Tanaman Sawi putih TINJAUAN PUSTAKA

17 dalam tanah berjalan dengan baik dan pH tanah antara 6-7 Rukmana, 2007. Tanaman sawi putih memiliki morfologi diantaranya: 1. Akar Sistem perakaran tanaman sawi putih yaitu akar tunggang radix primaria menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm. 2. Batang Batang tanaman sawi putih berupa batang yang pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. 3. Daun Daun tanaman sawi putih berupa daun yang bersayap, bertangkai panjang dan bentuknya pipih serta berwarna hijau. 4. Bunga Bunga tanaman sawi putih tersusun dalam tangkai bunga inflorescentia yang tumbuh memanjang tinggi dan bercabang banyak. Tipe kuntumnya terdiri atas empat helai kelopak, empat helai mahkota bunga yang berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua. 5. Buah Buah tanaman sawi putih berupa buah dengan tipe buah polong yang bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah polong berisi 2-8 butir biji sawi putih. 18 6. Biji Biji tanaman sawi putih bentuknya bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pada teknis budidaya tanaman sawi putih terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Beberapa aspek tersebut diantaramya: 1. Pengolahan tanah Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu lahan diolah dengan cara dicangkul. Pencangkulan ini dilakukan untuk menggemburkan tanah dan untuk memperbaiki aerasi tanah. Selain dilakukan penggemburan, lahan yang akan ditanami sawi putih terlebih dahulu diberi pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan yaitu pupuk kandang sebanyak 10 tonhektar. 2. Penanaman Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 tonhektar. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm Margiyanto, 2007. 3. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan pada budidaya tanaman sawi putih yaitu penyiraman, penyulaman, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. 19 a. Penyiraman Penyiraman dilakukan dengan mengkondisikan suatu lahan, apabila lahan masih tergolong basah maka penyiraman tidak dilakukan. b. Penyulaman Penyulaman merupakan tahap untuk mengganti tanaman ssawi putih yang tidak tumbuhmati dan tanaman yang tumbuh tidak normal. Penyulaman ini dilakukan dengan cara mengganti tanaman lama dengan tanaman sawi putih yang baru. Penyulaman dilakukan 1 minggu setalah tanam. c. Pemupukan susulan Pemupukan susulan tanaman sawi putih dilakukan pada umur 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam. Adapun jenis dan dosis pupuk yang digunakan dalam pemupukan susulan tanaman sawi putih yaitu dengan Urea 54 kghektar, ZA 117 kghektar dan KCl 56 kghektar. d. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan ketika tanaman sawi putih teridentifikasi terkena serangan hama maupun penyakit. Pengendalian yang digunakan yaitu secar kimia dengan menggunakan pestisida. 4. Panen Tanaman sawi putih dapat dipanen pada kisaran umur 25-65 hari setelah tanam, akan tetapi umur panen ini tergantung pada varietas tanaman sawi putih yang di tanam. Adapun cirri-ciri tanaman sawi putih yang sudah siap panen yaitu 20 krop yang sudah kompak dan besar. Pemanenan sawi putih dilakukan dengan cara memotong pangkal tanaman yang dekat dengan tanah dengan menggunakan alat.

D. Hipotesis

1. Penggunaan bioaktivator dari rumen kerbau merupakan bioaktivator yang paling baik untuk pengomposan daun jati. 2. Penggunaan bioaktivator rumen kerbau memberikan kualitas yang paling baik pada kompos yang dihasilkan. 3. Kompos yang menggunakan bioaktivator rumen kerbau merupakan kompos yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih. 21

III. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten sebagai tempat pembuatan kompos dan di lahan untuk mengetahui pengaruh terhadap tanaman sawi putih.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain limbah daun jati kering, rumen sapi, kambing dan kerbau, EM4, air, bekatul, gula jawa, abu, kapur, Urea, Sp-36, KCl dan benih sawi putih. Alat yang digunakan yaitu timbangan, seprayer, penggaris, oven, pengaduk kompos dan ember pengomposan.

C. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan dua tahap yaitu tahap pertama pengomposan daun jati dan tahap kedua yaitu aplikasi kompos pada tanaman sawi putih. Tahap pertama pengomposan daun jati dengan berbagai bioaktivator memiliki perlakuan sebagai berikut:  Kompos A = Pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator rumen sapi  Kompos B = Pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator rumen kerbau  Kompos C = pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator rumen kambing  Kompos D = Pengomposan daun jati menggunakan bioaktivator EM4