfaat Penilitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Mesin Bubut CNC ... 7

2. Kecepatan Spindel ... 7

3. Kecepatan Pemakanan ... 8

4. Kedalaman Pemakanan ... 9

5. Kekasaran ... 9


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Kerangka Pemikiran ... 13

D. Hipotesis Penelitian ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

1. Tempat penelitian ... 17

2. Waktu penelitian ... 17

B. Metode Penelitian ... 17

C. Populasi dan Sampel... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 19

1. Identifikasi Variabel ... 19

2. Instrumen Penelitian ... 23

3. Desain Eksperimen... 26

4. Pelaksanaan Penelitian ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 31

1. Uji Persyaratan Analisis Data ... 31

2. Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 37

B. Uji Persyaratan Analisis ... 40

C. Pengujian Hipotesis ... 42

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 45

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 47

B. Implikasi ... 48

C. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ketidakteraturan suatu profil ... 10

Tabel 2. Standarisasi Simbol Nilai Kekasaran ... 12

Tabel 3. Variasi Parameter Sampel Penelitian ... 18

Tabel 4. Hasil Uji Komposisi Baja ST 40 ... 25

Tabel 5. Pengumpulan Data ... 27

Tabel 6. Data Panjang Pemakanan Untuk Setiap Spesimen Pengujian ... 28

Tabel 7. Tabel Jumlah AB ... 34

Tabel 8. Tabel Jumlah AC ... 34

Tabel 9. Tabel Jumlah BC ... 34

Tabel 10. Tabel Jumlah ABC ... 34

Tabel 11. Tabel Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan. ... 36

Tabel 12. Data Hasil Pengukuran Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 37 Tabel 13. Rerata Hasil Pengukuran Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 38 Tabel 14. Hasil Uji Normalitas dengan Metode Liliefors . ... 43


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kecepatan Potong (Cs) ... 8

Gambar 2. Kecepatan Pemakanan dan Kedalaman Pemakanan ... 9

Gambar 3. Profil Permukaan ... 11

Gambar 4. Skema Paradigma Penelitian ... 14

Gambar 5. Rekomendasi Vc untuk material pahat CT 3000 ... 20

Gambar 6. Rekomendasi Parameter Pemesinan ... 21

Gambar 7. Rekomendasi Parameter Pemesinan ... 22

Gambar 8. Mesin CNC LATHE TRUN MASTER TMC 320 ... 24

Gambar 9. Pahat Insert TNMG 160404 FG CT 3000 ... 24

Gambar 10. SURFCODER SE-1700 ... 25

Gambar 11. Spesimen dengan Stoper ... 28

Gambar 12. Spesimen Hasil Proses Pemesinan ... 30

Gambar 13. Grafik Histogram Variasi Kecepatan Spindel Dengan Kedalaman Pemakanan Pada Kecepatan Pemakanan 0,07 Mm/Rev Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 Hasil Proses Pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 ... 39

Gambar 14. Grafik Histogram Variasi Kecepatan Spindel Dengan Kedalaman Pemakanan Pada Kecepatan Pemakanan 0,07 Mm/Rev Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 Hasil Proses Pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 ... 39

Gambar 15. Grafik Histogram Variasi Kecepatan Spindel Dengan Kedalaman Pemakanan Pada Kecepatan Pemakanan 0,07 Mm/Rev Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 Hasil Proses Pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 ... 40


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Hasil Pengujian Kekasaran Permukaan ... 53

Lampiran 2. Uji Normalitas Kolom B1 dan C1 ... 58

Lampiran 3. Uji Normalitas Kolom B1 dan C2 ... 59

Lampiran 4. Uji Normalitas Kolom B1 dan C3 ... 60

Lampiran 5. Uji Normalitas Kolom B2 dan C1 ... 61

Lampiran 6. Uji Normalitas Kolom B2 dan C2 ... 62

Lampiran 7. Uji Normalitas Kolom B2 dan C3 ... 63

Lampiran 8. Uji Normalitas Kolom B3 dan C1 ... 64

Lampiran 9. Uji Normalitas Kolom B3 dan C2 ... 65

Lampiran 10. Uji Normalitas Kolom B3 dan C3 ... 66

Lampiran 11. Uji Normalitas Baris A1 ... 67

Lampiran 12. Uji Normalitas Baris A2 ... 79

Lampiran 13. Uji Normalitas Baris A3 ... 71

Lampiran 14. Uji Homogenitas Antar Baris ... 73

Lampiran 15. Uji Homogenitas Antar Kolom ... 75

Lampiran 16. Uji Analisis dengan Anava Tiga Jalan ... 77

Lampiran 17. Surat-surat Perijinan ... 83


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia industri saat ini, terutama dalam bidang manufaktur, mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terutama dalam perkembangan teknologi. Tuntutan yang paling utama bukan hanya kualitas barang yang tinggi, tapi juga waktu proses yang singkat. Sehingga diharapkan proses produksi dapat dilakukan secara cepat, dalam jumlah yang banyak dan tentunya dengan kualitas yang sesuai tuntutan. Beberapa komponen, bahkan hampir seluruh barang teknik dikerjakan dengan menggunakan mesin karena dengan menggunakan mesin, proses produksi menjadi lebih cepat. Dengan proses produksi yang cepat maka akan meningkatkan efisiensi kerja sehingga pada akhirnya biaya produksi akan menjadi lebih efektif.

Untuk itu diperlukan sebuah mesin yang mampu memenuhi semua tuntutan-tuntutan dalam industri manufaktur. Salah satunya adalah mesin CNC. Dalam industri manufaktur, penggunaan mesin CNC mengalami peningkatan yang cukup besar mengingat produk yang dihasilkan memiliki tingkat kualitas yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan mesin konvensional. Dengan menggunakan mesin CNC, tingkat kepresisian atau ketepatan ukuran yang tinggi dapat tercapai. Kelebihan lain dari mesin CNC adalah dalam memproduksi barang dengan jumlah besar. Dengan menggunakan program dan setingan yang sama, maka produk yang dihasilkan akan sama pula meskipun diulang berkali-kali. Selain itu waktu pengerjaan dapat jauh berkurang, karena untuk produksi massal, seting mesin, seting alat potong dan pembuatan program cukup dilakukan sekali pada awal pengerjaan saja. Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka mesin CNC banyak digunakan pada produksi massal yang menuntut keseragaman dan kecepatan. (Lilih, 2001).

Satu lagi tuntutan yang harus dipenuhi adalah tingkat kekasaran permukaan hasil proses pemesinan. Tuntutan ini harus juga diperhatikan karena memiliki pengaruh terhadap fungsi dari produk atau komponen tersebut. Terutama untuk bagian-bagian yang berpasangan. Misalnya komponen yang akan dipasang


(17)

commit to user

pada bearing. Selain ukurannya harus sesuai, komponen tersebut juga harus memiliki tingkat kekasaran tertentu. Hal ini dimaksudkan agar komponen tersebut dapat berfungsi secara maksimal dan memiliki umur pakai yang tinggi. Permukaan dengan tingkat kekasaran yang tinggi, terutama pada bagian yang banyak terjadi kontak, akan menyebabkan terjadinya gaya gesekan yang cukup tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan keausan. Untuk itulah, pada setiap gambar kerja biasanya disyaratkan tingkat kekasaran tertentu pada bagian tertentu dari komponen tersebut.

Pada proses pemesinan konvensional, cara yang digunakan untuk mendapatkan setingan kekasaran tertentu adalah dengan mencoba-coba, atau dengan feeling. Biasanya dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan. Tentunya hasilnya tidak dapat dipastikan, tergantung dari skill dan pengalaman operator. Cara coba-coba tersebut tidak cocok untuk kita terapkan dalam proses pemesinan dengan mesin CNC. Karena kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan harus ditentukan di awal proses pada saat penyetingan dan pemrograman.

Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka perlu untuk diadakan penelitian tentang variasi parameter pemotongan dan pengaruhnya terhadap tingkat kekasaran hasil proses pemesinannya. Oleh sebab itu penelitian ini mengambil judul :

“PENGARUH KECEPATAN SPINDEL, KECEPATAN PEMAKANAN

DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT

KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PEMESINAN BUBUT CNC PADA BAJA ST 40”.


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasi permasalahan yang dihadapi untuk mendapatkan optimasi proses pemesinan pada mesin bubut CNC. Agar kekasaran permukaan yang diinginkan dapat dicapai dalam waktu yang paling singkat perlu diketahui :

1. Faktor – faktor apa saja yang berpengaruh pada proses pemesinan bubut. 2. Pengaruh masing – masing faktor terhadap kekasaran permukaan hasil proses

pemesinan.

3. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap kekasaran permukaan hasil proses pemesinan.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat mengarah tepat pada sasaran dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka peneliti memfokuskan masalah dengan membatasi pada hal :

1. Proses pemesinan menggunakan mesin CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 dengan sistem kontrol SIEMENS 802 S.

2. Pahat yang digunakan adalah TNMG 160404 FG CT 3000.

3. Pengujian kekasaran permukaan menggunakan SURFCODER SE-1700. 4. Kecepatan Spindel dalam satuan rpm.

5. Kecepatan Pemakanan dalam satuan mm/putaran. 6. Kedalaman Pemakanan dalam satuan mm.

7. Kekasaran Permukaan dalam hal ini adalah Ra ( kekasaran rata-rata aritmetik ) dengan satuan µm.


(19)

commit to user

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut dapat ditentukan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh kecepatan spindel terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40?

2. Adakah pengaruh kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40?

3. Adakah pengaruh kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40?

4. Adakah pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40?

5. Adakah pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40?

6. Adakah pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40?

7. Adakah pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40?

8. Pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40 yang manakah yang menghasilkan kekasaran paling kecil?


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Ada tidaknya pengaruh variasi kecepatan spindel terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

2. Ada tidaknya pengaruh variasi kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

3. Ada tidaknya pengaruh variasi kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

4. Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

5. Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

6. Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

7. Ada tidaknya pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

8. Pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40 yang menghasilkan kekasaran paling kecil.


(21)

commit to user

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Membuktikan teori tentang pengaruh kecepatan spindel, kecepatan pemakanan

dan kedalaman pemakanan terhadap kekasaran permukaan hasil proses pemesinan.

b. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perkembangan penelitian sejenis

dimasa yang akan datang.

c. Menjadi bahan pustaka bagi Program Pendidikan Teknik Mesin Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan setingan kecepatan

spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan yang paling optimal untuk mendapatkan kekasaran yang diinginkan dalam proses pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan urutan proses pemesinan

dan pemrograman yang paling efisien, terutama dalam pemilihan kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan, dalam proses pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

c. Menjadi masukan bagi pengguna mesin bubut CNC dalam peningkatan

kualitas dan kuantitas produk hasil proses pemesinan serta peningkatan Sumber Daya Manusia..


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Mesin Bubut CNC

a. Pengertian Mesin CNC

Pengertian singkat mesin CNC (Computer Numerically Controlled) adalah, suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numeric (perintah gerakan yang menggunakan kode angka dan huruf). Misalnya pada program ditulis M03 S1000 maka spindel akan berputar dengan kecepatan 1000 rpm. Dan bila kita tulis M05 maka spindel akan berhenti. (Lilih, 2001).

b. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC

Prinsip kerja mesin bubut CNC sama dengan mesin bubut konvensional, yaitu benda kerja berputar pada sumbunya, sedangkan pahat yang terpasang bergerak kearah horisontal atau melintang. Untuk arah gerakan persumbuan tersebut diberi lambang persumbuan yaitu : sumbu X bergerak kearah horisontal dan sumbu Y bergerak kearah melintang. (Lilih, 2001).

2. Kecepatan Spindel

Kecepatan spindel selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel)

dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations

per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah

kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja yang dilalui

oleh pahat/keliling benda kerja (lihat Gambar 1). Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau :


(23)

commit to user

Dimana :

V = Kecepatan Potong ( Cs ), mm / menit. d = Diameter Benda Kerja, mm.

n = Kecepatan Spindel ( Putaran Benda Kerja ), rpm.

Gambar 1. Kecepatan Potong (Cs)

Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja faktor bahan benda kerja dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja Mild Steel dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30 m/menit.

3. Kecepatan Pemakanan

Kecepatan pemakanan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat

setiap benda kerja berputar satu kali (Gambar 2), sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong (a). Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang dikehendaki.


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gambar 2. Kecepatan Pemakanan dan Kedalaman Pemakanan

4. Kedalaman Pemakanan

Kedalaman potong, a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong (Gambar 2). Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a, karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar.

5. Kekasaran

Permukaan adalah batas yang memisahkan antara benda padat dengan sekelilingnya. Jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi permukaan merupakan suatu karakteristik geometri golongan mikrogeometri. Sementara itu yang tergolong makrogeometri adalah permukaan secara keseluruhan yang membuat bentuk atau rupa yang spesifik misalnya permukaan poros, lubang, sisi dan lain-lain yang tercakup pada elemen geometri ukuran, bentuk dan posisi. (Taufiq Rochim, 1982).

Karakteristik suatu permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin atau peralatan. Banyak hal di mana karakteristik permukaan perlu dinyatakan dengan jelas misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan ketahanan lelah, perekatan dua atau lebih komponen


(25)

commit to user

mesin dan sebagainya. Akan tetapi karena terjadi berbagai penyimpangan selama proses pembuatan maka permukaan geometric ideal (geometrically ideal surface), yaitu permukaan yang dianggap mempunyai bentuk yang sempurna, tidaklah dapat dibuat.

Ketidakteraturan konfigurasi suatu permukaan bila ditinjau dari profilnya dapat diuraikan menjadi beberapa tingkat seperti yang terlihat pada tabel 1. Tingkat pertama merupakan ketidakteraturan makrogeometri yaitu keseluruhan permukaan yang membuat bentuk. Tingkat kedua yaitu yang disebut dengan gelombang (waviness), merupakan ketidakteraturan yang periodik dengan panjang gelombang yang jelas lebih besar dari kedalamannya (amplitude). Tingkat ketiga yaitu alur (groove) dan tingkat keempat adalah serpihan (flaw) dan keduanya lebih dikenal dengan istilah kekasaran (roughness).

Tabel 1. Ketidakteraturan suatu profil (konfigurasi penampang permukaan)

Tingkat

Profil terukur (bentuk grafik hasil

pengukuran)

Istilah Contoh tingkat kemungkinan penyebabnya

1

Kesalahan bentuk

(form error)

Kesalahan bidang pembibing mesin perkakas dan benda kerja, kesalahan pencekaman benda kerja.

2 Gelombang

(waviness)

Kesalahan bentuk perkakas, penyenteran perkakas, getaran dalam proses permesinan

3 Alur

(grove)

Jejak atau bekas pemotongan (bentuk ujung pahat, gerak makan)


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4 Serpihan

(flakes)

Proses pembentukan geram

5

Kekasaran permukaan

(surface

roughness)

Kombinasi ketidak teraturan tingkat 1 sampai 4

Kekasaran rata-rata aritmetik (mean roughness index/center line average

,CLA), Ra (µm) adalah harga rata-rata aritmetik bagi harga absolutnya jarak antara

profil terukur dengan profil tengah.

| |

Gambar 3. Profil Permukaan

Harga kekasaran rata-rata (Ra) maksimal yang diijinkan ditulis diatas simbol segitiga. Satuan yang digunakan harus sesuai dengan satuan panjang yang digunakan dalam gambar teknik (metrik atau inchi). Jika angka kekasaran Ra minimum diperlukan, dapat dituliskan dibawah angka kekasaran maksimum. Angka kekasaran dapat di klarifikasikan menjadi 12 angka kelas kekasaran seperti yang terlihat pada tabel 2.


