6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Pecut kuda tumbuh liar di tepi jalan, tanah lapang dan tempat- tempat terlantar lainnya. Tanaman yang berasal dari Amerika ini dapat ditemukan di
daerah cerah, sedang, terlindung dari sinar matahari dan pada ketinggian 1- 1500 m dpl. Pecut kuda merupakan terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi ± 50 cm,
tumbuh liar disisi jalan daerah pinggir kota, tanah kosong yang tidak terawat. Daun letak berhadapan, bentuk bulat telur, tepi bergerigi, tidak berambut. Bunga
duduk tanpa tangkai pada bulir - bulir yang berbentuk pecut, panjang 4 - 20 cm. bunga mekar tidak berbarengan, kecil - kecil warna ungu, putih Dalimartha,
2000.
2.1.1 Sistematika tumbuhan
Kedudukan kategori taksa untuk jenis pecut kuda di dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Stachytarpheta
Spesies : Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl
Depkes, 2000.
Universitas Sumatera Utara
7
2.1.2 Nama lokal
Jawa : jarong Sunda, biron, karomenal, sekar laru, ngadirenggo jawa Dalimartha, 2000.
2.1.3 Nama asing
Yu long Bian Cina, Snakeweed Inggris Dalimartha, 2000.
2.1.4 Kandungan kimia
Pecut kuda mengandung glikosida, flavonoid dan alkaloid Dalimartha, 2000.
2.1.5 Khasiat tumbuhan
Herba pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl digunakan sebagai obat infeksi dan batu saluran kencing, rematik, sakit tenggorokan,
pembersih darah, haid tidak teratur, keputihan, hepatitis A. Bunga dan tangkainya untuk pengobatan radang hati sedangkan akarnya untuk pengobatan keputihan
Dalimartha, 2000.
2.2 Metode Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan Depkes, 2000. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung BPOM, 2012.
Ekstraksi dalam istilah farmasi yaitu proses pemisahan bagian senyawa aktif yang berkhasiat sebagai obat dari jaringan tanaman atau hewan dengan
menggunakan pelarut tertentu, sesuai prosedur standart yang akan menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
8 ekstrak Depkes, 1979. Zat aktif yang terdapat dalam simplisia dapat
digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain Ditjen POM, 2000. Tujuan utama ekstraksi adalah untuk mendapatkan atau
memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan Syamsuni, 2006.
Metode ekstraksi yang umum digunakan antara lain yaitu: a.
Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan, sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Ditjen POM, 2000. b.
Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu
baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan kedalam
bejana perkolator, tetapi dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari sekurang-kurangnya selama 3 jam Ditjen POM, 2000.
c. Refluks
Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya dalam waktu tertentu dimana pelarut akan terkondensasi
menuju pendingin dan kembali ke labu Ditjen POM, 2000. d.
Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang
selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet dimana pelarut akan
Universitas Sumatera Utara
9 terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel
Ditjen POM, 2000. e.
Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada
temperatur lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C Ditjen POM, 2000.
f. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit Ditjen POM, 2000.
g. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit Ditjen POM, 2000.
2.3 Toksisitas