4
3.2 Hasil Penelitian Aspal Dan Penambahan Bahan Peremaja Pada Aspal
3.2.1 Pemeriksaan Penetrasi
Penetrometer Benda uji
Gambar.2.Alat penetrasi Tabel.2. Hasil pemeriksaan penetrasi aspal.
NO Hasil Aspal
Tua 0,1 mm
Hasil Aspal Baru Pen 6070
0,1 mm Spesifikasi
0,1 mm Jenis
Bahan Tambah Hasil Aspal Tua + Bahan
Peremaja 0,1 mm
2 4
6
1 19,9
66,4 6070
Solar 73,6
90,6 155
2 Minyak Tanah
48,1 79,1
107 3
Minyak Goreng 22,3
58,7 75,2
4 Aspal Baru 6070
32,1 43,4
44,3 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat hasil pengujian penetrasi aspal tua ditambah dengan bahan peremaja jika dibandingkan pada hasil pengujian aspal tua dengan hasil penetasi 19,9 maka
hasil pemeriksaan penetasi aspal yang ditambah dengan bahan peremaja mengalami perubahan kenaikan hasil mendekati hasil dari aspal baru.
Gambar.3 Grafik hasil pengujian penetrasi Berdasarkan Gambar 3 Grafik hasil pengujian penetrasi di atas dapat dilihat bahwa dalam setiap
penambahan kadar bahan peremaja semakin banyak kadar variasi yang ditambahkan maka hasil semakin meningkat.
3.2.2 Pemeriksaan Titik Lembek Aspal
Termometer Kompor Listrik
Benda uji Gambar.4. Peralatan titik lembek
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Titik Lembek Aspal
NO Hasil
Aspal Tua
Hasil Aspal Baru 6070
Spesifikasi Aspal 6070
Jenis Bahan Tambah
Hasil Penambahan Peremaja
˚C 2
4 6
1 58,5
˚C 53,5
˚C ≥ 48 ˚C
Solar 54,5
48,7 44,5
2 Minyak Tanah
57 55
43,7 3
Minyak Goreng 58
53,2 49
4 Aspal Baru 6070
58 57,5
56,3 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel.3 dapat di lihat hasil banyak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010 Devisi 6 Revisi 3. Titik lembek dipengaruhi oleh kandungan paraffin lilin yang terkandung pada
aspal, maka semakin tinggi kandungan paraffin semakin rendah titik lembeknya dan aspal semakin
5
peka terhadap perubahan suhu. Hasil titik lembek aspal yang masuk spesifikasi dan tidaknya dapat diperjelas dengan melihat Gambar.V.2.Grafik hasil pengujian titik lembek aspal di bawah ini:
Gambar.5 Grafik hasil pengujian titik lembek aspal
3.2.3 Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar
Benda uji Kompor Suhu tembak
Gambar.6. Peralatan pengujian titik nyala Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar
NO Hasil
Aspal Tua
Hasil Aspal
Baru Spesifikasi
aspal 6070 Jenis
Bahan Peremaja
Jenis Pengujian
Hasil Penambahan Peremaja
˚C 2
4 6
1 Nyala
358 ˚C
Nyala 297
˚C ≥232 ˚C
Solar Titik Nyala
279 268
252 Titik Bakar
320 280
274 2
≥232 ˚C Minyak Tanah
Titik Nyala 292
273 235
Titik Bakar 304
296 257
3 Bakar
388 ˚C
Bakar 388
˚C ≥232 ˚C
Minyak Goreng
Titik Nyala 320
285 268
Titik Bakar 340
315 303
4 ≥232 ˚C
Aspal baru 6070
Titik Nyala 210
222 236
Titik Bakar 238
304 309
Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel. 4 Hasil pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dapat disimpulkan bahwa pada penambahan bahan tambah solar, minyak tanah, minyak goreng pada kadar 2. 4, 6 hasil
memenuhi spesifikasi mendekati hasil dari aspal baru, sedangkan pada penambahan bahan peremaja aspal baru pada titik nyala yang memenuhi spesifikasi mendekati hasil dari aspal baru
adalah kadar penambahan 6 saja dan untuk titik bakar semua memenuhi spesifikasi mendekati hasil dari aspal baru. Semakin tinggi titik nyala dan titik bakarnya, maka aspal semakin baik.
3.2.4
Pemeriksaan Daktilitas Aspal
Alat uji Daktilitas Benda uji
Gambar.7. Peralatan pengujian daktilitas aspal Tabel 5 Hasil Pemeriksaan Daktilitas
Hasil Aspal Tua
Hasil Aspal Baru
Spesifikasi Jenis Bahan
Peremaja Hasil Penambahan
Peremaja cm
51,5 cm 104 cm
SOLAR
100 cm 2
80,8 100 cm
4 87,2
100 cm 6
116
Minyak Tanah
100 cm 2
71 100 cm
4 76,7
100 cm 6
82,1
Minyak Goreng
100 cm 2
100