(27)

commit to user

Tabel 2. Standarisasi Simbol Nilai Kekasaran Harga kekasaran, Ra

(µm)

Angka kelas kekasaran

Panjang sampel

50 25

N12

N11 8

12,5 6,3

N10

N9 2,5

3,2 1,6 0,8 0,4

N8 N7 N6 N5

0,8

0,2 0,1 0,005

N4 N3 N2

0,25

0,025 N1 0,08

Angka kekasaran (ISO number) dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesalahan interpretasi atas satuan harga kekasaran. Jadi spesifikasi kekasaran dapat langsung dituliskan nilainya atau dengan menuliskan angka kekasaran ISO. Panjang sampel pengukuran disesuaikan dengan angka kekasaran yang dimiliki oleh suatu permukaan. Apabila panjang sampel tidak dicantumkan didalam penulisan symbol berarti panjang sampel 0,8 mm (bila diperkirakan proses permesinannya halus sampai sedang) dan 2,5 mm (bila diperkirakan proses permesinannya kasar). (Taufiq Rochim, 1982).


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang akan dilakukan ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya :

Pengaruh Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Logam Paduan Aluminium (Al 5005) Hasil Proses Mesin Bubut CNC. (Yusuf Wahyu Wibowo,2008).

Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas yaitu kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan. Untuk kecepatan spindel digunakan tiga variasi yaitu 460 rpm, 755 rpm dan 1255 rpm. Sedangkan untuk kedalaman pemakanan juga menggunakan tiga variasi yaitu 0,5 mm, 1 mm dan 1,5 mm.

Dari penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa variasi kecepatan spindel memberikan pengaruh terhadap tingkat kekasaran permukaan logam paduan aluminium hasil proses mesin bubut CNC. Begitu juga dengan variasi kedalaman pemakanan. Sedangkan variasi kecepatan spindel dan variasi kedalaman pemakanan tidak memberikan pengaruh. Kekasaran permukaan yang paling kecil dihasilkan pada kecepatan spindel 1255 rpm dengan kedalaman pemakanan 0,5 mm dan yang paling besar pada kecepatan spindel 460 rpm dan kedalaman pemakanan 1,5 mm.

C. Kerangka Pemikiran

Dalam proses pemesinan, terutama dengan mesin perkakas, tingkat kekasaran permukaan hasil proses merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Fungsi dari komponen yang dibuat tersebut bukan hanya ditentukan oleh ketepatan ukuran, tetapi juga oleh tingkat kekasaran yang sesuai dengan tuntutan. Tingkat kekasaran disini bukan berarti harus serendah mungkin, tetapi disesuaikan dengan fungsi dari bagian komponen tersebut.

Tingkat kekasaran permukaan hasil proses pemesinan dengan mesin bubut CNC dipengaruhi oleh beberapa parameter pemotongan. Diantaranya kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan. Dalam penelitian ini, material yang digunakan adalah baja ST 40. Kecepatan spindel


(29)

commit to user

dalam penelitian ini akan divariasi menjadi tiga, yaitu 460 rpm, 1250 rpm dan 2000 rpm. Kecepatan pemakanan juga akan divariasi menjadi tiga, yaitu 0,07 mm/rev, 0,11 mm/rev dan 0,2 mm/rev. Sedangkan kedalaman pemakanan divariasi menjadi tiga, yaitu 0,25 mm, 0,5 mm dan 1 mm. Untuk melakukan pengukuran terhadap tingkat kekasaran yang dihasilkan, digunakan alat pengukur kekasaran, yaitu Surftest.

Dari uraian singkat di atas, maka dapat ditentukan paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 4. Skema Paradigma Penelitian Keterangan :

A : Variasi Kecepatan Spindel. B : Variasi Kecepatan Pemakanan. C : Variasi Kedalaman Pemakanan. X : Tingkat Kekasaran Permukaan.

1 : Pengaruh Variasi Kecepatan Spindel Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan.

2 : Pengaruh Variasi Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan.

3 : Pengaruh Variasi Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan.


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4 : Pengaruh Interaksi Variasi Kecepatan Spindel dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan.

5 : Pengaruh Interaksi Variasi Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan.

6 : Pengaruh Interaksi Variasi Kecepatan Pemakanan dan Kedalaman .Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan.

7 : Pengaruh Interaksi Variasi Kecepatan Spindel, Kecepatan Pemakanan dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan.

8 : Tingkat Kekasaran Permukaan Terendah.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, dapat diambil kesimpulan sementara sebagai berikut :

1. Ada pengaruh kecepatan spindel terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

2. Ada pengaruh kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

3. Ada pengaruh kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

4. Ada pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kecepatan pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

5. Ada pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

6. Ada pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

7. Ada pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.


(31)

commit to user

8. Didapatkan rata-rata tingkat kekasaran permukaan logam terkecil dari interaksi variasi antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan hasil proses pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium CNC Program Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan UNS sebagai tempat pengerjaan proses pemesinan dengan mesin Bubut CNC, Laboratorium Politeknik Manufaktur Ceper sebagai tempat pengujian komposisi material uji dan Laboratorium material D3 Teknik Mesin UGM sebagai tempat pengujian tingkat kekasaran.

2. Waktu Penelitian

Karena penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dosen, sehingga penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2009. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan penelitian pada bulan Juli 2009 – November 2009

b. Seminar proposal penelitian pada tanggal 10 Maret 2010

c. Revisi proposal penelitian pada tanggal 11 Maret – 14 Maret 2010

d. Perijinan proposal penelitian pada tanggal 15 Maret 2010

e. Penulisan laporan penelitian pada tanggal 16 Maret 2010 – 10 Juni 2010

B. Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40.

Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen. Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian untuk berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam suatu kondisi yang terkontrol secara ketat. (Sugiyono, 1994 : 4).


(33)

commit to user

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 108). Dalam penelitian ini, populasinya adalah baja ST 40.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah material baja ST 40 dengan ukuran diameter 38 mm dan panjang 100 mm, sebanyak 27 spesimen dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3. Variasi Parameter Sampel Penelitian

Kondisi Kecepatan

spindel

Kecepatan pemakanan

Kedalaman pemakanan Eksperimen

1 460 0.07 0.25

2 460 0.07 0.5

3 460 0.07 1

4 460 0.11 0.25

5 460 0.11 0.5

6 460 0.11 1

7 460 0.2 0.25

8 460 0.2 0.5

9 460 0.2 1

10 1250 0.07 0.25

11 1250 0.07 0.5

12 1250 0.07 1

13 1250 0.11 0.25

14 1250 0.11 0.5

15 1250 0.11 1

16 1250 0.2 0.25


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

18 1250 0.2 1

19 2000 0.07 0.25

20 2000 0.07 0.5

21 2000 0.07 1

22 2000 0.11 0.25

23 2000 0.11 0.5

24 2000 0.11 1

25 2000 0.2 0.25

26 2000 0.2 0.5

27 2000 0.2 1

Masing-masing variasi parameter spesimen penelitian diambil replikasi sebanyak tiga kali, sehingga jumlah datanya adalah 81.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Identifikasi Variabel

Definisi variabel penelitian adalah sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993 : 91). Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap keberadaan suatu variabel dengan instrument penelitian. Kemudian dilakukan analisis untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain. Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat.


(35)

commit to user

Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain.

Varibel bebas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan parameter pemesinan yang didasarkan kemampuan pahat dan mesin yang digunakan. Adapun variabel-variabel yang digunakan yaitu:

1) Kecepatan Potong (Vc)

Gambar 5. Rekomendasi Vc untuk material pahat CT 3000

Dari gambar 5 diatas untuk pahat dengan kode CT 3000 direkomendasikan untuk bekerja pada daerah kecepatan potong antara 50 m/menit hingga 460 m/menit. Berdasarkan rekomendasi tersebut dan kemampuan mesin yang digunakan maka dipilihlah kecepatan potong sebagai berikut

a) Putaran Rendah

Untuk putaran rendah digunakan putaran spindel sebesar 460 rpm. Sehingga kecepatan potong maksimal yang digunakan adalah

100

= 460 x 3,14 x 37 1000 = 53,4 m/menit

b) Putaran Tengah

Untuk putaran tengah digunakan putaran spindel sebesar 1250 rpm. Sehingga kecepatan potong maksimal yang digunakan adalah:


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

100

= 1250 x 3,14 x 37

1000 = 145,2 m/menit

c) Putaran Tinggi

Untuk putaran tengah digunakan putaran spindel sebesar 2000 rpm. Sehingga kecepatan potong maksimal yang digunakan adalah:

100

= 2000 x 3,14 x 37 1000 = 232,4 m/menit

Pemilihan ketiga variabel kecepatan diatas berdasarkan kemampuan mesin yang digunakan dimana mesin belum menggunakan motor step untuk mengatur putaran spindel sehingga kita hanya dapat memililih putaran spindel yang tersedia.

