usia 20-25 tahun merupakan kelompok usia yang paling sedikit memenuhi kriteria subjek penelitian atau hanya sekitar 5. Dari tabel diatas juga dapat
dilihat bahwa masih terdapat kasus menorrhagia pada usia 50 tahun yaitu
sekitar 10 untuk kasus PUD perimenopause.
Data ini sedikit berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Stefano L dkk, pada penelitian tersebut jumlah usia sampel terbanyak umumnya
diusia reproduksi yaitu 25-35 tahun.
4.2. Grafik distribusi lama haid dari responden sebelum dan sesudah pengobatan Danazol intravaginal
Dari ke 40 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini diperoleh data lama haid yang tertera pada tabel di atas, baik sebelum dan sesudah treatment
dilakukan. Sebelum dilakukan treatment, haid terlama pada responden adalah 10 hari 15 orang dan minimal 7 hari dengan rata-rata lama haid adalah 8,83 hari.
Setelah dilakukan treatment, baik pada bulan pertama maupun bulan kedua,
Universitas Sumatera Utara
ternyata dari 15 responden yang lama haidnya 10 hari berkurang tinggal menjadi hanya satu orang responden . Sedangkan untuk lama haid yang terpendek, pada
bulan pertama 4 hari dan pada bulan kedua 3 hari saja. Rata-rata lama haid 40 responden ini menunjukkan penurunan sebelum dan sesudah dilakukan
treatment seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Pada bulan pertama rata-rata lama haid menurun dari 8,83 hari menjadi 6,63 hari dan pada bulan ke dua
menurun dari 8,83 hari menjadi 5,95 hari.
8.83 6.63
5.59
1 2
3 4
5 6
7 8
9
SD 1,11 SD 1,08
SD 1,22 pre treatmen
post treatmen I post treatmen II
Dari uji satistik dengan menggunakan t-test menunjukkan adanya penurunan yang bermakna untuk lama perdarahan pada post treatment bulan pertama dan
kedua p 0,05. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yg
dilakukan oleh stefano L dkk, pada penelitian tersebut dijumpai angka standar deviasi setelah treatmen adalah 0,6-0,8. Tetapi hampir sama dalam
pengurangan jumlah hari, yaitu 6-2 hari dalam setiap siklus.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan efektivitas penurunan lama perdarahan, penggunaan Danazol pada bulan pertama menyebabkan lama perdarahan menjadi rata-rata 6,63 ± 1,08 hari
sedangkan penggunaan Danazol sampai bulan kedua lama perdarahan semakin menurun menjadi 5,95±1,22 hari. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
Danazol sampai bulan kedua telah dapat menurunkan lama perdarahan sampai kepada jumlah hari yang normal dalam satu siklus haid. Dengan demikian
penggunaan dazanol intravaginal untuk kasus menorhagia dapat diberikan selama dua siklus kemudian perlu dilakukan evaluasi kembali untuk
mempertahankan lama perdarahan yang normal.
4.3. Grafik distribusi volume perdarahan haid menurut skor PBAC dari responden sebelum dan sesudah pengobatan Danazol intravaginal
Dari ke 40 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini diperoleh data
volume haid yang tertera pada tabel di atas, baik sebelum dan sesudah treatment dilakukan. Sebelum dilakukan treatment, volume rata-rata skor PBAC
Universitas Sumatera Utara
201,4. Setelah dilakukan treatment pada bulan pertama, ternyata rata-rata skor PBAC menjadi 103,1 yang berarti berkurang sebanyak 98,3 poin dari sebelum
treatment. Rata-rata volume haid setelah penggunaan Dazanol intravaginal bulan kedua menjadi sebesar 73,7 yang berarti berkurang sebanyak 29,4 poin
dari skor PBAC bulan pertama. Kecenderungan penurunan ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
201.4
103.1 73.7
50 100
150 200
250
SD 57,7 SD 33,23
SD 34,34 pre treatmen
post treatmen I post treatmen II
Dari uji satistik dengan menggunakan uji t-test menunjukkan adanya penurunan yang bermakna untuk nilai skor PBAC pada post treatment bulan pertama dan
kedua p 0,05 Berdasarkan efektivitas penurunan nilai skor PBAC, penggunaan Danazol pada
bulan pertama menyebabkan nilai skor PBAC menjadi rata-rata 103,1 ± 33,23 point sedangkan penggunaan Danazol sampai bulan kedua nilai skor PBAC
semakin menurun menjadi 73,7±34,34. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Danazol sampai bulan kedua telah dapat menurunkan nilai skor PBAC sampai
kepada skor yang normal dalam satu siklus haid. Dengan demikian penggunaan
Universitas Sumatera Utara
dazanol intravaginal untuk kasus menorhagia dapat diberikan selama dua siklus kemudian perlu dilakukan evaluasi kembali untuk mempertahankan nilai skor
PBAC yang normal. Pada pemberian pervaginam, konsentrasi danazol pada jaringan uterus
ditemukan 10 kali lipat daripada level yang didapatkan pada pemberian secara sistemik, walaupun pemberian secara sistemik kadarnya dalam plasma 7 kali
lipat lebih daripada pemberian pervaginam. Berkurangnya volume darah haid setelah penggunaan danazol mungkin
berkaitan dengan efek danazol terhadap aktifitas steroidogenesis. Danazol bersifat androgenik, yang menyebabkan atrophi endometrium akibat
penekanan fungsi ovarium dan produksi estrogen yang diketahui berhubungan langsung dengan estrogen endometrium dan reseptor progestin.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Tabel distribusi efek samping Danazol intravaginal pada responden