8
Untuk memperoleh besaran titik lembek setelah pemulihan dan penetrasi indek setelah pemulihan dapat diestimasi dengan nilai penetrasi awal P
1
P
, persamaannya adalah sebagai berikut :
R
= 0,65 P
1
T 1
RB R
= 98,4 - 26,35 log
10
P
R
PI 2
R
82 ,
232 log
35 ,
76 65
, 21
log 27
1 10
1 10
− −
P P
= 3
Tabel 10 Hasil prediksi stiffness Nilai Kekakuan Aspal
Jenis P
P
1
T
R RB
R
PI ˚C
t
R 1
Kekakuan Aspal , S detik
b
Temperatur ˚C
V t
20 MPa 40 MPa
Aspal Tua
19,9 13
69,1 -0,10
10 kmjam 0,077
76,8 5,62
20 kmjam 0,040
97,7 7,15
40 kmjam 0,021
123,8 9,06
Rata rata 99,4
7,3 Aspal Tua + Solar
2 73,6
48 54,1
-0,32 10 kmjam
0,077 10,0
0,122 20 kmjam
0,040 12,8
0,155 40 kmjam
0,021 16,2
0,197
Rata rata 13,0
0,158
4 90,6
59 51,8
-0,37 10 kmjam
0,077 6,6
0,122 20 kmjam
0,040 8,4
0,059 40 kmjam
0,021 18,8
0,074
Rata rata 11,3
0,085
6 155
101 45,6
-0,57 10 kmjam
0,077 1,9
0,001 20 kmjam
0,040 2,4
0,001 40 kmjam
0,021 3,0
0,002
Rata rata 2,4
0,001 Aspal Tua + Minyak Goreng
2 22,3
14 67,8
-0,11 10 kmjam
0,077 66,2
4,407 20 kmjam
0,040 84,3
5,609 40 kmjam
0,021 106,8
7,110
Rata rata 85,8
5,7
4 58,7
38 56,7
-0,27 10 kmjam
0,077 15,2
4,407 20 kmjam
0,040 19,4
0,379 40 kmjam
0,021 24,5
0,481
Rata rata 19,7
1,8
6 75,2
49 53,9
-0,32 10 kmjam
0,077 9,6
0,111 20 kmjam
0,040 12,2
0,142 40 kmjam
0,021 15,5
0,179
Rata rata 12,5
0,1 Aspal Tua + Minyak Tanah
2 48,1
31 59,0
-0,23 10 kmjam
0,077 21,4
0,587 20 kmjam
0,040 27,2
0,747 40 kmjam
0,021 34,5
0,947
Rata rata 27,7
0,8
4 79,1
51 53,3
-0,34 10 kmjam
0,077 8,7
0,587 20 kmjam
0,040 11,1
0,113 40 kmjam
0,021 14,1
0,143
Rata rata 11,3
0,3
6 107
70 49,9
-0,43 10 kmjam
0,077 4,6
0,018 20 kmjam
0,040 5,9
0,023 40 kmjam
0,021 7,4
0,029
Rata rata 6,0
0,02 Aspal Tua + Aspal Baru
2 32,1
21 63,6
-0,16 10 kmjam
0,077 40,0
1,865 20 kmjam
0,040 50,9
2,373 40 kmjam
0,021 64,5
3,008
Rata rata 51,8
2,4
4 43,4
28 60,2
-0,21 10 kmjam
0,077 25,3
1,865 20 kmjam
0,040 32,1
1,027 40 kmjam
0,021 40,7
1,302
Rata rata 32,7
1,4
6 44
29 59,9
-0,21 10 kmjam
0,077 24,4
0,759 20 kmjam
0,040 31,1
0,966 40 kmjam
0,021 39,4
1,224
Rata rata 31,7
1,0
Sumber : Hasil perhitungan pengujian
9
Hubungan antara kekakuan aspal dengan temperatur dan waktu pembebanan seperti disajikan pada Tabel. V.10 Nilai kekakuan aspal maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar penambahan
bahan peremaja maka semakin kecil nilai kekakuan aspal. Hal ini dapat dibuktikan bahwa bahan peremaja berperan dalam mengurangi kekakuan suatu aspal. Pengaruh yang timbul saat
penambahan bahan peremaja adalah semakin tinggi temperatur maka hasil kekakuan aspal semakin menurun, semaki tinggi kecepatan maka pembebanan semakin menurun dan kekakuan aspal semkin
rendah, semakin tinggi kadar penambahan bahan peremaja maka semakin menurun nilai kekakuan suatu aspal.