2) Kecepatan Pemakanan (f)

Gambar 6. Rekomendasi Parameter Pemesinan

Dari gambar 6 untuk pahat jenis TNMG 160404 direkomendasikan menggunakan kecepatan pemakanan sebesar 0,07 mm/rev hingga 0,2 mm/rev. Sehingga untuk percobaan ini menggunakan kecepatan pemakanan :

a) Kecepatan pemakanan rendah

Untuk kecepatan pemakanan rendah digunakan kecepatan pemakanan 0,07 mm/rev.


(37)

commit to user

Untuk kecepatan pemakanan tengah digunakan kecepatan pemakanan 0,11 mm/rev sesuai dengan rekomendasi dari pahat yang digunakan.

c) Kecepatan pemakanan tinggi

Untuk kecepatan pemakanan tinggi digunakan kecepatan pemakanan 0,2 mm/rev.

3) Kedalaman pemakanan

Gambar 7. Rekomendasi Parameter Pemotongan

Dari gambar 7 untuk pekerjaan finishing maka kedalaman pemakanan yang direkomendasikan maksimal sebesar 1 mm. Sehingga untuk percobaan ini menggunakan parameter kedalaman pemakanan sebagai berikut :

a) Kedalaman pemakanan rendah

Kedalamanan pemakanan rendah yang digunakan yaitu sebesar 0,25 mm.

b) Kedalaman pemakanan tengah

Kedalamanan pemakanan tengah yang digunakan yaitu sebesar 0.5 mm.


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c) Kedalaman pemakanan tinggi

Kedalamanan pemakanan tinggi yang digunakan yaitu sebesar 1 mm.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah tingkat kekasaran permukaan, dalam hal ini adalah Ra (kekasaran rata-rata aritmetik) dengan satuan µm.

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah :

1) Material yang digunakan adalah ST40.

2) Mesin bubut CNC yang digunakan pada penelitian ini adalah CNC

LATHE TURN MASTER TMC 320 dengan sistem controlnya SIEMENS 802 S.

3) Alat ukur kekasaran yang digunakan adalah SURFCODER SE-1700.

4) Pahat yang digunakan adalah TNMG 160404 FG CT 3000, produksi

TAEGUTEC.

2. Instrument Penelitian

Instrument – instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Mesin Bubut CNC

Mesin bubut CNC yang digunakan pada penelitian ini adalah CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 dengan sistem controlnya SIEMENS 802 S. Mesin ini masih menggunakan gear box untuk mengatur kecepatan putaran spindel. Mesin ini memiliki 5 buah tool holder yang dapat dipasang pahat sesuai dengan kebutuhannya.


(39)

commit to user

Gambar 8. Mesin CNC LATHE TRUN MASTER TMC 320 b. Pahat Bubut

Pahat yang digunakan adalah TNMG 160404 FG CT 3000, produksi TAEGUTEC. Kode CT 3000 pada bagian akhir menunjukkan bahwa pahat ini masuk dalam grade Cermet yang dibuat dari titanum karbida atau karbon nitridapahat ini memiliki kekerasan 93 HRA. Pahat jenis ini biasa dipakai untuk finising pada proses permesinan material-material seperti karbon & alloy steel, stainless steel dan besi cor.

Gambar 9. Pahat Insert TNMG 160404 FG CT 3000

c. Alat Uji Kekasaran

Untuk mengetahui kekasaran yang dihasilkan dari proses pemesinan digunakan SURFCODER SE-1700.


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Material

Material yan

baja ST 40. Berikut ini

tersebut :

T

Sum

Gambar 10. SURFCODER SE-1700.

ang digunakan sebagai spesimen uji dalam pe kut ini adalah hasil pengujian komposisi unsur pe

Tabel 4. Hasil Uji Komposisi Baja ST 40

Unsur Prosentase (%)

Fe 98,10

C 0,129

Si 0,283

Mn 0,490

P 0,094

S 0,031

Ni 0,115

Cr 0,114

Mo 0,082

Cu 0,392

Mg 0,001

V 0,010

Ti 0,007

Nb 0,019

Al 0,043

W 0,045

umber: Uji komposisi di PT. Itokoh Ceperindo

25

penelitian adalah penyusun material


(41)

commit to user

Baja ST 40 dipilih dalam penelitian ini, karena material tersebut sering dipakai sebagai bahan pembuatan komponen-komponen mesin. Baja ini tergolong dalam baja karbon rendah (kandungan karbon di bawah 0,2 %) dan sering disebut

mild steel. Baja ini memiliki karakteristik kekuatan rendah, keuletannya tinggi dan

tidak mampu dikeraskan dengan proses perlakuan panas kecuali proses surface

hardening. Baja ini memiliki sifat keuletan yang tinggi maka baik untuk

dilakukan proses pemesinan.

3. Desain Eksperimen

Desain eksperimen adalah langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh, sehingga akan membawa kepada analisa obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan-persoalan yang sedang dibahas. (Sudjana, 1995: 1)

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yang kemudian pada desain eksperimen ini disebut faktor. Faktor pertama mempunyai tiga taraf yaitu variasi kecepatan spindel 460 rpm, 1250 rpm dan 2000 rpm. Faktor kedua mempunyai tiga taraf yaitu variasi kecepatan pemakanan 0.07 mm/rev, 0.12 mm/rev dan 0.17 mm/rev. Dan faktor ketiga mempunyai tiga taraf, yaitu variasi kedalaman pemakanan 0.25 mm, 0.5 mm dan 1 mm. Kombinasi perlakuan dilakukan dengan mengkombinasikan masing-masing taraf faktor A dengan taraf-taraf pada faktor B dan juga taraf-taraf pada faktor C. Sehingga pada eksperimen ini diperlukan 27 kondisi eksperimen atau 27 kombinasi perlakuan yang berbeda-beda. Kemudian pada masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali replikasi, sehingga tiap perlakuan diperoleh 3 data. Sehingga dari eksperimen ini akan diperoleh 81 data. Berikut ini merupakan tabel pengumpulan data eksperimen :


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 5. Pengumpulan Data Faktor C ( mm )

0.25 0.5 1

Faktor B ( mm/menit ) Faktor B ( mm/menit ) Faktor B ( mm/menit )

0.07 0.11 0.2 0.07 0.11 0.2 0.07 0.11 0.2

F

akt

or

A

(

r

pm

)

460

X1111 X1211 X1311 X1121 X1221 X1321 X1131 X1231 X1331

X1112 X1212 X1312 X1122 X1222 X1322 X1132 X1232 X1332

X1113 X1213 X1313 X1123 X1223 X1323 X1133 X1233 X1333

1250

X2111 X2211 X2311 X2121 X2221 X2321 X2131 X2231 X2331

X2112 X2212 X2312 X2122 X2222 X2322 X2132 X2232 X2332

X2113 X2213 X2313 X2123 X2223 X2323 X2133 X2233 X2333

2000

X3111 X3211 X3311 X3121 X3221 X3321 X3131 X3231 X3331

X3112 X3212 X3312 X3122 X3222 X3322 X3132 X3232 X3332

X3113 X3213 X3313 X3123 X3223 X3323 X3133 X3233 X3333

4. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam pelaksanaan eksperimen ini adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Bahan

Proses persiapan bahan yang dilakukan yaitu meliputi :

1) Pengujian Komposisi

Proses ini bertujuan untuk mengatahui komposisi dari unsur-unsur material yang digunakan. Pengujian dilaksakan di PT Itokoh Ceperindo Klaten.

