Lahan kelapa sawit miliknya yang berada di Desa Rokan Baru ia percayakan pengelolaannya kepada Bapak Giso. Setiap sebulan atau dua
bulan sekali Bapak Saam datang mengontrol lahan kelapa sawitnya. Bapak Saam dan Bapak Giso tidak ada ikatan keluarga. Mereka saling kenal karena
di kenalkan oleh teman Bapak Saam yang juga memiliki ladang di Desa Rokan Baru.
2. Informan Kunci dari Kalangan Buruh Tani
a. Giso
Bapak Giso adalah seorang petani berusia 36 tahun yang juga ber- etnis Jawa. Bapak Giso telah menjadi petani kelapa sawit sejak 10 tahun
yang lalu, yaitu sejak ia menikah dan menetap di Desa Rokan Baru. Sebelum menetap di desa tersebut, Bapak Giso merupakan penduduk asal
Kota Kisaran. Menurutnya, menjadi petani merupakan satu-satunya pilihan pekerjaannya karena dia sangat menyadari betul akan keterbatasan
pendidikan yang dikenyamnya hanya sebatas tamatan sekolah menegah pertama SMP. Ia juga mengakui kalau Ia tidak banyak memiliki
keterampilan lain, oleh sebab itu Ia memutuskan untuk menjadi seorang petani sejak ia berkeluarga.
Sekarang ia memiliki seorang istri dan 4 empat orang anak yakni 2 dua orang anak laki-laki dan 2 dua orang anak perempuan.Pak Giso
hanya memiliki lahan kelapa sawit seluas 1 hektar. Lahan kelapa sawit itu ia peroleh dari hasil kerja kerasnya di masa lajang. Sebelum menikah Pak Giso
bekerja sebagai buruh bangunan di Kota Kisaran. Setelah menikah, uang hasil kerja bangunannya tersebut ia gunakan untuk membeli lahan kelapa
sawit 1 hektar di Desa Rokan Baru. Alasan beliau membeli lahan di desa ini dikarenakan harga lahan gambut di masa lalu masih sangat murah, yaitu
sebesar Rp. 5.000.000 per hektar. Setelah membeli lahan kelapa sawit gambut, Pak Giso beserta istri pindah ke desa ini.
Meskipun Pak Gisotelah memiliki kelapa sawit seluas 1 hektar, akan tetapi hasil dari lahan kelapa sawitnya tersebut tidaklah cukup memenuhi
kebutuhan keluarganya yang beraneka ragam. Untuk menutupi kebutuhan
yang kurang, Pak Giso bekerja menjadi buruh tani bagi petani-petani yang berasal dari luar Desa Rokan Baru. Saat ini ia menjadi buruh tani Bapak
Saam, yaitu seorang petani yang berasal dari Kota Pinang.
b. Ambik