3.5 Mencai Kadar Variasi Penambahan Bahan Peremaja Terhadap Aspal
3.5.1 Kadar Penambahan Solar pada Aspal Tua
Untuk melihat hasil kadar pencampuran bahan peremaja solar terbaik dapat dilihat pada Gambar 13 Grafik penentuan kadar solar terbaik di bawah ini.
Gambar 13 Grafik Penentuan Kadar Solar Terbaik Kadar Penambahan Peremaja Minimum
= 2 Kadar Penambahan Peremaja Maksimum
= 4 Kadar Penambahan Peremaja Optimum
= 2
2+4 = 3
Jadi kadar terbaik campuran peremaja dengan tidak mempertimbangkan hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi spesifikasi dari kadar variasi 2, 4, 6 dapat diperoleh campuran aspal tua
ditambah dengan solar adalah 3 dari total aspal. 3.5.2
Kadar Pencampuran Minyak Goreng pada Aspal Tua
Untuk melihat hasil pencampuran bahan peremaja minyak goreng dapat dilihat pada Gambar 14 Grafik Penentuan kadar aspal terbaik minyak goreng di bawah ini.
Gambar 14 Grafik Penentuan Kadar Minyak Goreng Terbaik Kadar Penambahan Peremaja Minimum
= 4,2 Kadar Penambahan Peremaja Maksimum
= 5,17 Kadar Penambahan Peremaja Optimum
= 2
4,2+5,17 = 4,6
Jadi kadar terbaik campuran peremaja dengan tidak mempertimbangkan hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi spesifikasi dari kadar variasi 2, 4, 6 dapat diperoleh campuran aspal tua
ditambah dengan minyak goreng adalah 4,6 dari total aspal. 3.5.3
Kadar Pencampuran Minyak Tanah pada Aspal Tua
Untuk melihat hasil pencampuran bahan peremaja minyak tanah dapat dilihat pada Gambar V.3 Grafik Penentuan kadar minyak tanah terbaik di bawah ini.
10
Gambar V.8 Grafik Penentuan Kadar Minyak Tanah Terbaik Kadar Penambahan Peremaja Minimum
= 2,7 Kadar Penambahan Peremaja Maksimum
= 3,2 Kadar Penambahan Peremaja Optimum
= 2
2,7+3,2 = 2,9
Jadi kadar terbaik campuran peremaja dengan tidak mempertimbangkan hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi spesifikasi dari variasi 2, 4, 6 dapat diperoleh campuran aspal tua ditambah
dengan minyak tanah adalah 2,9 dari total aspal. 3.5.4 Kadar Pencampuran Aspal Baru pada Aspal Tua
Untuk melihat hasil pencampuran bahan peremaja aspal baru dapat di lihat pada Gambar V.3 Grafik Penentuan kadar aspal baru terbaik di bawah ini.
Gambar V.9 Grafik Kadar Aspal Optimum Minyak Tanah Kadar Penambahan Peremaja Minimum
= 5,5 Kadar Penambahan Peremaja Maksimum
= 6 Kadar Penambahan Peremaja Optimum
= 2
5,5 + 6 = 5,75
Jadi kadar terbaik campuran peremaja dengan tidak mempertimbangkan hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi spesifikasi dari kadar variasi 2, 4, 6 dapat diperoleh campuran aspal tua
ditambah dengan aspal baru 6070 adalah 5,75 dari total aspal.
4. PENUTUP
Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pengujian aspal yang dituakan didapat hasil yang memenuhi spesifikasi Bina
Marga 2010 Divisi 6 revisi 3 yaitu titik nyala 358 ˚C, titik bakar 388˚C, kehilangan berat 0,3 ,
titik lembek 58,5 ˚C. Hasil yang tidak memenuhi spesifikasi berat jenis 0,99, penetrasi 19,8 0,1
mm, kelekatan aspal 94,91 , daktilitas 940 mm, dan penetrasi indek 1,176. Hal ini disebabkan karena aspal yang dituakan dalam suhu
85̊ C dalam waktu ± 5 hari mengalami oksidasi. 2. Berdasarkan semua hasil pengujian aspal dengan penambahan bahan peremaja hasilnya dapat
dikatakan bisa mengembalikan hasil atau meremajakan hasil dari aspal yang sudah mengalami penuaan, dengan hasil yang mendekati dari spesifikasi aspal baru. Untuk hasil penetrasi indek
setelah penambahn bahan peremaja hasilnya banyak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3. Hasil dari kekakuan aspal Stiffness setelah penambahan bahan peremaja
hasilnya semakin banyak penambahan kadar variasi bahan peremaja semakin kecil nilai kekakuan aspalnya.
3. Berdasarkan semua hasil pengujian yang diperoleh dengan pertambahan bahan peremaja yang berupa solar, minyak tanah, minyak goreng dan aspal baru, bahan peremaja yang bagus dalam