2) Pemotongan dan Facing

Proses ini bertujuan untuk membuat benda kerja memiliki ukuran yang sama sehingga diharapkan perlakuan yang diterima oleh setiap spesimen akan sama. Benda kerja dipotong dengan panjang 105 mm dan di facing 2 mm untuk setiap ujungnya.


(43)

commit to user

3) Pembuatan Stoper

Pembuatan stopper dimaksudkan untuk mempermudah

penyetingan / pemasangan spesimen pada mesin. Sehingga panjang spesimen yang keluar dari chuck selalu sama.

Gambar 11. Spesimen dengan Stoper

b. Proses pemesinan

Proses pemesinan dilakukan setiap satu menit, kemudian material dan pahat dilepas dari pencekam untuk dilakukan pengujian kekasaran permukaan hasil pemesinan dan keausan pahat. Proses pemesinan dilakukan kembali setelah pengujian kekasaran permukaan dan keausan pahat selesai dilakukan dengan memasang benda kerja ke cekam dengan posisi seperti awal (dengan melihat tanda yang ada pada benda kerja dan cekam). Panjang pemakanan untuk setiap spesimen pengujian adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Data Panjang Pemakanan Untuk Setiap Spesimen Pengujian

No RPM FEED DOC

Panjang spesimen untuk 1 mnt

Jumlah spesimen

Panjang penyayatan

( P )

1 460 0.07 0.25 32.2 1 32.2

2 460 0.07 0.5 32.2 1 32.2

3 460 0.07 1 32.2 1 32.2

4 460 0.11 0.25 50.6 1 50.6

5 460 0.11 0.5 50.6 1 50.6

6 460 0.11 1 50.6 1 50.6


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

8 460 0.2 0.5 92 2 46

9 460 0.2 1 92 2 46

10 1250 0.07 0.25 87.5 2 46

11 1250 0.07 0.5 87.5 2 43.75

12 1250 0.07 1 87.5 2 43.75

13 1250 0.11 0.25 137.5 3 43.75

14 1250 0.11 0.5 137.5 3 48.83

15 1250 0.11 1 137.5 3 48.83

16 1250 0.2 0.25 250 4 48.83

17 1250 0.2 0.5 250 4 62.5

18 1250 0.2 1 250 4 62.5

19 2000 0.07 0.25 140 3 46.7

20 2000 0.07 0.5 140 3 46.7

21 2000 0.07 1 140 3 46.7

22 2000 0.11 0.25 220 4 46.7

23 2000 0.11 0.5 220 4 55

24 2000 0.11 1 220 4 55

25 2000 0.2 0.25 400 7 57.14

26 2000 0.2 0.5 400 7 57.14

27 2000 0.2 1 400 7 57.14

Proses pengujian untuk spesimen dengan panjang yang cukup panjang dilakukan beberapa kali dengan tujuan untuk mengurangi lendutan yang terjadi pada spesimen. Untuk itu panjang awal semua spesimen sudah ditetapkan sebelumnya yaitu sepanjang 100 mm dengan panjang spesimen yang keluar dari chuck sepanjang 70 mm. Sehingga untuk material dimana panjang pengujiannya lebih dari 65 mm akan menggunakan beberapa spesimen hingga panjang yang dibutuhkan diperoleh.

Untuk pemotongan awal dilakukan penyayatan setebal 0,5 mm hingga material menjadi ukuran 37 mm dengan tujuan agar material tersebut silindris dan


(45)

commit to user

tidak oleng. Pemakanan awal menggunakan pahat khusus yang memang digunakan untuk facing dan tidak menggunakan pahat untuk pengujian.

Gambar 12. Spesimen Hasil Proses Pemesinan c. Pengujian kekasaran permukaan

Pengujian kekasaran permukaan dilakukan dengan menggunakan SURFCODER SE-1700. Dengan pengambilan sampel dilakukan pada 5 titik di sepanjang permukaan hasil pemotongan pada benda kerja. Dengan adanya replikasi sebanyak 3 kali maka jumlah sampel untuk setiap spesimen yaitu 15 buah dan jumlah sampel keseluruhan spesimen adalah 405 titik. Pengujian

dilakukan dengan panjang sampel pengukuran (cut of) sepanjang 0,8 mm dan

pengulangan 3 kali.

d. Analisis data

Pada bagian ini dilakukan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, pengaturan data, perhitungan serta penyajian data dalam suatu lay out tertentu yang sesuai dengan desain yang dipilih untuk suatu percobaan yang dipilih. Selain itu dilakukan perhitungan dan penyajian data dan teknik yang digunakan dalam analisis data adalah teknik statistik deskriptif, yaitu teknik analisis data yang didalamnya berisis interpretasi hasil penelititan dalam bentuk tabel, grafik dan diagram.

Analisa yang dilakukan yaitu untuk mengetahui parameter pemesinan apa yang paling berpengaruh terhadap kekasaran permukaan dengan menggunakan metode analisis varian (ANOVA).


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e. Kesimpulan

Setelah dilakukan. percobaan dan analisis, kita bisa menarik kesimpulan dengan cara membandingkan dengan teori yang ada.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan sel sama. Tujuan analisis variansi tiga jalan adalah untuk menguji signifikansi efek tiga variabel (faktor) bebas A, B dan C terhadap variabel terikat. Kecuali itu, juga bertjuan untuk menguji signifikansi interaksi AB, AC, BC dan ABC terhadap variabel terikat. (Budiyono, 2009 : 235).

1. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pada variabel-variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors (S).

Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Tentukan hipotesis

Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Hi = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

2) Tentukan taraf nyata α = 0,01.

3) Menentukan harga S dengan rumus :

(

)

(

n 1

)

n X X n SD 2 i 2 i 2 − − =

Keteranagan :

SD : Simpangan baku atau Deviasi Standar.

n : Jumlah baris.

Xi2 : Jumlah keseluruhan kolom pangkat dua.

ΣXi2 : Hasil pangkat dua Xi2 kemudian dijumlahkan keseluruhan.


(47)

commit to user

menggunakan rumus : Zi =

SD X Xi

5) Statistik uji yang digunakan L = Maks. F

( ) ( )

Zi −S Zi

Dengan F(Zi) = P(Z

Zi); Z ~ N(0,1);

( )

n Zi Z Z Z Z banyaknya Zi

S = 1, 2, 3, N

6) Daerah kritik uji DK = {LL > Lα;n} Ho ditolak apabila Lo mak > L tabel. Hi diterima apabila Lo mak < L tabel.

(Sumber: Budiyono, 2000:169)

b. Uji Homogenitas

Untuk menguji persyaratan homogenitas digunakan uji Bartlet, adapun prosedur yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :

1) Tentukan hipotesis

Ho : S12= S22 …. = Sk2 ; Hi : Tidak semua variansi sama. 2) Tentukan taraf nyata α = 0,01.

3) Untuk uji Bartlet digunakan statistik uji :

b =

… Dimana:

N = sampel total.

Sampel yang berukuran n1,n2,n3,…,nk

s

= ∑ ! "

Si2 =

(

)

1 n n Yi Yi i i 2 2 − Σ −

Σ ( ) /

4) Daerah kritik ( Daerah penolakan Ho ) DK = {b | b < bk (α;n1,n2,n3,….,nk)}


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Ho diterima apabila b > bk (α;n1,n2,n3,….,nk).

(Sumber: Sudjana, 1996: 261).

