3
1. Minyak goreng kunci mas dengan komposisi asam linoleat, asam palmitat, asam oleat, asam
miristat, asam strearat 2. Minyak tanah yang dibeli dari PT. Pertamina
3. Solar yang dibeli dari PT. Pertamina 4. Aspal baru penetrasi 6070 produksi PT. Pertamina Cilacap, Jawa tengah
7. Investigasi karakteristik Aspal :
Pengujian berat jenis, penetrasi, titik lembek dan titik bakar, titik nyala, kelekatan, daktilitas, penetration index, prediksi stiffness dan kehilangan berat akibat panas.
2. METODE
Penelitian dilakukan di dalam Laboratorium Teknik Sipil Univerrsitas Muhammadiyah Surakata. Penelitian ini menggunakan metode uji coba hingga di dapat hasil yang sesuai. Kegiatan ini
meliputi pemeriksaan bahan dan material, proses pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Material yang digunakan adalah aspal yang dituakan dan dicampur dengan bahan peremaja
solar, minyak tanah, minyak goreng, aspal baru. Tahapan Penelitian
1. Tahap I
: Persiapan 2. Tahap II
: Pembuatan Aspal tua 3. Tahap III : Pemeriksaan Aspal tua
4. Tahap IV : Pengujian Aspal Tua ditambah dengan Bahan Peremaja 5. Tahap V
: Menganalisis Pengaruh Bahan Peremaja Terhadap Penuaan Aspal 6. Tahap VI : Kesimpulan dan Saran
3. HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembuatan Aspal Tua
Pembuatan penuaan aspal tua penuaan jangka panjang dengan cara mengoven aspal baru 6070 selama 120 jam atau ± 5 hari pada suhu 85
C.
Gambar.1. Hasil aspal tua jangka panjang Untuk melihat hasil pemeriksaan aspal tua dapat dilihat pada Tabel.1 Hasil pemeriksaan aspal
tua di bawah ini : Tabel V.1 Hasil Pengujian Karakteristik Pada Aspal.
NO Jenis Pengujian
Spesifikasi aspal 6070
Hasil Aspal baru 6070
Hasil Aspal Tua
Satuan 1
Titik Nyala ≥232
297 358
˚ C Titik Bakar
388 388
˚ C 2
Berat jenis ≥ 1,0
1,05 0,99
- 3
Penetrasi 6070
66,4 19,9
0,1 mm 4
Kelekatan Aspal Min 95
100 94,91
5 Kehilangan Berat
≤ 0,8 0,05
0,3 6
Titik Lembek ≥ 48
53,5 58,5
˚ C 7
Daktilitas 100
104 51,5
Cm 8
Penetrasi Indek -1
˂ PI ˂ 1 0,345
-1,176 Sumber : Hasil Penelitian dan Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa aspal baru yang dituakan dalam suhu 85̊ C
dengan jangka waktu ± 5 hari banyak hasil yang tidak memenuhi spesifikasi aspal baru Binamarga 2010 devisi 6 revisi 3 dikarenakan aspal mengalami oksidasi. Oksidasi pada campuran
menyebabkan aspal menjadi getas, sehingga daya dukung aspal menurun dan hasil banyak mengalami penurunan atau tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
4
3.2 Hasil Penelitian Aspal Dan Penambahan Bahan Peremaja Pada Aspal
3.2.1 Pemeriksaan Penetrasi
Penetrometer Benda uji
Gambar.2.Alat penetrasi Tabel.2. Hasil pemeriksaan penetrasi aspal.
NO Hasil Aspal
Tua 0,1 mm
Hasil Aspal Baru Pen 6070
0,1 mm Spesifikasi
0,1 mm Jenis
Bahan Tambah Hasil Aspal Tua + Bahan
Peremaja 0,1 mm
2 4
6
1 19,9
66,4 6070
Solar 73,6
90,6 155
2 Minyak Tanah
48,1 79,1
107 3
Minyak Goreng 22,3
58,7 75,2
4 Aspal Baru 6070
32,1 43,4
44,3 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat hasil pengujian penetrasi aspal tua ditambah dengan bahan peremaja jika dibandingkan pada hasil pengujian aspal tua dengan hasil penetasi 19,9 maka
hasil pemeriksaan penetasi aspal yang ditambah dengan bahan peremaja mengalami perubahan kenaikan hasil mendekati hasil dari aspal baru.
Gambar.3 Grafik hasil pengujian penetrasi Berdasarkan Gambar 3 Grafik hasil pengujian penetrasi di atas dapat dilihat bahwa dalam setiap
penambahan kadar bahan peremaja semakin banyak kadar variasi yang ditambahkan maka hasil semakin meningkat.
3.2.2 Pemeriksaan Titik Lembek Aspal
Termometer Kompor Listrik
Benda uji Gambar.4. Peralatan titik lembek
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Titik Lembek Aspal
NO Hasil
Aspal Tua
Hasil Aspal Baru 6070
Spesifikasi Aspal 6070
Jenis Bahan Tambah
Hasil Penambahan Peremaja
˚C 2
4 6
1 58,5
˚C 53,5
˚C ≥ 48 ˚C
Solar 54,5
48,7 44,5
2 Minyak Tanah
57 55
43,7 3
Minyak Goreng 58
53,2 49
4 Aspal Baru 6070
58 57,5
56,3 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel.3 dapat di lihat hasil banyak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010 Devisi 6 Revisi 3. Titik lembek dipengaruhi oleh kandungan paraffin lilin yang terkandung pada
aspal, maka semakin tinggi kandungan paraffin semakin rendah titik lembeknya dan aspal semakin