Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar

6 100 cm 4 103 100 cm 6 105 Aspal Baru 6070 100 cm 2 113 100 cm 4 120 100 cm 6 127 Berdasarkan Tabel.5 Hasil pemeriksaan daktilitas didapat hasil yang memenuhi spesifikasi uji daktilitas 100 cm adalah penambahan solar dengan kadar variasi 6, Minyak goreng dengan kadar variasi 2, 4 , 6, Aspal baru 6070 dengan kadar variasi 2, 4, 6. Pada penambahan bahan minyak tanah semua hasil tidak memenuhi spesifikasi binamarga 2010 Divisi 6 revisi 3.

3.2.5 Pemeriksaan Kelekatan Aspal

Benda uji Gelas ukur Gambar.8. Peralatan pengujian kelekatan aspal terhadap agregat Tabel. 6 Hasil Pemeriksaan Kelekatan Aspal Terhadap Agregat Baru NO Hasil Aspal Tua Hasil Aspal Baru Spesifikasi aspal 6070 Jenis Hasil Penambahan Peremaja 2 4 6 1 94,91 100 Min 95 Solar 100 100 100 2 Min 95 Minyak Tanah 99,7 99,79 99,8 3 Min 95 Minyak Goreng 99,42 99,94 99,97 4 Min 95 Aspal Baru 99,69 99,79 99,81 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil setelah penambahan bahan peremaja mengalami kenaikan hasil bila dibandingkan dengan hasil aspal tua dan semua hasil memenuhi spesifikasi mendekati hasil dari aspal baru. 3.2.6 Pemeriksaan Berat Jenis Aspal Benda uji Picnometer Gambar.9. Peralatan pemeriksaan berat jenis Tabel 7 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis pada Aspal NO Hasil Aspal Tua Hasil aspal Baru 6070 Spesifikasi aspal 6070 Jenis Hasil Penambahan 2 4 6 1 0,99 1,05 ≥ 1,0 Solar 1,01 1,08 1,09 2 Minyak Tanah 1,02 1,07 1,32 3 Minyak Goreng 1,05 1,07 1,08 4 Aspal Baru 6070 1,00 1,01 1,05 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian Berdasarkan Tabel.7 dapat dilihat semua hasil mengalami kenaikan yang lebih baik dalam setiap penambahan bahan peremaja dengan ketentuan spesifikasi ≥ 1,0. Semakin tinggi hasil berat jenis maka semakin kecil kandungan minyak dalam aspal dan hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi hasil maka semakin baik kualitas aspalnya. Gambar.10 Grafik hasil pengujian berat jenis 7

3.2.7 Kehilangan Berat Akibat Panas

Oven kehilangan berat Gambar.11. Peralatan pengujian kehilangan berat Tabel .8 Hasil Pemeriksaan Kehilangan Berat Akibat Panas pada Aspal NO Hasil Aspal Tua Hasil Aspal Baru Spesifikasi aspal 6070 Jenis Hasil 2 4 6 1 0.3 0.05 ≤ 0,8 Solar 1,07 1,38 1,98 2 ≤ 0,8 Minyak Tanah 0,52 0,99 1,52 3 ≤ 0,8 Minyak Goreng 0,73 0,78 0,88 4 ≤ 0,8 Aspal Baru 0,58 0,55 0,52 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian Berdasarkan di atas dapat disimpulkan hasil yang lolos spesifikasi Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 adalah penambahan peremaja minyak tanah dengan kadar variasi 2, minyak goreng dengan kadar variasi 2 dan 4, aspal baru semua kadar variasi memenuhi, penambahan solar semua kadar variasi tidak memenuhi. Nilai kehilangan berat akibat panas semakin besar maka semakin besar pula penguapan minyak yang terkandung di dalam aspal, sehingga dapat mengakibatkan aspal menjadi keras dan getas. Fungsi kandungan minyak pada aspal sebagai pelapis perkerasan jalan dari suhu yang berubah ubah.

3.3 Penetrasi Indeks

Penetrasi indek adalah angka kuantitatif yang menentukan kepekaan aspal terhadap temperatur. Pengikat aspal dengan penetrasi yang tinggi disebut lunak, sedangkan dengan penetrasi rendah disebut keras. Untuk hasil penetrasi indek dapat dilihat pada Tabel V.9 di bawah ini. Tabel. 9 Hasil Penetrasi Indek NO Hasil Aspal Tua Hasil Aspal Baru Spesifikasi aspal 6070 Jenis Hasil 2 4 6 1 1,176 0,345 -1 ˂ PI ˂ 1 Solar 0,909 -0,164 0,526 2 -1 ˂ PI ˂ 1 Minyak Tanah 0,345 1,321 -1,045 3 -1 ˂ PI ˂ 1 Minyak Goreng -1,045 -0,476 -0,476 4 -1 ˂ PI ˂ 1 Aspal Baru -0,323 0,17 -0,164 Sumber : Ditjen Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 dan Hasil Penelitian Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penetrasi indek untuk campuran solar 2 ,4 , 6 memenuhi, minyak tanah 2, memenuhi, minyak goreng 4, 6 dan aspal baru 2, 4, 6 memenuhi. Semakin tinggi hasil penetrasi indek maka semakin kurang peka terhadap perubahan temperatur dan sebaliknya semakin rendah penetrasi indek maka semakin peka terhadap perubahan temperatur.

3.4 Prediksi Stiffness Nilai Kekakuan Aspal

Prediksi stiffness adalah nilai kekakuan suatu aspal yang dipengaruhi oleh lama pembebanan dan suhu. Untuk mencari kekakuan aspal dapat diketahui dengan rumus : dengan : S b T = Kekakuan Aspal MPa RB R T = Titik Lembek Setelah Penghamparan ˚C asp PI = Temperatur Lapis Beraspal ˚C R t1 = Waktu Pembebanan detik = Penetrasi Indek Setelah Penghamparan