2. Analisis Data

Langkah-langkah dalam Uji Hipotesis dengan Anava Tiga Jalan adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis

Pada analisis variansi tiga jalan, ada 7 pasang hipotesis (H0 dan H1) yang

dapat diuji, yaitu :

a) H0A : #$= 0 untuk setiap i= 1, 2, 3;

H1A : paling sedikit ada satu #$ yang tidak nol.

b) H0B : %&= 0 untuk setiap i= 1, 2, 3;

H1B : paling sedikit ada satu %& yang tidak nol.

c) H0C : '(= 0 untuk setiap i= 1, 2, 3;

H1C : paling sedikit ada satu '( yang tidak nol.

d) H0AB : #% $&= 0 untuk setiap i= 1, 2, 3; dan j= 1, 2, 3;

H1AB : paling sedikit ada satu #% $& yang tidak nol.

e) H0AC : #' $(= 0 untuk setiap i= 1, 2, 3; dan k= 1, 2, 3;

H1AC : paling sedikit ada satu #' $(yang tidak nol.

f) H0BC : %' &(0 untuk setiap j= 1, 2, 3; dan k= 1, 2, 3;

H1BC : paling sedikit ada satu %' &( yang tidak nol.

g) H0ABC : #%' $&(0 untuk setiap i= 1, 2, 3; j= 1, 2, 3; dan k= 1, 2, 3;

H1ABC : paling sedikit ada satu #%' $&( yang tidak nol.

2) Memilih taraf signifikasi tertentu (α = 0,01).

3) Komputasi


(49)

commit to user

Mendefinisikan notasi jumlah Ai, Bj, Ck, ABij, BCjk, ACik dan ABCijk, seperti pada table-tabel berikut :

Tabel 7. Tabel Jumlah AB Faktor A

(Kec. Spindel)

Faktor B (Kec. Pemakanan)

Total 0.07 mm/men 0.11 mm/men 0.2 mm/men

460 rpm AB11 AB12 AB13 A1

1250 rpm AB21 AB22 AB23 A2

2000 rpm AB31 AB32 AB33 A3

Total B1 B2 B3 G

Tabel 8. Tabel Jumlah AC Faktor A

(Kec. Spindel)

Faktor C (Ked. Pemakanan)

Total

0.25 mm 0.5 mm 1 mm

460 rpm AC11 AC12 AC13 A1

1250 rpm AC21 AC22 AC23 A2

2000 rpm AC31 AC32 AC33 A3

Total C1 C2 C3 G

Tabel 9. Tabel Jumlah BC Faktor B

(Kec. Pemakanan)

Faktor C (Ked. Pemakanan)

Total

0.25 mm 0.5 mm 1 mm

0.07 mm/men BC11 BC12 BC13 B1

0.11 mm/men BC21 BC22 BC23 B2

0.2 mm/men BC31 BC32 BC33 B3

Total C1 C2 C3 G

Tabel 10. Tabel Jumlah ABC

c1 … cr

b1 … bq … b1 … bq

a1 ABC111 … ABC 1q1 … ABC 11r … ABC 1qr


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

… … … …

ap ABC p11 … ABC pq1 … ABC p1r … ABC pqr

Pada analisis variansi tiga jalan dengan sel sama ini, didefinisikan 9 besaran sebagai berikut :

1 )*

2 ∑$,&,(,2X-./0 3 ∑$ 456 4 ∑ 89

6 &

5 ∑( ;5 6 ∑ 48=9

6 $,&

7 ∑$,(4;5

8 ∑ 8;9@

&,(

9 ∑$,&,(48;=9@

Terdapat 9 jumlah kuadrat pada analisis variansi tiga jalan, yang berdasarkan sifat-sifat tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut :

JKA = (3) - (1)

JKC = (5) - (1)

JKB = (4) – (1)

JKAB = (1) + (6) - (3) – (4) JKAC = (1) + (7) – (3) – (5) JKBC = (1) + (8) – (4) – (5)

JKABC= (3) + (4) + (5) + (9) - (1) – (6) – (7) – (8)

JKG = (2) – (9)

JKT = (2) – (1)

Rerata kuadrat (RK) adalah Jumlah Kuadrat (JK) dibagi dengan Derajat Kebebasan (Dk) yang bersesuaian. Dan nilai F amatan (Fobs) diperoleh dari


(51)

commit to user

membagi Rerata Kuadrat (RK) yang bersesuaian dengan Rerata Kuadrat Galat (RKG). Selanjutnya rangkuman analisis variansi tiga jalan adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Tabel Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan

Sumber JK Dk RK Fobs F p

A JKA p-1 RKA Fa F* <# atau > #

B JKB q-1 RKB Fb F* <# atau > #

C JKC r-1 RKC Fc F* <# atau > #

AB JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab F* <# atau > #

AC JKAC (p-1)(r-1) RKAC Fac F* <# atau > #

BC JKBC (q-1)(r-1) RKBC Fbc F* <# atau > #

ABC JKABC (p-1)(q-1)(r-1) RKABC Fabc F* <# atau > #

Galat JKG N-pqr RKG - - -

Total JKT N-1 - - - -

Keterangan : p adalah probabilitas amatan; F* adalah nilai yang diperoleh dari tabel.


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Seperti telah diuraikan pada Bab III, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan tiga faktor. Faktor A adalah perlakuan variasi kecepatan spindel yaitu: 460 rpm, 1250 rpm, dan 2000 rpm. Faktor B adalah variasi kecepatan pemakanan (feed) yaitu: 0,07 mm/rev, 0,11 mm/rev, dan 0,2 mm/rev. Sedangkan faktor C adalah variasi kedalaman pemakanan yaitu: 0,25 mm, 0,5 mm, dan 1 mm. Faktor A,B dan C merupakan variabel bebas. Dan sebagai variabel terikatnya adalah tingkat kekasaran permukaan logam hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 pada material baja ST 40. Sehingga data dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel 12. Data Hasil Pengukuran Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40

Taraf

Faktor B (feed)

0,07 mm/men 0,11 mm/men 0,2 mm/men

Faktor C (DOC), mm Faktor C (DOC), mm Faktor C (DOC), mm

0,25 0,5 1 0,25 0,5 1 0,25 0,5 1

F akt or A ( Spi ndl e s pe ed ) 460 rpm

1,44 1,86 2,00 2,37 2,56 3,22 4,27 4,65 4,83

1,42 1,79 2,05 2,37 2,53 3,22 4,28 4,66 4,75

1,42 1,82 2,09 2,40 2,47 3,15 4,19 4,73 4,83

Rata-rata 1,43 1,83 2,05 2,38 2,52 3,20 4,25 4,68 4,80

1250 rpm

1,28 1,70 1,93 1,86 2,22 2,14 3,80 4,40 4,52

1,34 1,57 1,91 1,79 2,29 2,19 3,87 4,29 4,40

1,27 1,58 1,92 1,91 2,21 2,19 3,84 4,40 4,71

Rata-rata 1,30 1,62 1,92 1,85 2,24 2,17 3,84 4,36 4,54

2000 rpm

1,39 1,73 2,15 2,33 2,41 2,71 3,99 4,59 4,64

1,58 1,69 2,13 2,30 2,47 2,61 3,99 4,26 4,67

1,52 1,69 2,09 2,27 2,39 2,57 3,97 4,55 4,70


(53)

commit to user

Data hasil pengukuran tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 seperti telah ditunjukkan dalam Tabel 11 di atas, diperoleh atas dasar pengukuran tingkat tingkat kekasaran material baja ST 40 dengan menggunakan alat SURFCODER SE-1700 Roughness

Tester di Laboratorium Material D3 Teknik Mesin UGM.

