76
4.2.5 Tataguna, Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Berbagai jenis, penyebaran dan luas penggunaan lahan merupakan indikator keseimbangan penutupan lahan di dalam DAS
Kaligarang. Apakah penyebaran yang ada sesuai dengan kamampuan dan daya dukung lahan ataukah sudah tidak rasional lagi.
Berdasarkan rencana tata ruang provinsi yang menyatakan bahwa DAS Kaligarang merupakan salah satu daerah tangkapan air
untuk provinsi Jawa Tengah, maka penggunaan lahan yang sesuai
LPS untuk DAS ini adalah berupa hutan atau semak belukar yang mempunyai penutupan tajuk sebesar 60 Suripin, 2002 sehingga
dapat menahan air hujan dan memberikan kesempatan pada tanah untuk menyerap air tetesannya sehingga ketersediaan air terutama pada
saat musim kemarau air masih memadai. Dari data yang didapat di lapangan maka penggunaan lahan atau
lahan yang tersedia untuk hutan adalah seluas 1.838 hektar, maka
kesesuaian penggunaan lahannya KPL adalah sebesar :
KPL = LPSLUAS DAS x 100 KPL = 1.83820.080x 100
KPL = 9,15 Untuk mencari nilai indeks penutupan lahan maka dicari luas
penutupan lahan yang bervegetasi permanen LVP . Untuk DAS
Kaligarang yang merupakan lahan yang bervegetasi permanen adalah
lahan hutan dengan luas 1.838 hektar, maka indeks penutupan lahan IPL
adalah sebesar : IPL = LVPLUAS DAS x 100
IPL = 1.83820.080x 100 IPL = 9,15
Dari angka yang didapatkan mengenai kesesuaian lahan yang ada di DAS Kaligarang sebesar 9,15, berarti bahwa angka kesesuaian
lahan masih dibawah angka yang seharusnya atau yang ditolerir yaitu
77
minimal sebesar 30 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, jadi kesesuaian lahan di DAS Kaligarang adalah sangat jelek.
Oleh karena itu di DAS Kaligarang perlu dilakukan peningkatan atau penambahan daerah yang bervegetasi permanen minimal 21 dari
luas total ditambah luas yang ada sekarang. Dari hasil pengamatan di sekitar lokasi DAS Kaligarang masih terdapat penebangan-penebangan
dan penggundulan hutan yang dilakukan pada waktu musim kemarau dan diganti dengan perkebunan. Kegiatan ini akan sangat berbahaya
dan akan semakin mengurangi yang bervegetasi permanen yang akan berdampak pada degradasi lingkungan sekitar DAS dan salah satunya
adalah peningkatan air larian yang berlebihan pada waktu musim penghujan dan penurunan kuantitas air pada waktu musim kemarau.
Ini disebabkan karena air dari hujan tidak sempat terinfiltrasi akibat tidak adanya tanaman penahan sehingga persediaan air pada waktu
musim kemarau tidak ada dan pada saat musim penghujan air larian semakin besar karena berkurangnya atau bahkan tidak ada lagi air
hujan yang tertahan dan terinfiltrasi ke dalam tanah sehingga air hujan tersebut langsung masukmengalir semua ke sungai .
Hal tersebut di atas akan berdampak pada peningkatan debit sungai pada musim hujan, bahkan akan dapat meningkatkan erosi yang
ditimbulkan akibat energi kinetik hujan yang langsung menyentuh tanah. Dampak lainnya adalah peningkatan sedimentasi di daerah hilir
akibat terjadinya erosi yang membawa material ke dalam sungai sehingga terjadi pendangkalan terutama pada daerah hilir sungai.
4.2.6 Produktifitas Lahan