OBYEK PADA TRANSAKSI ANJAK PIUTANG

d. Exportir yang menjual piutang.

3. OBYEK PADA TRANSAKSI ANJAK PIUTANG

Timbulnya usaha anjak piutang adalah karena adanya piutang, akan tetapi tidak semua jenis piutang dapat dijadikan obyek timbulnya perjanjian anjak piutang, misalnya kredit bank. Meskipun kredit bank merupakan piutang dan dapat dialihkan, akan tetapi secara tradisi tidak termasuk obyek perjanjian anjak piutang. Begitu juga terhadap piutang yang timbul dari transaksi pinjam-memimjam. Piutang yang dapat menjadi oyek usaha anjak piutang adalah piutang dagang yang berupa tagihan-tagihan dagang yang belum jatuh tempo account receivable, baik berdasarkan surat berharga atau hanya berupa tagihan lewat invoice dagang biasa. Piutang dagang yang dapat menjadi obyek perjanjian anjak piutang adalah yang memiliki ketentuan sebagai berikut ; 1. Piutang yangterdiri dari seluruh tagihan berdasarkan invoice-invoice dari suatu perusahaan yang belum jatuh tempo 2. Piutang yang timbul dari surat-surat berharga yang belum jatuh tempo. 3. Piutang yang timbul dari suatu proses pengiriman barang, yang merupakan pengganti letter of credit LC. 4. Piutang yang kerupakan tagihan-tagihan tertentu yang belum jatuh tempo. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan anjak piutang meliputi ; 1. Pembelian atau pengambil alihan piutang jangka jangka pendek yang timbul dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. Yang dimaksud dengan tagihan jangka pendek adalah tagihan yang berjangka waktu 1 satu sampai 5 lima bulan dengan demikian tagihan piutang yang menjadi obyek kegiatan perusahaan anjak piutang adalah tagihan yang timbul dari transaksi perdagangan yang berjangka waktu 1satu sampai 5lima bulan, sedangkan yang dimaksud dengan pembiayaan perdagangan dalam kegiatan perusahaan anjak piutang adalah pembiayaan yang timbul akibat penjualan barang atau jasa dengan pembayaran secara kredit. Penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang bagi perusahaan yang menggunakan jasa perusahaan anjak piutang. 2. Penagihan pitang perusahaan klien. Dalam melakukan transaksi anjak piutang dengan cara mengalihkan atau menjual piutang yang dimiliki oleh klien kepada perusahaan anjak piutang baik melalui cara cessie, subrogasi maupun novasi mutlak diperhatikan. Sedang menurut pasal 1413 KUH Perdata, ada 3tiga macam cara untuk melakukan pembaharuan utang ; 1. Apabila seseorang yang berhutang membuat suatu perikatan hutang baru guna orang yang menghutangkan kepadanya, yang menggantikan utang yang lama, yang dihapus karenanya. 2. Apabila sesorang berhutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berhutang lama yang oleh si berpiutang dibebaskan dari perikatannya. 3. Apabila sebagai akibat suatu persetujuan baru, seseorang berpiutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berpiutang lama, terhadap siapa si berhutang dibebaskan dari perikatannya. Sebelum melakukan kegiatannya, perusahaan anjak piutang wajib memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan, sesuai dengan pasal 10 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan R.I. No. 1251 KMK.013 1988, yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan No.84PMK.0122006 Tentang Perusahaan Pembiayaan,dengan melaporkan ; 1. Akte pendirian perusahaan pembiayaan yang telah disahkan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Buku pelunasan modal disetor untuk perseroan terbatas atau simpanan pokok serta simpanan wajib untuk koperasi pada salah satu bank di Indonesia. 3. Contoh perjanjian pembiayaan yang digunakan. 4. Daftar susunan pengurus perusahaan 5. Nomor pokok wajib pajak NPWP perusahaan. 6. Neraca pembukuan perusahaan pembiayaan. 7. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan pembiayaan patungan yang di dalamnya tercermin arah Indonesiaisasi dalam kepemilikan saham.

4. HUBUNGAN HUKUM PADA ANJAK PIUTANG