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa data pengaruh variasi kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 disusun berdasarkan kolom, sedangkan pengaruh variasi kecepatan spindel terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 disusun berdasarkan baris. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rerata Hasil Pengukuran Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40

Taraf

Faktor B (feed)

0.07 mm/rev 0.11 mm/rev 0.2 mm/rev

Faktor C (DOC),mm Faktor C (DOC), mm Faktor C (DOC),mm

0.25 0.5 1 0.25 0.5 1 0.25 0.5 1

F

akt

or

A

460 rpm 1,43 1,83 2,05 2,38 2,52 3,20 4,25 4,68 4,80

1250 rpm 1,30 1,62 1,92 1,85 2,24 2,17 3,84 4,36 4,54

2000 rpm 1,50 1,70 2,12 2,30 2,42 2,63 3,98 4,47 4,67

Dari tabel diatas didapat bahwa tingkat kekasaran paling rendah terjadi pada interaksi kecepatan spindel 1250 rpm, kecepatan pemakanan 0,07 mm/rev dan kedalaman pemakanan 0,25 mm yaitu sebesar 1,30 µm sedangkan tingkat kekasaran paling tinggi terjadi pada interaksi kecepatan spindel 460 rpm, kecepatan pemakanan 0,2 mm/rev dan kedalaman pemakanan 1 mm yaitu sebesar 4,80 µm

Untuk memahami lebih jelas perbandingan pengaruh dari masing-masing variasi kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran dapat kita lihat pada grafik sebagai berikut :


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 13. Grafik Histogram Variasi Kecepatan Spindel Dengan Kedalaman Pemakanan Pada Kecepatan Pemakanan 0,07 Mm/RevTerhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 Hasil Proses Pemesinan CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320

Gambar 14. Grafik Histogram Variasi Kecepatan Spindel Dengan Kedalaman Pemakanan Pada Kecepatan Pemakanan 0,11 Mm/RevTerhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 Hasil Proses Pemesinan CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

460 rpm 1250 rpm 2000 rpm

K e k a sa ra n ( μ m ) 0.25 mm 0.5 mm 1 mm 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50

460 rpm 1200 rpm 2000 rpm

K e k a sa ra n ( μ m ) 0.25 mm 0.5 mm 1 mm


(55)

commit to user

Gambar 15. Grafik Histogram Variasi Kecepatan Spindel Dengan Kedalaman Pemakanan Pada Kecepatan Pemakanan 0,2 Mm/Rev Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 Hasil Proses Pemesinan CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320

B. Uji Persyaratan Analisis

Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka data yang diperoleh sebelum dianalisis dengan uji Analisis Variansi tiga jalan, maka dilakukan uji pendahuluan atau uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dipakai untuk menguji apakah data hasil penelitian yang didapatkan mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Untuk uji ini dilakukan

dengan menggunakan uji normalitas Lilliefors, dengan taraf signifikansi 1 %.

Selanjutnya mencari harga Lmaks{|F(Zi) - S(Zi)|} pada masing-masing kelompok

perlakuan. Kemudian harga Lmaks dikonsultasikan dengan harga LTabel yang

didapatkan pada Tabel dengan N = 15 dan diperoleh LTabel sebesar 0,257. Jika

hasil perhitungan mendapatkan harga Lmaks lebih kecil dari harga LTabel, maka data

berdistribusi normal. Adapun keputusan uji normalitas data selengkapnya adalah tersebut dalam Tabel 14.

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

460 rpm 1200 rpm 2000 rpm

K

e

k

a

sa

ra

n

(

μ

m

)

0.25 mm 0.5 mm 1 mm


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas dengan Metode Liliefors

Sumber Perlakuan Data Hasil Uji Keputusan

Kolom B1C1 Lobs= 0 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B1C2 Lobs= 0,060 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B1C3 Lobs= 0,079 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B2C1 Lobs= 0,204 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B2C2 Lobs= 0,052 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B2C3 Lobs= 0,080 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B3C1 Lobs= 0,046 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B3C2 Lobs= 0,055 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Kolom B3C3 Lobs= 0,083 < L0.01; 9 = 0,311 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Baris A1 Lobs= 0,128 < L0.01; 27 = 0,195 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Baris A2 Lobs= 0,128 < L0.01; 27 = 0,195 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Baris A3 Lobs= 0,125 < L0.01; 27 = 0,195 Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal

Keputusan Uji Normalitas

Karena Lmaks dari perlakuan tidak berada pada daerah kritik atau lebih

kecil dari Ltabel maka Ho masing-masing perlakuan diterima. Jadi data hasil

pengukuran tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320 dalam penelitian ini secara keseluruhan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya ada pada lampiran 2 sampai dengan lampiran 13.


(57)

commit to user

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan beberapa buah

rata-rata. Pada penelitian ini, digunakan metode Bartlett untuk uji homogenitas. Dan

pengambilan kesimpulan dengan taraf signifikansi 1 %. Jika didapatkan harga bhitung lebih kecil dari harga bTabel {b(0,01)(27) = 0,8869}, berarti data yang

didapatkan berasal dari sampel yang tidak homogen. Namun bila didapatkan harga bhitung lebih besar dari harga bTabel {b(0,01)(27) = 0,8869}, berarti data yang

didapatkan berasal dari sampel yang homogen. Data hasil pengujian homogenitas

dengan Metode Bartlet yang telah dilakukan adalah bhitung = 0,999. Karena

bhitung > btabel, maka data yang didapatkan berasal dari sampel yang homogen.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 dan 15.

C. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variasi kecepatan spindel,

kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran

material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320, perlu dilakukan suatu pengujian statistik. Dalam penelitian ini, uji statistik yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan. Hasil pengujian analisis variansi tiga jalan tersebut adalah sebagai indikator ada tidaknya pengaruh variasi kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320.

Kemudian untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel serta interaksi antara ketiga variabel tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 15, yaitu Tabel ringkasan hasil uji F untuk anava tiga jalan sebagai berikut (perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 16) :


(1)

commit to user

Dari tabel 12 didapat bahwa tingkat kekasaran paling rendah terjadi pada

interaksi kecepatan spindel 1250 rpm, kecepatan pemakanan 0,07 mm/rev dan

kedalaman pemakanan 0,25 mm yaitu sebesar 1,30 µm.

D.

Pembahasan Hasil Analisis Data

Analisa variansi yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dapat

dilihat pada tabel anava harga F

observasi

dibandingkan dengan harga F

tabel

. Bila

F

observasi

> F

tabel

maka sumber perlakuan mempunyai pengaruh terhadap variabel

yang diselidiki dan bila lebih kecil maka sumber perlakuan tidak atau sedikit

memberi pengaruh pada variabel respon dengan

α

yang telah ditentukan.

a.

Variasi Kecepatan Spindel Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40

(Faktor A)

Dari Tabel 15 didapatkan F

observasi

= 224,18 dan F

tabel

= 5,01 sehingga

F

observasi

> F

tabel

. Dapat disimpulkan bahwa variasi kecepatan spindel

berpengaruh secara signifikan dengan taraf signifikansi 1 % terhadap tingkat

kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320.

b.

Variasi Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST

40 (Faktor B)

Dari Tabel 15 didapatkan F

observasi

= 577,19 dan F

tabel

= 5,01 sehingga

F

observasi

> F

tabel

. Dapat disimpulkan bahwa variasi kecepatan pemakanan

berpengaruh secara signifikan dengan taraf signifikansi 1 % terhadap tingkat

kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320.

c.

Variasi Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST

40 (Faktor C)

Dari Tabel 15 didapatkan F

observasi

= 12870,31 dan F

tabel

= 5,01 sehingga

F

observasi

> F

tabel

. Dapat disimpulkan bahwa variasi kedalaman pemakanan

berpengaruh secara signifikan dengan taraf signifikansi 1 % terhadap tingkat

kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320.

d.

Interaksi Variasi Kecepatan Spindel dan Kecepatan Pemakanan Terhadap

Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 (Faktor AB)


(2)

commit to user

F

observasi

> F

tabel

. Dapat disimpulkan bahwa interaksi variasi kecepatan spindel

dan kecepatan pemakanan berpengaruh secara signifikan dengan taraf

signifikansi 1 % terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses

pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320.

e.

Interaksi Variasi Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan Terhadap

Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 (Faktor AC)

Dari Tabel 15 didapatkan F

observasi

= 7,44 dan F

tabel

= 3,68 sehingga

F

observasi

> F

tabel

. Dapat disimpulkan bahwa interaksi variasi kecepatan spindel

dan kedalaman pemakanan berpengaruh secara signifikan dengan taraf

signifikansi 1 % terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil proses

pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320.

f.

Interaksi Variasi Kecepatan Pemakanan dan Kedalaman Pemakanan Terhadap

Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 (Faktor BC)

Dari Tabel 15 didapatkan F

observasi

= 11,42 dan F

tabel

= 3,68 sehingga

F

observasi

> F

tabel

. Dapat disimpulkan bahwa interaksi variasi kecepatan

pemakanan dan kedalaman pemakanan berpengaruh secara signifikan dengan

taraf signifikansi 1 % terhadap tingkat kekasaran material baja ST 40 hasil

proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320.

g.

Interaksi Variasi Kecepatan Spindel, Kecepatan Pemakanan, dan Kedalaman

Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Material Baja ST 40 (Faktor ABC)

Dari Tabel 15 didapatkan F

observasi

= 13,28 dan F

tabel

= 2,83 sehingga

F

observasi

> F

tabel

. Dapat disimpulkan bahwa interaksi variasi kecepatan spindel,

kecepatan pemakanan, dan kedalaman pemakanan berpengaruh secara

signifikan dengan taraf signifikansi 1 % terhadap tingkat kekasaran material

baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC

320.

h.

Interaksi Variasi Kecepatan Spindel, Kecepatan Pemakanan, dan Kedalaman

Pemakanan yang menghasilkan rata-rata tingkat kekasaran permukaan terkecil

Dari tabel 12 didapat bahwa tingkat kekasaran paling rendah dicapai

pada interaksi kecepatan spindel 1250 rpm, kecepatan pemakanan 0,07

mm/rev dan kedalaman pemakanan 0.25 mm yaitu sebesar 1,30 µm


(3)

commit to user

47

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV dengan

mengacu pada perumusan masalah, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut :

1.

Ada pengaruh yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi

kecepatan spindel terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil

proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat

pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa F

observasi

= 224,18 lebih

besar daripada F

tabel

= 5,01 (F

observasi

> F

tabel

).

2.

Ada pengaruh yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi

kecepatan pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40

hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat

dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa F

observasi

= 577,19

lebih besar daripada F

tabel

= 5,01 (F

observasi

> F

tabel

).

3.

Ada pengaruh yang signifikan dengan taraf signifikansi 1 % yaitu pada variasi

kedalaman pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40

hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat

dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa F

observasi

=

12870,31 lebih besar daripada F

tabel

= 5,01 (F

observasi

> F

tabel

).

4.

Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan dengan taraf signifikansi

1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel dan kecepatan pemakanan terhadap

besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC

LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis

data yang menyatakan bahwa F

observasi

= 32,04 lebih besar daripada F

tabel

=


(4)

commit to user

1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan terhadap

besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC

LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji analisis

data yang menyatakan bahwa F

observasi

= 7,44 lebih besar daripada F

tabel

=

3,68 (F

observasi

> F

tabel

).

6.

Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan dengan taraf signifikansi

1 % yaitu pada variasi kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan

terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40 hasil proses pemesinan

CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat dilihat pada hasil uji

analisis data yang menyatakan bahwa F

observasi

= 11,42 lebih besar daripada

F

tabel

= 3,68 (F

observasi

> F

tabel

).

7.

Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan dengan taraf signifikansi

1 % yaitu pada variasi kecepatan spindel, kecepatan pemakanan, dan

kedalaman pemakanan terhadap besarnya nilai kekasaran material baja ST 40

hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320. Ini dapat

dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa F

observasi

= 13,28

lebih besar daripada F

tabel

= 2,83 (F

observasi

> F

tabel

).

8.

Pengaruh bersama (interaksi) antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan,

dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja

hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST 40 yang menghasilkan kekasaran

paling kecil adalah pada kecepatan spindel 1250 rpm, kecepatan pemakanan

0,07 mm/rev, dan kedalaman pemakanan 0,25 mm

yaitu sebesar

1,30 µm.

B.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang didukung oleh landasan teori yang

telah dikemukakan, tentang pengaruh kecepatan spindel, kecepatan pemakanan

dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan pada material

baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN MASTER TMC 320,


(5)

commit to user

dapat diterapkan ke dalam beberapa implikasi yang dapat dikemukakan sebagai

berikut :

1.

Implikasi Teoritis

Didalam penelitian ini menyelidiki pengaruh variasi kecepatan spindel,

kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran

permukaan pada material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE TURN

MASTER TMC 320. Kekasaran permukaan (

Ra

) terbukti tergantung pada

kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan analisis

variansi tiga jalan yang dilakukan menggunakan variabel bebas kecepatan spindel,

kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan serta variabel terikat tingkat

kekasaran permukaan (

Ra

).

2.

Implikasi Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan

rekomendasi kombinasi level kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan

kedalaman spindel untuk mendapatkan tingkat kekasaran yang dikehendaki.

Sebagai acuan operator pemesinan untuk menentukan kombinasi parameter

pemotongan yang sesuai untuk mendapatkan tingkat kekasaran tertentu.

Tingkat kekasaran yang dimaksud bukan berarti sekecil-kecilnya atau

sehalus-halusnya, akan tetapi sesuai dengan tuntutan fungsinya. Tingkat kekasaran

ini biasanya dicantumkan dalam gambar kerja. Dari hasil penelitian ini didapat

beberapa kombinasi kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan kedalaman

spindel yang dapat mencapai tuntutan kekasaran tersebut. Operator dapat

menggunakannya sebagai masukan dalam menentukan setingan kecepatan

spindel, kecepatan pemakanan, dan kedalaman pemakanan yang paling optimal

untuk mendapatkan kekasaran yang diinginkan dalam proses pemesinan bubut

CNC pada baja ST 40. Sebagai acuan operator dalam menentukan urutan proses

pemesinan dan pemrograman yang paling efisien, terutama dalam pemilihan

kecepatan pemakanan dan kedalaman pemakanan, dalam proses pemesinan bubut


(6)

commit to user

pemakanan tersebut sangat berpengaruh terhadap waktu proses pemesinan. Yang

pada akhirnya akan sangat berpengaruh juga terhadap

cost

/ biaya produksi

terutama pada produksi massal.

C.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan implikasi yang

ditimbulkan, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1.

Untuk penelitian selanjutnya yang sejenis sangat baik kalau dianalisa

faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang mempengaruhi tingkat kekasaran

permukaan pada material baja ST 40 hasil proses pemesinan CNC LATHE

TURN MASTER TMC 320.

2.

Dalam penelitian ini masih bisa dikembangkan lagi dengan cara menambah

variabel bebasnya seperti variasi media pendingin, variasi geometri pahat,

material pahat dan benda kerja.


Dokumen yang terkait

ANALISIS KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES MILLING HORIZONTAL PADA BAJA St 37 AKIBAT VARIASI KECEPATAN POTONG, KECEPATAN MAKAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN

1 45 19

ANALISIS KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES MILLING HORIZONTAL PADA BAJA St 37 AKIBAT VARIASI KECEPATAN POTONG, KECEPATAN MAKAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN

0 12 19

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN POTONG, GERAK MAKAN DAN KEDALAMAN POTONG TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST 42 PADA PROSES BUBUT

0 17 18

ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP GETARAN HEAD DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN

0 13 18

KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 42 PADA PROSES PEMBUBUTAN AKIBAT VARIASI PANJANG PAHAT (TOOL OVERHANG), GERAK PEMAKANAN DAN KECEPATAN PEMOTONGAN

0 5 21

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN DAN KADAR AIR TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING CNC 3 AXIS DENGAN MATERIAL KAYU JATI.

0 0 9

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN DAN WAKTU PEMBERIAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEAUSAN CUTTER END MILL HSS HASIL PEMESINAN CNC MILLING PADA BAJA ST 40.

0 0 11

KARAKTERISASI TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40 HASIL PEMESINAN CNC MILLING ZK 7040 EFEK DARI KECEPATAN PEMAKANAN (FEED RATE) DAN AWAL WAKTU PEMBERIAN PENDINGIN.

0 0 15

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

0 0 6

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

0 0 8